"Dono aku punya permainan," kata Indro sambil menunjukkan kartu tarot pada Dono.
Dono yang asik baca komik, ya berhentilah baca komiknya.
"Permainan masa depan atau bisa di bilang meramal masa depan gitu," kata Dono.
"Ya bisa di bilang begitu sih. Ini cuma pemain saja. Aku mengikuti acara Tv gitu, yang meramal ini dan itu. Jadi menarik buat aku!" kata Indro.
"Ikutan toh. Ngomong-ngomong itu kartu tarot beli di mana?" kata Dono.
"Beli di toko yang jual kartu tarot," kata Indro.
"Ooooo begitu," kata Dono.
"Dono main kan!" kata Indro.
"Iya," kata Dono
"Ok aku mulai!" kata Indro.
Indro pun mulai mengocok kartu dengan baik banget dan di taruh di meja, ya di jejerin tuh kartu.
"Don pilih satu kartu!" kata Indro.
"Ok pilih satu kartu," kata Dono.
Dono memilih satu kartu dengan baik. Indro membuka kartu tarot yang di pilih Dono. