Budi duduk di teras depan rumah, ya setelah nonton Tv.
"Nyanyi ah!" kata Budi.
Budi mengambil gitar di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi, ya dengan judul 'Bunga Dahlia' :
Isi cerita yang di baca Budi :
Seorang gadis remaja kulit putih dan adik laki-lakinya tinggal bersama orang tua mereka di sebuah apartemen sederhana bertingkat tinggi di Sydney. Suatu hari ayah mereka mengantar mereka ke Outback, masih dalam seragam sekolah mereka, seolah-olah untuk piknik. Saat mereka bersiap untuk makan, sang ayah mengeluarkan pistol dan mulai menembaki anak-anak. Anak laki-laki itu percaya itu adalah permainan, tetapi anak perempuan itu menyadari ayahnya sedang berusaha untuk membunuh mereka, dan melarikan diri dengan saudara laki-lakinya, mencari perlindungan di balik batu. Dia melihat ayahnya membakar mobil mereka dan menembak kepalanya sendiri. Gadis itu menyembunyikan bunuh diri dari saudara laki-lakinya, mengambil beberapa makanan piknik, dan membawanya menjauh dari tempat kejadian, mencoba berjalan pulang melalui padang pasir.
Pada tengah hari berikutnya, mereka lemah dan bocah itu hampir tidak bisa berjalan. Menemukan sebuah oasis dengan lubang air kecil dan pohon buah-buahan, mereka menghabiskan hari bermain, mandi, dan beristirahat. Keesokan paginya, air sudah mengering. Mereka kemudian ditemukan oleh seorang anak laki-laki Aborigin. Dia tidak berbicara bahasa Inggris, membuat gadis itu frustrasi, tetapi saudara laki-lakinya meniru kebutuhan mereka akan air dan pendatang baru dengan ceria menunjukkan kepada mereka cara menggambarnya dari tempat tidur kering di oasis. Ketiganya bepergian bersama, dengan bocah Aborigin berbagi daging kanguru yang dia tangkap dari berburu. Anak laki-laki belajar berkomunikasi sampai batas tertentu menggunakan kata-kata dari bahasa dan gerak tubuh masing-masing, ya gadis itu tidak melakukan upaya seperti itu.
Saat berada di sekitar perkebunan, ya seorang wanita kulit putih berjalan melewati anak laki-laki Aborigin, yang mengabaikannya saat dia berbicara dengannya. Dia tampaknya melihat anak-anak lain, tetapi mereka tidak melihatnya, dan mereka melanjutkan perjalanan mereka. Anak-anak juga menemukan balon cuaca milik tim peneliti terdekat yang bekerja di gurun. Setelah menggambar tanda-tanda rumah bergaya modern, ya anak laki-laki Aborigin itu akhirnya membawa mereka ke sebuah peternakan yang ditinggalkan, dan membawa anak laki-laki kecil itu ke jalan terdekat. Bocah Aborigin memburu kerbau dan bergulat ke tanah ketika dua pemburu putih muncul di truk dan hampir menabraknya. Dia melihat shock karena mereka sembarangan menembak beberapa kerbau dengan senapan. Anak laki-laki itu kemudian kembali ke pertanian, ya tetapi lewat tanpa berbicara.
Belakangan, anak laki-laki Aborigin itu berada dalam keadaan kesurupan di antara banyak tulang kerbau, setelah melukis dirinya sendiri dengan tanda-tanda upacara. Dia kembali ke rumah pertanian, ya mengejutkan gadis yang membuka baju, dan memulai ritual kawin dengan melakukan tarian pacaran di depannya. Meskipun dia menari di luar sepanjang hari dan sampai malam sampai dia kelelahan, dia ketakutan dan bersembunyi darinya, dan memberi tahu saudara laki-lakinya bahwa mereka akan meninggalkannya keesokan harinya. Di pagi hari, setelah mereka mengenakan seragam sekolah mereka, saudara laki-laki itu membawanya ke tubuh anak laki-laki Aborigin, tergantung di pohon. Menunjukkan sedikit emosi, gadis itu menyeka semut dari dada anak laki-laki yang sudah meninggal. Mendaki jalan, ya saudara kandung menemukan kota pertambangan yang hampir sepi di mana seorang karyawan bermuka masam mengarahkan mereka ke akomodasi terdekat.
Bertahun-tahun kemudian, seorang pria pulang kerja saat gadis dewasa itu menyiapkan makan malam. Saat dia memeluknya dan menceritakan gosip kantor, ya dia membayangkan atau mengingat saat di mana dia, ya saudara laki-lakinya, dan anak laki-laki Aborigin sedang bermain dan berenang telanjang di billabong di pedalaman.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di meja. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja, ya ada koran, ya ada foto di koran.
"Foto di koran," kata Eko.
"Ya di koran memang ada foto cewek cantik," kata Budi.
"Artis," kata Eko.
"Artis cantik. Dari muda sampai sekarang, ya umurnya memang bertambah, ya tetap cantik, ya awet muda gitu," kata Budi.
"Terlihat dengan baik, ya penampilannya setiap acara di Tv," kata Eko.
"Ya artis Dewi memang cantik. Sudah pengalaman di dunia hiburan. Beritanya selalu berkaitan berita kontraversi. Sebenarnya suka berita kontraversi atau memang adanya berita itu ya?" kata Budi.
"Mungkin ada sistem kerja di balik sistem kerja," kata Eko.
"Teka-teki? Menarik juga!!!" kata Budi.
"Kalau cewek kalau di puji cantik. Pastinya senang kegirangan," kata Eko.
"Biasa gitu sih Eko. Cewek di puji cantik, ya senang kegirangan. Pujian itu kan, ya niat pujian saja. Tidak mengambil hatinya," kata Budi.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Yang jadi pertanyaan ku tentang artis Dewi. Kenapa artis Dewi, ya kisah cintanya selalu kegagalan cinta. Ya janda lagi janda lagi?" kata Budi.
"Mana aku tahu kenapa artis Dewi, ya kegagalan dalam cinta. Janda lagi janda lagi?" kata Eko.
"Ya kalau begitu tidak perlu di obrolin lebih jauh ah!" kata Budi.
"Ya kalau begitu juga. Ya lebih baik main catur saja!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil buku dan koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya menaruh papan catur di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment