CAMPUR ADUK

Sunday, July 10, 2022

SOORIYA ARANA

Eko duduk di depan rumah Eko, ya sambil minum kopi dan juga makan roti, ya roti beli di warung lah. Budi mau ke rumah Eko, ya Budi masih di perjalan gitu dengan mengendarai motornya dengan baik gitu. 

"Budi belum dateng toh," kata Eko. 

Eko menunggu Budi dengan baik, ya di depan rumahnya. Eko mengambil koran di bawah meja, ya di bacanya dengan baik banget gitu. Ya berita di koran menceritakan urusan dalam negeri sampai luar negeri. Ya berita paling heboh luar negeri sih, ya berita tentang negeri Sri Langka gitu, ya pemimpin negara di suruh mundur dari jabatan, ya desakan rakyat dengan persoalan dalam negeri Sri Langka gitu. Eko terus membaca berita dengan baik, ya sampai Eko tertarik dengan baik cerita cerpen. 

Isi cerita cerpen yang di baca Eko :

Sebuah desa yang penuh dengan orang-orang yang tidak tahu apa-apa tentang kebaikan dan keburukan, Sedaris adalah seorang pemburu yang sering berburu binatang dengan anaknya Tikira untuk mencari nafkah. Suatu hari seorang biksu tua memasuki desa bersama dengan biksu murid kecilnya yang seumuran dengan Tikira, ya orang-orang merasa aneh melihat seorang biksu di desa mereka, ya segera kedua biksu itu mulai tinggal di sarang yang terletak di hutan untuk fokus pada meditasi, ya segera biksu tua menyaksikan dosa-dosa yang dilakukan oleh penduduk desa dan menasihati mereka untuk mencegah diri mereka dari dosa agar hidup bahagia dan ia juga menjelaskan bahwa perbuatan jahat hanya akan membawa mereka kesakitan dan pencemaran nama baik sementara latihan yang baik akan membawa mereka ke kemakmuran dan kebahagiaan, ya segera penduduk desa terkesan dengan kebaikan kedua biksu dan sering mengunjungi sarang untuk menghormati mereka, namun Sedaris sangat marah dengan alasan ini ia menemukan dua biksu sebagai rintangan terbesar untuk karir berburu dan sering mencoba mengejar. 

Mereka jauh dari desa dengan banyak upaya, tetapi meskipun beberapa upaya ia gagal untuk mengejar para biarawan dari sarang, Tikira anaknya yang seusia dengan biarawan kecil segera berteman dengan biarawan kecil, dan mulai bergaul dan bermain dengan mereka. 

Secara bertahap biksu kecil menjelaskan Tikira perbedaan antara kebaikan dan kejahatan, Sedaris yang semakin marah karena perubahan mendadak putranya mengembangkan lebih banyak kebencian terhadap biksu tua meskipun perilakunya baik terhadap Sedaris, ya namun segera penduduk desa mengetahui tentang konspirasi Sedaris terhadap biksu dan mulai mengejarnya di seluruh hutan untuk menghukumnya atas perbuatan jahatnya, ya dalam upaya menyelamatkan dirinya dari murka orang-orang yang marah, Sedaris akhirnya terluka parah olehnya.

Perangkapnya sendiri yang telah dia buat untuk membunuh hewan, ya meskipun kejahatan Sedaris melakukan dua biksu membantunya dalam belas kasih umat manusia, segera Sedaris menyadari kesalahannya dan mencari pengampunan dari para biksu, ya para biksu memaafkannya bahkan tanpa berpikir dua kali. Ya Sedaris yang kemudian terkesan dengan Buddha Dharma dan gaya hidup sederhana dan bahagia para biksu mengizinkan putranya untuk mengikuti akar Dharma sambil menjadikan biksunya sebagai murid Buddha.

***
Eko cukup lama membaca cerpen di koran dan akhirnya selesai gitu.

"Cerita yang bagus. Ajaran Budha. Berjalan di jalan kebaikkan, ya demi kebaikkan semua orang," kata Eko.

Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Eko. Ya Eko berhenti beneran baca korannya, ya koran di taruh di bawah meja. Budi pun duduk dengan baik.

"Hidup ini tetap antara baik dan buruk, ya kan Eko?" kata Budi.

"Iya. Hidup ini antara baik dan buruk," kata Eko, ya menegaskan omongan Budi. 

"Heboh juga berita tentang negeri Sri Langka yang aku tonton di Tv," kata Budi.

"Berita urusan pemerintahan," kata Eko.

"Aku lulusan SMA. Yang tahu banget tentang urusan pemerintahan, ya orang-orang lulusan Universitas gitu," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Kalau begitu lebih baik main catur!" kata Budi.

"Ok. Main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja, ya papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK