Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
"Acara Tv. Sering banget menayangkan film-film horor," kata Budi.
"Nama juga acara Tv," kata Eko.
"Iiiii serem sih. Jadi suasananya," kata Budi.
"Kaya cerita orang-orang. Lagi asik nonton atau ngobrol. Ada yang ganggu," kata Eko.
"Aku tahu cerita itu. Di tepuk di pundak sebelah kiri sama hantu. Orang yang di tepuk itu, ya noleh sebelah kiri. Ternyata tidak ada orang. Kalau ada orang di sebelah kiri, ya jadinya saling menyalahkan gitu. Ya hantunya mengadu dua orang untuk konflik," kata Budi.
"Kalau tidak sadar siapa yang ganggu? Ya biasanya jadi konflik besar. Jadi berantem," kata Eko.
"Hantunya senang telah membuat manusia berkelahi," kata Budi.
"Padahal wujud hantu, ya Setan lah. Banyak konflik di antara manusia kan gara-gara Setan," kata Eko.
"Sampai-sampai Setan membisikan manusia dari telinga. Manusia itu kehilangan kesadarannya. Manusia itu sedang mengendarai mobil. Ya terjadilah kecelakaan mobil, ya nabrak gitu," kata Budi.
"Naasnya manusia yang di bisikan Setan sampai menabrak saat mengendarai mobil atau motor. Yang gila lagi sih. Di bisikin Setan sampai kehilangan kesadarannya, ya bisa membunuh dengan benda tajam atau tumpul, ya sampai menggunakan senjata berupa pistol," kata Eko.
"Ya ada juga manusia yang muja Setan, ya jadi Dukun dengan tujuannya mencelakai manusia dengan kekuatan Setan. Kenyataannya orang-orang kena dari ilmu Dukun, ya orang tersebut pasti mengalami sial," kata Budi.
"Sampai-sampai ahli agama pun susah menolong orang yang sudah kena sial dari ilmu dukun. Ya gimana, cilakanya dari jadi miskin, ya usahanya gagal sampai mati dalam bentuk apa pun?" kata Eko.
"Bagi yang bisa di bimbing dengan ahli agama, ya selamat dari ilmunya Dukun," kata Budi.
"Bisikan Setan itu berbahaya," kata Eko.
"Memang bisikan Setan berbahaya," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kalau begitu. Aku bercerita pake wayang yang terbuat dari kardus bekas, ya kreatif gitu. Ya sekedar cerita!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi telah mengambil wayang yang di taruh di kursi. Budi memainkan wayang dengan baik dan juga bercerita dengan baik lah. Eko menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Buta sejak usia lima tahun, ya pemain Biola klasik Hong Kong berusia 20 tahun Wong Kar Mun menjalani transplantasi korea mata setelah menerima sepasang mata baru dari donor. Awalnya, dia senang penglihatannya pulih tetapi menjadi bermasalah ketika dia mulai melihat sosok misterius yang sepertinya meramalkan kematian yang mengerikan. Malam sebelum keluar dari rumah sakit, dia melihat sosok bayangan menemani pasien keluar dari ruangan dan keesokan paginya pasien dinyatakan meninggal.
Mun pergi menemui keponakan dokternya, Dr. Wah, seorang psikoterapis, tentang entitas aneh yang dia lihat. Dia skeptis pada awalnya, tetapi ketika dia secara bertahap mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengannya, dia memutuskan untuk menemaninya dalam perjalanan ke Thailand utara. Untuk menemukan Ling, donor mata. Ketika mereka bertanya kepada dokter desa tentang Ling dan keluarganya, dia tidak mau mengungkapkan apa pun tetapi menjadi lebih kooperatif ketika Mun mengatakan kepadanya bahwa dia melihat apa yang biasa dilihat Ling. Rupanya, Ling memiliki kemampuan psikis yang memungkinkannya untuk meramalkan kematian dan bencana. Namun, sesama penduduk desa salah memahaminya sebagai kutukan dan menolak untuk mempercayainya. Suatu kali, Ling mencoba memperingatkan orang-orang tentang bencana yang akan segera terjadi, tetapi mereka mengusirnya dengan rasa tidak percaya. Ketika penglihatannya menjadi kenyataan, dia merasa bersalah atas kematian itu dan gantung diri. Ibu Ling depresi dan marah pada putrinya dan tidak pernah memaafkan Ling karena bunuh diri, sampai suatu malam roh Ling merasuki Mun dan mencoba bunuh diri. Ibu Ling menyelamatkan Mun dan hancur, mengatakan bahwa dia telah memaafkan Ling dan Ling'
Dalam perjalanan pulang, bus mereka terjebak dalam kemacetan lalu lintas dan Mun melihat ratusan sosok hantu terhuyung-huyung di jalan. Percaya bahwa malapetaka mendekat, dia berlari keluar dari bus dan mencoba memperingatkan semua orang untuk pergi, tetapi tidak ada yang mengerti dia dan berpikir bahwa dia gila. Bahkan, kemacetan terjadi akibat truk tangki yang terguling dan menghalangi jalan. Truk mulai mengeluarkan gas alam tetapi tidak ada yang menyadarinya. Seorang pengemudi menyalakan kembali mesinnya dan menyalakan gas, menyebabkan ledakan rantai. Dr Wah menyelamatkan Mun dari kematian dengan melindunginya dengan tubuhnya, tapi Mun sudah dibutakan oleh pecahan kaca. Dalam epilog, Mun buta terlihat berkeliaran di jalan-jalan Hong Kong. Meskipun dia kehilangan indra penglihatannya lagi, dia senang bahwa dia sekarang memiliki dukungan dan persahabatan dari Dr. Wah.
***
Budi cukup lama main wayang dan bercerita, ya akhirnya selesai juga gitu. Eko memuji pertunjukkan wayang Budi, ya ceritanya bagus juga sih. Budi menaruh wayang di kursi kosong. Ya keduanya melanjutkan acara main catur lah dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment