Budi dan Eko duduk teras depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Sebenarnya tidak ingin membicarakannya hal ini?" kata Budi.
"Hal ini apa?" kata Eko.
"Ada di koran gitu?" kata Budi.
"Koran? Berita apa?" kata Eko.
"Ya berita yang berkaitan dengan urusan tentang hubungan antara cewek dan cowok tapi yang di larang dan di publikasikan lewat vidio ini dan itu," kata Budi.
"Budi ngomongnya. Terlalu berbelit-belit. Kalau sudah di tulis di koran. Yang di omongin saja!" kata Eko.
"Vidio syur atau vidio porno. Ya di buat vidio tersebut ada tujuan-tujuannya. Dampaknya buruknya paling banyak, ya kena pada dari umur muda bau kencur sampai umur tua, ya sudah pengalaman dan bangkotan gitu," kata Budi.
"Tujuannya ibarat memancing. Pasti pake umpan yang terbaik untuk mendapatkan ikan," kata Eko.
"Di pancing dengan vidio ini dan itu. Hasrat jadi menggebu-gebu. Sisi kepentingan di jalankan dengan baik, ya untuk mendukung hasrat itu bisa di rasakan luar biasa," kata Budi.
"Tetap aja berdasarkan ilmu biologi. Hasrat untuk melakukan hubungan antara cewek dan cowok. Ya hanya sejenak saja," kata Eko.
"Eko kan belajar ilmu biologi di sekolah SMA dengan baik. Tahu kalau itu cuma sejenak. Aku juga tahu itu, ya aku belajar dengan baik di sekolah SMA," kata Budi.
"Kan sekedar bahan obrolan SMA saja!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan SMA saja. Yang baik itu artikel-artikel di koran yang buat, ya di bayar dengan nilai uang, ya jadi untuk nilai kualitas dan kuantitas dari nilai produk yang di buat," kata Budi.
"Sekarang omongan Budi. Kaya lulusan Universitas yang kerjaannya meneliti ini dan itu," kata Eko.
"Eko. Cuma sekedar saja omongan. Kalau aku ingin pintar banget, ya aku harusnya sudah kerja di struktur pemerintahan. Kenyataannya aku buruh di perusahaan," kata Budi.
"Omongan merendah banget Budi. Sebenarnya karena keadaan saja kan Budi tidak bisa masuk dalam kerja struktur pemerintahan?" kata Eko.
"Keadaan aku sebenarnya. Orang miskin yang berusaha mampu. Demi hidup ini. Kerjaan buruh, ya solusi utama untuk menanggulangi ekonomi keluarga," kata Budi.
"Ekonomi yang jadi masalah aku dan Budi. Kerja jadi buruh demi hidup ini. Bagi yang terlahir kaya, ya bisa mendapatkan kerjaan yang lebih baik dari kita," kata Eko.
"Sampai-sampai aku dapet penghinaan dari cewek. Ya ceweknya tidak menyukai aku karena aku miskin. Ya bisa di bilang cewek kaya gitu," kata Budi.
"Sakit banget di hina," kata Eko.
"Memang sakit. Tapi tetap tegar dan sabar. Menjalankan hidup ini di jalankan dengan baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau berteman dengan setan. Maka akan mendapatkan hasrat luar biasa. Hubungan antara cowok dan cewek, ya bermain sehari semalam sampai puas gitu," kata Budi.
"Berteman dengan setan. Mendapatkan hasrat yang luar biasa. Ya akhirnya. Mendapatkan anak keturunan setan. Ya anak-anak itu, ya susah untuk di atur dan di didik. Jalan keburukan yang di jalankan dari anak-anak sampai dewasa," kata Eko.
"Setan mengendalikan manusia untuk membuat keburukan di dunia ini dari hal kecil sampai hal besar, ya hal besar itu perang," kata Budi.
"Kenyataan hidup ini. Kita hidup di antara baik dan buruk," kata Eko.
"Baik dan buruknya perilaku manusia," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya kalau begitu aku bercerita pake wayang. Sekedar bercerita saja!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh kursi. Wayang di mainkan dengan baik, ya bercerita dengan baik pula. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik.
Isi cerita yang ceritakan Budi :
Pada tahun 1981, remaja Tina Gray terbangun dari mimpi buruk yang mengerikan di mana seorang pria cacat mengenakan sarung tangan pisau menyerangnya di ruang ketel. Ibunya menunjukkan empat garis miring misterius di baju tidurnya. Keesokan paginya, sahabat Tina, Nancy Thompson dan pacar Nancy, Glen Lantz, menghiburnya, mengungkapkan bahwa mereka masing-masing juga mengalami mimpi buruk pada malam sebelumnya. Keduanya tinggal di rumah Tina ketika ibu Tina pergi ke luar kota, di mana dia menemukan bahwa Nancy juga memiliki mimpi buruk tentang pria cacat itu. Pacar Tina, Rod Lane, mengganggu acara menginap mereka. Ketika Tina tertidur, dia memimpikan pria cacat mengejarnya. Rod dibangunkan oleh pukulan Tina dan melihatnya diseret dan ditebas secara fatal oleh kekuatan tak terlihat, memaksanya melarikan diri saat Nancy dan Glen terbangun untuk menemukan Tina berlumuran darah dan mati.
Keesokan harinya, ayah polisi Nancy, Don Thompson, menangkap Rod meskipun dia mengaku tidak bersalah. Di sekolah, Nancy tertidur di kelas dan bermimpi bahwa pria itu mengejarnya ke ruang ketel tempat dia terpojok. Dia kemudian dengan sengaja membakar lengannya pada sebuah pipa. Luka bakar itu mengejutkannya saat bangun di kelas dan dia melihat bekas luka bakar di lengannya. Nancy mengunjungi Rod di kantor polisi, yang menggambarkan kematian Tina bersama dengan mimpi buruknya sendiri baru-baru ini tentang pria yang sama yang menguntitnya dalam mimpinya, membuat Nancy percaya bahwa pria itu membunuh Tina.
Di rumah, Nancy tertidur di bak mandi dan hampir tenggelam oleh pria itu. Nancy kemudian bergantung pada kafein untuk tetap terjaga dan mengundang Glen untuk menjaganya saat dia tidur. Dalam mimpinya, Nancy melihat pria itu bersiap untuk membunuh Rod di selnya tetapi kemudian dia mengalihkan perhatiannya ke arahnya. Nancy melarikan diri dan bangun ketika jam alarmnya berbunyi. Pria itu membunuh Rod dengan melilitkan seprai di lehernya, menganggapnya sebagai bunuh diri dengan cara digantung. Di pemakaman Rod, orang tua Nancy menjadi khawatir ketika dia menggambarkan mimpinya. Ibunya, Marge, membawanya ke klinik gangguan tidur di mana, dalam mimpi, Nancy meraih fedora pria itu, dengan nama "Fred Krueger" tertulis di dalamnya, dan menariknya ke dunia nyata.
Setelah membarikade rumah, Marge menjelaskan bahwa Krueger adalah seorang pembunuh anak gila yang membunuh dua puluh anak tetapi dibebaskan secara teknis, dan kemudian dibakar hidup-hidup oleh orang tua korban yang tinggal di jalan mereka mencari keadilan main hakim sendiri. Nancy menyadari bahwa Krueger, sekarang hantu pendendam, ya membunuh dia dan teman-temannya untuk membalas dendam dan untuk memuaskan kebutuhan psikopatnya.
Nancy mencoba menelepon Glen untuk memperingatkannya, tetapi ayahnya mencegahnya berbicara dengannya. Glen tertidur dan dibunuh oleh Krueger. Sekarang sendirian, Nancy menidurkan Marge dan meminta Don, yang berada di seberang jalan menyelidiki kematian Glen, untuk masuk ke rumah dalam 20 menit. Nancy memasang jebakan di sekitar rumah dan membawa Krueger keluar dari mimpi dan masuk ke dunia nyata. Perangkap jebakan cukup mempengaruhi Krueger sehingga Nancy dapat menyalakannya dan menguncinya di ruang bawah tanah. Nancy bergegas ke pintu untuk meminta bantuan.
Polisi tiba untuk menemukan bahwa Krueger telah melarikan diri dari ruang bawah tanah. Nancy dan Don naik ke atas untuk menemukan Krueger yang terbakar mencekik Marge di kamar tidurnya. Setelah Don memadamkan api, Krueger dan Marge menghilang ke tempat tidur. Ketika Don meninggalkan ruangan, Krueger bangkit dari tempat tidur di belakang Nancy. Menyadari bahwa Krueger di dukung oleh ketakutan korbannya, dia dengan tenang membalikkan punggungnya kepadanya. Krueger menguap ketika dia mencoba untuk menyerangnya.
Nancy melangkah keluar menuju pagi yang cerah dan berkabut di mana semua teman dan ibunya masih hidup. Nancy masuk ke mobil konvertibel Glen untuk pergi ke sekolah ketika atasan bergaris hijau dan merah tiba-tiba turun dan mengunci mereka saat mobil melaju tak terkendali di jalan. Tiga gadis berpakaian putih bermain lompat tali terdengar melantunkan lagu anak-anak Krueger saat Marge ditangkap oleh Krueger melalui jendela pintu depan.
***
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai bercerita dengan baik. Eko memuji pertunjukkan wayang Budi, ya begitu juga dengan ceritanya, ya bagus gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong.
"Main permainan dam-daman saja...Budi!" kata Eko.
"OK. Main permainan dam-daman!" kata Budi.
Budi mengambil papan permainan dam-daman di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya main permainan dam-daman dengan baik banget gitu.
No comments:
Post a Comment