Budi dan Eko duduk di teras depan rumahnya Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Eko?" kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Aku mau bercerita?" kata Budi.
"Ya cerita saja seperti biasanya!" kata Eko.
"Ya ke tempat kuburan di mana banyak makam manusia," kata Budi.
"Kok kuburan. Ziara ke makam keluarga apa uji nyali gitu?" kata Eko.
"Ya ziara ke makam Kakek gitu," kata Budi.
"Ziarah toh ke makam Kakek," kata Eko.
"Aku diam di makam Kakek. Lalu aku berkata "Suatu saat aku akan tidur seperti Kakek," kata Budi.
"Nama juga manusia. Takdir manusia untuk mengisi dunia ini. Umur telah di tetap kan Tuhan. Mati muda itu pantes. Mati tua juga pantes. Tidurnya di makam, ya sesuai dengan ajaran agama yang di yakini saat lahir di muka Bumi ini," kata Eko.
"Aku sadar. Bahwa masih banyak keinginan belum tercapai. Demi hidup ini. Di makam Kakek. Aku jadi mengerti, ya tidak perlu di oyoin untuk mencapai sesuatu yang belum bisa di capai. Jalan hidup seperti biasa di jalan kebaikan," kata Budi.
"Bagus Budi terus berjalan di kebaikan dengan cara merenung di makam Kakek. Padahal masih banyak manusia, ya sudah berada di makam tidak sadar dari apa yang salah dalam jalan hidupnya dan tidak ada berusaha memperbaikinya, ya jadinya tetap di jalan buruk dengan cara berpura-pura dengan di tutupi dengan kebaikan," kata Eko.
"Manusia masih pake topeng dengan baik, ya untuk menutupi kebenaran siapa dirinya?. Kata Daniel pun benar, ya yang tinggal di jalan Samratulagi gang pisang kota Bandar Lampung. Bahwa di lingkungannya tempat tinggalnya itu, ya antara baik dan buruk perilaku manusia dari dulu sampai sekarang. Ya pandai menutupi keburukan dengan kebaikan, ya berpura-pura," kata Budi.
"Daniel tidak nyari makan di daerah tempat tinggal itu kan?" kata Eko.
"Daniel tidak nyari makan di tempat tinggalnya, ya nyari tempat lain. Pintu rezeki itu, ya tidak satu tempat di tempat lain banyak," kata Budi.
"Baguslah kalau mengerti jalan hidup ini. Lingkungan begini dan begitu, ya ada cerita masalah di tempat Daniel, ya maka akan seret rezeki di daerah tersebut," kata Eko.
"Memang kenyataannya seret rezeki tersebut. Maka itu cerita orang miskin yang di ceritakan Daniel. Orang miskin itu meninggalkan rumahnya, ya tidak di tempatin karena ada masalah, ya tinggal di tanah orang. Banyak orang yang tidak suka orang miskin tersebut di lingkungan itu. Rezeki orang miskin itu seret, ya gara-gara ulah orang kaya dan miskin di lingkungan tersebut. Orang miskin, ya pergi ke tempat lain untuk nyari makan demi hidup ini. Ternyata di tempat lain, ya masih di ruang lingkup kota Bandar Lampung, ya rezekinya lumayan demi hidup ini," kata Budi.
"Dunia ada yang di sebut keberuntungan suatu tempat untuk mendapat rezeki, ya hasilnya lancar. Ada juga tempat tidak beruntung, ya sial gitu tempat tersebut kaya tempat tinggal dari orang miskin yang di ceritakan Daniel, ya daerah gang pisang tersebut," kata Eko.
"Sudah dapet tempat yang bagus, ya beruntung, ya jalan rezekinya. Hidup ini tenang. Rezekinya lancar gitu orang miskin tersebut," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau begitu aku main wayang saja. Sekedar cerita!" kata Budi.
"OK. Aku jadi penonton yang baik gitu," kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi, ya wayang di mainkan dengan baik gitu, ya bercerita dengan baik pula. Eko menonton pertunjukkan wayangnya dengan Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Pada tahun 1987, Sekolah Menengah Eastside yang dulu indah di Paterson, New Jersey, telah memburuk karena penyalahgunaan narkoba dan kejahatan yang merajalela di seluruh sekolah. Mayoritas siswa tidak dapat lulus tes keterampilan dasar, dan bahkan guru tidak aman dari kekerasan geng.
Walikota Bottman mengetahui bahwa sekolah akan diserahkan kepada administrasi negara kecuali 75% siswa dapat lulus tes keterampilan dasar minimum. Dia berkonsultasi dengan pengawas sekolah Dr. Frank Napier, yang menyarankan agar mereka mempekerjakan Joe Clark mantan guru Eastside High yang dipindahkan secara paksa bertahun-tahun sebelumnya karena pemotongan anggaran, sebagai kepala sekolah baru. Dengan enggan, walikota mempekerjakan Clark.
Dikenal sebagai "Crazy Joe", perubahan radikal langsung Clark termasuk mengusir 300 siswa yang diidentifikasi sebagai pengedar narkoba atau penyalahguna dan pembuat onar, melembagakan program untuk meningkatkan semangat sekolah termasuk melukis di atas dinding yang tertutup grafiti, dan mengharuskan siswa untuk mempelajari lagu sekolah, dan dihukum jika mereka tidak bisa menyanyikannya sesuai permintaan. Ketika salah satu siswa yang dikeluarkan ditemukan memukuli siswa lain, Clark memerintahkan pintu sekolah ditutup selama jam sekolah karena dana tidak cukup untuk membeli pintu keamanan.
Tindakan Clark mulai memiliki efek positif pada murid-muridnya. Dia bertemu Thomas Sams, seorang siswa muda yang dikeluarkan karena penggunaan crack, yang memohon untuk diizinkan kembali ke sekolah. Clark mengantar Sams ke atap sekolah ; di sana dia dengan kejam mencaci maki bocah itu karena menggunakan crack, menuntut agar dia melompat dari tepi gedung. Clark (diam-diam) gembira, ketika Sams yang sekarang histeris menolak untuk melompat dan mulai berbalik. Clark juga menyatukan kembali salah satu siswa sekolah dasar lamanya, Kaneesha Carter, dengan ibunya yang terasing.
Beberapa orang tua bereaksi keras terhadap tindakan ini, terutama Leonna Barrett -- ibu dari salah satu siswa yang dikeluarkan, yang menekan walikota untuk menggulingkan Clark.
Radikalisme Clark membawanya ke dalam konflik dengan fakultasnya sendiri, terutama : Mr Darnell, seorang guru bahasa Inggris, yang Clark menangguhkan untuk mengambil sepotong sampah selama resital dari lagu sekolah ; Nyonya Elliot, seorang guru musik, yang dipecat Clark karena membangkang setelah dia membatalkan acara paduan suara yang telah lama direncanakan (konser tahunan Lincoln Center sekolah yang akan datang). Napier kuliah Clark atas insiden ini, menuntut agar dia bertindak sebagai pemain tim ; Clark kemudian menempatkan kembali Mr. Darnell.
Sayangnya, tes keterampilan dasar latihan gagal mengumpulkan cukup banyak siswa yang lulus. Clark menghadapkan stafnya atas kegagalan mereka untuk mendidik siswa mereka, dan untuk mempersiapkan mereka untuk dunia. Clark melembagakan program tutorial untuk memperkuat keterampilan akademi ; dia juga mendorong kursus membaca perbaikan pada hari Sabtu, sehingga orang tua dapat hadir bersama anak-anak mereka jika mereka mau (atau perlu).
Ketika hari ujian keterampilan dasar minimum akhirnya tiba, para siswa jauh lebih siap dan dipenuhi dengan rasa harga diri. Sebelum skor dapat dihitung, kepala pemadam kebakaran menyerbu sekolah dan menemukan pintu yang dirantai. Clark ditangkap karena melanggar kode keselamatan kebakaran. Malam itu, para siswa berkumpul di pertemuan Dewan Pendidikan Paterson, di mana anggota dewan sekolah Leonna memimpin seruan untuk pemecatan Clark.
Para siswa menuntut agar Clark dibebaskan dari penjara dan dipertahankan sebagai kepala sekolah. Walikota telah membebaskan Clark dari penjara, sehingga ia dapat mendesak anak-anak untuk kembali ke rumah demi keselamatan mereka sendiri. Dia diinterupsi oleh asisten kepala sekolah Ms. Levias, yang melaporkan bahwa lebih dari 75% siswa telah lulus tes keterampilan dasar. Dia mengumumkan hasilnya melalui megafonnya.
Akibatnya, administrasi sekolah saat ini tetap utuh. Clark diizinkan untuk mempertahankan pekerjaannya sebagai kepala sekolah, karena dia dengan riang memberi tahu walikota bahwa "Anda dapat memberi tahu Negara Bagian untuk pergi ke neraka." Para siswa merayakannya dengan menyanyikan lagu sekolah mereka. Ya berakhir dengan para siswa senior, termasuk Sams, lulus SMA (di tengah kredit penutup) ; Clark memberi mereka ijazah mereka.
***
Budi cukup lama main wayangnya, ya akhirnya selesai juga gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik, ya begitu dengan cerita, ya bagus gitu.
"Main catur Budi!" kata Eko.
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment