CAMPUR ADUK

Friday, July 1, 2022

BENITO PELAYAN YANG SETIA

Benito adalah seorang pemuda yang hidup di sebuah keluarga yang amat miskin. Ayah dan ibunya hanyalah seorang petani biasa. Mereka menggarap ladang milik seorang yang paling kaya di desa itu. Namun, hasil dari bertani tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Melihat kemiskinan yang dialami oleh keluarganya, Benito sangat ingin membantu sehingga keluarganya bisa hidup lebih baik. Suatu hari ayah Benito mendengar bahwa kerajaan sedang membutuhkan pelayan untuk membantu raja. Raja yang memimpin masih sangat muda. Raja itu tinggal di sebuah istana yang letaknya sangatlah jauh dari desa tempat keluarga Benito tinggal. 

Mendengar kabar itu, Benito pun menyampaikan keinginannya untuk bisa bekerja menjadi pelayan untuk raja. Pada awalnya kedua orang tua Benito melarangnya karena khawatir Benito yang masih muda akan mendapatkan kesulitan di sana. Namun, Benito berhasil meyakinkan kedua orang tuanya. Ia berjanji akan berhati-hati dan patuh pada sang raja. Maka berangkatlah Benito pada keesokan paginya. Karena perjalanan yang amat jauh, ibunya pun telah mempersiapkan bekal untuknya. Benito berangkat dengan hati yang amat gembira. Ia tak sabar ingin segera sampai ke istana dan bekerja untuk raja. Akan tetapi, Benito harus menempuh beberapa hari perjalanan untuk dapat sampai di istana. Ia harus menjaga agar tubuhnya tidak sakit karena perjalanan panjang tersebut. 

Setiap malam tiba, ia berhenti dan beristirahat sejenak. Setelah berhari-hari menempuh perjalanan yang amat melelahkan, sampailah Benito di istana. Ia terkagum-kagum melihat istana yang sangat megah. Benito merasa sedang berada di dunia yang asing. Namun, ia segera menghilangkan perasaan takut di dalam hatinya. Benito segera menemui prajurit penjaga istana dan mengungkapkan maksud dan tujuannya datang ke istana. Salah seorang prajurit lalu membawa Benito pada raja. 

“Apakah kamu sungguh-sungguh ingin menjadi pelayanku?” 

Raja yang masih sangat muda itu langsung menanyai Benito begitu ia masuk ke tempat raja berada.

“Benar, wahai Sang Raja. Saya akan berusaha untuk menjadi pelayan yang baik,” jawab Benito dengan suara gemetar. 

“Baiklah. Akan tetapi, tugasmu tidaklah mudah. Sudah banyak pemuda sepertimu yang datang kepadaku namun mereka gagal. Besok pagi akan kuberi tahu apa tugasmu. Sekarang pergilah ke kamarmu dan beristirahatlah untuk melakukan tugasmu besok pagi!”

Setelah mendapatkan penjelasan dari raja, Benito segera diantar ke sebuah kamar. Ia sangat lelah dan ingin beristirahat. Ia akan memulihkan tenaga untuk melakukan tugasnya besok pagi. Entah tugas apa yang akan diberikan raja kepadanya. Namun, karena telah pergi sejauh ini Benito bertekad untuk melakukan apa pun yang diperintahkan oleh raja. Pagi-pagi sekali Benito sudah dipanggil oleh seorang prajurit. Prajurit itu mengatakan bahwa raja ingin menemuinya. Benito pun bergegas pergi bersama prajurit itu. 

“Ini adalah ujian untuk menjadi pelayanku. Kamu harus membebaskan seorang putri yang sedang ditawan di seberang laut. Jika kamu berhasil membawa putri itu dengan selamat, kamu akan menjadi pelayanku,” Sang Raja menjelaskan pada Benito tentang tugas pertamanya.

Benito segera berangkat seorang diri ke tempat yang dimaksud oleh Sang Raja. Tempat itu berada di seberang laut. Benito harus melewati sebuah hutan sebelum sampai ke tepi laut. Ketika sedang melewati hutan, Benito mendengar suara erangan dari seekor burung. Ia melihat seekor burung pipit yang sedang kesakitan karena masuk ke sebuah perangkap burung. 

“Tolonglah aku! Tolonglah aku!” Terdengar burung itu meminta tolong kepada Benito. 

Merasa sangat kasihan dengan burung yang lemah itu, Benito segera melepaskan perangkap yang menjerat burung pipit kecil itu. Burung pipit pun segera mengucapkan terima kasih kepada Benito.

“Aku tidak akan melupakan budi baikmu. Suatu saat jika kamu berada dalam kesulitan, aku akan membantumu. Tepukkan tanganmu sebanyak tiga kali dan aku akan datang membantumu.” 

Burung pipit itu lalu terbang meninggalkan Benito. Benito melanjutkan perjalanannya. Setelah sampai di tepi laut ia melihat sebuah pulau di seberang laut itu. Di tempat itulah putri yang dimaksud oleh raja berada. Benito lalu teringat bahwa ia tidak bisa berenang. Ia pun terduduk lemas dan membayangkan bahwa ia tidak bisa memenuhi perintah raja dan tidak bisa menjadi pelayan sang Raja. Tiba-tiba seekor ikan yang berukuran sangat besar datang dari arah laut menghampiri Benito. Ikan dengan ukuran raksasa itu rupanya adalah raja ikan di laut.

“Mengapa kamu terlihat sangat sedih?”

Ikan itu rupanya melihat muka Benito yang sangat muram. 

“Aku ditugaskan raja untuk membebaskan seorang putri di seberang pulau itu,” jawab Benito sambil menunjuk ke arah pulau di seberang laut, “tapi kini aku tidak tahu bagaimana cara pergi ke sana.” Ikan itu lalu membalikkan badannya. “Naiklah ke punggungku. Aku akan membawamu ke pulau itu.” 

Benito segera menaiki ikan raksasa yang berada di hadapannya. Ikan itu dengan perlahan membawa Benito menyeberangi laut. Setelah sampai di pulau, ikan itu menurunkan Benito di tepi pulau.

“Bawalah ini!” 

Ikan raksasa itu mencabut salah satu siripnya dan memberikan pada Benito. 

“Sirip ini akan melindungi kamu dari bahaya. Aku akan menunggumu di sini dan mengantarmu kembali ke seberang.”

Setelah mengucapkan terima kasih, Benito langsung memasuki pulau yang terlihat sangat sunyi. Akhirnya Benito melihat sebuah bangunan kecil di pulau tersebut. Setelah mengamati keadaan sekitar ia mencoba menyusup ke dalamnya. Dan benar saja, Benito melihat seorang putri cantik yang sedang diikat di atas kursi. Putri itu dijaga oleh beberapa orang yang terlihat sangat menyeramkan. Benito menunggu hingga mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan Sang Putri. Ketika para penjaga tertidur Benito menyusup masuk untuk menyelamatkan putri itu. 

“Ssstt... jangan berteriak! Aku adalah utusan raja utuk menyelamatkan Anda, Putri.” 

Benito segera membuka ikatan tali yang mengikat kedua tangan putri itu. Namun, ketika tengah membuka ikatannya, para penjaga terbangun. Melihat Benito yang hendak membebaskan putri tersebut, para penjaga mulai menyerang Benito. Benito teringat pada sirip pemberian ikan raksasa. Ia pun memukulkan sirip raksasa kepada para penjaga dan membuat mereka pingsan. Benito dan Sang Putri langsung berlari menuju ikan raksasa yang menunggu di tepi pulau. Ikan itu kemudian membawa mereka ke pinggir laut. Benito segera membawa Sang Putri ke istana dan menyerahkannya kepada Sang Raja. Raja pun sangat senang dan mengangkat Benito menjadi pelayannya. Benito sangat senang. Ia siap menjalankan tugas-tugas dari Sang Raja selanjutnya. 

“Aku sudah menyelamatkanmu. Sekarang, apakah kamu bersedia menjadi permaisuriku?”

Sang Raja meminta Sang Putri untuk menjadi permaisurinya. Akan tetapi, ternyata Sang Putri membuat suatu permintaan kepada Sang Raja sebelum ia bersedia untuk menjadi permaisuri. 

“Cincinku jatuh di laut dalam perjalanan dari pulau ke istana, dapatkah Raja menemukan kembali cincin itu? Cincin itu amat berarti untukku karena cincin itu adalah satu-satunya peninggalan ibuku.”

Melihat wajah Sang Putri yang memohon, raja tidak kuasa untuk menolak permintaannya. Ia menyanggupi permintaan Sang Putri. Raja segera memanggil Benito. Ia memerintahkan Benito untuk segera menemukan cincin itu. Dengan sedikit petunjuk dari Sang Putri tentang cincinnya yang hilang Benito berangkat menuju tepi laut. Ia tahu tugas kali ini lebih berat karena ia harus mencari cincin yang teramat kecil di laut yang luas dan dalam. Benito merasa petunjuk Sang Putri tentang cincinnya kurang jelas karena ia hanya mengatakan cincinnya telah jatuh di laut saat dalam perjalanan pulang dari pulau. Itu berarti Benito harus mencarinya di sepanjang laut yang mereka lewati dari pulau. Benito mencoba memulai pencarian di tepi laut. Setelah sekian lama mencari, ia tak kunjung menemukannya. Ia hendak ke laut yang lebih dalam, tapi karena tidak bisa berenang ia pun mengurungkan niatnya. Lalu muncullah ikan raksasa pernah yang membantunya dulu. 

“Apa yang sedang kamu cari?” tanya Raja Ikan kepada Benito. 

Benito pun lalu menjelaskan bahwa ia telah diperintahkan Sang Raja untuk mencari cincin. Ia juga menjelaskan bahwa ia tidak tahu pasti di mana cincin itu terjatuh. Raja Ikan pun memanggil semua anak buahnya yaitu ikan-ikan yang lebih kecil darinya di laut itu. Semua ikan pun berkumpul di bawah perintah Raja Ikan. Setelah dihitung, ternyata jumlah mereka kurang satu. Ia pun memerintahkan salah satu ikan untuk mencarinya. Ikan itu lalu mencari satu ikan yang belum berkumpul. Tidak lama kemudian ia menemukan seekor ikan yang sedang tidur di bawah batu besar di dasar laut. Ia lalu menyeretnya dan membawanya ke permukaan laut. 

“Kenapa kamu tidak ikut berkumpul?” Ikan itu terlihat masih mengantuk. 

“Aku telah memakan sesuatu yang membuatku sangat kenyang sehingga teridur,” jawab ikan itu.

Raja Ikan pun curiga dengan apa yang telah dimakan oleh ikan itu. Ia memerintahkan untuk memotong ikan itu dan mencari tahu apa yang telah dimakannya. Ternyata ikan itu telah memakan sebuah cincin. Benito pun merasa itu adalah cincin milik Sang Putri. Raja Ikan segera memberikan cincin itu pada Benito. Ia lalu membawa cincin itu ke istana dan menyerahkan kepada raja. 

“Aku telah menemukan cincinmu. Sekarang apakah kamu bersedia menjadi permaisuriku?” 

Sang Putri kembali mengajukan syarat terakhirnya sebelum benar-benar bersedia menjadi permaisuri raja. 

“Bawakan aku air dari surga, setelah itu aku benar-benar bersedia menjadi istrimu,” kata Sang Putri mengajukan syarat terakhirnya. 

Raja kembali memanggil Benito dan memberikan tugas padanya. Benito segera berangkat keesokan harinya. Ia pun bingung di manakah air itu berada. Ia pergi ke hutan tanpa tahu tujuannya. Di hutan itulah akhirnya Benito ingat tentang burung yang telah ia selamatkan dulu. Benito memutuskan untuk meminta bantuan kepadanya. Benito menepukkan tangan sebanyak tiga kali sesuai yang diperintahkan oleh burung pipit. Setelah menepukkan tangannya burung pipit itu pun muncul di hadapan Benito. Ia menceritakan kepada burung pipit tentang tugas dari Sang Raja yang harus ia lakukan. 

“Aku akan mengambil air itu untukmu,” kata si burung pipit. 

Benito kemudian memotong pohon bambu. Ia memotong dua ruas bambu dan mengikatkan bambu itu pada burung pipit. Burung pipit lalu terbang. Benito menunggu di dekat pohon bambu. Setelah menunggu agak lama, burung pipit kembali ke hadapan Benito. Ia memberikan dua buah ruas bambu berisi air kepada Benito. 

“Bawalah air ini ke istana!”

Setelah mengucapkan terima kasih kepada burung pipit atas bantuannya, Benito segera membawa air itu ke istana. Diserahkannya dua ruas bambu yang berisi air kepada Sang Raja. Sang Putri lalu menerima air yang telah ia minta dari raja. Ia pun menuangkan air dari salah satu ruas bambu tersebut ke sekujur tubuhnya. Setelah air itu menyirami tubuhnya, Sang Putri berubah menjadi seorang perempuan yang teramat cantik. Rambutnya bersinar begitu juga kulitnya. Melihat hal tersebut, Sang Raja pun ingin terlihat tampan. 

Maka ia mengambil bambu yang masih berisi air. Ia menuangkan air di dalamnya ke sekujur tubuhnya seperti yang dilakukan oleh Sang Putri. Namun apa yang terjadi di luar dugaan sang Raja. Ia justru berubah menjadi orang yang sangat buruk rupa. Bahkan di sekujur tubuhnya mulai tumbuh bulu-bulu yang sangat lebat. Melihat hal ini, Sang Raja sangat terpukul. Semakin lama tubuhnya pun menghilang. Sang Putri segera mencari Benito. Ia mengetahui bahwa selama ini Benitolah yang telah melakukan tugas yang diminta raja. Semenjak saat itu, istana dipimpin oleh Benito menggantikan raja yang menghilang. Sang Putri pun bersedia untuk menjadi permaisuri untuk raja yang baru yaitu Benito. Karena kebaikan dan kesetiaan Benito menjadi pelayan raja, kini ia menjadi raja yang memimpin istana.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK