Eko duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Wade Wilson adalah operasi pasukan khusus yang diberhentikan secara tidak hormat dari Kanada, ya bekerja sebagai tentara bayaran lepas ketika dia bertemu dengan seorang pelacur bernama Vanessa. Mereka terlibat asmara, dan setahun kemudian, dia menerima lamaran pernikahannya. Wilson kemudian didiagnosis menderita kanker stadium akhir, dan dia meninggalkan Vanessa tanpa peringatan sehingga dia tidak perlu melihatnya mati.
Seorang perekrut misterius mendekati Wilson dan menawarinya pengobatan eksperimental untuk kankernya. Dia dibawa ke laboratorium yang dijalankan oleh Ajax dan Angel Dust, ya yang menyuntiknya dengan serum yang dirancang untuk membangkitkan gen mutan laten di tubuhnya. Mereka membuat Wilson mengalami penyiksaan berhari-hari untuk memicu mutasi apa pun yang mungkin dia miliki, tanpa hasil. Ketika Wilson menemukan nama asli Ajax adalah Francis dan mengolok-oloknya, Ajax meninggalkan Wilson di ruang hipobarik yang secara berkala membawanya ke ambang sesak napas selama akhir pekan. Ini akhirnya mengaktifkan faktor penyembuhan regeneratif yang menangkal kanker Wilson, tetapi membuatnya sangat cacat dengan bekas luka seperti luka bakar di sekujur tubuhnya. Dia melarikan diri dari kamar dan menyerang Ajax, tetapi mengalah ketika diberitahu bahwa cacatnya dapat disembuhkan. Dalam kekacauan itu, Ajax menaklukkan Wilson dan membiarkannya mati di laboratorium yang sekarang terbakar.
Wilson bertahan karena kemampuan penyembuhan barunya dan mencari Vanessa. Dia tidak mengungkapkan kepadanya bahwa dia masih hidup karena takut dia akan menolak penampilan barunya. Setelah berkonsultasi dengan sahabatnya Weasel, Wilson memutuskan untuk memburu Ajax untuk pengobatannya. Dia menjadi main hakim sendiri bertopeng, mengadopsi nama "Deadpool" (dari Weasel memilih dia di kolam mati), dan pindah ke rumah seorang wanita tua buta bernama Al. Selama tahun depan, dia mempertanyakan dan membunuh banyak rekan Ajax sampai salah satunya, perekrut, mengungkapkan keberadaan Ajax. Dengan informasi tersebut, Deadpool menyergap Ajax dan konvoi anak buahnya di jalan tol. Dia membunuh semua antek Ajax, menundukkan Ajax sendiri, dan menuntut obatnya, tapi X-Man Colossus dan muridnya Negasonic Teenage Warhead menyela dia. Colossus mencoba meyakinkan Deadpool untuk memperbaiki jalannya dan bergabung dengan X-Men, tetapi Deadpool menolaknya. Memanfaatkan gangguan ini, Ajax kabur dan berkumpul kembali dengan Angel Dust. Keduanya kemudian menuju ke bar Weasel, di mana Ajax mendengar tentang Vanessa.
Ajax menculik Vanessa dan membawanya ke helicarrier yang dinonaktifkan di tempat pembuangan sampah. Deadpool meyakinkan Colossus dan Negasonic untuk membantunya mendapatkannya kembali. Mereka melawan Angel Dust dan sekelompok anak buah Ajax, sementara Deadpool berjuang menuju Ajax. Selama pertempuran, Negasonic secara tidak sengaja menghancurkan peralatan yang menstabilkan helicarrier. Deadpool melindungi Vanessa saat kapalnya runtuh, sementara Colossus membawa Negasonic dan Angel Dust ke tempat aman. Ajax menyerang Deadpool lagi, tetapi dikalahkan. Dia mengungkapkan bahwa obatnya tidak pernah ada sejak awal, dan terlepas dari permintaan Colossus, Deadpool membunuh Ajax, meskipun dia berjanji pada Colossus bahwa dia akan mencoba menjadi lebih heroik untuk maju. Vanessa kemudian dengan marah memarahi Wilson karena meninggalkannya, tetapi dia berdamai dengannya setelah melihat wajahnya yang cacat dan mengetahui mengapa dia tidak pernah kembali padanya.
***
Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja dengan baik. Ya Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku nonton vidio di jaringan internet, ya tentang seseorang membahas sesuatu," kata Budi.
"Terus. Membahas suatu apa?" kata Eko.
"Al Qur'an di hina-hina dengan cara apa pun? Pertanyaannya, ya marah atau tidak?" kata Budi.
"Kalau aku sih memilih sikap sabar urusan Al Qur'an di hina ini dan itu. Entah kalau orang lain, ya mungkin marah gitu," kata Eko.
"Eko memilih sikap sabar dari pada marah," kata Budi.
"Untuk menyelesaikan masalah tidak perlu marah. Maka lebih baik sikap sabar. Cari tahu dulu penyebabnya kenapa Al Qur'an di hina-hina gitu?. Kalau sudah tahu penyebabnya, ya selesai dengan cara baik. Menasehati dengan baik, ya agar jangan melakukan perbuatan lagi, ya menghina-hina Al Qur'an," kata Eko.
"Eko kalau sikap sabar di jalanin. Seperti cara Nabi Muhammad, ya mengajarkan ajaran agama Islam dengan penuh kesabaran dengan baik," kata Budi.
"Belajar dan memahami ilmu dengan baik," kata Eko.
"Aku paham omongan Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Marah itu. Terkadang salah juga," kata Budi.
"Marah itu di bakar oleh Setan," kata Eko.
"Maka rasa marah itu berapi-api terkadang berpikir pendek. Setan ikut campur dalam mengkomporin sesuatu, ya agar manusia jatuh pada keburukan gitu. Jadi lah pertikaian dari perkara hina di hina itu," kata Budi.
"Lebih banyak berzikir dengan baik, ya agar diri tenang dan tidak gampang marah karena sesuatu yang berkaitan dengan hina ini dan itu," kata Eko.
"Sabar itu lebih baik!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main kartu remi saja Eko!" kata Budi.
"Ya oke. Main kartu remi!" kata Eko.
Eko mengambil kartu remi yang di taruh bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik, ya permainan kartu reminya, ya permainan cangkulan gitu.
"Ngomongin acara Tv. Ya acara berkaitan dengan musik gitu," kata Budi.
"Acara Tv yang mana yang di omongin Budi?" kata Eko.
"Ya yang ada artis Rara dan kawan-kawan gitu," kata Budi.
"Acara...Pestaria toh!" kata Eko.
"Acara bagus gitu," kata Budi.
"Nama juga acara Tv. Pastinya bagus. Samahalnya acara Tv lainnya dari musik sampai komedi. Bagus gitu acaranya. Menghibur penonton di rumah!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment