"Eko," kata Budi.
Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng.
"Apa?!" kata Eko.
Eko mengambil tahu goreng di piring, ya makan dengan baik lah tahu goreng.
"Aku ingin membicarakan sesuatu," kata Budi.
"Bicara saja!" kata Eko.
"Yang aku bicarakan ini. Apa bisa jadi masalah apa tidak ya?!" kata Budi.
"Memang yang mau diomongin apa?!" kata Eko.
"Agama," kata Budi
"Kalau agama, ya tidak akan jadi masalah. Hal biasa. Cuma sekedar obrolan. Apalagi kita ini, ya hanya lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu, ya pemahaman gitu," kata Eko.
"Kalau tidak jadi masalah, ya aku omongin lah!" kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Eeeemmmm. Tapi di pikir dengan baik. Kalau ngomongin agama, ya kena masalah sih," kata Eko dengan niatnya becanda.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Beneran Eko. Kalau ngomongin agama akan jadi masalah?!" kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
"Bisa sih jadi masalah. Kalau ada urusannya dari fitnah sampai urusan terorisme, ya maksudnya ada kaitan dengan terorisme," kata Eko.
"Beneran Eko?!" kata Budi.
"Becanda Budi!" kata Eko.
"Oooo becanda toh!" kata Budi.
"Jadi apa yang mau di omongin Budi tentang agama?!" kata Eko.
"Kalau saja agama tidak lahir di muka bumi ini, ya gimana Eko?!" kata Budi.
"Ooooo yang mau di bicarakan tentang agama, ya kalau agama tidak terlahir di muka bumi. Ya kalau di pikir dengan baik, ya Budi. Tidak ada perselisihan antar agama sampai urusan terorisme," kata Eko.
"Jadi malah lebih baik agama tidak lahir di muka bumi ini, ya perselisihan antar agama sampai urusan terorisme juga tidak ada," kata Budi.
"Agama tidak ada, ya manusia malah lebih berbahaya lagi. Ya bertindak semau-maunya kaya manusia zaman purba," kata Eko.
"Iya juga ya. Agama tidak ada. Manusia, ya bertindak kaya manusia zaman purba, ya binatang," kata Budi.
"Maka itu. Lebih baik agama lahir di muka bumi ini, ya tujuannya membimbing manusia yang memiliki nilai berbudi pekerti yang baik, ya agar hidup di jalan kebaikkan dan hidup saling berdampingan dengan baik antar suku bangsa lah," kata Eko.
"Pada akhirnya. Memang lebih baik agama lahir di muka bumi ini. Ada pun perselisihan antara agama satu dengan lain, ya di anggap pertengkaran anak kecil yang belum mengerti ilmu ini dan itu, ya harus di bimbing dengan baik, ya agar paham ini dan itu," kata Budi.
"Ya bisa di bilang sih. Ujian hidup di muka bumi ini," kata Eko.
"Ya Eko...lebih baik main ular tangga saja!" kata Budi.
"Main ular tangga, ya boleh lah!" kata Eko.
Budi telah mengambil barang di bawah meja, ya di taruh atas mejalah. Budi dan Eko main ular tangga lah.
"Kalau agama tidak ada. Berarti kita akan menjalankan aturan adat istiadat ya Eko?!" kata Budi.
"Kalau agama tidak ada, ya kita menjalankan aturan adat istiadat berdasarkan nenek moyang yang di turunkan kepada orang tua kita, ya sampai ke kita. Ya di pikir dengan baik, ya adat istiadat juga, ya bisa di bilang agama," kata Budi.
"Kalau di pikir dengan baik, ya adat istiadat, ya agama sih," kata Budi menegaskan omongan Eko.
"Tapi kenapa adat istiadat kalah dari agama yang datang dari negeri asalnya agama?!" kata Eko.
"Mungkin pendekatan agama, ya masuk ke dalam lapisan tiap suku yang ada di negeri ini," kata Budi.
"Emmmmm. Pendekatannya, ya memang baik sih pendekatannya. Agar orang-orang masuk ke dalam agama," kata Eko.
"Kalau begitu tidak perlu bahas lebih jauh. Ya lebih baik fokus main ular tangganya!" kata Budi.
"Ok!" kata Eko.
Eko dan Budi main ular tangga dengan baik.
No comments:
Post a Comment