Setelah nonton Tv yang acara sinetron dengan tema cinta, ya Budi duduk depan rumahnya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
"Caitlin" memperkenalkan dirinya sebagai Snow, sebuah batu tulis kosong yang dihasilkan dari kerusakan Kamar Kebangkitan Kesadaran (CRC). Mark Blaine meminta Tim Flash mencoba membalikkan prosesnya tetapi diam-diam mencoba memulihkan Frost juga, mengakibatkan kegagalan fungsi lainnya. Mereka belajar memulihkan Caitlin dan Frost tidak mungkin dan memilih siapa yang akan dipulihkan, tetapi akhirnya memutuskan untuk membiarkan Snow memilih. Sementara itu, Hartley Rathaway diserang oleh Fiddler baru dan pergi ke STAR Labs untuk meminta bantuan. Setelah berbicara dengan Snow, dia mencoba membunuh Fiddler, tetapi Flash meyakinkan dia untuk tidak melakukannya, dan mereka menyelamatkan pacarnya Roderick dan kru mereka dari fase getaran. Mercer mencuri sarung tangan sonik Hartley dan mundur bersama Fiddler, yang diidentifikasi oleh Tim Flash sebagai Andrea Wozzeck. Snow memilih untuk menjalani hidupnya sendiri saat Khione dan Hartley menghancurkan CRC, membuat marah Mark, yang bersumpah untuk membalas dendam dengan Hartley. Speedster menggunakan sarung tangan sonik untuk menstabilkan menjadi bentuk fisik sebelum berencana membuat Central City membayar tindakan Barry.
***
Budi selesai baca cerpen, ya menikmati minum kopi dan makan singkong goreng.
"Eko belum datang. Kalau begitu lanjut baca cerpen lainnya!" kata Budi.
Ya Budi membaca dengan baik cerpen.
Isi cerpen yang di baca Budi :
Suatu ketika Budi menolong Nenek yang mengalami kesusahan. Setelah di tolong Nenek itu, ya memberikan sebotol minuman jamu. Ya Budi menerima sebotol minuman jamu tersebut. Nenek itu pun menghilang gitu. Ya Budi mencoba meminum jamu tersebut. Ternyata Budi mendapatkan kekuatan berlari cepat dari minum jamu buatan Nenek Sakti. Budi menjalankan kehidupannya seperti biasa sebagai anak SMA gitu. Saat Budi mau ke sekolah, ya berjalan kaki menuju tempat angkot ngetem. Terjadi kejahatan gitu, ya perampok toko perhiasan melarikan diri dengan menggunakan mobil. Budi melihat mobil yang ugal-ugalan gitu di jalan raya. Mobil polisi mengejar mobil penjahat tersebut. Sebenarnya Budi tidak ingin campur dengan urusan terjadi kejahatan di masyarakat karena waktunya untuk sekolah gitu.
Pada akhirnya Budi memutuskan untuk menjadi pahlawan bertopeng yang namanya 'Speed'. Budi mengambil topeng di dalam tasnya, ya segera di pakai dengan baik tuh topeng gitu, ya jadi deh pahlawan bertopeng dengan kekuatan super, ya berlari cepat dan berseragam sekolah SMA. Budi berlari cepat dengan baik, ya mengejar mobil penjahat gitu.
Mobil penjahat terkejar dengan baik gitu. Salah satu penjahat mau menembak Budi yang menjadi 'Speed'. Ya tembakan penjahat di hindari sama Speed. Sampai di sebuah markas penjahat, ya mobil berhenti. Dua penjahat keluar dari mobil. Speed berusaha dengan baik, ya mengalahkan dua penjahat yang menembak pada diri Speed. Ya Speed berhasil mengalahkan dua penjahat, ya di buat pingsan dengan di pukul lah. Polisi, ya Lapor Pak!, ya datang ke tempat tersebut, ya untuk menangkap dua penjahat karena memang berdasarkan laporan masyarakat. Speed berlari cepat ke sekolahnya. Di tempat aman, ya Speed membuka topengnya, ya topeng di taruh di dalam tas gitu.
Sampai di depan gerbang sekolah, ya sapam sekolah ingin menutup gerbang sekolah. Sebenarnya Budi di larang masuk sekolah karena telat gitu, ya karena Budi membujuk sapam jadi bolehkan masuk karena cuma telat satu menit saja. Budi masuk sekolahannya dan langsung kekelasnya. Seperti biasa Budi menjalan aktivitasnya sebagai anak sekolah SMA. Ya Budi berteman baik dengan Eko gitu. Tasya teman baik Budi dan juga, ya cewek yang di sukai Budi gitu. Budi tetap fokus pendidikan di sekolah dari pada ngurusin urusan perasaannya suka sama cewek yang di sukai, ya Tasya. Begitu juga dengan Tasya fokus pendidikan sekolah dari pada kisah cinta di sekolah SMA dengan Budi.
Seusai pendidikan sekolah SMA, ya Budi pulang dengan naik angkot. Di dalam angkot, ya Budi menikmati keadaan dengan melihat keadaan lingkungan gitu. Tiba-tiba mobil berhenti gitu, ya karena di depan terjadi masalah. Polisi sedang berusaha menangkap penjahat yang berkuatan super dengan memakai kostum Banteng. Ya Banteng di suruh Bos penjahat bernama King untuk menghancurkan sebuah ruko yang punya Pak Andre. Ya Andre yang melaporkan kejahatan King pada polisi. Ya polisi masih mengurus laporan Pak Andre. Banteng mengamuk menghancurkan apa pun. Budi keluar dari angkot, ya memberikan uang pada sopir gitu. Budi menyari tempat aman untuk berubah jadi pahlawan bertopeng 'Speed'. Budi mengambil topeng di dalam tas, ya di pake dengan baik topeng. Budi yang telah jadi Speed, ya bergerak cepat banget untuk mengalahkan penjahat super yang berkostum Banteng. Pertarungan Speed dan Banteng, ya sangat sengit gitu. Banteng kerjaannya nubruk sana dan sini, ya menghancurkan apa pun, ya sampai mobil polisi gitu.
