Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
"Cerita kehidupan ini antara kaya dan miskin, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang kenyataannya begitu. Hidup ini antara kaya dan miskin," kata Eko.
"Kaya punya segalanya. Yang miskin kekurangan ini dan itu," kata Budi.
"Kaya ada yang ahli ibadah. Ada juga kaya yang bikin ulah, ya ingin seneng terus sampai akhirnya melanggar aturan ini dan itu demi kesenangannya tidak berhenti. Yang miskin ada yang ahli ibadah. Ada juga yang miskin betingkah, ya jadinya berbuat kejahatan di mana dari mencuri sampai malak sana sini," kata Eko.
"Maka itu hukum di negeri ini di buat dengan baik untuk menanggulangi masalah manusia yang ini dan itu," kata Budi.
"Hukum di buat dengan baik. Dengan tujuan menghukum orang-orang berbuat semaunya, ya dampaknya merugikan orang lain," kata Eko.
"Hukum harus di buat seadil-adilnya dalam menghukum manusia. Ada kejahatan di dalam sistem atau di luar sistem. Maka yang melanggar aturan, ya di hukum dengan baik berdasarkan kesalahan. Contohnya : berita di Tv saja," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Orang berpikir dengan baik. Hidup ini. Lebih baik kerja dari pada meminta-minta, ya seperti contohnya...orang-orang miskin yang kerjaan meminta-minta," kata Budi.
"Bagi yang pikir baik, ya kerja dengan segala keahlian yang di punyai di dalam diri. Bagi yang tidak bisa berpikir baik, ya meminta-minta dengan cara apapun motifnya? Semua di karena kan keadaan hidup di kota ini. Kalau hidup di desa, ya lebih baik sih garap lahan sepetak yang penting bisa hidup dengan baik," kata Eko.
"Kalau begitu aku mau cerita pake wayang yang terbuat kardus bekas!" kata Budi.
"Budi mau bercerita dan main wayang yang terbuat kardus bekas, ya kreatif sih. Silakan Budi. Aku menonton dengan baik saja!" kata Eko.
"Ceritanya, ya cerita laga tentang Jaka Sembung sih, ya cerita lama sih," kata Budi.
Budi mengambil wayang di kursi kosong, ya di mainkan dengan baik wayang lah tersebut. Eko menonton dengan baik.
Isi cerita yang di mainkan Budi :
Pada zaman penjajahan Belanda, Parmin alias Jaka Sembung merupakan jawara sakti Kandanghaur. Ia memberontak atas ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda yang mengharuskan para tawanan bekerja paksa. Untuk menumpas Jaka Sembung, Komandan Hindia Belanda setempat mengadakan sayembara. Jawara sakti Kohar awalnya kalah, tetapi kemudian seorang dukun Jawa mengusulkan agar mereka menghidupkan kembali Si Hitam, seorang jagoan sakti kejam yang pernah mati di tangan guru Jaka Sembung. Si Hitam memiliki ajian gelap dan misterius Rawa Rontek yang membuatnya tak bisa mati bila tubuhnya menyentuh tanah.
Parmin dikhianati oleh salah seorang penduduk desa dan hendak ditangkap. Parmin kalah telak saat berhadapan dengan Si Hitam yang juga menguasai ilmu sihir dan ditangkap. Tidak hanya disiksa, kedua mata Parmin dicongkel secara keji oleh Komandan Hindia Belanda, dan walaupun berhasil meloloskan diri, dia disihir menjadi seekor babi hutan oleh Si Hitam. Usaha Parmin untuk melarikan diri akhirnya berhasil berkat bantuan kekasihnya, Surti. Ya Surti membawa Jaka yang telah menjadi babi ke tengah hutan di mana mereka bertemu dengan guru Jaka, seorang petapa yang sakti. Surti yang mencintai Parmin rela untuk mengorbankan nyawanya demi kekasihnya tersebut. Surti rela menyumbangkan kedua matanya untuk "dicangkokkan" pada Parmin dalam sebuah ritual ajian mistik yang membahayakan nyawanya sendiri. Akhirnya Surti meninggal setelah memberikan kedua matanya kepada Parmin sebagai bentuk cinta sejatinya. Parmin yang sangat sedih bersumpah untuk membalas dendam pada Komandan Hindia Belanda yang keji dan Si Hitam.
Setelah berhasil memulihkan diri dan bekal ajian sakti dari gurunya, Jaka Sembung bergerak untuk memimpin rakyat desa dengan dibantu Maria, putri komandan Hindia Belanda yang tidak setuju dengan sikap keji ayahnya pada rakyat. Mereka berdua dan rakyat desa akhirnya menyerbu ke benteng Hindia Belanda dan juga Si Hitam dalam sebuah pertempuran final yang sengit.
***
Budi cukup lama memainkan wayang dan akhirnya, ya selesai juga sih. Wayang di taruh kursi kosong. Eko memuji permainan wayang Budi dan juga ceritanya sih. Budi dan Eko, ya lanjut dengan acara main catur lah.
No comments:
Post a Comment