"Dono," kata Indro.
"Apa?" kata Dono menghentikan baca bukunya.
"Aku nanya sesuatu?!" kata Indro.
"Tentang apa?" kata Indro.
"Biasanya di Blog kan yang di tulis nama kita seperti biasanya. Tapi kenapa beberapa cerita yang di publikasikan dari baca buku di gunakan nama anak-anak sini dan juga nama artis?" kata Indro.
"Ooooo itu toh. Alasannya sih. Agar tidak boring saja. Kalau di tulis nama kita terus kan......monoton gitu," Dono menjelaskan.
"Agar tidak terlalu monoton toh," kata Indro.
"Emmmm," kata Dono.
"Yang di ketikkan nama cewek kan padahal yang menjalankan tugas cowok kan ?!" kata Indro.
"Hal biasa itu mah. Banyak penulis cewek, ya membuat cerita tentang cowok yang di ketik namanya juga cowok. Apa bedanya dengan aku. Aku cowok, ya penulisnya. Membuat cerita tentang cewek, ya mengetiknya nama ceweklah," kata Dono.
"Karakternya Don dan alur ceritanya?!" kata Indro.
"Kebanyakan di ambil dari perjalan hidup. Jadi kenyataan hidup," kata Dono.
"Salah satunya. Kisah cinta. Dalam pertemanan tidak boleh ada cinta. Sebenarnya itu kebohongan saja. Karena cewek kalau kepepet belum dapet pasangan yang di harapkan adalah temannya," kata Indro.
"Itu kenyataan banget. Sampai sekarang cewek masih berharap sama penulis. Jadi kisah perjalan hidup penulis itu sendiri," kata Dono menegaskan.
"Kisah cinta. Cowok berharap cewek yang di sukainya bisa jadian gitu, ya pacaran atau menikah tapi kenyataannya derajat jadi benturan. Cowoknya miskin dan ceweknya kaya," kata Indro.
"Kalau kisah itu sih. Harapan yang sia-sia mencintai cewek yang kaya. Lebih baik membuang rasa cinta itu dan mencari cinta yang sederajat. Toh cewek yang miskin juga banyak cantik!" kata Dono yang tegas.
"Memang sih lebih baik mencintai cewek yang sederajat. Agar menjalankan kehidupan ini mudah dengan baik yang terpenting satu suku....jadi tidak hilang silsilah keturunan yang aslinya," kata Indro.
"Emmmmm," kata Dono.
"Kalau begitu. Ya sudahlah tidak perlu di bahas lagi. Aku nonton Tv lagi!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono kembali membaca bukunya dengan baik. Indro pindah duduknya ke ruang tengah. Indro duduk di sebelah Kasino.
"Acara Tv Si Unyil bagus..ya Kasino?!" kata Indro.
"Ya seperti biasa. Tontonan yang mendidik. Pinter yang membuat acara Tv," pujian Kasino.
"Memang aku akui. Pinter yang membuat acara Tv...Si Unyil," kata Indro menegaskan.
Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv dengan baik karena memang acaranya bagus banget.
No comments:
Post a Comment