CAMPUR ADUK

Thursday, April 13, 2023

RED 2

Eko duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum teh dan makan gorengan. 

"Baca buku ah!" kata Eko. 

Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik, ya cerpen yang ingin di baca. Terpilih lah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Eko :

Tiga tahun telah berlalu dengan aksi Frank untuk mengungkap kejahatan, ya di berantas sampai akarnya dan misi pun selesai. Mantan agen CIA Frank Moses mencoba menjalani kehidupan normal dengan pacarnya Sarah Ross. Dia menolak klaim Marvin Boggs bahwa musuh masih mengejar mereka; Marvin pergi dan mobilnya meledak. Meskipun Frank tidak yakin Marvin sudah mati, Sarah meyakinkannya untuk menghadiri pemakaman Marvin di mana dia menyampaikan pidato yang penuh air mata. Agen pemerintah menginterogasi Frank di fasilitas FBI Yankee White. Agen korup Jack Horton dan tim kontraktor militer swasta menyergap fasilitas tersebut; dia mengancam akan menyiksa Sarah sampai Frank memberinya informasi yang dia butuhkan. Frank menghindari Horton, dan dengan bantuan Marvin yang masih hidup, kabur bersama Sarah.

Marvin menjelaskan dia dan Frank telah menjadi sasaran sebagai anggota Operasi Nightshade, sebuah operasi klandestin selama Perang Dingin untuk menyelundupkan senjata nuklir ke Rusia. Horton meyakinkan lembaga internasional bahwa Frank dan rekannya adalah teroris yang sedang dalam pelarian. Sekutu lama Frank, Victoria, memberi tahu dia bahwa dia telah dikontrak oleh M16 untuk membunuh para buronan. Pembunuh kontrak top lainnya, Han Cho-Bai, juga dipekerjakan, membalas dendam terhadap Frank. Frank, Marvin, dan Sarah mencuri pesawat Han dan terbang ke Paris untuk menemukan "The Frog", dengan orang Amerika dan Han dalam pengejaran. Mereka bertemu dengan Katja Petrokovich, seorang agen rahasia Rusia yang memiliki hubungan dengan Frank, yang juga menyelidiki Nightshade. Mereka menginterogasi Katak dan Sarah, berharap untuk mengalahkan Katja, merayunya.

Katak memberi mereka kunci kotak keamanannya, yang diambil Katja setelah membius Frank; Marvin, mengantisipasi tanda silang ganda, memberi Frank kunci serupa untuk diberikan padanya. Marvin, Frank, dan Sarah menggeledah kotak itu sendiri dan menemukan dokumen yang menunjukkan fisikawan Dr. Edward Bailey sebagai pencipta bom Nightshade. Mereka menemukan Bailey masih hidup, ditahan selama tiga puluh dua tahun di rumah sakit jiwa dengan keamanan maksimum untuk kriminal gila di London. Victoria, diperingatkan oleh Marvin, menyergap ketiganya, tetapi membantu memalsukan kematian mereka dan menyusup ke rumah sakit jiwa. Mereka menemukan Bailey yang hiperaktif, dilumpuhkan oleh obat-obatan yang mengaburkan pikiran, dan membawanya ke rumah persembunyian Marvin, di mana Bailey mengingat lokasi bom tersebut.

Di Moskow, Bailey menyimpulkan dia menyembunyikan bom di Kremlin. Di sana, tim menemukan bom koper bertenaga merkuri merah. Katja menghentikan mereka, tetapi Frank membujuknya untuk bergabung dalam misi mereka. Mereka melarikan diri, tetapi telepon dari Victoria, yang telah keluar dari kurungan MI6 karena gagal membunuhnya, mengungkapkan bahwa Bailey dipenjara karena ingin meledakkan bom. Menahan Frank di bawah todongan senjata, Bailey membenarkan pesan Victoria, mengakui bahwa dia membuat kesepakatan untuk memberikan bom kepada Horton. Dia menembak Katja dengan fatal, menjebak Frank, dan pergi dengan membawa bom. Horton mengingkari kesepakatan mereka, berniat menyiksa Bailey untuk semua rahasianya, tetapi Bailey menyebarkan gas saraf dan kabur ke kedutaan Iran di London. Dalam pengejaran, Frank diserang oleh Han. Mencapai kebuntuan, Frank mendesak Han untuk bergabung dengannya menghentikan Bailey; Han mengalah, dan kelimanya membuat rencana untuk merebut kembali bom tersebut.

Sarah merayu duta besar Iran dan menyandera dia. Marvin berperan sebagai calon pembelot, menyebabkan pengalihan di kedutaan yang memungkinkan tim masuk dengan menyamar sebagai tukang ledeng. Mereka mengetahui lokasi bom, tetapi Bailey telah memicu pengatur waktu dan membunuh Horton. Bailey menyandera Sarah dan melarikan diri ke pesawat Han untuk menghindari ledakan yang akan segera terjadi. Frank, Marvin, Victoria, dan Han mengejar, tetapi upaya Marvin untuk melucuti bom koper menyebabkan penghitung waktu mundur lebih cepat. Frank naik ke pesawat dan menghadapkan Bailey dengan kopernya; dia memaksa Frank pergi bersama Sarah dan kopernya. Mereka bergabung kembali dengan yang lain dan menunggu koper meledak saat pesawat lepas landas – tinggi di langit, meledak. Frank mengungkapkan bahwa dia menyembunyikan bom di dalam pesawat dan menghadapkan Bailey dengan kotak kosong. Ya akhir cerita saat Sarah bersenang-senang dalam misi di Caracas bersama Frank dan Marvin.

***

Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja gitu. Eko menikmati minum kopi dan gorengan gitu. Abdul datang ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di rumah Eko. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Eko. 

"Ngomong-ngomong Budi main kesini Eko?" kata Abdul.

"Budi tidak main kesini. Budi main ke rumah Daniel di jalan Samratulagi gang pisang, ya kelurahan Gedong Air, ya kota Bandar Lampung," kata Eko.

"Main ke rumah Daniel. Paling sekedar ngobrol sambil main PS," kata Abdul.

"Biasa juga gitu," kata Eko.

"Gimana cerita Budi tentang lingkungan di rumah Daniel, ya sekarang?" kata Abdul.

"Ya antara baik dan buruk, ya lingkungan di rumah Daniel. Ya hidup di lingkungan orang-orang Lampung, ya ragam suku ini dan itu dengan persoalan ini dan itu, ya menjalankan hidup ini," kata Eko.

"Baik dan buruk," kata Abdul.

"Daerah lingkungan rumah Daniel, ya sering urusan masalah ini dan itu di lingkungan masyarakat sampai sekenta tanah. Kalau masalah tanah sengketa, ya.... lebih baik ekonomi di daerah tersebut di matikan saja, ya biar lingkungan daerah tersebut suram. Lebih baik, ya...di daerah lain, ya ada lingkungan yang baik, ya di dukung ekonominya agar berjalan baik," kata Eko. 

"Ya sudah hidup susah, ya karena kehidupan ada orang miskin. Masih hidup ini di gilakan permasalahan ini dan itu," kata Abdul. 

"Hidup ini susah. Karena uang itu, ya di cetak Pemerintahan. Jadi harus mengikuti aturan ini dan itu, ya untuk mendapatkan uang, ya jalan baik. Kalau jalan buruk di pilih, ya di penjara gitu, ya di tangkap polisi Sebenarnya, ya sekedar omongan sih. Hidup di butakan segalanya demi hidup ini. Lebih baik itu, ya nyetak uang sendiri, ya jadi kaya," kata Eko.

"Nyetak uang sendiri. Jadi uang palsu. Jadi kaya dalam hayalan gitu. Sebenarnya uang palsu atau uang mainan di tukar dengan uang asli, ya jadi berguna tuh uang palsu. Ya di mainin tuh uang palsu sama anak-anak," kata Abdul.

"Uang palsu atau uang mainan jadi mainan anak-anak. Tetap hidup ini penuh perlombaan ini dan itu, ya ingin jadi kaya dari jalan baik dan buruk," kata Eko.

"Hidup memang pilihan manusia, ya antara milih jalan baik dan jalan buruk," kata Abdul.

"Emmm," kata Eko.

"Main catur saja Eko!" kata Abdul.

"OK. Main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Abdul menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Ada sebuah cerita tentang orang miskin. Ya ingin punya rumah, ya jadi berdoa pada Tuhan. Orang miskin itu, ya merasa doanya tidak terkabul, ya jadi meninggalkan ajaran agama yang di yakini!" kata Eko.

"Putus asa. Menjalankan hidup ini, ya karena kemiskinan," kata Abdul.

"Iya putus asa karena kemiskinan. Karena dunia ini, ya tanah hak pemilik orang gitu," kata Eko.

"Realita begitu, ya tanah hak kepemilikan. Jadi manusia berusaha dengan baik, ya untuk mendapatkan harta demi hidup ini. Tanah harga mahal, ya kerjaan juga begini dan begitu, ya orang miskin," kata Abdul. 

"Orang miskin meninggalkan agama yang di yakini. Karena ada rumah kosong, ya milik orang kaya tidak ada orangnya gitu. Seandainya, ya orang kaya itu baik, ya membolehkan orang miskin tinggal di rumah kosong dan di rawat. Kenyataan hidup semua orang kaya, ya nyari keuntungan dari rumahnya itu, ya di sewakan atau di jual saja!" kata Eko.

"Nasif hidup orang miskin di Lampung, ya milih jalan meninggalkan agama yang di yakini karena keadaan," kata Abdul.

Abdul dan Eko, ya melangkahkan bidak catur dengan baik gitu. 

"Ada cerita juga. Omongan orang. Lebih baik, ya ajaran Kristen dari pada Islam, ya banyak larangannya!" kata Abdul.

"Ya kalau itu, ya milih jalan Kristen tidak apa-apa. Seperti negara yang mayoritas agama Kristen, ya maju degan ekonomi ini dan itu," kata Eko.

"Kalau ekonomi di Lampung saja, ya begini-begini saja," kata Abdul. 

"Memang keadaan ekonomi di Lampung, ya begini-begini saja!" kata Eko. 

Melangkahkan bidak catur dengan baik. 

"Dunia ini, ya untuk urusan agama yang di yakini. Manusia lebih banyak meninggalkan aturan agama dari pada menjalankan agama," kata Abdul. 

"Ngomongin itu. Ya antara iya dan tidak?" kata Eko. 

"Antara iya dan tidak?. Tidak ada masalah!" kata Abdul. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Abdul main catur dengan baik.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK