Eko duduk di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
"Nyanyi ah!" kata Eko.
Eko mengambil gitarnya yang di taruh di samping kursi. Ya gitar di mainkan dengan baik, ya Eko bernyanyi dengan baik lah.
Lirik lagu yang di nyanyikan Eko, ya dengan judul 'Termiskin Di Dunia' :
"Bukan ku menolakmu untuk mencintaiku
Tetapi lihat dulu siapakah diriku
Karna engkau dan aku sungguh jauh berbeda
Kau orang kaya aku orang tak punya
Sebelum terlanjur di fikirlah dulu
Sebelum engkau menyesal kemudian
Jangankan gedung gubukpun aku tak punya
Jangankan permata uangpun aku tiada
Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita bermandikan air mata
Itulah diriku ku katakan padamu
Agar engkau tau siapa aku
Sebelum terlanjur di fikirlah dulu
Sebelum engkau menyesal kemudian
Jangankan gedung gubukpun aku tak punya
Jangankan permata uangpun aku tiada
Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita bermandikan air mata
Itulah diriku ku katakan padamu
Agar engkau tau siapa aku
Bukan ku menolakmu untuk mencintaiku
Tetapi lihat dulu siapakah diriku
Karna engkau dan aku sungguh jauh berbeda
Kau orang kaya aku orang tak punya
Sebelum terlanjur di fikirlah dulu
Sebelum engkau menyesal kemudian"
***
Eko selesai menyanyi dan main gitarnya, ya gitar di taruh di samping kursi.
"Lagunya, ya cerita bentuk nasehat," kata Eko.
Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik. Di pilih-pilih dengan baik, ya cerpen yang ingin di baca Eko. Terpilih salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.
Isi cerpen yang di baca Eko :
Diana Guzman adalah seorang remaja Brooklyn yang pemarahnya membuat dia mendapat masalah di sekolah karena dia berulang kali mulai berkelahi dengan siswa lain. Rasa frustrasinya berasal dari kehidupan rumah tangganya yang tidak bahagia; dia tinggal di perumahan umum bersama kakaknya Tiny dan ayah tunggal mereka, Sandro. Sandro membayar pelatihan tinju Tiny dengan harapan dia bisa menjadi petinju profesional, meskipun Tiny lebih suka menjadi seniman.
Setelah mengunjungi sasana Tiny dan mengintervensi pertarungan untuk membelanya, Diana meminta pelatih untuk mengizinkannya bertinju juga. Dia diberitahu bahwa dia bisa berlatih di sana, tetapi tidak berkompetisi dalam pertarungan yang sebenarnya. Ketika dia mengetahui bahwa dia tidak mampu membayar pelatihan dari pelatih Tiny, Hector Soto, dia meminta uang saku kepada ayahnya tetapi dia menyuruhnya untuk mendapatkan pekerjaan. Dia malah mencuri uangnya dan kembali ke gym, di mana Hector mulai mengajarinya dasar-dasar tinju.
Pertarungan pertama Diana adalah dengan Adrian Sturges, yang kemudian dia temui lagi saat Hector membawanya ke pertarungan profesional. Adrian mengundang Diana untuk makan malam setelah pertengkaran dan menciumnya setelah mengantarnya pulang. Suatu malam setelah pertengkaran yang membuat Diana menghitam, ya Sandro melihat Diana dan Adrian bersama dan menghadapinya, dengan asumsi bahwa dia berada dalam hubungan yang kasar. Dia keluar dari apartemen dan menghabiskan malam bersama Adrian. Ketika dia bertanya tentang orang tuanya, dia mengungkapkan bahwa ibunya meninggal karena bunuh diri beberapa tahun yang lalu. Saat Diana kembali ke apartemennya, Tiny menawarkan untuk berhenti bertinju agar dia bisa menggunakan uang pembinaan yang didapatnya dari ayah mereka.
Diana kemudian pergi ke pesta ulang tahun Hector, tapi pergi saat melihat Adrian bersahabat dengan mantan pacarnya. Ketika Diana dan Adrian bertanding di sesi berikutnya di gym, dia enggan memukulnya, dan dia pergi sebelum dia dapat berbicara dengannya. Pertandingan amatir pertama Diana dijadwalkan melawan gadis lain, tetapi ketika lawannya menarik diri, dia akhirnya melawan seorang pria, Ray Cortez. Sandro tiba di tengah pertarungan untuk melihat pertandingan berakhir dengan diskualifikasi Ray karena mendorong secara ilegal. Saat Diana tiba di rumah, Sandro memarahinya karena terlihat seperti pecundang. Dia membalas dengan memukulinya ke lantai dan menuduhnya melecehkan ibunya sampai bunuh diri.
Setelah latihan keras selama berminggu-minggu, Diana memenangkan pertarungan amatir lainnya, kali ini melawan seorang gadis, Ricki Stiles. Meskipun Diana telah menerima permintaan maaf Adrian, ketegangan kembali muncul di antara mereka ketika mereka mengetahui bahwa mereka berdua telah maju ke final di divisi mereka untuk saling bertarung. Adrian menolak untuk melawan seorang gadis dan Diana berjuang untuk meyakinkannya untuk memandangnya sebagai lawan yang sah. Dia muncul untuk pertarungan pada hari itu, bagaimanapun, dan setelah pertandingan genap, Diana menang dengan keputusan bulat dari para juri. Setelah pertarungan, Adrian khawatir dia telah kehilangan rasa hormat Diana, tetapi dia mengatakan kepadanya bahwa dia lebih menghormatinya karena melawannya, dan mereka berdamai.
***
Eko selesai baca bukunya, ya buku di taruh di bawah meja. Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Abdul dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Ngomong-ngomong Eko. Budi main kesini?!" kata Abdul.
"Budi tidak main kesini. Budi ada urusan," kata Eko.
"Budi punya urusan yang penting. Urusan berkaitan dengan cewek atau pekerjaan?!" kata Abdul.
"Bukan urusan berkaitan cewek sih. Kalau urusan kerjaan mungkin di masa depan, ya jika Budi telah berhasil jadi pejabat di pemerintahan gitu. Ya berkat dari usaha Budi yang keras dan juga doanya terus menerus, ya setiap Budi ibadah dengan baik gitu," kata Eko.
"Pekerjaan masa depan. Yang berkaitan urusan jadi pejabatan pemerintahan. Ya keinginan Budi, ya tidak ingin selamanya jadi buruh, ya nasif ingin di ubah dengan baik di masa depan baik jadi pejabat pemerintahan," kata Abdul.
"Budi ke tempat temannya, ya terjun di partai politik," kata Eko.
"Budi ke tempat temannya yang terjun di partai politik. Belajar toh Budi jadi orang politik. Kaya anak kuliahan saja, ya yang kerjaannya belajar di bangku kuliahan, ya ikut organisasi ke mahasiswaan untuk pengembangan diri dan penelitiannya di partai politik, ya untuk tugas akhir perkuliahan gitu, ya pada akhirnya terjun dengan baik di perpolitikan, ya dengan tujuan jadi pejabat pemerintahan," kata Abdul.
"Budi cuma lulusan SMA. Suatu saat, ya pasti kuliah demi keinginannya jadi pejabat pemerintahan. Budi belajar dengan baik, ya demi keinginannya itu. Pintu kesempatan jadi pejabat pemerintahan, ya di buka selebar-lebarnya bagi generasi yang ingin terjun di bidang perpolitikan di Indonesia ini," kata Eko.
"Di mana ada kemauan pasti ada jalan untuk mencapai kesuksesan," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Ngomong-ngomong. Temannya Budi, ya partai politik yang mana? Di Indonesia ini partai politik banyak, ya di sebut juga multipartai gitu," kata Abdul.
"Partai yang mana ya? Budi menyuruh merahasiakan gitu! Kalau bentuk obrolan ini di masukkan dalam tulisan jaringan internet. Bisa saja dianggap kita mendukung partai ini dengan baik gitu," kata Eko.
"Kalau omongan Budi seperti itu. Ya lebih baik di rahasiakan dengan baik sih!" kata Abdul.
"Ngomong-ngomong keadaan pasar gimana Abdul?!" kata Eko.
"Pasar. Pertemuan pedagang dengan konsumen. Banyak manusia. Hidup ini, ya antara baik dan buruk!" kata Abdul.
"Ya tetap sama hidup ini. Antara baik dan buruk. Maka polisi, ya keberadaan kantornya ada di pasar untuk menjaga keamanan," kata Eko.
"Ya realitanya begitu sih," kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja Eko!" kata Abdul.
"Ya oke. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Abdul, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment