“Main catur!” kata Budi.
“Ok!” kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Budi dan Eko dengan santai duduk di depan rumah Eko, ya main catur sambil menikmati minum kopi botolan dan juga makan gorengan. Budi melangkah pion putihnya dengan baik.
“Eko,” kata Budi.
“Apa?” kata Eko.
Eko melangkah pion hitamnya dengan baik.
“Kenapa terjadi perang ya, ya suatu daerah. Antara dua negara?” kata Budi.
Budi memajukan pion putihnya dengan baik.
“Berita di Tv. Apa Film?” kata Eko.
Eko memajukan pion hitamnya dengan baik.
“Berita di Tv sih!” kata Budi.
Budi memajukan peluncur putihnya dengan baik.
“Berita di Tv. Tentang perang yang terjadi antara dua negara. Aku lulusan SMA, ya malas ah membahasnya!” kata Eko.
Eko memajukan kuda hitamnya dengan baik.
“Memang aku dan Eko. Lulusan SMA. Kan cuma sekedar obrolan saja!” kata Budi.
Budi memajukan pion putihnya dengan baik.
“Memang sekedar obrolan saja. Ya sebenarnya tidak jauh seperti permainan catur saja….tentang perang yang terjadi antara dua negara,” kata Eko.
Eko memajukan kuda hitamnya dan memakan pion putih milik Budi.
“Memang sih. Seperti permainan catur sih. Perang antar dua negara. Pastinya ada yang menang dan kalah. Ya tergantung dari strategi yang di jalankan dengan baik,” kata Budi.
Budi memajukan kuda putihnya dan memakan pion hitamnya milik Eko.
“Strategi militer. Apa tujuannya publikasi tentang perang itu. Apa mungkin untuk mengajarkan ilmu militer ya?” kata Eko.
Eko memajukan peluncur hitamnya dengan baik.
“Mungkin saja sih Eko. Tujuannya mengajarkan ilmu militer. Ya kekuatan militer dari negara-negara yang sedang menjalankan perang,” kata Budi.
Budi menjalankan pion putihnya dengan baik.
“Dampak dari perang. Kerugian bagi kedua belah pihak. Ya mungkin negara tetangga terkena dampaknya, ya bisa saja peluru nyasarkan,” kata Eko.
Eko memajukan pion hitamnya dengan baik.
“Masih mending peluru nyasar. Kalau senjata roket yang nyasar, ya kacau urusannya. Meledak sana sini. Gak ikutan perang, eeeee kena imbas dari perang,” kata Budi.
Budi memajukan peluncur putihnya, ya memakan pion hitamnya milik Eko.
“Sudah ah tidak perlu di bahas lagi. Lebih baik fokus main catur!” kata Eko.
Eko dengan memajukan kuda hitamnya ya memakan peluncur putihnya milik Budi.
“Ya serius main catur!” kata Budi.
Budi dan Eko, ya main catur dengan serius banget. Sampai akhir permainan, ya yang menang adalah Eko. Abdul pun dateng ke rumah Eko, ya segera memarkirkan motornya dengan baik. Abdul pun duduk bersama dengan Budi dan Eko.
“Main caturnya udahan Eko!” kata Budi.
“Iya!” kata Eko.
Eko dan Budi, ya membereskan catur dengan baik. Eko menaruh papan catur di bawah meja.
“Berita Tv. Masih tentang perang,” kata Abdul.
“Nama juga berita,” kata Eko.
“Urusan politik, ya bisa di bilang perang juga kan?” kata Budi.
“Ya….bisa di bilang perang juga sih,” kata Eko.
“Tujuannya siapa yang menang dan kalah? Ya merebutkan kursi kepemimpinan, ya jadi pemimpin di negeri ini!” kata Abdul.
“Benar-benar permainan penuh dengan strategi politik,” kata Budi.
“Nama juga politik,” kata Eko.
“Sama saja seperti permainan catur, ya strategi politiknya,” kata Abdul.
“Lama-lama. Obrolan ini. Kaya orang lulusan Universitas. Padahal lulusan SMA,” kata Eko.
“Kaya acara Tv. Lulusan Universitas menunjukkan kemampuannya dari ilmu yang di pelajarinya dengan baik,” kata Budi.
“Acara Tv tujuannya. Mendidik orang yang menonton acara Tv. Ya agar wawasannya berkembang dengan baik, ya seperti orang-orang lulusan Universitas,” kata Abdul.
“Lebih baik main kartu remi saja!” kata Eko.
Eko mengambil kartu remi di bawah meja dan di kocok dengan baik.
“Bermain dan ngobrol ini dan itu,” kata Budi.
“Menghilangkan kejenuhan ini dan itu. Makanya bermain sambil ngobrol,” kata Abdul.
Eko membagikan kartu reminya dengan baik. Ya jadinya ketiga main kartu remi dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment