"Abdul. Kita ini berasal dari keluarga miskin....kan?!" kata Budi.
"Iya," kata Abdul.
"Karena dari keadaan kemiskinan, ya jadi berusaha untuk jadi kaya, ya harus kerja keras lebih dari usahanya orang sudah kaya dari lahir kan....Abdul?!" kata Budi.
"Ya memang sih. Kita dari keadaan miskin, ya jadinya kita berusaha lebih keras lagi untuk jadi kaya, ya beda dengan orang lahir dari kecil, ya sudah kaya," kata Abdul menegaskan omongan Budi.
"Sabar dan terus berusaha dengan baik, ya diiringi ibadah yang baik, ya pasti berhasil jadi kaya," kata Budi.
"Omongan Budi bener lah. Contohnya : motor yang masih kredit Budi. Setelah lulus sekolah SMA, ya Budi berusaha dengan baik kerja di perusahaan, ya jadi buruk pabrik. Dari gaji tempat Budi bekerja, ya bisa kredit motor. Padahal awalnya pergi kerja naik angkot. Dari usaha yang keras yang di iringi ibadah yang baik, ada nilai kesabaran tinggi dalam diri Budi. Ya Budi berhasil mengubah nasif dari miskin jadi mampu. Kalau di tekunin dengan baik, ya bisa jadi kaya, ya dengan jalan mengikuti perkembangan zaman, ya lewat pendidikan lah," kata Abdul.
"Memang dengan ketekunan bisa jadi kaya, ya harus mengikuti perkembangan zaman, ya lewat pendidikan," kata Budi menegaskan omongan Abdul.
"Aku saja berusaha dengan baik mengolah usaha ku, ya agar jadi kaya. Walau masih menggunakan ilmu SMA. Tapi aku mengikuti perkembangan zaman, ya membeli buku ini dan itu yang berkaitan dengan usaha ku yang aku jalankan dengan baik, ya agar maju lah usaha ku. Kalau aku berhasil aku kuliah lah, ya ngambil bidang ekonomi lah, ya tujuan aku sih bisa sejajar dengan cewek yang aku sukai, ya Putri. Putri kan kuliah dengan baik di Jakarta," kata Abdul.
"Usaha Abdul berjalan dengan baik, ya karena mengikuti perkembangan zaman. Ya aku memang ingin kuliah juga, ya tujuannya untuk maju jadi orang kaya," kata Budi.
"Sama aja dengan Eko, ya ingin kuliah, ya tujuannya ingin maju dan juga kaya. Karena hidup di tuntut mengikuti perkembangan zaman, ya lewat pendidikan lah untuk mendapat pengetahuan lebih baik lagi," kata Abdul.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Ok....main catur!" kata Abdul.
Budi sudah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh dengan baik papan catur di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur.
"Kalau seandainya aku lahir dari keadaan kaya, ya pastinya aku sudah kuliah, ya sama seperti Erwin. Ya Erwin sedang menjalankan kuliahnya dengan baik di Jakarta," kata Budi.
"Ya kalau lahir dari keadaan kaya. Kenyataan tetap lahir dari keadaan miskin, ya di jalan kan dengan baik. Selama ada jalan untuk mencapai jadi kaya, ya bisa jadi kaya. Contohnya : banyak sekali. Dari keadaan miskin, ya mengikuti proses kehidupan dengan baik, ya jadi kaya, " kata Abdul.
"Ya harus mengikuti proses hidup. Suatu saat aku jadi kaya, ya bisa beli mobil. Mungkin bisa kontan atau kredit, ya beli mobilnya....kan di perhitungkan dari keuangan," kata Budi.
"Hp saja kan Budi bisa kontan. Berarti ada kemungkinan Budi di masa depan yang di ingin Budi, ya bisa beli mobil. Kalau keputusan Budi beli mobil kaya sama beli motor, ya antara kontan atau kredit, ya tidak masalah sih. Kalau aku berhasil dengan usaha ku, ya pasti aku beli mobil sampai rumah," kata Abdul.
"Ya sudahlah tidak perlu di obrolin lebih jauh. Kan masih proses semuanya dalam menjalankan hidup. Ya Abdul fokus main caturnya!" kata Budi.
"Ok!" Abdul.
Abdul dan Budi, ya main catur dengan baik. Sedangkan Eko, ya sedang ada urusan cinta lah seperti biasanya dengan Purnama. Eko dan Purnama sekedar ngobrol saja di ruang tamu.
No comments:
Post a Comment