Speed menghindari serangan Banteng dengan baik gitu. Speed mengambil sebuah kawan baja di sebuah pabrik, ya dekat daerah situ. Dengan kemampuan Speed yang berlari cepat mengelilingi Banteng, ya mengikat seluruh tubuh Banteng dengan kawan baja. Ya Banteng terjatuh. Banteng yang kuat, ya berusaha melepaskan ikatan dari tersebut. Kawat baja ada yang putus gitu. Ada sebuah batang besi, ya di gunakan Speed untuk memukul Banteng, ya agar pingsan gitu. Usaha Speed berhasil, ya Banteng pingsan gitu.
Speed meninggalkan tempat tersebut. Polisi, ya Lapor Pak!, ya menangkap Banteng. Laporan Pak Andre tentang King telah lengkap. King pun di tangkap polisi untuk di penjara. Speed mencari tempat yang baik, ya untuk membuka topengnya dan topeng di taruh di dalam tas gitu. Budi pun pulang ke rumahnya, ya dengan jalan kaki karena memang sudah dekat rumah. Sampai di rumah dan masuk rumah, ya Budi istirahat di rumah dengan baik, ya makan, minum dan nonton Tv dengan acara kartun gitu.
***
Cukup lama Budi baca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya akhirnya selesai gitu, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motornya di parkirkan dengan baik depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Keluh kesah," kata Budi.
"Keluh kesah. Itu sih kebiasaan orang miskin," kata Eko.
"Memang kebiasaan orang miskin, keluh kesah. Ya ingin mengubah keadaan hidup dengan baik. Tetap saja kenyataan tetap kenyataan, ya susah mengubahnya. Hidup di kota, ya di kuasai orang kaya," kata Budi.
"Mau gimana lagi hidup di kota, ya segala hal di kuasai orang kaya. Kalau orang kaya, ya paham ilmu agama, ya mungkin menolong orang miskin dengan cara memberikan pekerjaan atau bantuan berupa sembako, ya berbuat kebaikan gitu. Kalau tidak paham ilmu agama, ya masa bodok," kata Eko.
"Paling-paling bantuan pemerintah, ya itu pun sekedar saja," kata Budi.
"Ya nama juga bantuan pemerintahan. Di atur berdasarkan program yang di buat untuk menanggulangi kemiskinan. Pada akhirnya orang miskin tetap berjuang dengan baik, ya tidak terlalu berharap bantuan pemerintah atau bantuan dari orang kaya. Orang miskin, ya kerja apa pun yang penting jalan baik, ya rezeki halal gitu," kata Eko.
"Memang orang miskin tetap berjuang, ya jalan baik. Bagi yang berpikir pendek, ya berdasarkan data lingkungan di masyarakat di kota Bandar Lampung sampai kota - kota lainnya, ya orang miskin berbuat buruk ini dan itu, ya demi keadaan hidup yang susah," kata Budi.
"Jadi hidup ini, ya tetap antara baik dan buruk," kata Eko.
"Memang hidup ini, ya tetap baik dan buruk. Ya jadinya, ya orang kaya juga....antara baik dan buruk berdasarkan data lingkungan masyarakat di kota Bandar Lampung sampai kota - kota lainnya," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ya...aku baca sebuah artikel di koran. Ya ada hidup yang enak dari pada hidup di kota," kata Budi.
"Hidup yang enak," kata Eko.
"Ceritanya yang di tulis di koran. Tentang satu keluarga kecil yang hidup di pegunungan, ya jauh dari desa dan kota gitu. Rumahnya di buat sederhana, ya rumah gubuk. Makan dan minuman, ya di dapatkan dengan baik, ya sekitar pegunungan. Ya tanaman yang nilai jual tinggi di pasar, ya tanaman tersebut di dapatkan sekitar pegunungan dan terkadang di jual sama Ayah ke kota. Hasil jual tanaman tersebut, ya bisa beli pakaian dan keperluan sehari-hari gitu," kata Budi.
"Cerita yang menarik hidup tentang keluarga kecil yang hidup di pegunungan. Sederhana," kata Eko.
"Sederhana. Jadi hidup di pegunungan tersebut, ya tidak ada kesenjangan sosial, ya antara kaya dan miskin. Dari pada hidup di kota, ya kesenjangan sosial terjadi antara kaya dan miskin. Lagian hidup di pegunungan juga, ya gratis. Beda hidup di kota, ya bayar lah karena ngontrak. Yang buat kontrakan, ya orang kaya demi mencari keuntungan ini dan itu, ya tujuan tetap kaya di kota gitu. Kota persaingan sengit, ya jadi kaya raya. Ya bagi yang tidak sanggup ngontrak di kota karena keadaan, ya numpang lahan orang, ya ketika waktunya di usir juga, ya nasif miskin," kata Budi.
"Bener - bener hidup di pegunungan tersebut. Sederhana. Jauh dari kesenjangan sosial antara kaya dan miskin. Hidup menerima keadaan dengan baik," kata Eko.
"Karena menerima hidup dengan baik, ya hidup di pegunungan. Sederhana. Menjalankan ibadah juga tetap baik," kata Budi.
"Ibadah dengan baik, ya berserah diri sama Tuhan. Bersyukur di berikan nikmat kehidupan dengan baik. Sederhana," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Ya paham omongan Budi!" kata Eko.
"Ya kalau begitu main kartu remi saja!" kata Budi.
"Ok. Main kartu remi saja!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment