Malam di bulan Ramadhan. Budi telah selesai sholat tarawih dan juga baca al qur'an di mesjid. Budi duduk di depan rumahnya, ya santai gitu menikmati keadaan sambil minum kopi dan juga makan gorengan. Eko tidak bisa main ke rumah Budi, ya ada urusan kerjaan gitu. Sedangkan Abdul mau main ke rumah Budi, ya setelah selesai urusan dengan orang tuanya. Ya Budi pun mengambil gitarnya di kamar, ya di mainkan dengan baik depan rumah lah. Budi main gitar dan bernyanyi dengan baik lah.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
Anak jalanan kumbang metropolitan
Selalu ramai dalam kesepian
Anak jalanan korban kemunafikan
Selalu kesepian di keramaian
Tiada tempat untuk mengadu
Tempat mencurahkan isi kalbu
Cinta kasih dari ayah dan ibu
Hanyalah peri yang palsu
Anak perawan kembang metropolitan
Selalu resah dalam penantian
Anak perawan korban keadaan
Selalu menanti dalam keresahan
Tiada restu untuk bertemu
Restu menjalin hidup bersatu
Kasih sayang dari ayah dan bunda
Hanyalah adab semata
Tiada restu untuk bertemu
Waktu berkasihan dan mengadu
Karena orang tua metropolitan
Hanyalah budak kesibukan
Tiada waktu untuk bertemu
Waktu berkasihan dan mengadu
Karena orang tua metropolitan
Hanyalah budak kesibukan
Anak gedongan metropolitan
Menuntut hidup kedamaian
Anak jalanan metropolitan
Selalu dalam kesepian
Anak perawan metropolitan
Selalu dalam keresahan
***
Budi selesai main gitar dan bernyanyi. Budi menaruh gitarnya di kursi yang kosong. Abdul dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Budi di depan rumah Budi. Ya Abdul memenuhi janjinya, ya main ke rumah Budi.
"Malam di bulan Ramadhan," kata Abdul.
"Memang malam di bulan Ramadhan. Tenang keadaannya," kata Budi.
"Hidup kita ini lebih baik dari pada hidupnya....orang miskin, ya bisa di bilang anak jalanan," kata Abdul.
"Anak jalanan....sinetron di Tv, ya Abdul?" kata Budi.
"Ya bukan sinetron di Tv....anak jalanan," kata Abdul.
"Ooooo bukan sinetron di Tv...anak jalanan. Padahal cerita sinetron Tv...anak jalanan...bagus sih," kata Budi.
"Memang sih sinetron di Tv...anak jalanan....bagus cerita, ya kisah cinta benar-benar menarik," kata Abdul.
"Emmmmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan saja lulusan SMA. Cuma cerita tentang anak jalanan, ya anak orang miskin, ya mencari rezeki di jalanan demi kebutuhan sehari-hari, ya menolong orang tua lah," kata Abdul.
"Anak jalanan. Keadaannya miskin. Berusaha dengan baik, ya keluar dari kemiskinan. Tapi ada yang terjerumus pada keburukan dunia karena lingkungannya buruk. Salah satu keburukan dunia, ya pengedar narkoba," kata Budi.
"Maka itu anak jalanan itu harus didik dengan baik, ya agar menjalankan hidupnya anak jalanan di jalan kebaikan untuk dirinya dan orang lain," kata Abdul.
"Untuk diri dan orang lain. Seperti Ustad, ya orang membimbing dirinya dan orang lain berjalan di jalan kebaikan," kata Budi.
"Ya tidak perlu harus jadi Ustad. Cukup jadi baik saja anak jalanan itu," kata Abdul.
"Jadi baik. Ya harus ada yang membimbing dengan baik, ya anak jalankan jadi baik," kata Budi.
"Selama di dunia ini ada orang baik. Ya pastinya ada orang baik, ya membimbing anak jalanan jadi baik," kata Abdul.
"Ya sudah ah ngomongin anak jalanan. Sekedar obrolan saja. Lebih baik kita main catur saja!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Abdul.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja lah. Budi dan Abdul, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment