CAMPUR ADUK

Monday, October 31, 2022

SINBAD : LEGEND OF THE SEVEN SEAS

Eko duduk di teras depan rumahnya. 

"Nyanyi ah!" kata Eko. 

Eko mengambil gitar di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik gitu dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko dengan judul 'Cinta Sebening Embun' :

"Pernahkah engkau coba menerkaApa yang tersembunyi di sudut hati?Derita di mata, derita dalam jiwaKenapa tak engkau pedulikan?
Sepasang kepodang terbang melambungMenukik bawa seberkas pelangiGelora cinta, gelora dalam dadaKenapa tak pernah engkau hiraukan?
Se-la-ma musim belum bergulirMasih ada waktu saling membuka diriSe-ja-uh batas pengertianPintu pun tersibakCinta mengalir sebening embunKasih pun mulai deras mengalirCemerlang sebening embun
Pernahkah engkau coba membacaSorot mata dalam menyimpan rindu?Sejuta impian, sejuta harapanKenapakah mesti engkau abaikan?
Se-la-ma musim belum bergulirMasih ada waktu saling membuka diriSe-ja-uh batas pengertianPintu pun tersibakCinta mengalir sebening embunSelama musim belum bergulirMasih ada waktu saling membuka diriSe-ja-uh batas pengertianPintu pun tersibakCinta mengalir sebening embunKasih pun mulai deras mengalirCemerlang sebening embun"

***
Eko selesai main gitar dan bernyanyi, ya gitar di taruh di samping kursi. Gelas berisi kopi di ambil Eko dari meja, ya di minum dengan baik kopi lah. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Baca buku ah!" kata Eko. 

Eko mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih cerpen yang ingin di baca. Terpilih lah salah satu cerpen yang di baca Eko dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Eko :

Sinbad dan kru bajak lautnya berusaha mencuri "Kitab Perdamaian" ajaib dan menahannya untuk tebusan sebagai satu pekerjaan terakhir sebelum pensiun ke Fiji. Sinbad terkejut melihatnya dilindungi saat berada di kapal ke Syracuse Sisilia oleh Pangeran Proteus dari Syracuse. Proteus adalah sahabat Sinbad sebagai seorang anak, dan dia mengatakan kepadanya bahwa jika persahabatan mereka pernah berarti apa-apa untuk Sinbad, dia bisa membuktikannya sekarang. Sinbad mencoba mencuri buku itu, tetapi dicegah ketika Cetus menyerang kapal. Keduanya bekerja sama untuk melawan Cetus dan untuk sesaat menegaskan kembali ikatan mereka. Tepat ketika tampaknya binatang itu dikalahkan, Sinbad diseret dari kapal. Proteus pergi untuk menyelamatkan Sinbad, tetapi dia dihentikan oleh krunya.

Ditarik di bawah air oleh Cetus, Sinbad diselamatkan oleh Dewi Perselisihan yang cantik, Eris, yang menawarkan kepadanya anugerah apa pun yang dia inginkan dengan imbalan Kitab Perdamaian. Sinbad dan krunya pergi ke Syracuse untuk mencuri Buku, tetapi setelah melihat Proteus dengan tunangannya Lady Marina, Sinbad meninggalkan misi tanpa memberikan motif. Mengantisipasi hal ini, Eris menyamar sebagai Sinbad dan mencuri Buku itu sendiri. Sinbad dijatuhi hukuman mati, dimana Proteus mengirim Sinbad untuk mengambil Buku sebagai gantinya, menempatkan dirinya sebagai sandera, dan Marina pergi untuk memastikan bahwa Sinbad berhasil. Untuk mencegah mereka berhasil, Eris mengirimkan sekelompok sirene mistis, yang masuk dan merayu orang-orang di atas kapal Sinbad dengan suara nyanyian mereka yang menghipnotis, tetapi tidak mempengaruhi Marina, yang mengemudikan kapal ke tempat yang aman dan memenangkan hati para kru. Namun, saat dia dan Sinbad terus berdebat satu sama lain, Eris menyadari ketidakharmonisan mereka dan mengirimkan roc. Roc menangkap Marina, tapi dia diselamatkan oleh Sinbad, dan mereka berhasil mengalahkan makhluk itu, menyebabkan rekonsiliasi antara keduanya.

Setelah insiden ini dan lainnya, Sinbad dan Marina berbicara dalam momen damai yang singkat - Marina mengungkapkan bahwa dia selalu memimpikan kehidupan di laut, dan Sinbad mengungkapkan bahwa dia menjauhkan diri dari Proteus 10 tahun sebelumnya karena dia mencintai Marina. Mereka tiba-tiba kemudian mencapai dan memasuki wilayah Eris di mana dia mengungkapkan bahwa rencananya adalah untuk mengarahkan Proteus ke tempat Sinbad, meninggalkan Syracuse tanpa ahli waris dan jatuh ke dalam kekacauan. Melalui Marina, Eris setuju untuk menyerahkan Kitab Perdamaian hanya jika Sinbad dengan jujur ​​mengatakan apakah dia akan kembali ke Syracuse untuk menerima kesalahan dan dieksekusi jika dia tidak mendapatkan Buku itu. Dia memberinya kata-katanya bahwa dia akan menghormati kesepakatan itu, membuatnya tidak bisa dipecahkan bahkan untuk dewa. Ketika dia menjawab bahwa dia akan kembali, Eris menyebutnya pembohong, dan mengembalikan dia dan Marina ke dunia fana. Malu, Sinbad mengakui Dewi Perselisihan benar, benar-benar percaya jauh di lubuk hati bahwa dia adalah pembohong egois dan berhati hitam. Hanya, bagi Marina untuk memberitahunya bahwa dia salah, membuat Sinbad berubah pikiran.

Di Syracuse, waktu yang dialokasikan untuk Sinbad telah berlalu. Proteus mempersiapkan dirinya untuk dipenggal, tetapi pada menit terakhir, Sinbad muncul dan menggantikannya. Eris yang marah muncul tiba-tiba dan menyelamatkan Sinbad dengan menghancurkan pedang algojo berkeping-keping. Sinbad, terkejut, menyadari bahwa ini masih bagian dari ujiannya dan bahwa dia telah mengalahkannya dengan membuktikan bahwa jawabannya benar. Eris sangat marah tetapi tidak bisa menarik kembali kata-katanya sebagai dewi, dan dengan enggan memberikan buku itu kepada Sinbad. Dengan terungkapnya pelaku sebenarnya, Sinbad diampuni atas kejahatan mencuri buku dan sekarang dihormati.

Dengan Buku dikembalikan ke Syracuse, Proteus dan Sinbad tetap pergi sebagai teman terbaik. Sinbad dan krunya bersiap untuk berangkat dalam perjalanan lain, meninggalkan Marina di Syracuse. Tanpa sepengetahuan dia, Proteus melihat bahwa Marina telah jatuh cinta dengan Sinbad dan kehidupan di laut, dan melepaskan dia dari pertunangan mereka, mengirimnya untuk bergabung dengan kapal Sinbad. Marina mengejutkan Sinbad dengan mengungkapkan kehadirannya di kapal tepat saat kapal mulai berlayar, dan keduanya berbagi ciuman. Sekarang bersama-sama, mereka dan kru memulai perjalanan panjang lainnya saat kapal berlayar menuju matahari terbenam. 

***

Eko selesai baca bukunya, ya buku di taruh di meja. Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, dekat Eko. 

"Ngomong-ngomong berita di Tv. Berita tentang kriminalitas. Kita hidup di masyarakat, ya harus berhati-hati dalam menjalankan hidup ini karena kejahatan bisa datang pada kita, ya kan Eko, ya ujian hidup ini?" kata Budi. 

"Ya memang hidup harus berhati-hati, ya waspada karena kejahatan bisa kena pada kita, ya salah contoh yang sering terjadi dalam urusan pertemanan, ya teman mengkhianatin teman. Dari uang di curi, menipu sampai mencelakai dengan perkara ini dan itu, ya tujuan rugi atau sampai di matikan," kata Eko. 

"Kita jalan baik. Orang lain yang jalan buruk," kata Budi. 

"Hidup antara baik dan buruk," kata Eko. 

"Orang-orang yang melakukan kejahatan, ya psikologisnya buruk banget," kata Budi. 

"Sakit jiwa," kata Eko.

"Memang sakit jiwa," kata Budi. 

"Orang-orang itu, ya pandai menutupi keburukannya dengan kebaikannya. Tujuannya jalan buruk bisa di jalankan dengan baik," kata Eko. 

"Kelicikan dari sifat manusia yang berbuat kejahatan," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Ngomongin tentang cewek. Ya enaknya... dapetin cewek pinter masak, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Budi ingin dapetin cewek pinter masak?" kata Eko. 

"Bisa di bilang begitu sih. Tapi kalau jodohnya dapet cewek yang kata Abdul, ya cewek tidak bisa masak. Biasa cewek yang sibuk kerja gitu. Maka aku harus bisa masak demi cewek yang aku sukai, ya senang gitu dengan makan yang aku buat," kata Budi. 

"Berarti cewek pinter masak. Ya cewek kerjaannya Chef lah. Cewek pinter masak itu, ya bisa menyenangkan hati orang yang di sukai, ya lewat makan yang enak," kata Eko. 

"Sudah cantik. Akhlaknya baik. Pinter masak, ya buat makan yang enak-enak. Jadi betah di rumah gitu," kata Budi. 

"Yang penting itu cewek pinter masak. Ya menyenangkan anak-anak dengan makan yang di buatnya dengan baik, ya rasa cinta gitu. Makannya enak gitu," kata Eko. 

"Seperti contohnya : Ibu ku. Ya membuat makan yang enak untuk aku dari kecil sampai dewasa. Ya dengan keadaan kehidupan yang pas-pasan hasil kerja Ayah gitu," kata Budi. 

"Ya sama aja dengan aku Budi. Ya cerita Ibu yang pinter masak untuk anak-anaknya," kata Eko. 

"Hidup ini di syukurin dengan baik. Karena ada orang tidak bisa menikmati hal seperti aku jalankan, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Ya memang hidup ini. Ada orang yang kehilangan Ibu. Ya tidak bisa merasakan nikmatnya masakan, ya makan yang enak buatan Ibu," kata Eko. 

"Emmmm," kata Budi. 

"Main permainan dam-daman saja Budi!" kata Eko. 

"OK. Main!" kata Budi. 

Eko mengambil buku di meja, ya buku di taruh di bawah meja. Eko mengambil papan permainan dam-daman di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya main permainan dam-daman dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK