Budi duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Superhumans Samaritan dan Nemesis adalah saudara kembar antagonis yang tinggal di Granite City. Dicocokkan secara merata, Nemesis yang jahat membuat palu godam mistis yang memberinya keunggulan atas orang Samaritan yang heroik. Namun, palu itu bisa melukai kedua bersaudara itu. Selama konfrontasi di pembangkit listrik kota, keduanya tampaknya tewas saat pembangkit tersebut meledak. Banyak orang tetap menjadi penggemar orang Samaritan, dan selalu ada desas-desus bahwa dia masih hidup.
Dua puluh lima tahun kemudian, Sam Cleary yang berusia tiga belas tahun mencoba yang terbaik untuk membantu ibunya mengatasi krisis keuangan mereka, dan, setelah di ancam akan di gusur, dia menerima pekerjaan dari geng yang dipimpin oleh Reza. Rencananya kacau dan Reza mencoba menyalahkan Sam, tetapi pemimpin geng yang sebenarnya, Cyrus, terkesan dan secara pribadi memberi Sam $110. Reza dan teman-temannya kemudian menyerang Sam sebagai balasan tetapi dihentikan oleh Joe Smith, seorang pemulung yang tinggal di sebuah apartemen di seberang Sam. Joe menampilkan kekuatan super dalam melawan anggota geng, dan Sam curiga bahwa dia adalah orang Samaritan. Sementara itu, Cyrus menempatkan palu Nemesis di kantor polisi dan menjadikan dirinya sebagai Nemesis baru, memicu kerusuhan dan kekacauan di seluruh kota, menggunakan granat EMP untuk memadamkan dan mengganggu infrastruktur kota.
Setelah Sam menghadapkannya, Joe menyangkal bahwa dia adalah orang Samaritan, tetapi Reza - yang masih ingin membalas dendam - menabraknya dengan mobilnya. Joe terluka parah tetapi sembuh di depan mata Sam, kepanasan sehingga dia harus didinginkan dengan mandi air dingin dan dengan makan es krim. Joe dan Sam menjalin persahabatan, sementara di saat yang sama Cyrus mengajak Sam untuk bekerja dengan gengnya. Namun, Sam terusik saat menyaksikan aktivitas kekerasan mereka.
Ketika Joe menyelamatkan seorang gadis muda dari ledakan yang disebabkan oleh geng tersebut, media mengklaim bahwa Samaritan kembali mengancam rencana Cyrus. Reza mengenali Joe sebagai orang yang sama yang dia "bunuh" dengan mobilnya dan dengan demikian identitas dan hubungannya dengan Sam. Menemukan apartemen Joe kosong, mereka menculik Sam dan ibunya untuk memancing Joe ke markas mereka sebagai jebakan. Joe membobol markas, dan menghancurkan geng sebelum dihadapkan oleh Cyrus, sekarang berpakaian sebagai Nemesis dan memegang palu. Terlepas dari kekuatannya, Joe melemah dari pertarungan geng, dan dirugikan melawan palu memberi Cyrus keunggulan. Saat mereka bertarung, dengan Cyrus menyebut dirinya Nemesis, dan Joe "orang baik", Joe mengungkapkan bahwa Samaritan melakukannya mati selama kebakaran pembangkit listrik, dan Joe sebenarnya adalah Nemesis, yang selamat tetapi meninggalkan kehidupan jahatnya. Terlihat dalam kilas balik bahwa Samaritan telah secara efektif memenangkan pertarungan, tetapi menolak untuk membunuh Nemesis, malah membuang palunya. Atapnya kemudian runtuh, meninggalkan orang Samaritan yang tergantung di atas api. Terlepas dari upaya terbaiknya dan perubahan hati, Nemesis tidak dapat menyelamatkan saudaranya. Menghancurkan palu, Joe membunuh Cyrus dengan menjatuhkannya ke jurang yang terbakar - dengan cara yang sama Samaritan mati - tetapi hampir kepanasan karena kemampuan penyembuhannya dan api yang menyebar. Sam membuka pipa untuk menghujaninya dengan air, membiarkan Joe cukup pulih untuk melarikan diri bersama Sam dengan melompat keluar jendela. Ketika Sam mempertanyakan Joe tentang menjadi Nemesis, dia mengatakan bahwa dia adalah. Dia mencoba menyelamatkan saudaranya dan telah disiksa dengan rasa bersalah atas kekejamannya. Bahwa kematian orang Samaria adalah salahnya, dan dia tidak bisa melewatinya. Dia memberi tahu Sam bahwa ada kebaikan dan kejahatan pada semua orang, dan bahwa Sam harus membuat keputusan yang tepat. Joe pergi, mendengar Sam memberi tahu pers bahwa "orang Samaritan" menyelamatkannya.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Ya Eko belum dateng juga. Baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik sama Budi. Ya cerita-cerita di koran memang menceritakan banyak hal, ya jadinya cerita-cerita di koran menarik untuk di baca dengan baik. Cukup lama Budi, ya baca koran. Akhirnya Eko datang juga, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Karena ada Eko, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Penggemar," kata Budi.
"Ya Budi mau membicarakan tentang penggemar. Ya orang yang suka dengan artis yang di sukai, ya Budi?" kata Eko.
"Iya. Sebuah cerita. Permainan seandainya," kata Budi.
"Oooo permainan seandainya. Permainan Budi. Gimana ceritanya!" kata Eko.
"Begini ceritanya. Serintil adiknya Happy Asmara, ya berteman baik dengan Tasya karena sama-sama satu sekolahan SMA, ya sekolahan di kampung gitu. Ya Happy Asmara, ya sudah jadi penyanyi dangdut terkenal yang berbahasa daerah Jawa, ya Bahasa Indonesia pasti bisa karena orang Indonesia. Happy Asmara, ya yang jadi artis kerjaannya, ya sering ke Jakarta karena kerjaannya jadi penyanyi, ya artis, ya bintang terkenal gitu. Serintil ingin seperti Mbaknya, ya Happy Asmara jadi penyanyi, ya belajar menyanyi di rumah gitu, ya terkadang bersama Tasya latihan menyanyi gitu. Tasya, ya ingin jadi penyanyi terkenal tapi Ibunya tidak setuju gitu. Erik, ya Abangnya Tasya, ya ganteng penampilannya, ya sampai-sampai Serintil mau sama Erik gitu. Ya Erik, ya menganggap Serintil sama seperti Tasya gitu, ya adik. Erik sebenarnya menyukai cewek, ya tapi di simpan dengan baik di dalam hati tuh cewek. Suatu ketika, ya Tv mengadakan audisi penyanyi dangdut gitu. Tasya yang ingin jadi penyanyi dangdut terkenal, ya ikut audisi dengan secara diam-diam kalau terang-terangan, ya tidak boleh sama Ibu gitu. Serintil, ya ingin jadi penyanyi juga jadi ikutan audisi penyanyi dangdut di Tv gitu. Tasya pergi ke Jakarta, ya diam-diam, ya kabur dari rumah. Di perjalanan ke Jakarta, ya Tasya bertemu Serintil yang ikut audisi penyanyi dangdut gitu. Ibunya terkejut banget karena Tasya tidak di rumah, ya ikutan audisi menyanyi di Tv. Erik yang lagi sibuk kerjaannya, ya di suruhnya Ibunya ke Jakarta untuk membawa pulang Tasya gitu. Tasya dan Serintil ikut audisi menyanyi dengan baik gitu, ya ternyata juri penyanyi dangdut, ya Mbaknya Serintil, ya Happy Asmara. Ya Happy Asmara sebagai juri, ya menilai dalam audisi dengan baik dan tegas banget, ya yang bagus lolos audisi. Ketika Serintil tidak bagus menyanyinya, ya tidak lolos sama Happy Asmara. Serintil menerima keputusan juri, ya Mbaknya Serintil, ya Happy Asmara. Sedangkan Tasya, ya berhasil lolos sampai jadi juara, ya di orbitin jadi penyanyi terkenal gitu. Serintil senang Tasya jadi penyanyi terkenal gitu. Erik yang telah sampai di Jakarta, ya susah menemui Tasya yang jadi penyanyi terkenal dan juga banyak penggemar Tasya yang ingin foto bareng dengan Tasya gitu. Erik pantang menyerah untuk menemui Tasya, ya karena perintah Ibunya untuk membawa pulang Tasya. Ibu menonton Tv, ya senang Tasya jadi penyanyi dangdut terkenal, ya tapi kangen ingin bertemu dengan Tasya. Jadi Ibu memutuskan untuk ke Jakarta menemui Tasya. Erik berhasil bertemu dengan Tasya, ya di rumahnya gitu bersama Serintil. Ya Serintil senang ada Erik gitu, ya cowok yang di sukai Serintil gitu. Ya Erik membujuk Tasya pulang karena Ibu, ya kangen sama Tasya. Ya Tasya ingin pulang juga, ya kangen sama Ibu juga. Ibu sampai di Jakarta, ya ternyata dompetnya hilang, ya copet gitu. Polisi, ya Lapor Pak!, ya sedang menanggulangi kejahatan di masyarakat. Banyak orang yang di tangkapin sama anak buahnya Pak Andre, ya di bawa ke kantor untuk di penjara gitu. Budi yang jadi polisi, ya anak buahnya Pak Andre, ya menangkap copet dan mendapatkan dompet yang di curi. Budi membawa pencopet itu, ya kantor untuk di penjara gitu. Ibu Tasya, ya ke kantor polisi untuk menyelesaikan masalahnya yang kecopetan gitu karena baru datang ke Jakarta gitu. Budi yang nangkap pencopet, ya dompet Ibu Tasya di berikan sama Budi. Ya Ibu Tasya senang dompetnya kembali gitu. Ibu Tasya ingin bertemu Tasya karena kangen. Karena Budi penggemar Tasya, ya jadi Budi mengantarkan Ibu Tasya ke rumah Tasya gitu. Saat Tasya bersama Erik ingin pulang ke rumah, ya menemui Ibu di kampung gitu. Tahu-tahu Ibu datang di rumah Tasya bersama polisi Budi. Tasya senang banget bertemu dengan Ibunya, ya begitu Erik gitu. Budi foto bareng dengan Tasya, ya penggemar gitu. Setelah itu, ya Budi telah selesai mengantarkan Ibu Tasya menemui Tasya, ya Budi kembali ke kantor gitu. Ya Tasya bersama keluarganya jadi pulang kampung, ya Serintil ikutan pulang ke rumah, ya di kampung gitu. Happy Asmara, ya masih ada kerjaan di Jakarta, ya menyanyi gitu. Sampai di kampung, ya di rumah. Erik bertemu dengan cewek yang di sukainya, Fira Cantika. Erik dan Fira, ya jadian gitu dan segera ingin menikah gitu. Serintil, ya melepaskan dengan baik cowok yang ia sukai, Erik. Kata Serintil "Ikhlas". Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Ya tema penggemar," kata Eko.
"Sekedar cerita, ya bahan obrolan lulusan SMA. Karena dunia ini, ya ada lebih baik bercerita, ya di bayar dengan baik, ya sinetron dan film," kata Budi.
"Sinetron dan film. Roda penggerak ekonomi dengan baik, ya demi hidup ini," kata Eko.
"Ada kesamaan cerita, ya biasa kan Eko?" kata Budi.
"Biasa!!!" kata Eko.
"Permainan seandainya selesai," kata Budi
"Permainan Budi selesai. Seandainya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Papan catur di ambil di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment