Keadaan malam. Setelah sholat tarawih di mesjid gitu. Budi duduk di depan rumah, ya sedang baca buku, ya baca cerpen yang menarik ceritanya gitu. Ya Budi sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Di masa depan yang hampir dystopian, Detroit hampir bangkrut setelah gagal melunasi utangnya kepada konglomerat Omni Consumer Products (OCP). Ketua OCP bermaksud untuk membuat kota gagal bayar utangnya, kemudian menyita semua properti publik, secara efektif mengambil alih pemerintahannya dan mengizinkan rencana pembangunan kembali kota radikal OCP yang sedang berlangsung. Untuk menggalang opini publik di balik proyek tersebut, OCP memicu peningkatan kejahatan jalanan dengan menghentikan program pensiun Departemen Kepolisian Detroit yang diprivatisasi dan pemotongan gaji, yang memicu pemogokan polisi.
RoboCop tetap bertugas bersama rekannya, Anne Lewis. Mereka menggerebek pabrik pembuatan Nuke, obat perancang baru yang mengganggu Detroit. Pemimpin kartel, Kain, dan kaki tangannya yang masih praremaja, Hob, melarikan diri. RoboCop memiliki kilas balik ke kehidupan sebelumnya sebagai Alex Murphy, dan mulai mengawasi istri dan putranya di luar rumah baru mereka. Masih berduka atas kematian suaminya, istrinya mengajukan tuntutan hukum terhadap OCP, mengeluhkan pelecehan. Setelah penangannya mendandaninya, RoboCop memberi tahu istrinya bahwa Murphy sudah mati dan dia tidak mengenalnya.
OCP berjuang untuk mengembangkan RoboCop 2, droid polisi yang dilengkapi dengan otak petugas polisi yang telah meninggal secara hukum, yang dimaksudkan untuk diproduksi secara massal untuk menggantikan pasukan polisi yang menyerang. Polisi yang dibangkitkan terus melakukan bunuh diri setelah aktivasi. Psikolog yang menyimpang secara moral Dr. Juliette Faxx berteori bahwa kode moral Murphy yang kuat dan pendidikan Katolik yang ketat sangat penting dalam kesuksesan awalnya; dia meyakinkan Ketua untuk membiarkan dia memimpin proyek untuk mendapatkan kembali investasi penelitian dan pengembangan mereka senilai 90 juta dolar. Staf peneliti kemudian ngeri mengetahui bahwa dia berusaha menggunakan terpidana mati, yang menginginkan kekuasaan dan keabadian, daripada petugas polisi.
Cain takut kehilangan cengkeramannya setelah proyek Kota Delta, dan menggunakan petugas polisi korup Duffy untuk merusak upaya penegakan OCP dan RoboCop. RoboCop melacak Duffy dan menghadapinya dengan kasar, mengungkap tempat persembunyian Cain. Dia menghadapi geng Kain di lokasi konstruksi yang ditinggalkan, tetapi dia masuk ke dalam jebakan dan kewalahan. Para penjahat memotong tubuh RoboCop dan membuang potongan-potongan itu di depan kantor polisi. Cain menyuruh Duffy di bedah karena mengungkapkan lokasi mereka dan mendorong Hob untuk menonton.
RoboCop diperbaiki, tetapi Faxx dengan sengaja memprogram ulang dia dengan arahan baru dan lebih lembut dengan persetujuan Dewan Direksi OCP yang sangat menghambat kemampuannya untuk melakukan tugasnya sehingga proyeknya dapat dipilih. RoboCop akhirnya membersihkan ini dengan menyetrum dirinya sendiri dengan trafo tegangan tinggi dan me-reboot sistemnya. Murphy memotivasi petugas yang menyerang untuk membantunya menyerbu tempat persembunyian Kain. Saat Kain mencoba melarikan diri, RoboCop melukai dan menangkapnya. Hob lolos dan mengambil alih kerajaan obat bius Cain. Percaya dia bisa mengendalikan Cain melalui kecanduan Nuke-nya, Faxx memilihnya untuk proyek RoboCop 2 dan memutuskan dukungan hidupnya. Ahli bedah menempatkan otaknya dalam tubuh robot yang bersenjata lengkap, mirip dengan ED-209, dan mengaktifkannya kembali.
Setelah gagal membayar hutang kota melalui penggalangan dana sukarela, Walikota dihubungi oleh Hob, yang menawarkan untuk menghentikan seluruh hutang kota dengan imbalan kebijakan "lepas tangan" terhadap Nuke, sehingga membatalkan skema OCP dan mencegah pembangunan Kota Delta. Terancam oleh langkah ini, OCP mengirim Cain ke rapat. Kain membantai semua orang kecuali walikota, yang kabur. RoboCop tiba untuk menemukan Hob yang terluka, yang mengidentifikasi penyerang sebelum meninggal.
Ketua menyajikan upacara pembukaan untuk Cain dan Delta City, rencana pembangunan kembali mereka. Ketika dia memberikan tabung Nuke, kecanduan Cain yang tidak terkendali menyebabkan dia tidak mematuhi programnya dan membunuh banyak warga sipil dan petugas polisi. RoboCop tiba dan melawan Cain, dan pertempuran mereka meluas ke jalanan. RoboCop memulihkan tabung Nuke dan Lewis menggunakannya untuk mengalihkan perhatian Cain. RoboCop melompat telentang, menembak melalui baju besinya, merobek otaknya dan menghancurkannya ke tanah, mengakhiri amukan Cain. Ketua dan Johnson memutuskan untuk menggunakan Dr. Faxx sebagai kambing hitam atas serangan Cain. Saat Lewis mengeluh bahwa OCP akan menghindari pertanggungjawaban lagi, RoboCop bersikeras bahwa mereka harus bersabar karena "kami hanya manusia".
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja gitu. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motor di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Ngomong-ngomong Budi gimana keadaan Daniel, ya kemarin-kemarin Budi main ke rumah Daniel?" kata Eko.
"Ya Daniel baik sih keadaannya," kata Budi.
"Baik!" kata Eko.
"Ya seperti biasanya, ya aku main ke rumah Daniel main PS sambil ngobrol ini dan itu," kata Budi.
"Main PS, ya nostalgia masa SMA, ya sampai sekarang. Game banyak yang bagus-bagus, ya kan Eko?" kata Eko.
"Iya sih. Gamenya banyak yang bagus-bagus. Yang buat mainannya, ya pinter-pinter," kata Budi.
"Industri game dari dulu sampai sekarang. Roda penggerak ekonomi yang baik," kata Eko.
"Memang industri game, ya roda ekonomi. Ya berita di Tv kan ada tentang game, ya sampai pertandingan game ini dan itu," kata Budi.
"Acara Tv, ya tentang pertandingan game, ya bagus sih," kata Eko
"Emmm. Realitanya begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ooooo iya gimana dengan keadaan lingkungan tempat tinggal Daniel, ya jalan Samratulangi gang pisang kelurahan Gedong Air, ya kota Bandar Lampung. Ya apa lagi masih bulan Ramadhan. Ya umat yang agama Islam, ya wajib menjalankan puasa di bulan Ramadhan dan juga ibadah gitu?" kata Eko.
"Gimana ya?" kata Budi berpikir panjang.
"Gimana apanya Budi?" kata Eko.
"Hidup ini kan, ya antara baik dan buruk. Kaya dan miskin. Antara paham ilmu agama dan tidak paham ilmu agama. Jadi, ya kemungkinan sih, ya ada berpura-pura gitu," kata Budi.
"Pura-pura," kata Eko.
"Kalau kata lagu sih, ya buka dulu topeng mu!" kata Budi.
"Manusia yang memakai topeng. Depan apa, ya belakang apa?. Maka itu, ya siapa yang tahu rahasia hati manusia? Ya hanya Tuhan yang tahu rahasia hati manusia!" kata Eko.
"Nama juga manusia," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku teringat. Cerita kenyataan di lingkungan Lampung. Sebelum bulan Ramadhan. Ya dua cowok bertarung di tengah jalan, ya persoalan keduanya gitu. Ya bikin jalan macet gitu," kata Budi.
"Hidup di Lampung, ya ada yang baik dan buruk tingkah lakunya manusia. Sampai paling buruk banget, ya orang tidak bersalah di tuduh bersalah karena orang itu stres dari urusan cinta sampai ekonomi," kata Eko.
"Kalau cerita yang di omongin Eko. Ya cerita nyata banget. Orang Lampung kan mau menang sendiri gitu karena berhak tinggal di Lampung, ya suku asli gitu. Kata omongannya, ya orang Lampung, ya malu bertarung dengan suku Lampung karena akan mencoreng nama baik Lampung, ya ternyata secara sembunyikan dan terang-terangan, ya menjatuhkan sama orang Lampung dengan persoalan ini dan itu. Apa lagi berurusan dengan suku lain? Ya di jatuh kan dengan baik!. Kalau urusan masih suku Lampung, ya kalau tuh orang salah di sembunyikan suku Lampung dengan alasan ini dan itu," kata Budi.
"Maka hidup di Lampung, ya harus berhati-hati di lingkungan. Ada orang stres ini dan itu," kata Eko.
"Maka itu. Di bulan Ramadhan, ya telah berjalan dengan baik. Ya paham agama menjalankan ibadah dengan baik. Ya bagi tidak paham agama, ya tidak menjalankan ibadah," kata Budi.
"Terkadang kalau sadar orang-orang tidak paham ilmu agama, ya tobat untuk menjalankan ibadah. Ya terkadang orang-orang itu, ya tidak tobat gitu," kata Eko.
"Kalau tidak sadar juga, ya untuk tobat. Maka Setan yang berbentuk Roh, ya berhasil menjatuhkan manusia ke api Neraka," kata Budi.
"Di buat sama Roh Setan, ya hatinya hitam. Jadi menolak ini dan itu, ya tidak bisa tobat. Lebih baik melakukan ini dan itu, ya jadi ahli Neraka deh bersama Setan," kata Eko.
"Kita ini. Hidup di antara ahli Surga dan ahli Neraka," kata Budi.
"Realita hidup ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu, ya main catur saja Budi!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur gitu.
"Ngomong-ngomong. Umat Islam menjalankan ibadah ini dan itu, ya kata orang awam, ya di sebut ritual yang di jalankan umat Islam dalam pemujaan pada Tuhan, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ritual. Ya iya lah. Ibadah ini dan itu, ya pemujaan pada Tuhan," kata Eko.
"Berarti. Agama lain, ya ibadah ini dan itu, ya ritual pemujaan pada Tuhan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya berarti agama lain, ya tidak puasa di bulan Ramadhan, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya iya lah. Agama lain, ya tidak puasa di bulan Ramadhan. Kalau tuh agama lain, ya ikut puasa, ya berarti tuh agama lain, ya jadi umat Islam. Bisa di bilang pindah agama secara tidak sadar gitu," kata Eko.
"Karena ikut-ikutan aturan ibadah, ya bisa pindah agama," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Keduanya melangkahkan bidak catur dengan baik gitu.
"Yang kita omongin. Antara baik dan buruknya, ya tingkah laku antara kaya dan miskin. Tidak hanya terjadi di kota Bandar Lampung. Mungkin terjadi di kota lain, ya propinsi lain," kata Budi.
"Tingkah laku manusia baik dan buruk, ya bisa terjadi di kota lain, ya propinsi lain. Kalau perkara hal buruk ini dan itu, ya parah. Lebih baik di tangkap polisi kaya cerita berita di Tv, ya tentang polisi menangkap orang buruk ini dan itu, ya di penjara," kata Eko.
"Kalau yang di omongin Eko. Ya seriusnya. Kalau becandaan, ya komedi Lapor Pak!, ya acara Tv," kata Budi.
"Serius dan becandaan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment