Budi duduk di pinggir pantai, ya sambil menikmati minum kopi gelasan dan roti.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin baca gitu. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Ceritanya berkisar pada Devon Miles, seorang remaja yang baru saja lulus SMA di New York City. Setelah lulus, Devon pergi ke Atlanta, Georgia untuk kuliah di Atlanta A&T University, sebuah perguruan tinggi kulit hitam bersejarahyang yang sangat bangga dengan marching band-nya. Dalam perjalanan ke A&T, Devon berteman dengan sesama rekan band Charles, Jayson, dan Ernest. Devon secara pribadi diundang untuk hadir dengan beasiswa penuh oleh Dr. Lee, pimpinan band, atas bakatnya yang luar biasa. Band A&T memisahkan dirinya dari para pesaingnya dengan mewajibkan semua anggotanya untuk membaca musik, dengan berfokus pada berbagai gaya musik daripada yang sedang populer di radio, dan dengan dedikasi pada kerja tim yang menekankan konsep "satu band, satu suara". Perkemahan band pramusim menantang secara fisik dan mental, dirancang untuk mendorong anggota melewati apa yang sebelumnya mereka anggap sebagai batas mereka. Di akhir pramusim, para musisi mengikuti audisi untuk mendapatkan tempat di lapangan, dan Devon adalah satu-satunya mahasiswa baru yang mencapai P1, pemain dengan level tertinggi. Melalui proses yang ketat ini,
Kehidupan kampus dimulai dengan baik untuk Devon, karena dia punya pacar dan tempat di lapangan. Hal-hal mulai memburuk ketika Sean, pemimpin perkusi Devon, mulai bosan dengan sikap sombongnya. Sean kemudian menantang Devon untuk bermain solo di game pertamanya, percaya bahwa siswa baru itu akan panik dan malu di depan semua orang. Sean kaget dan kemudian dipermalukan saat Devon melakukan solo, membuat Dr. Lee kesal. Sebagai hukuman, Dr. Lee memerintahkan Sean untuk membersihkan drum. Hal ini menimbulkan ketegangan pada drumline yang diperburuk ketika Dr. Lee diberitahu oleh Presiden Wagner, presiden sekolah, untuk mengubah fokusnya dari musik menjadi hiburan, jika tidak, dia berpotensi kehilangan dana. Lee tidak ingin memberi Devon lebih banyak waktu bermain karena kurangnya rasa hormat dan sikap egoisnya. Setelah mengetahui dia berbohong pada aplikasi kuliahnya tentang mengetahui cara membaca musik, Devon diturunkan ke P4 oleh Dr. Lee sampai dia belajar, kemudian dikembalikan ke P1 ketika Wagner menekan Dr. Lee untuk melakukannya. Namun, setelah mengobarkan huru-hara dengan band tamu di pertandingan kepulangan A&T setelah Devon memainkan drum anggota band lawan (penghinaan serius dalam mitos garis drum), Devon dikeluarkan dari band oleh Dr. Lee. Perkelahian itu juga merenggangkan hubungannya dengan Laila, karena dia malu memperkenalkannya kepada orang tuanya, yang menghadiri pertandingan tersebut. S drum (penghinaan serius dalam mitos drumline), Devon dikeluarkan dari band oleh Dr. Lee. Perkelahian itu juga merenggangkan hubungannya dengan Laila, karena dia malu memperkenalkannya kepada orang tuanya, yang menghadiri pertandingan tersebut. S drum (penghinaan serius dalam mitos drumline), Devon dikeluarkan dari band oleh Dr. Lee. Perkelahian itu juga merenggangkan hubungannya dengan Laila, karena dia malu memperkenalkannya kepada orang tuanya, yang menghadiri pertandingan tersebut.
Devon menghubungi sekolah saingan A&T Morris Brown College, ya untuk membahas bermain untuk band mereka musim depan. Tuan Wade, pemimpin band Brown, mengatakan bahwa Devon tidak perlu mengetahui cara membaca musik dan kemungkinan besar akan mendapatkan beasiswa penuh dan posisi yang baik di bagian drum. Ketika Wade ingin tahu apa yang Dr. Lee rencanakan untuk BET Big Southern Classic (kompetisi besar band kampus), Devon menyadari bahwa Mr. masih dengan band A&T. Muak dengan Tuan Wade dan dirinya sendiri, dia menolak tawaran beasiswa dari band saingan dan kembali ke A&T.
Meskipun Devon masih belum bermain untuk band, dia menolak untuk melepaskan permainan drumnya. Setelah menerima kaset dari ayahnya yang terasing, Ray, Devon mendapat inspirasi untuk aransemen drum baru. Saat Devon akan mempresentasikan ide-ide ini kepada band, dia dan Sean melakukan konfrontasi terakhir yang menjernihkan suasana dan mereka mulai bekerja sama. Keduanya mempresentasikan ide mereka untuk irama masuk kepada Dr. Lee yang memutuskan untuk menggunakannya untuk Klasik. Devon membantu band mempersiapkan Klasik dan memperbaiki hubungannya dengan Laila. Sebagai penghargaan atas semua bantuannya menyiapkan band untuk Klasik dan terkesan dengan kedewasaan dan pertumbuhan Devon, Dr. Lee memberi tahu Devon bahwa dia dapat kembali ke band pada tahun ajaran berikutnya.
Di Klasik, band ditampilkan membawakan campuran lagu-lagu populer. Band Morris Brown bahkan mendapatkan rapper Pettey Pablo untuk tampil selama rutinitas mereka. A&T tidak terganggu oleh hal ini dan menampilkan perpaduan suara retro dan terkini. Hasil seri di garis drum Morris Brown dan A&T berhadapan satu sama lain. Dr. Lee mengizinkan Devon bermain untuk pertemuan ini, menunjukkan keyakinannya pada karakter Devon yang lebih baik dan terima kasih atas semua kerja keras yang telah dia lakukan untuk menyiapkan band untuk Klasik. Morris Brown menjadi yang pertama dan A&T merespons. Irama kedua Morris Brown termasuk snare mereka bergerak maju dan bermain di drum A&T (langkah yang sama yang memicu pertarungan di pertandingan mudik A&T), lalu melempar tongkat mereka. Garis A&T berhasil menahan ketenangan mereka dalam menghadapi penghinaan. Mereka memainkan irama mereka dan, di tengah, melempar tongkat mereka, meniru aksi Morris Brown, tetapi kemudian seluruh barisan mengeluarkan satu set tongkat lagi dan terus bermain. Mereka mengakhiri rutinitas mereka di depan garis drum Morris Brown, tetapi alih-alih memainkan drum mereka, semua garis menjatuhkan stik mereka ke drum garis drum lainnya. Para juri memberikan kemenangan kepada A&T.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di dalam tas gitu.
"Mancing ah!" kata Budi.
Budi beranjak dari tempat duduknya, ya membawa alat pancingan dengan baik menuju tempat di mana Eko sedang asik memancing. Ya sedangkan Abdul, ya sedang memancing dengan baik, ya agak jauh dari Eko gitu. Budi duduk di sebelah Eko, ya memancing dengan baik gitu.
"Eko sudah dapat ikan?" kata Budi.
"Sudah dapet ikan. Ya dapet satu ekor ikan," kata Eko.
"Eko sudah dapat ikan. Moga-moga, ya aku dapat ikan dari hasil aku memancing gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Oiya Eko. Mau pendapat aku, ya sebuah cerita gitu!" kata Budi.
"Pendapat aku. Apa ceritanya?" kata Eko.
"Ceritanya sih. Seorang pemuda yang baik dan pintar. Cerita kisah nyata gitu. Pemuda menjalankan kehidupan kesederhanaan, ya memang keadaannya memang miskin gitu. Pemuda itu terkenal dengan kesederhanaannya dan juga kepintarannya itu. Suatu ketika, ya ada wartawan mengambil ide dari kesederhanaan dan kepintaraan pemuda itu. Wartawan itu membuat cerita yang di tulis di koran, ya seorang cewek muslimah yang sederhana, ya baik dan pinter, ya untuk ngangkat nama cewek tersebut dan juga pendidikan cewek tersebut gitu, ya agar populer gitu. Hasil kerja wartawan itu, ya berhasil mempopulerkan cewek tersebut dan pendidikannya, ya dasarnya ide dari seorang pemuda sederhana dan pinter. Ya pemuda itu membaca koran bersama teman-temannya sampai sadar dari cerita koran tersebut, ya mengambil ide dari diri pemuda. Dari cerita ini. Untuk jadi populer ini dan itu, ya bisa saja mengambil konsep dari orang lain yang menjalankan kehidupan yang sebenarnya, ya kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini. Ya bisa terjadi seperti cerita yang di omongin Budi tersebut," kata Eko.
"Kalau tentang cerita kita, ya pertemanan kita gitu. Apakah cerita kita di tulis jaringan internet, ya bisa saja idenya di ambil wartawan dan di terapkan pada orang lain, ya jadi populer gitu seperti cerita kisah nyata yang aku ceritakan gitu?" kata Budi.
"Kemungkinan itu ada. Jika kisah nyata terjadi yang di ceritakan Budi. Ide tentang kita, ya bisa saja idenya di ambil wartawan dan di terapkan ke orang lain dan hasilnya populer," kata Eko.
"Kemungkinan ada toh!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau ngomongin acara Tv, ya D Koplo, ya acara barunya di Tv chenel Indosiar. Bagus apa enggak, ya pendapat Eko gitu?" kata Budi.
"Ya acara Tv. Bagus lah!!!" kata Eko.
"Bagus toh. Ya aku juga yang menonton dengan baik, ya acara tersebut, ya ikut omongan Eko....bagus!!!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi memancing dengan baik, ya harapan dapat ikan gitu. Ya begitu juga dengan Abdul, ya memancing dengan baik, ya harapan ikan lah.
No comments:
Post a Comment