Budi dan Eko duduk di depan rumahnya Budi. Ya Budi memainkan gitarnya dengan baik, ya sambil menyanyikan sebuah lagu lama dengan judul "Galih Ratna". Eko bernyanyi juga lah.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dan Eko :
"Dua sejoli menjalin
cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Dua sejoli menjalin
cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Dua sejoli menjalin
cinta
Cinta bersemi dari SMA
Galih dan Ratna mengikat janji
Janji setia setia abadi
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna
Tiada petaka merenggut kasihmu
Oh Galih oh Ratna
Cintamu abadi
Wahai galih duhai Ratna"
***
Budi dan Eko, ya selesai menyanyi dan Budi menaruh gitar di kursi yang kosong. Budi dan Eko menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.
"Acara Tv," kata Budi.
"Ada apa dengan acara Tv?!" kata Eko.
"Ya...acara Tv-nya. Dari sinetron sampai lawak, ya acara mengambil tema anak sekolahan," kata Budi.
"Anak sekolahan. Maksudnya...Si Doel Anak Sekolahan?!" kata Eko.
"Bukan Si Doel Anak Sekolahan. Yang aku maksud sih. Temanya SMA gitu, ya acara Tv dari sinetron sampai lawak!" kata Budi.
"SMA. Mungkin ceritanya trennya SMA," kata Eko.
"Gimana dengan kita Eko?!" kata Budi.
"Kalau kita sih. Mantan anak SMA!" kata Eko.
"Masih ada kaitannya, ya Eko kan?!" kata Budi.
"Masih sih. Ilmu aku dan Budi kan, ya masih lebih banyak menggunakan ilmu-ilmu SMA," kata Eko.
"Termasuk Abdul kan Eko?!" kata Budi.
"Iya!" kata Eko.
"Yang beda itu....Erwin dan Putri, ya melanjutkan pendidikannya ke Universitas di Jakarta, ya ilmunya anak kuliahan. Kaya cerita Si Doel Anak Sekolahan gitu," kata Budi.
"Kuliah itu. Tujuannya, ya mencapai masa depan yang lebih baik dari bidang keilmuan," kata Eko.
"Realita kenyataannya begitu," kata Budi.
"Masa depan yang baik. Bisa jadi pemimpin, ya dari lulusan Universitas, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Contoh yang tepat itu.... Pak Presiden, ya lulusan Universitas. Jadi pemimpin untuk negeri ini. Ya membangun negeri ini dengan jiwa dan raganya, ya tujuan kemajuan ini dan itu," kata Eko.
"Hasil pembangunan ini dan itu, ya di rasakan sampai rakyat kecil," kata Budi.
"Kata berita di media ini dan itu, ya sampai kata orang-orang, ya sampainya ke telinga kita lah. Ya iya sih dirasakan hasil pembangunan ini dan itu," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Iya....sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya karena masih kurang ilmu ini dan itu. Ya beda orang-orang lulusan Universitas," kata Eko.
"Kalau begitu sih....main catur saja!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Artikel yang di buat lulusan Universitas, ya kerjaan jadi wartawan di media ini dan itu. Artikelnya bagus-bagus gitu," kata Budi.
"Berkualitas maksudnya Budi?!" kata Eko.
"Iya...maksudnya....berkualitas!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment