CAMPUR ADUK

Monday, August 22, 2022

SWEET 20

Budi dan Eko, ya duduk di depan rumah Budi sambil menikmati minum teh dan makan gorengan lah.

"Eko. Aku ingin tanggapan Eko. Tentang sesuatu?" kata Budi.

"Sesuatu apa?" kata Eko.

"Ya sebuah permasalahan sih," kata Budi.

"Masalah toh. Ya kalau gitu cerita Budi!" kata Eko.

"Baiklah aku cerita. Ada seorang pemuda miskin yang menyukai cewek. Ya cewek itu mampu gitu. Pemuda dan cewek itu jadian pacaran gitu. Pemuda selama pacaran dengan cewek yang ia sukai, ya sekuat-sekuat usahanya dengan baik menyenangkan cewek itu. Tapi permasalahannya, ya ceweknya ingin lebih gitu karena melihat orang-orang yang pacaran, ya anggap saja irinya makan di restoran dan beliin ini dan itu sama pacarnya. Ceweknya membandingkan kemampuan pemuda itu dengan pemuda yang lain, ya yang kaya gitu. Pemuda itu memang tetap cinta cewek itu sih. Jadi gimana dengan permasalahan cerita aku ini?!" kata Budi.

"Di bandingkan dari sisi kekayaan dengan tujuan menyenangkan cewek yang di sukai," kata Eko.

"Ya!!!" kata Budi.

"Sebaliknya hal itu tidak boleh. Karena dapat membuat tersinggung. Bisa marah gitu. Bisa saja hubungan pacaran itu putus," kata Eko.

"Ojo di bandingke!" kata Budi.

"Ya kaya lagu sih. Ojo di bandingke. Maka sikap yang baik menerima dengan baik kekurangan itu, ya sisi materi. Dengan tujuan agar urusan hubungan pacaran tetap langgeng gitu. Ya cowoknya, ya sabar dengan baik dan apa omongan cewek? Di buat pecutan bagi cowoknya untuk berusaha lebih keras lagi dalam usahanya, ya agar berhasil jadi kaya!" kata Eko.

"Jadi nilai motivasi, ya omongan cewek yang membandingkan. Kalau di balik keadaan. Ya omongan cowok yang membandingkan ceweknya dengan cewek lain. Biasa sih dari sisi pengertian. Kalau keceplosan kesel, ya paling kecantikan dan juga kaya, ya loyalitas gitu," kata Budi. 

"Kalau urusan itu sih. Remuk hati cewek. Kebanyakan cewek itu rapuh dari pada tegar atau di sebut kuat," kata Eko. 

"Kacau urusannya," kata Budi. 

"Memang kacau. Bisa saja hal sepele kan jadi alasan cowok untuk mutusin cewek dengan cewek lain. Dengan tujuan cowoknya, ya pindah ke cewek lain yang di maksud. Di bandingkan caranya!" kata Eko. 

"Cewek tegar. Ya sabar menghadapi sikap cowok yang membandingkan. Dengan tujuan bertahan dalam hubungan," kata Budi. 

"Sikap sabar itu penting dalam konflik seperti pacaran yang masalah di bandingkan itu. Cewek yang tegar, ya kuat biasanya menjadikan pecutan omongan cowok, ya jadi motivasi untuk berubah jadi lebih pengertian. Dalam urusan usaha dan kerja, ya jadi lebih baik dan hasilnya, ya kaya gitu," kata Eko. 

"Pola pikir jadinya," kata Budi. 

"Memang pola pikir manusia," kata Eko. 

"Manusia belajar ilmu agama dengan baik. Ya pola pikirnya pasti baik demi kebaikan semua orang," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko.

"Kalau begitu aku mau bercerita pake wayang yang terbuat kardus bekas, ya kreatif gitu!" kata Budi. 

"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko. 

Budi telah mengambil wayang yang di taruh di kursi, ya wayang di mainkan dengan baik, ya Budi bercerita dengan baik lah. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Fatmawati adalah seorang wanita lanjut usia berusia 70 tahun yang serba mengatur kehidupan anak semata wayangnya, Aditya, ya yang sudah berkeluarga dengan istrinya, Salma dan dua anaknya Juna dan Luna. Fatmawati kendatinya beritikad baik, ia hanya merasa paling tahu apa yang terbaik untuk keluarga anaknya, tetapi hal ini malah membuat keluarga Aditya merasa terkekang. Sikapnya yang jelas lebih menyukai cucu lelaki dibanding cucu perempuannya pun membuat Salma semakin gerah. Tidak hanya di rumah, bahkan di panti jompo tempat ia mengunjungi teman-teman lamanya yang dirawat disana yaitu Hamzah dan Rahayu, ya Fatmawati pun kerap menjadi sosok yang serba mengatur. Tidak tahan dengan stress yang dirasakannya, ya Salma pun jatuh sakit. Saat dirawat, ia akhirnya memberikan ultimatum pada Aditya, untuk mengusir ibunya agar dirawat di panti jompo, atau Salma yang akan angkat kaki bersama anak-anaknya.

Tanpa diduga, ya Fatmawati mendengar percakapan keluarga anaknya yang berniat mengirim ia ke panti jompo. Kecewa karena akan diperlakukan begitu oleh anaknya sendiri, ya Fatmawati dengan perasaan sedih pergi seorang diri ke kota. Saat sedang duduk sambil meratapi nasibnya, Fatmawati merasa "terpanggil" untuk memasuki sebuah studio foto tua bernama "Forever Young" milik seorang fotografer misterius. Fatmawati pun berniat mengambil sebuah foto untuk pemakamannya selagi ia masih hidup. Ketika ditanya sang fotografer apa sebenarnya yang menjadi keinginan hatinya, Fatmawati pun menjawab bahwa ia ingin kembali ke usia 20 tahun, dimana ia sempat bercita-cita menjadi aktris ternama layaknya Mieke Wijaya. Sang fotografer pun mengambil foto Fatmawati, dan ia pun keluar dari studio dengan rupa 50 tahun lebih muda, persis ke tubuhnya saat berusia 20 tahun.

Fatmawati muda yang awalnya takjub dengan perubahan tubuhnya, ya mulai merasa kerepotan dengan hidupnya, karena tidak mungkin ia kembali ke rumah anaknya dengan wujud muda seperti itu. Ia pun memilih tinggal di rumah kos milik Hamzah yang dijalankan oleh anaknya, Bunga. Saat ditanya namanya, ya Fatmawati pun mengambil keputusan untuk memakai nama Mieke Wijaya, ya meskipun dicurigai oleh Hamzah. Fatmawati yang sekarang bernama Mieke pun menikmati hidupnya sebagai sosok muda penuh gairah, dan berkat kebetulan itu, akhirnya ia pun diundang oleh Juna untuk menjadi vokalis dalam band yang diusungnya. Mieke berhasil mengubah penampilan band Juna menjadi lebih sopan. Ketika sedang tampil di jalan, band mereka pun dilirik oleh seorang produser muda bernama Alan dan sekretarisnya Hagai. Disinilah cinta segi empat antara Mieke, Juna, Alan dan Hamzah dimulai.

Suatu hari, ya Hamzah pun mendapat laporan bahwa seseorang yang dicurigai mirip Mieke telah mengambil semua uang simpanan Fatmawati di bank. Setelah terjadi pergumulan, akhirnya Mieke tidak punya pilihan lain selain memberi tahu Hamzah jati dirinya. Setelah diyakinkan, Hamzah pun membantu Mieke dalam hidup barunya sebagai wanita yang kembali mendapatkan masa mudanya. Mieke tidak sengaja melukai kakinya, tetapi ia dan Hamzah sadar bahwa bagian kaki yang terluka itu bukannya sembuh justru kembali ke bentuk kaki nenek-nenek. Disinilah Mieke dan Hamzah mengambil kesimpulan bahwa jika kehilangan darah, Mieke akan kembali ke bentuk Fatmawati tua. Setelah menolak tawaran Juna untuk berpacaran dan diusir dari kosan Hamzah karena kesalahpahaman Bunga, Mieke pun berakhir menginap di rumah Alan, tetapi mereka sama-sama menghentikan diri untuk berhubungan lebih lanjut. Disaat bersamaan, Mieke dan Hamzah mendapat kabar bahwa Rahayu telah meninggal dunia.

Ketika akan debut di panggung besar dengan band-nya, Juna mengalami kecelakaan dan memerlukan transfusi darah. Tidak ingin cucunya meninggal, Mieke dengan sigap menawarkan darahnya, yang ternyata hanya dia seorang yang golongan darahnya cocok dengan Juna dari keluarganya, menjelaskan kedekatan tidak langsung Fatmawati dan Juna. Hamzah menghentikan Mieke, yang mengingatkannya tentang konsekuensi perbuatannya, tetapi Mieke bersikukuh ingin menyelamatkan cucunya. Saat itulah, Aditya yang sedari awal sudah curiga dengan identitas Mieke, bertanya langsung apakah Mieke itu ibunya yang telah hilang. Aditya meminta maaf kepada ibunya karena sempat terpikir olehnya untuk mengirim ibunya ke panti jompo, padahal ibunya membesarkan Aditya hingga sukses sebatang kara, sepeninggal suaminya saat Fatmawati masih hamil. Mieke tidak menjawab pertanyaan Aditya, tapi ia menyatakan bahwa Fatmawati pasti bangga memiliki anak yang bisa mengakui kesalahannya seperti Aditya.

Mieke pun mendonorkan darahnya dalam jumlah besar untuk Juna, mengembalikan rupanya menjadi Fatmawati berumur 70 tahun. Alan menelepon ke handphone Mieke, yang dengan sedih dimatikan oleh Fatmawati. Juna pun mengajak adiknya Luna untuk menjadi vokalis pengganti Mieke yang menghilang entah ke mana, dan Alan selaku produser pun puas dengan formasi baru ini, begitu pula dengan Fatmawati dan menantunya yang sudah akur.

Fatmawati yang sedang menunggu angkutan dengan teman-teman seumurannya, ya dikejutkan dengan kedatangan Hamzah yang sekarang berwujud 50 tahun lebih muda. Rupanya, Hamzah telah menemukan studio foto yang pernah didatangi Fatmawati. Meskipun malu, Fatmawati tua pun menyanggupi ajakan Hamzah muda untuk berkendara dengan motor gede miliknya.

***

Budi cukup lama bercerita dengan main wayang, ya akhirnya selesai gitu. Eko memuji pertunjukkan wayang Budi dan juga ceritanya bagus gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong. 

"Kalau begitu main catur acara selanjutnya!" kata Budi.

"Ok. Main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur.

"Kadang kalau di aku pikir dengan baik. Lebih baik cerita orang dari pada cerita aku buat," kata Budi.

"Itu sama hal membandingkan. Tapi karena Budi paham ilmu agama. Ya tujuannya memuji cerita buatan orang lain dan di bandingkan dengan buatan Budi, ya nilai rendah diri di dalam diri Budi. Karena sering menggunakan cerita orang untuk di ceritakan kembali, ya dengan cara main wayang. Jadi untuk lebih populer lagi cerita orang itu," kata Eko.

"Kalau cerita orang lebih populer lagi. Jadinya kan menggerakkan roda ekonomi dengan baik," kata Budi.

"Roda ekonomi. Ya barang-barang yang berkaitan dengan cerita buatan orang, ya film," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

Budi dan Eko main catur dengan baik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK