"Ada gorengan," kata Eko.
Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baiklah bakwan goreng. Budi berhenti baca korannya karena ada Eko lah. Ya koran di taruh di mejalah sama Budi.
"Gorengan enak kan Eko?" kata Budi.
Budi mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baiklah gorengan lah.
"Enak gorengannya. Budi....buat gorengan yang ada di piring?" kata Eko.
"Ya aku tidak buat gorengan. Aku beli kok," kata Budi.
"Oooooo beli gorengan toh," kata Eko.
Eko dan Budi terus menikmati makan gorengan, ya sambil minum kopi gelasan sih.
"Aku ada cerita," kata Budi.
"Cerita. Ya silakan Budi bercerita!" kata Eko.
"Baiklah aku bercerita. Seorang pemuda yang tahu keadaan dirinya dari keluarga miskin. Pemuda itu kerja jadi kuli di pasar, ya tujuannya bantu keluarga sih. Sampai uang tabungannya cukup sih. Pemuda itu memutuskan untuk berhenti dari kuli pasar, ya jadi penjual ketoprak. Alasan pemuda itu memutuskan jualan ketoprak, ya karena menyukai makanan ketoprak. Setiap hari usaha jualan ketoprak di jalankan dengan baik di pinggir pasar. Dari awalnya sepi pembeli karena belum di kenal orang gitu. Sampai teman-temannya pemuda itu membeli ketoprak tersebut, ya tujuannya melariskan jualan pemuda itu. Ya lama kelamaan jualannya jadi laris gitu. Pemuda itu terus bersyukur dengan hasil usahanya dengan cara beribadah dengan baik. Hasil dari usaha jualan ketoprak, ya di berikan sama Ayah dan Ibunya, ya seperti biasanya saat kerjaan di masa lalunya sebagai kuli pasar gitu. Sampai pemuda itu berteman dengan cewek cantik, ya menerima apa adanya pemuda tersebut. Pemuda itu senang sih, ya ada cewek yang mau sama dirinya dari pekerjaannya dan juga dari keluarga miskin gitu. Hubungan pemuda tersebut dengan cewek yang ia sukai, ya berjalan dengan baik banget gitu. Suatu ketika Ibunya sakit keras. Pemuda itu pun membiayain pengobatan Ibunya sampai sembuh. Uang tabungan pemuda itu pun habis dan juga modal jualan ketoprak pun terpakai untuk biaya pengobatan Ibunya. Ibu sembuh dari sakitnya. Ayah senang Ibu sehat walafiat. Pemuda senang juga Ibunya sehat walafiat. Pemuda itu bingung dengan usahanya karena modalnya telah terpakai untuk pengobatan Ibunya. Ceweknya ingin membantu pemuda itu, ya meminjamkan cincin emas untuk modal usaha lagi. Pemuda itu menolaknya kebaikkan ceweknya. Pemuda itu memutuskan untuk ngutang dengan teman-temannya di pasar untuk membantu agar usahanya berjalan lagi. Teman-temannya ada yang pedagang di pasar gitu karena pemuda itu mantan kuli pasar gitu. Teman-temannya memberikan utangan barang yang di perlukan pemuda itu untuk berjualan ketoprak. Pemuda itu pun berjualan ketoprak dengan modal utang. Usaha jualan ketoprak di jalankan dengan baik banget. Sampai akhirnya pemuda tersebut, ya berhasil membayar utangnya sama teman-temannya di pasar. Modal pun kembali dengan baik. Hasil usaha di jalankan dengan baik pun, ya ada di tabung sih, ya tujuannya jaga-jaga kalau usaha mengalami krisis. Namanya jualan, ya rezekinya pasang surut air laut gitu. Pemuda tersebut terus menjalankan usahanya jualan ketoprak dengan baik. Pemuda itu pun menikah dengan cewek yang menerima apa ada dirinya dengan baik. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
"Cerita yang bagus. Penjual ketoprak. Jangan-jangan idenya di ambil dari sinetron di Tv yang menonjolkan penjual ketoprak?" kata Eko.
"Kok. Eko tahu?!" kata Budi.
"Kan aku tahu kebiasaan Budi," kata Eko.
"Ya benar sih Eko. Aku mengambil idenya dari sinetron di Tv yang menonjolkan penjual ketoprak gitu. Jadi aku membuat cerita, ya seperti biasanya versi aku gitu. Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap menikmati makan gorengan dan juga minum kopi gelasan gitu. Abdul pun dateng, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul membawa seplastik yang berisi makan gitu dan duduklah Abdul bersama Eko dan Budi. Abdul menaruh plastik berisi makanan di meja.
"Apa itu Abdul?" kata Budi.
"Makanan. Ketoprak," kata Abdul.
"Ketoprak. Kok bisa kebetulan dengan cerita di buat Budi, ya judul ceritanya sih bisa di bilang penjual ketoprak gitu," kata Eko.
"Kebetulan sama tidak masalahlahkan. Yang penting Abdul bawa makanan gitu," kata Budi.
"Emmmm," kata Abdul.
"Ketopraknya beli apa buat Abdul?" kata Eko.
"Beli lah. Aku tidak sempat untuk membuat makanan, ya repot dengan urusan usaha gitu," kata Budi.
"Makan yuk ketopraknya!" kata Abdul.
"Ayo!" kata Budi dan Eko bersamaan.
Abdul mengambil sebungkus ketoprak di plastik, ya begitu juga dengan Budi dan Eko lah. Ketiganya menikmati makan ketoprak yang enak banget. Sampai urusan makan selesai, ya perut ketiganya kenyang gitu. Seperti biasanya ketiganya main kartu remi, ya permainannya seperti biasa sih permainan kartu reminya....cangkulan.
No comments:
Post a Comment