Budi duduk santai di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Wah Dee, seorang gangster Triad muda di Hong Kong, adalah pengemudi pelarian dalam perampokan toko perhiasan. Ketika penggerebekan itu salah, dia menyandera seorang wanita muda bernama Jo-Jo. Seorang anggota senior geng Wah Dee, Trumpet, menuntut agar dia di bunuh, tetapi Wah Dee menolak dan menyelamatkannya. Setelah Wah Dee di tangkap, Jo-Jo menolak untuk mengidentifikasi dia ke polisi. Sementara Wah Dee mencoba bersikap dingin terhadap Jo-Jo, dia mengungkapkan rasa terima kasih dan kasih sayang kepadanya, yang di sisi lain juga mulai jatuh cinta padanya. Wah Dee bersembunyi di rumah kakeknya di Makau untuk melindungi Jo-Jo dari triad, tetapi dia menemukannya dan mereka menghabiskan waktu bersama di sana.
Setelah kembali ke Hong Kong, Jo-Jo terpaksa pindah ke Kanada bersama orang tuanya, mengancam akan mengadili Wah Dee karena menculiknya. Menjanjikan untuk ikut dengan mereka, dia bersikeras untuk bertemu dengan Wah Dee untuk terakhir kalinya. Sebuah surat yang mengungkapkan cintanya yang tidak menyesal ditinggalkan di apartemennya setelah dia merawat Wah Dee yang mabuk dan flatnya juga. Trumpet mengatur pertemuan untuk mengumumkan dominasinya atas geng tersebut setelah kematian pemimpin mereka. Terjadi perkelahian, di mana saudara Tujuh, bos Wah Dee, dibunuh oleh Trumpet dan rekannya. Wah Dee melarikan diri dengan bantuan temannya Rambo, namun dipukul dari belakang oleh Terompet dengan tangki bensin logam.
Mimisan dan kaget, Wah Dee kemudian memutuskan untuk datang ke rumah Jo-Jo dan menjemputnya saat dia hampir pergi. Mereka tiba di sebuah gereja untuk mengatur pernikahan mereka sendiri dengan pakaian yang dicuri dari sebuah butik. Saat Jo-Jo sedang berdoa, Wah Dee diam-diam pergi. Dia kemudian mengikuti Trumpet serta dua orang lainnya keluar dari sauna dengan pisau, mencoba membunuhnya. Dengan bantuan Rambo, Trumpet dan salah satu temannya terbunuh namun Rambo dan Wah Dee juga tewas di jalanan. Sementara itu, Jo-Jo terlihat berlari di jalan raya dengan gaun pengantin mencari Wah Dee.
***
Budi selesai baca cerpen, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Emmmm. Lanjutan baca cerpen yang lain!" kata Budi.
Budi segera membaca cerpen lain, ya yang ceritanya menarik di baca dengan judul The Last Blood.
Isi cerita yang di baca Budi :
Suatu malam seorang pria mendekati sebuah kediaman untuk mengirimkan rekaman video kepada penghuninya, yang semuanya adalah teroris bersenjata. Ketika wajahnya ditampilkan di video, seseorang memberinya pistol dan mereka membunuh sebagian besar teroris saat polisi bersenjata tiba. Tapi pemimpin mereka berhasil melarikan diri, menyebabkan hampir seluruh tim penangkap tewas atau terluka. Ternyata itu adalah operasi Interpol, di bawah tanggung jawab petugas Lui Tai dan Stone. Tempat persembunyian itu milik sel Tentara Merah Jepang, di bawah kepemimpinan komandan sel Cina bernama Kama Kura. Mereka tahu bahwa ancaman JRA belum berakhir karena Kama Kura memiliki banyak anggota selnya di seluruh Singapura.
Keesokan harinya, pada Hari Nasional Singapura ke-25 , Daka Lama mengunjungi Singapura untuk wawancara. Namun JRA menyergap detail di Bandara Changi dan pemuka agama tersebut terluka parah. Big B, anggota triad yang sedang berlibur dari Hong Kong, juga terjebak dalam serangan tersebut dan pacarnya juga tertembak dalam insiden tersebut. Keduanya dirawat di rumah sakit yang sama dan diketahui bahwa mereka berdua memiliki golongan darah langka yang sama yang hanya dimiliki oleh tiga orang di seluruh Singapura. Karena ancaman keamanan, Angkatan Darat Singapura mengirim orang ke rumah sakit.
Big B dan polisi segera mencari ketiga donor tersebut. Namun, Tentara Merah Jepang segera membunuh dua yang pertama, meninggalkan Big B untuk mencari dan melindungi donor terakhir, seorang rendahan bernama Fatty yang enggan membantu gangster atau polisi. Namun penyergapan JRA di Sentosa membuat Fatty dan Big B ditangkap oleh polisi. Hal-hal memburuk ketika konvoi mereka disergap di malam hari, meninggalkan Lui Tai, Big B, Fatty dan rekan Lui, Stone satu-satunya yang selamat; hanya untuk dikejar oleh teroris Tentara Merah Jepang dengan sepeda motor yang berakhir dengan 4 dari mereka melarikan diri di MRT, tetapi tidak sebelum menangkap satu teroris. Cara JRA mengetahui kedatangan Daka Lama, para donor serta pergerakan mereka, membuat Lui Tai curiga bahwa mungkin ada tahi lalat.
Sementara itu, sel JRA dan pemimpin mereka Kama Kura terus merencanakan langkah selanjutnya, yaitu mengejar Fatty dan pacarnya. Tapi itu gagal dengan 2 dari 4 regu pembunuh kuat kehilangan 2 orang dari Stone dan Lui Tai. Namun para teroris segera mengetahui ke mana Fatty pergi, dan mengincar keluarga pacarnya. Dalam pertempuran yang terjadi kemudian, pacar Fatty dan semua kecuali satu anggota keluarganya terbunuh, membuat Fatty secara pribadi membalas dendam pada salah satu pembunuh bayaran.
Di luar kediaman Stone akhirnya mengungkapkan bahwa dia adalah tahi lalat yang bekerja dengan JRA, karena bayaran ekstra tinggi yang ditawarkan oleh Kama Kura yang sangat dibutuhkan karena keluarga besarnya. Ini menjelaskan alasannya; dalam penggerebekan sebelumnya, apakah Kama Kura berhasil melarikan diri: Stone menembak Kama Kura tetapi meleset dari pemimpin teroris (kemungkinan besar dengan sengaja). Namun Lui Tai mengakhiri pengkhianatan dalam pertandingan quick-draw di mana Lui menembak kepala Stone, tetapi Stone meleset. Setelah menyaksikan tragedi pacarnya Fatty setuju untuk mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan Daka serta pacar B, sebagai janji kepada pacarnya yang sudah meninggal.
Dengan informasi yang sampai ke Kama Kura, dia menyerang rumah sakit dengan teroris terakhirnya; kehilangan pembunuh wanitanya saat Daka melempar pisau bedah dan mengenai tenggorokannya. Ini mendorong Kama Kura sendiri untuk memimpin serangan terakhir, membunuh semua penjaga sebelum antek itu dibunuh oleh Lui. Pertempuran terakhir berkecamuk antara Big B, Lui dan Kama Kura sementara Fatty melakukan donor darah, ditangani oleh dokter lokal di sana yang hanya dikenal sebagai Dr. Ferrari oleh rekan-rekannya. Lui, sementara itu dikalahkan oleh Kama Kura yang berulang kali menggunakan peluncur granat; tetapi Big B mengintervensi dan melucuti senjata pemimpin teroris dengan melepas magasin dari senapan serbu M16A1-nya, meninggalkan pasangan itu untuk terlibat dalam pertarungan tangan kosong yang hampir dikalahkan oleh Big B tetapi menahan pemimpin teroris dengan tabung oksigen. Lui dapat mengambil senjatanya dengan menggunakan mobil remote control milik salah satu putri Stone dan menembakkan silinder tepat saat Kama Kura mencoba melemparkannya ke Big B; dengan demikian mengakhiri ancaman JRA terhadap Daka; yang bersama pacar B, keduanya terselamatkan berkat transfusi darah yang sangat dibutuhkan.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Ya Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini sesuai dengan rencana manusia. Dari urusan kerjaan sampai urusan cinta. Mencapai target yang di capai," kata Budi.
"Maka itulah. Banyak orang yang belajar ilmu ini dan itu, ya berkata "Manusia berencana. Tuhan yang menentukan"...," kata Eko.
"Segala sesuatu di doa kan dengan baik dan di usahakan dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Berita tentang Pemimpin berikut. Rencana manusia di jalankan dengan baik, ya sampai pada waktunya. Pemilu!" kata Budi.
"Kata-kata orang belajar ilmu ini dan itu, ya sebuah harapan yang baik "Semoga besok lebih baik dari hari ini"....," kata Eko.
"Harapan itu di inginkan setiap manusia. Masa depan yang baik. Contoh aja : acara Tv. Bedah Rumah. Dulu rumah geribik. Karena dapat rezeki tidak di sangka-sangka, ya rumah di bedah jadi rumah bagus," kata Budi.
"Atau contoh lainnya : dapet sepedah dari Presiden Joko Widodo. Ya rezeki yang tidak di sangka-sangka. Orang miskin, ya tidak punya sepedah jadi punya sepedah. Jadi harapan sesuai dengan doa dan usaha," kata Eko.
"Rezeki itu, ya rahasia Tuhan. Tetap berusaha dan doa dengan baik. Siapa tahu, ya esok lebih baik dari hari ini?!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Hidup ini tetap antara baik dan buruk," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Maka itu, ya ujian hidup ini harus di jalankan dengan sikap yang kuat, tegar dan sabar," kata Budi.
"Omongan Budi benar sekali!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment