Budi dan Eko duduk di teras depan rumahnya Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Kalau di pikir dengan baik. Benar kata-kata orang tua yang keadaan dirinya miskin," kata Budi.
"Orang tua yang keadaan miskin. Kata-kata orang tua itu benar. Seperti apa kata-kata orang tua itu?" kata Eko.
"Sekeras berusaha dengan baik. Tetap keadaan miskin. Karena hidup di tanah orang," kata Budi.
"Kalau kenyataannya begitu sih Budi. Ya sampai tua, ya tinggal di tanah orang, ya tetap miskin. Walau sudah berusaha dengan baik," kata Eko.
"Ya hidup di jalanin saja dengan baik," kata Budi.
"Memang hidup di jalanin dengan baik saja. Dalam usaha manusia, ya ada yang berhasil keluar dari kemiskinan, ya sampai punya rumah sendiri. Ada yang tidak bisa keluar dari kemiskinan, ya sampai tidak punya rumah. Ya sampai gelandangan di jalan," kata Eko.
"Memang enak. Orang-orang yang terlahir kaya," kata Budi.
"Ya takdirnya dari lahir sudah kaya. Sampai dewasa, ya tetap kaya," kata Eko.
"Dengan ilmu yang aku dapatkan dari SMA, ya aku tetap berharap di masa depan aku bisa menjadi kaya. Ya aku tidak ingin seperti orang tua yang miskin seumur hidupnya," kata Budi.
"Ilmu SMA. Masih kalah dengan ilmu Universitas. Yang penting itu masih ingin belajar dengan baik, ya meningkatkan kemampuan untuk masa depan lebih baik. Berhasil atau tidaknya, ya tergantung dari rezekinya. Ya kodarnya kaya atau tidak?" kata Eko.
"Omongan Eko bener!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku bercerita pake wayang. Ya sekedar bercerita!" kata Budi.
"Baiklah. Aku jadi penonton yang baik gitu!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi. Ya wayang di mainkan dengan baik, ya sama Budi dan bercerita dengan baik pula. Eko menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang ceritakan Budi :
Miyagi pergi ke Pemakaman Nasional Arlington untuk mendapatkan pujian bagi orang Jepang-Amerika yang bertempur di Resimen Tempur 442 selama Perang Dunia II. Dia bertemu Louisa Pierce, janda komandannya, Jack. Di rumah Pierce di Boston, mereka mengejar ketinggalan.
Miyagi juga diperkenalkan dengan cucu Pierce, Julie, seorang remaja yang berjuang dengan masalah kemarahan karena kematian orang tuanya dalam kecelakaan mobil. Perilakunya telah menyebabkan gesekan antara Julie dan neneknya, bersama dengan sesama siswa dan guru. Dia menyelinap ke sekolah pada malam hari untuk merawat elang Harris yang terluka bernama "Angel", yang dia simpan di kandang merpati di atap.
Miyagi mengundang Louisa untuk tinggal di rumahnya di Los Angeles untuk menikmati kedamaian dan ketenangan merawat kebunnya sementara dia tetap di Boston sebagai juru kunci Julie. Di sekolah, Julie bertemu dan berteman dengan Eric McGowen, seorang penjaga keamanan remaja dalam pelatihan dan janji untuk persaudaraan keamanan sekolah yang teduh, Alpha Elite. Para anggota diajarkan untuk menegakkan peraturan sekolah, sebagian besar menggunakan kekuatan fisik, oleh seorang kolonel gadungan, Paul Dugan. Muridnya yang paling tangguh dan paling agresif adalah Ned Randall, yang melakukan pendekatan seksual yang tidak diinginkan pada Julie.
Ketika Julie selamat hampir di tabrak mobil dengan melompat ke posisi harimau, dia akhirnya belajar untuk curhat pada Miyagi ketika dia mengenali keahliannya. Dia mengungkapkan dia diajari karate oleh ayahnya, yang belajar dari kakeknya, murid Miyagi.
Saat mencoba memberi makan Angel suatu malam, Julie terdeteksi oleh Elite Alpha yang mengejarnya melalui sekolah. Meskipun dia lolos dari mereka, dia di tangkap oleh polisi dan diskors selama dua minggu oleh Dugan. Miyagi menggunakan waktu ini untuk membawa Julie ke biara Budha untuk mengajarinya cara karate yang sebenarnya dan cara menangani masalah kemarahannya. Julie belajar melalui pelajaran langsung tentang keseimbangan, koordinasi, kesadaran, dan rasa hormat terhadap semua kehidupan. Dia berteman dengan para biarawan, yang akhirnya mengadakan pesta ulang tahun untuknya, memberinya kue dan panah yang Miyagi tangkap di tengah penerbangan dalam demonstrasi memanah Zen. Mereka juga mengakui keinginannya bahwa mereka mengunjunginya di Boston, di mana mereka pergi bowling dengan Miyagi. Seorang pemain lokal menantang mereka, kalah dalam pertandingan, dan menerima bimbingan mereka tentang cara melakukan pukulan strike blind.
Setelah kembali ke sekolah, Julie menemukan bahwa Angel ditemukan oleh Ned yang disebut kontrol hewan. Miyagi membantu Julie melepaskan burung itu kembali ke alam liar, menggunakan teknik penghilang rasa sakit untuk menyembuhkan sayapnya yang patah. Dalam persiapan untuk prom, Miyagi mengajari Julie cara menari, dan membelikannya gaun. Julie pergi ke prom dengan Eric, tetapi di bawah perintah Dugan, bungee Alpha Elite melompat masuk. Ketika salah satu anggota mematahkan lengannya, Eric menunjukkan kekhawatiran, tetapi Ned menyuruhnya untuk tidak melakukannya.
Eric mengantar Julie pulang dan menciumnya. Ned mengikuti mereka, dan menghancurkan jendela mobil Eric dengan tongkat baseball. Ned menantangnya untuk bertarung di dermaga, dan bergabung di sana oleh Dugan dan Alpha Elite. Mereka membakar mobil Eric dan memukulinya dengan keras, tetapi dia diselamatkan oleh Julie dan Miyagi.
Ned mencoba menangkap Julie, tetapi dia menantangnya untuk berkelahi. Dia memegang miliknya sendiri, menggunakan karate yang telah dia pelajari, bahkan ketika Ned melempar pasir ke wajahnya. Julie mengalahkan Ned dan memunggungi Ned. Dugan menggertak anggota kelompok lainnya untuk melanjutkan pertarungan, tetapi mereka menolak. Miyagi menantang Dugan untuk bertarung dan menang, membuat Alpha Elite meninggalkannya. Ya akhirnya ceritanya dengan Angel terbang bebas di atas air.
***
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi, ya begitu juga dengan ceritanya, ya bagus gitu. Budi pun menaruh wayangnya di kursi kosong.
"Main kartu remi saja Budi!" kata Eko.
"OK. Main kartu remi!" kata Budi.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan di bagikan dengan baik kartu remi. Keduanya main kartu remi dengan baik.
"Permainan kartu remi. Kalau di jadiin permainan misteri, ya horor gitu," kata Budi.
"Berarti ada kekuatan magis dalam permainan kartu remi," kata Eko.
"Kekuatan magis. Kekuatan sihir jahat dari penyihir jahat," kata Budi.
"Kalau sederhana sih. Permainannya, ya seperti biasa permainan kartu dengan banyak jenis permainan kartu. Yang menang hidup. Yang kalah mati. Bertarung melawan malaikat kematian atau Dewa Judi gitu, ya di buat horor gitu ceritanya," kata Eko.
"Kalau luar biasa sih. Kartu berubah jadi prajurit. Yang memainkan kartu, ya jadi raja untuk memerintahkan prajuritnya menyerang pihak lain. Terjadilah perang yang sengit. Sampai raja berhadapan dengan raja. Yang menang hidup. Yang kalah mati," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya asik main kartu remi dengan permainan cangkulan saja, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment