Di sebuah istana yang sangat megah hiduplah seorang raja bersama ketiga putrinya. Mereka bernama Putri Clara, Putri Catalina, dan Putri Maria. Ketiga putrinya sangat menyayangi Sang Raja. Putri Maria, anak yang paling bungsu, sangat perhatian pada ayahnya. Ia selalu menemani ke mana pun Sang Raja pergi. Ia pun selalu mengingatkan Sang Raja untuk menjaga kesehatannya dengan baik. Suatu hari Sang Raja jatuh sakit. Putri Maria pun sangat sedih. Setiap hari ia merawat ayahnya dan berdoa agar ayahnya kembali sehat. Namun, rupanya sakitnya kali ini sangat berat. Dari hari ke hari kondisi Sang Raja semakin buruk. Semua tabib terbaik di seluruh negeri telah dipanggil ke istana untuk mengobatinya. Akan tetapi, tidak satu pun dari mereka yang berhasil menyembuhkan penyakit Sang Raja. Karena penyakit Sang Raja semakin parah, prajurit kepercayaannya pun mengumumkan kepada seluruh penduduk, barang siapa yang bisa menyembuhkan Sang Raja maka ia akan dinikahkan dengan salah satu dari putrinya.
Berita itu dengan cepat tersebar ke seluruh negeri. Namun, hingga hari ketiga tidak ada satu pun orang yang datang untuk mengobati Sang Raja. Semua orang pun sangat sedih termasuk ketiga putrinya. Putri Maria yang menemani Sang Raja setiap hari berdoa agar ada seseorang yang mampu menyembuhkan Sang Raja. Ia telah berjanji, siapa pun orang yang bisa menyembuhkan ayahnya, ia akan bersedia untuk dinikahkan dengan orang tersebut. Akhirnya, pada hari keempat seorang prajurit membawa sebuah berita ke dalam istana. Ia menyampaikan bahwa ia telah menemukan tabib yang sangat hebat.
“Lalu kenapa kamu tidak langsung membawa tabib tersebut?” Putri Maria bertanya kepada prajurit tersebut.
“Akan tetapi, tabib tersebut adalah seekor naga raksasa. Ia tinggal di hutan dan berbicara kepadaku bahwa ia akan menyembuhkan penyakit Sang Raja,” jawab prajurit dengan terbata-bata.
Mendengar jawaban itu, ketiga putri Sang Raja sangat terkejut.
“Aku tidak mau menikahi seekor naga!” Putri Clara merasa tersinggung dengan perkataan prajurit itu.
“Meskipun ia sangat sakti dan bisa menyembuhkan Ayah, aku tidak mungkin menikahi seekor naga,” timpal Putri Catalina tidak mau kalah dengan kakaknya.
“Untuk kesembuhan Ayah, aku akan melakukan apa saja. Jika naga itu berhasil menyembuhkan Ayah, aku akan menikah dengannya,” kata Putri Maria dengan sangat tulus kepada Sang Raja di hadapan kedua kakaknya.
Prajurit pun segera membawa naga tersebut. Dan benar saja, naga itu berhasil menyembuhkan Sang Raja. Sang Raja kembali sehat seperti semula. Sesuai dengan janjinya, Putri Maria pun menikahi naga itu. Ia pun harus mengikuti Sang Naga untuk tinggal di hutan. Putri Maria pun menuruti semua permintaan Sang Naga. Putri Maria dan Sang Naga hidup di sebuah rumah di hutan. Keduanya hidup dengan bahagia. Namun Sang Naga menyadari bahwa Putri Maria menjadi semakin kurus dan ia sering melihatnya menangis. Ia menanyakan apa sebabnya pada Putri Maria. Akhirnya Putri Maria berkata jujur bahwa ia memang belum terbiasa hidup bersama seekor naga. Sang Naga bisa memahami perasaan Putri Maria. Ia kemudian menyuruh Sang Putri untuk menunggu sebentar di rumah. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tampan dan berpakaian sangat rapi masuk menemui Putri Maria.
Ternyata Sang Naga berubah menjadi seorang laki-laki tampan yang bernama Don Juan. Sejak saat itu Putri Maria merasa sangat bahagia. Keduanya menjalani hari demi hari dengan hati gembira. Tibalah saatnya festival yang akan diadakan di istana. Putri Maria di undang untuk datang ke sana. Ia sangat senang karena akan bertemu dengan Sang Raja dan kedua kakaknya. Namun, Don Juan menolak untuk ikut serta. Ia melarang Putri Maria untuk membuka identitas rahasianya. Ia memberikan sebuah cincin kepada istrinya dan memintanya untuk tidak memberi tahu keluarganya di istana mengenai siapa ia sebenarnya.
“Jika kamu membuka identitas rahasiaku, maka kita tidak akan pernah bertemu lagi. Cincin ini yang akan menolongmu dalam keadaan sulit,” kata Don Juan kepada istrinya.
Putri Maria segera pergi ke istana seorang diri. Ia telah berjanji untuk tidak memberitahukan tentang identitas suaminya yang sebenarnya kepada keluarganya di istana. Sesampainya di istana, ia disambut dengan sangat meriah. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Setelah mengadakan acara makan bersama, tiba-tiba kedua kakaknya yaitu Putri Clara dan Putri Catalina memaksa Putri Maria untuk pergi ke halaman belakang bersama keduanya. Di halaman belakang, keduanya bertanya tentang siapakah sebenarnya Sang Naga yang ia nikahi. Keduanya merasa sangat curiga karena saudaranya itu betah tinggal di hutan bersama seekor naga. Karena telah berjanji kepada suaminya, Putri Maria menolak untuk membuka mulut. Keduanya terus mendesak Putri Maria agar mengatakan siapa sebenarnya suaminya. Merasa tidak tahan dengan siksaan kedua kakaknya, Putri Maria pun mengatakan hal yang sebenarnya.
Putri Maria segera keluar dari istana dan pulang menuju rumahnya di hutan. Namun sesampainya di rumah, ia tidak melihat Don Juan di sana. Ia teringat bahwa ia tidak menepati janjinya. Selama berhari-hari Putri Maria menunggu kepulangan Don Juan, tapi Don Juan tidak pernah kembali ke rumah mereka. Putri Maria pun meminta bantuan kepada cincin yang diberikan oleh Don Juan. Ia meminta makanan dan minuman untuk dapat bertahan hidup di hutan. Cincin itu pun menolongnya dengan memberikan makanan dan minuman yang cukup untuk Putri Maria. Puteri Maria akhirnya memutuskan untuk mencari Don Juan. Dalam perjalanan ia bertemu dengan makhluk raksasa. Makhluk raksasa itu bermaksud untuk menjadikannya mangsa. Namun, ketika ia mendengar bahwa Putri Maria adalah istri Don Juan, ia mengurungkan niatnya. Kemudian Putri Maria juga bertemu dengan seekor singa yang ingin memakannya.
Ketika singa itu mengetahui bahwa dirinya adalah istri Don Juan, ia pun tidak berani. Bahkan kini seisi hutan mengetahui bahwa Putri Maria adalah istri Don Juan, sang penguasa hutan. Atas bantuan para penghuni hutan, Putri Maria mendapatkan sebuah petunjuk mengenai keberadaan suaminya. Makhluk raksasa yang ia temui mengantarnya ke sebuah kota tempat Don Juan berada. Setelah itu, Putri Maria mencari suaminya seorang diri. Putri Maria mendengar bahwa Don Juan tinggal di sebuah rumah bersama seseorang yang mengaku sebagai istrinya dan bernama Loriana. Rupanya Loriana pun mengetahui tentang keberadaan Putri Maria dan berniat menjadikannya seorang budak di rumahnya. Ia pun mengajak Putri Maria ke rumahnya. Di rumah tersebut Putri Maria harus bekerja layaknya seorang budak.
Loriana memakaikan sebuah syal untuk menutupi kepala Putri Maria agar Don Juan tidak mengenalinya. Putri Maria membersihkan seluruh rumah seorang diri. Ia tidak keberatan untuk melakukan pekerjaan itu karena inilah kesempatan satu-satunya untuk bertemu dengan Don Juan. Suatu pagi, Putri Maria melihat Don Juan yang akan menuruni tangga. Ia baru saja hendak menyapanya, tapi kemudian muncul Loriana di belakangnya.
Ia pun mengurungkan niatnya. Akhirnya ia meminta tolong kepada cincinnya untuk membantunya. Ia meminta cincin itu untuk memberikan sebuah boneka mainan. Setelah mendapatkan boneka tersebut, Putri Maria memberikannya kepada Loriana. Seharian penuh Loriana asyik bermain dengan boneka pemberian Putri Maria. Akhirnya karena merasa sangat lelah, Loriana tertidur. Putri Maria pun tidak menyia-nyiakan kesempatannya. Ia melihat Don Juan sudah pulang dan pergi tidur di kamarnya. Putri Maria segera membangunkan Don Juan. Ia mengguncang-guncang tubuh Don Juan yang tertidur lelap. Namun, Don Juan tidak bergeming.
“Don Juan, bangun! Aku Maria, istrimu.”
Don Juan membuka matanya dan menemukan istrinya ada di hadapannya. Ia melihat istrinya tersebut masih memakai cincin pemberiannya. Loriana mengetahui kejadian tersebut. Ia segera mengusir Putri Maria keluar dan menuduh Putri Maria berniat mencuri suaminya. Putri Maria tidak menyerah begitu saja. Ia tidak mau begitu saja menyerahkan Don Juan kepada Loriana. Ketiganya memutuskan untuk pergi ke pengadilan. Di sana Putri Maria mengatakan bahwa ia mempunyai sebuah cincin yang akan menunjukkan kebenarannya. Ia berkata bahwa cincin tersebut adalah milik Don Juan dan hanya akan menuruti perintah yang dikatakan oleh istri Don Juan yang asli. Akhirnya cincin itu pun menunjukkan kebenarannya. Ketika Loriana memberi perintah, tidak ada gerakan apa pun dari cincin tersebut. Cincin itu hanya menuruti perintah dari Putri Maria. Akhirnya Putri Maria berhasil mendapatkan suaminya kembali. Mereka pun kembali hidup di hutan dengan bahagia.
***
Dono selesai membaca bukunya.
"Cerita yang bagus asalnya dari Filipina di tulis di buku sih," kata Dono.
Dono menutup bukunya dan menaruh bukunya di meja. Dono beranjak duduknya di ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Kasino dan Indro, ya menonton acara Tv......Master Chef Indonesia Season 8.
No comments:
Post a Comment