Eko duduk dengan baik di bawah pohon yang rindang di pinggir pantai. Budi sedang asik berenang. Abdul sedang asik mancing dengan baik gitu.
"Baca buku ah!" kata Eko.
Eko mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik gitu. Ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Eko :
Pada tahun 1970-an, Philadelphia berada dalam kekacauan karena bagian selatan kota memprotes penutupan beberapa lokasi kerja sementara tim NFL mereka, Philadelphia Eagles, ya mengalami serangkaian musim yang kalah. Pada tahun 1976, seorang guru pengganti berusia 30 tahun Vince Papale pergi ke tempat ke tempat pasir suatu malam dan bergabung dengan teman - temannya bermain sepak bola melawan sekelompok pemuda lain. Setelah permainan berakhir, ya Papale pulang dan mendapati istrinya Sharon muak dengan kegagalannya memberikan dukungan yang layak.
Keesokan paginya, Papale tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaannya di sekolah. Malam itu, Papale pergi ke bar tempat dia bekerja sebagai bartender paruh waktu. Bar berisi penggemar berat Eagles, yang menonton laporan TV tentang Eagles mempekerjakan pelatih kepala baru, Dick Vermeil, yang akan mengadakan uji coba publik terbuka untuk Eagles; pengunjung tetap bar mendorong Papale untuk menghadiri uji coba. Sekembalinya ke rumah, Papale mengetahui bahwa Sharon telah meninggalkannya, meninggalkannya sebuah catatan yang mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menjadi apa pun di dunia ini. Bingung, Papale membuang beberapa barang yang tersisa yang dia tinggalkan.
Malam berikutnya di bar, Papale bertemu dengan rekan bartender baru, Janet Cantrell, yang merupakan penggemar Giants. Putus asa mencari nafkah setelah kepergian istrinya, Papale menerima dukungan dari teman-temannya dan menghadiri uji coba yang diadakan di Stadion Veteran. Papale berkompetisi melawan beberapa ratus penduduk Philadelphia, tetapi tampil baik selama latihan. Setelah uji coba, Dick Vermeil datang saat Papale mencoba menyalakan mobilnya. Vermeil terkesan dengan penampilan Papale dan mengundangnya ke kamp pelatihan untuk bersaing memperebutkan tempat daftar bersama Eagles. Menerima, Papale menerima sambutan hangat di bar, dan melakukan wawancara dengan penyiar berita.
Keesokan harinya, Papale sedang jogging di kota dan mampir ke rumahnya yang kosong; bertemu teman, dia memberi tahu mereka tentang bergabung dengan Eagles. Ayahnya, sementara itu, menawarkan untuk membiarkan Vince tinggal bersamanya. Hari berikutnya, dia pergi ke kamp pelatihan pertamanya bersama Eagles. Seiring berjalannya hari-hari kamp pelatihan, Papale menjalani pelatihan keras dan rasa tidak hormat dari pemain lain. Suatu malam, Papale mengajak Janet berkencan. Dia tidak yakin apakah dia bisa memulai hubungan baru, karena dia perlu mencoba yang terbaik untuk membuat tim. Janet mengklaim bahwa dia tidak tahu itu kencan. Dia kembali bekerja dan dia pergi. Saat kamp pelatihan berakhir, tempat daftar terakhir adalah Papale dan seorang veteran. Melawan saran asistennya, Vermeil menyerahkan tempat terakhir kepada Papale.
Saat karir Papale dengan Eagles dimulai, tim kehilangan semua enam pertandingan pramusim dan pembuka musim reguler mereka melawan Dallas Cowboys. Papale bermain buruk melawan Cowboys, dan Vermeil menghadapi tekanan dari para penggemar dan media. Setelah tim kembali ke Philadelphia, Papale pergi ke tempat pasir di mana dia pernah bermain dengan teman-temannya sebelumnya. Dia diundang untuk bermain, tetapi dia menolak karena pertandingan Eagles yang akan datang dan menonton selama beberapa menit. Namun, saat hujan badai dimulai, Papale bergabung dengan teman-temannya dan bermain melawan tim sandlot lain untuk membantu teman -temannya. Dia mengakhiri permainan basah dan kotor dengan melemparkan umpan touchdown. Ketika dia bertemu Janet kemudian, mereka berbicara sebentar sebelum dengan penuh semangat memeluk dan jatuh ke rumah Papale.
Selama pertandingan pembuka kandang melawan New York Giants, penampilan Janet dengan kaus Giants membuat marah para penggemar Eagles. Di ruang ganti, Papale melihat lagi catatan yang ditinggalkan Sharon dan merobeknya. Dia membuka permainan dengan melakukan solo-tackle pada kickoff returner di dalam garis lima belas yard. Setelah permainan naik-turun, Papale mendapat downfield selama tendangan kuarter keempat Eagles untuk mengatasi pemain yang kembali, ya memaksa kesalahan yang dia pulihkan dan dibawa ke zona akhir untuk touchdown, ya memberi Eagles kemenangan pertama mereka dalam karir Papale. Penggemar elang menjadi liar dengan sukacita. Selama kredit akhir, sorotan media tentang karir Papale dengan Eagles ditampilkan. Papale bermain untuk tim selama tiga musim dan akhirnya menikahi Janet sementara Vermeil berhasil mengubah Eagles menjadi tim pemenang.
***
Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di dalam tas. Eko menikmati minum minuman botol dan roti lah. Budi selesai berenang, ya ke tempat Eko sedang santai. Budi makan roti dan minum minuman dengan baik.
"Ngomong-ngomong Budi. Masih targetin cewek kaya yang Budi sukai?" kata Eko.
"Nama aku cowok. Masih lah Eko. Nama juga keinginan," kata Budi.
"Resiko penolakan di rasakan dengan baik, ya Budi?" kata Eko.
"Ya. Maklum. Aku orang miskin yang berusaha mampu. Ya jadi menerima penolakan cewek. Tapi sadar sih dengan baik, ya pake logika. Beda dengan cowok-cowok yang tidak punya logikanya," kata Budi.
"Bamperan. Perasa banget. Akhirnya bisa saja nangis gitu," kata Eko.
"Emang segitunya psikologis cowok?" kata Budi.
"Di hiperbolakan boleh lah. Negatifnya. Karena ada ceritanya nyata cowok patah hati, ya nangis gitu, ya curhat sama teman," kata Eko.
"Memang ada cowok begitu. Patah hati, ya nangis gitu. Yang dengerin curhatnya, ya sebenarnya males karena yang salah sih cowoknya," kata Budi.
"Kalau cewek patah hati, ya nangis, ya wajar sih. Cewek kan kebanyakan bamperan, ya perasa banget, ya sensitif," kata Eko.
"Ya memang sih cewek patah hati perasa banget," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Andai aku kaya kelahiran ku. Pasti aku di terima sama cewek yang aku sukai, ya cewek kaya," kata Budi.
"Andai," kata Eko.
"Masukan Eko dan Abdul, ya ada benar sih. Omongan yang lalu-lalu. Menyukai cewek itu lebih baik satu derajat dan paham ilmu agama Islam," kata Budi.
"Tujuannya kisah cinta, ya jalannya mudah," kata Eko.
"Masukan Daniel, ya," kata Budi.
"Temannya Budi yang tinggal di jalan Samratulangi gang pisang kota Bandar Lampung?" kata Eko.
"Iya," kata Budi.
"Apa katanya?" kata Eko.
"Katanya sih. Yang terpenting urusan kisah cinta antara cowok dan cewek, ya ada restu dari orang tua cewek dengan baik, ya bisa bersatu. Tapi jika tidak ada restu dari orang tua cewek, ya akan putus hubungan cewek dengan cowok. Kaya kisah cintanya Daniel," kata Budi.
"Kisah cinta teman jadi pembelajaran Budi dengan baik gitu," kata Eko.
"Ya begitu lah," kata Budi.
Abdul berhenti memancing, ya dapet ikan dan ke tempat Eko dan Budi ngobrol.
"Dapet ikan," kata Budi.
"Abdul pinter mancing," kata Eko.
"Ikannya banyak di pantai ini, ya jadinya aku dapet ikan. Kalau ikan ini di olah jadi ikan bakar saja!" kata Abdul.
"Setuju!!!" kata Budi dan Eko bersamaan.
Abdul, Eko dan Budi bekerja sama dengan baik, ya mengolah ikan dengan cara di bakar gitu. Sampai ikan bakar matang, ya di makan dengan baik sama ketiganya.
"Ngerasa kita ini kaya acara Tv. Bolang (Bocah Petualang)," kata Budi.
"Kita kan sudah dewasa. Masa di samakan dengan anak-anak," kata Abdul.
"Film tentang bertahan hidup yang tinggal di pulau kecil," kata Eko.
"Kalau itu sih boleh sih," kata Abdul.
"Di pulau bertahan hidup. Ada cerita misterinya," kata Budi.
"Itu sih film yang berkaitan dengan cerita horor," kata Eko.
"Horor!" kata Abdul.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi
"Ya memang sekedar bahan obrolan SMA!" kata Abdul.
"Emmm," kata Eko.
Ketiganya menikmati makan ikan bakar, ya sambil menikmati keadaan. Sampai waktunya ketiganya pulang ke rumah masing-masing.
No comments:
Post a Comment