Budi duduk di pinggir pantai, ya di bawah pohon rindang, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan makan roti gitu.
"Keadaan pantai yang bagus. Kalau begitu, ya aku baca buku saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku buka dengan baik gitu. Di pilih-pilih dengan baik, ya cerpen yang ingin di baca Budi gitu. Terpilihlah salah satu buku yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Jonathan Cabot di dekati oleh Badan Intelijen Khusus (SIA) untuk memainkan "Game". The Game adalah kompetisi atletik di negara fiksi Parmistan, sebuah negara pegunungan kecil yang konon terletak di pegunungan Hindu Kush. Parmistan memaksa semua orang asing untuk memainkan Game tersebut, ya yang pada dasarnya adalah perlombaan ketahanan dengan rintangan, ya sambil di kejar oleh prajurit Parmistan setempat. Jika seseorang menang, ya maka mereka diberikan hidup dan keinginan mereka. SIA ingin Cabot memenangkan permainan sehingga dia dapat menggunakan keinginannya untuk memasang stasiun pemantauan satelit AS, ya yang dapat memantau semua satelit di luar angkasa dan bertindak sebagai sistem peringatan dini jika terjadi serangan nuklir. Cabot diberi tahu bahwa sistem tersebut dapat menyelamatkan jutaan nyawa. Sebagai insentif tambahan, ya Cabot juga diberi tahu bahwa ayahnya (yang hilang) sebenarnya adalah seorang agen SIA yang dikirim untuk memainkan permainan tersebut tetapi tidak pernah terdengar kabarnya lagi. Setelah masa pelatihan dengan guru seni bela diri, guru Jepang, dan putri cantik Parmistan bernama Putri Rubali, ya dia dianggap siap dan di kirim ke kota Karabal, di Laut Kaspia, ya untuk menyusup ke Parmistan.
Selama di Karabal, ya dia diserang oleh agen teroris yang menculik Putri Rubali. Jonathan Cabot dengan cepat menyerbu pusat pelatihan teroris dan, ya menggunakan gaya bertarung "gymkata" yang tak terbendung yang menggabungkan senam dengan karate, ya dengan mudah melumpuhkan puluhan teroris sebelum menyelamatkan Putri dan kembali ke tambang garam tempat dia tinggal. Namun, ketika dia kembali, dia mengetahui bahwa pawangnya telah mengkhianatinya kepada musuh. Untungnya, SIA tiba tepat pada waktunya untuk menyelamatkannya.
Akhirnya, Cabot dan Rubali menggunakan rakit untuk mengapung di sungai ke Parmistan di mana mereka segera ditangkap oleh prajurit Parmistan dan, setelah pertarungan, Cabot tersingkir. Saat Cabot bangun, ya dia berada di istana Raja dan disambut oleh pemain Game lainnya yang juga datang untuk memainkannya. Sambil menunggu Game dimulai, Cabot mengetahui dari Putri bahwa tangan kanan Raja dan manajer Game, Komandan Zamir, sebenarnya merencanakan kudeta melawan Raja dan akan mencoba menjual hak satelit kepada musuh. Zamir pun berniat menikahi Putri Rubali.
Dengan mengingat semua ini, Cabot memulai Game tetapi segera mengetahui bahwa Zamir tidak akan bermain adil, dan terus-menerus melanggar aturan ketat Game untuk membunuh Cabot. Sementara itu, pasukan Raja telah dikalahkan oleh tentara pribadi Zamir dalam upaya kudeta yang ditipu oleh Raja untuk dipercayai sebagai serangkaian tindakan keamanan untuk perlindungannya.
Melawan banyak rintangan, termasuk peserta yang bengkok dan sadis bernama Thorg, Cabot adalah satu-satunya pemain yang tersisa dalam permainan dan akan dibunuh oleh penduduk desa yang gila ketika dia diselamatkan oleh seorang prajurit Parmistan yang ternyata adalah ayah Cabot, Kolonel Cabot. Ayahnya menjelaskan bahwa saat bermain game dia jatuh dan melumpuhkan lengannya, ya tetapi diizinkan oleh prajurit Parmistan untuk hidup. Saat keduanya mengejar, ya Zamir menembakkan panah ke ayah Cabot, ya yang dengan suara pelan menyuruh Cabot untuk terus maju dan memenangkan perlombaan. Cabot berlari, dikejar oleh pasukan Zamir. Ia mampu membuat kudanya melompati ngarai dan lolos sementara hanya Zamir yang cukup berani untuk mengikuti. Melihat bahwa Zamir tidak akan membiarkannya melarikan diri, ya Cabot memutuskan untuk melawannya dan setelah pertarungan yang berkepanjangan, ya keterampilan gymkata Cabot memungkinkannya untuk mengalahkan Zamir.
Sementara itu, Putri Rubali akhirnya meyakinkan Raja bahwa Zamir berencana menggulingkan monarki. Menggunakan keterampilan bertarung gabungan mereka, ya Putri dan Raja menyerang anak buah Zamir sebelum mendorong warga Parmistan untuk bangkit dan merebut sisanya. Saat kerumunan menjatuhkan pasukan Zamir, ya seseorang berteriak bahwa seorang peserta mendekati garis finis. Saat penduduk desa berlari untuk melihat siapa yang membuatnya, ya Putri Rubali sangat senang melihat Cabot menunggang kuda, menuntun ayahnya, tertusuk panah tetapi masih hidup, di atas kuda lain. Kerumunan menangkap sang juara dan saat akhirnya cerita gitu, ya penonton di beri tahu bahwa pada tahun 1985 stasiun pemantauan satelit pertama di pasang.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh dalam tas gitu. Budi menikmati keadaan pantai, ya sambil menikmati minuman dan makanannya. Eko menghampiri Budi yang duduk di pinggir pantai, ya di bawah pohon rindang gitu. Eko duduk dengan baik, ya di sebelah Budi. Ya Budi, ya membagi makanan dan minumannya pada Eko. Keduanya menikmati makanan dan minuman, ya menikmati keadaan pantai yang bagus gitu.
"Kisah cinta itu. Kalau tidak sadar, ya mengabaikan orang di cintai. Ketika yang di cintai meninggal. Baru sadar ketika cinta itu berarti banget rasanya, ya rasa kehilangan itu terasa gitu. Ya jadinya sih, ya tidak ingin orang di cintai itu meninggal gitu. Karena takdir, ya hidup ini, ya makhluk hidup di muka Bumi di takdir kan hidup dan juga mati, ya menerima takdir orang yang di cintai meninggal gitu," kata Budi.
"Ngomongin urusan cinta. Jangan-jangan di ambil dari film, sinetron atau berita Tv, ya Budi?" kata Eko.
"Ya begitu deh. Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" "kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Permainan seandainya," kata Budi.
"Permainan Budi. Permainan seandainya," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Nama tokohnya siapa ya? Budi saja!, ya untuk nama tokoh ceweknya? Ya Lala!" kata Budi.
"Entar dulu berceritanya! Nama tokoh ceweknya bernama Lala. Nama artis. Ya kepanjangannya sih Lala Widy gitu, ya Budi?" kata Eko.
"Ceritanya selalu di kaitkan nama-nama artis gitu. Kalau nama artis di pakai di anggap menaikan nama artis, ya jadi lebih populer bagi yang membaca cerita kalau di tulis di jaringan internet, ya tidak masalah. Ya aku tegas dengan baik, ya cuma sekedar saja, ya bercerita saja seperti biasanya!" kata Budi.
"Ya aku paham omongan Budi. Ceritanya di terus kan!" kan Eko.
"Ceritanya! Seorang pemuda bernama Budi, ya pemuda miskin, kerjaannya pengamen jalanan gitu. Setiap hari Budi mengamen demi hidup gitu, ya hasilnya lumayan untuk hidup gitu. Suatu hari Budi tertarik dengan seorang Kakek yang sedang melatih seni bela diri di kediamannya gitu, ya rumah tempat pelatihan seni bela diri gitu. Murid-muridnya berlatih dengan baik. Budi tertarik bela diri, ya demi menjaga dirinya. Ya terkadang Budi harus berhadapan dengan preman yang ingin merampas uang hasil ngamennya. Budi belajar ilmu bela diri, ya diam-diam gitu, ya sampai dirinya mahir. Ya Budi pada akhirnya bisa mengalahkan preman yang sering malaknya gitu. Suatu ketika, ya Budi melihat cewek di culik sama penjahat, ya di sekap di rumah tua gitu. Budi berusaha menolong cewek tersebut dengan cara diam-diam, ya agar tidak ketahuan penjahat. Ya penjahat bawa pistol, ya bisa mati konyol kalau di hadapi secara langsung gitu. Budi berhasil menolong cewek yang di culik penjahat. Tapi sayang cewek tersebut, ya hilang ingatan, ya di kepalanya ada bekas benturan, ya luka gitu. Ya Budi jadinya terus bersama cewek tersebut, ya namanya di berinama Lala sama Budi, ya karena Budi suka nama Lala gitu. Budi dan Lala, ya bekerja sama setiap hari demi hidup, ya ngamen gitu. Hidup di bawa happy walau susah gitu. Penjahat mencari cewek tersebut, ya ternyata cewek tersebut artis bernama Widy gitu. Penjahat menemukan Widy bersama pemuda, ya kerjaannya ngamen. Budi dan Lala bersama dengan baik gitu. Ya Lala ada rasa suka sama Budi. Tapi Budi tahu dirinya, ya miskin gitu dan ingin menolong Lala saja dari keadaannya yang lupa ingatan gitu dan juga penjahat yang menculiknya. Budi mengabaikan Lala, ya rasa suka Lala sama Budi. Ya Budi, ya biasa-biasa sama Lala gitu. Budi tahu kalau penjahat masih mengincar Lala. Budi, ya mau gak mau melindungi Lala dengan baik, ya bertarung untuk mengalahkan penjahat gitu. Budi kalah dari penjahat, ya tidak mau menyerah untuk menolong Lala. Sampai akhirnya Budi tetap kalah gitu. Lala di bawa penjahat. Tiba-tiba Lala pun ingat siapa dirinya? Ya dirinya bernama Widy, ya kerjaannya artis. Widy mengingat dirinya di culik penjahat gitu. Untungnya, ya Polisi, ya acara Tv yang terkenal gitu Lapor Pak!, ya anak baru yang di latih dengan baik untuk jadi Polisi, ya Ayu, ya Polisi wanita, ya menemukan penjahat yang menculik artis Widy gitu. Ayu bersama Surya gitu lagi di lapangan gitu. Surya, ya bertarung dengan penjahat, ya di kalahkan dengan baik penjahat dan di tangkap, ya di bawa ke kantor polisi. Ayu cuma bisa nonton saja pertarungan Surya melawan penjahat gitu. Pak Andre senang kerja Surya dan Ayu, ya menangkap penjahat yang menculik Widy. Ya Widy jadinya, ya keadaannya baik-baik saja telah terbebas dari urusan penjahat yang menculiknya. Sedang Budi, ya menjalankan hidupnya seperti biasa jadi pengamen gitu demi hidup gitu. Widy yang ingat dengan orang yang menolongnya, ya Budi. Ya Widy, ya menemui Budi saat diri Budi ngamen di jalanan gitu. Ya Budi, ya tetap menganggap Widy, ya Lala. Ya Widy, ya membalas kebaikan Budi, ya dengan cara memberikan kerjaan yang baik, ya Bodyguard gitu. Budi menjaga keamanan Widy dengan baik gitu. Ya Widy, ya menjadi Lala, ya menyukai Budi, ya sebenarnya tetap menyukai Budi. Sedangkan Budi, ya menyukai Widy, ya tapi Budi tahu siapa dirinya? Ya orang miskin gitu, ya jadi Budi biasa saja menganggap Widy. Ya suatu ketika, ya Widy, ya mengalami keadaan sakit yang parah, ya karena penyakit yang di deritanya. Ceritanya di kaitkan dengan berita di Tv gitu, ya berita tentang penyakit mematikan berkaitan jaringan otak gitu. Budi tidak ingin kehilangan Widy, ya Lala gitu. Takdir, ya telah di tetapkan, ya Widy meninggal karena penyakitnya. Budi benar-benar kehilangan Widy, ya Lala gitu. Budi hanya mengingat kenangan bersama Lala saja. Jadi Budi jadi pengamen di jalanan, ya mengenang bersama Lala semasa hidup. Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau sudah kehilangan baru terasa banget cinta itu," kata Eko.
"Omongan Eko benar lah!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Permainan seandainya selesai!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Main catur saja Eko!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di dalam tas, ya papan catur di taruh di tanah berpasir putih. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Ngomong-ngomong Budi pernah di ajak sama teman Budi, ya yang terjun ke partai politik. Budi ngumpul bersama orang-orang di dalam sebuah gedung, ya masih urusan partai politik gitu. Kaya cerita di berita Tv, ya tentang partai politik yang mengadakan pertemuan internal partai gitu?" kata Eko.
"Pernah sih ikutan. Ya sekedar ikutan sih, ya di undang teman aku yang terjun di partai politik gitu. Tujuannya, ya wawasan keilmuan di bidang organisasi partai politik gitu. Aku juga di pinjemin pakaian partai politik gitu, ya supaya di anggap kader partai politik gitu. Padahal aku cuma lulusan SMA dan kerjaannya buruh, ya jadinya biasa saja gitu," kata Budi.
"Budi belajar dengan baik, ya untuk tahu gimana kerja dari organisasi partai politik," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment