Budi dan Eko duduk di pohon yang rindang di pinggir pantai, ya sambil menikmati minum teh gelasan dan roti murah meriah.
"Kenapa ya Eko. Kalau tiba-tiba kepikiran Yeni Inka?" kata Budi.
"Ya aneh juga sih Budi. Tiba-tiba Budi kepikiran Yeni Inka. Padahal Budi tidak ada kaitan dengan artis bernama Yeni Inka, ya penyanyi. Kalau aku kepikiran Purnama, ya hal biasa. Karena aku ada kaitan dengan Purnama," kata Eko.
"Apa mungkin. Karena dari rasa suka dan juga penampilan Yeni Inka?" kata Budi.
"Mungkin sih. Kalau terkesan pada sesuatu yang di sukai," kata Eko.
"Rasa," kata Budi.
"Rasa. Rasa buah-buahan kan Budi?" kata Eko.
"Iya. Rasa buah-buahan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Mungkin aku sebut Yeni Inka, bidadari impian ku, ya karena rasa terkesan saja," kata Budi.
"Bentuk pujian atau ada rasa ingin memiliki. Ibarat bunga liar di taman, ya ingin di dekatin kumbang yang menyukai karena bau harum bunga tersebut," kata Eko.
"Ya sebenarnya sih. Sekedar obrolan lulusan SMA saja!" kata Budi.
"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA saja!" kata Eko.
"Kalau permainan seandainya, ya ada sih. Aku ada rasa ingin memiliki cewek yang di sukai," kata Budi.
"Seandainya. Permainan Budi," kata Eko.
"Cuma khayalan dalam bentuk cerita saja. Kalau kenyataan, ya mana mungkin lah. Aku siapa? Yeni Inka siapa?. Aku cuma orang miskin yang berusaha jadi mampu dan bekerjanya cuma seorang buruh di perusahaan," kata Budi.
"Kenyataan vs khayalan," kata Eko.
"Ya kenyataannya aku bersyukur dengan baik, ya kerjaan ku jadi buruh demi hidup ini. Karena dunia ini masih banyak manusia yang berusaha mendapatkan kerjaan yang baik demi hidup ini," kata Budi.
"Ya aku bersyukur dengan kerjaan ku, ya jadi buruh juga. Aku bersyukur dengan kerja orang-orang punya jabatan tinggi di pemerintahan, ya memperhatikan urusan buruh gitu," kata Eko.
"Urusan dunia ini, ya harus di urus dengan baik. Agar berjalan dengan baik. Walau hasil sedikit dari usaha, ya tetap di nikmati dengan baik," kata Budi.
"Di nikmati dengan baik," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Ibarat memancing di lautan yang luas. Di usahakan jalan yang di usahakan. Hasilnya dapet sedikit, ya atau dapet ikannya kecil, cuma satu. Ya di syukurin dengan baik hasil usaha yang di jalankan," kata Eko.
"Omongan Eko bener lah!" kata Budi.
"Kalau begitu aku memancing saja!" kata Eko.
"Kalau Eko memancing. Aku tetap diam di sini, ya baca buku," kata Budi.
Eko beranjak dari duduknya bersama Budi, ya membawa alat pancingan dengan baik. Eko mencari tempat yang baik untuk memancing. Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu. Eko memancing dengan baik, ya di tempat yang baik dan berharap dapet ikan dari usaha memancing gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Billy Beane, ya manajer umum Oakland Athaletics, sangat terpukul dengan kekalahan tim dari New York Yankees di Seri Divisi Liga Amerika 2001. Dengan kepergian pemain bintang Johnny Damon, Jason Giambi dan Jason Isringhausen yang akan datang ke agen bebas, Beane perlu membentuk tim kompetitif untuk tahun 2002 dengan anggaran terbatas Oakland.
Selama kunjungan kepramukaan ke Cleveland Indians, Beane bertemu Peter Brand, lulusan ekonomi muda Yale dengan ide radikal tentang mengevaluasi pemain. Beane bertanya apakah Brand akan mengeluarkannya dari sekolah menengah; meskipun pengintai menganggap Beane menjanjikan, karirnya di liga utama mengecewakan. Brand mengatakan dia tidak akan menyusunnya sampai ronde kesembilan. Terkesan, Beane mempekerjakannya.
Menggunakan metode sabermetri Brand, Beane menandatangani pemain yang diremehkan seperti Chad Bradford, Jeremy Giambi, Scott Hatteberg, dan juga berdagang untuk David Justice. Pengintai Atletik memusuhi strategi tersebut, dan Beane memecat kepala pengintai, Grady Fuson, setelah konfrontasi yang memanas. Beane juga menghadapi tentangan dari Art Howe, Manajer Atletik. Howe mengabaikan strategi Beane dan Brand dan menggunakan barisan yang lebih tradisional.
Di awal musim, Atletik sudah tertinggal sepuluh pertandingan lebih dulu, membuat para kritikus menganggap metode baru itu sebagai kegagalan. Brand berpendapat bahwa ukuran sampel mereka terlalu kecil untuk menyimpulkan bahwa metode tersebut tidak berhasil, dan Beane meyakinkan pemilik tim, Stephen Schott, untuk tetap mengikuti kursus. Untuk mendapatkan bantuan di pertahanan, Beane memperdagangkan Giambi ke Phillies untuk John Mabry dan satu-satunya baseman tradisional pertama, Carlos Pena, ke Tigers, membuat Howe tidak punya pilihan selain menggunakan tim yang telah dirancang Beane dan Brand. Tiga minggu kemudian, Atletik hanya tertinggal empat pertandingan terlebih dahulu.
Sebelum batas waktu perdagangan, Beane mengakuisisi pelempar bantuan Ricardo Rincon dari orang India, dan pada 13 Agustus, Atletik memulai rentetan kemenangan. Beane, secara takhayul, menolak untuk menonton pertandingan yang sedang berlangsung, tetapi ketika Atletik mengikat rekor Liga Amerika dengan 19 kemenangan beruntun, putrinya membujuknya untuk menghadiri pertandingan berikutnya melawan Kansas City Royals. Oakland memimpin 11-0 ketika Beane tiba di inning keempat, hanya untuk menyaksikan Royals menyamakan skor. Berkat home run walk-off oleh Hatteberg, Atletik meraih kemenangan ke-20 berturut-turut yang memecahkan rekor. Beane memberi tahu Brand bahwa dia tidak akan puas sampai mereka mengubah bisbol dengan memenangkan Seri Dunia.
Atletik memenangkan Liga Amerika Barat 2002 tetapi kalah dari Minnesota Twins di Seri Devisi Liga Amerika. Pemilik Boston Rex Sox, John W. Henry, menyadari bahwa sabermetrik adalah masa depan bisbol. Dia meminta Beane untuk menjadi manajer umum Red Sox dengan gaji $ 12,5 juta, yang akan menjadikannya manajer umum dengan bayaran tertinggi dalam sejarah olahraga. Di Oakland, Beane mengungkapkan tawaran tersebut kepada Brand dan mengatakan bahwa strategi mereka gagal. Brand menunjukkan video pemukul bertubuh kekar, Jeremy Brown, yang melakukan home run tetapi tidak menyadarinya. Di mobilnya, Beane mendengarkan lagu yang di rekam oleh putrinya di mana dia menyuruhnya untuk "nikmati saja pertunjukannya".
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di dalam tas.
"Ternyata kalau di pikirkan dengan baik. Kepikiran artis Yeni Inka. Hal biasa kalau menyukai artis yang di sukai sampai terpikirkan. Kebanyakan orang yang menyukai lagu ini dan itu, ya sampai di setel musiknya dengan baik. Pengemar memikirkan artis yang di sukai. Ya sampai artis film juga, di setel juga filmnya dengan baik gitu," kata Budi.
Budi beranjak dari duduknya dan memegang alat pancingan berkata "Memancing."
Budi pun bergerak mencari tempat yang baik untuk memancing. Sampai di tempat yang baik, ya Budi memancing dengan baik, ya berharap dapat ikan lah.
No comments:
Post a Comment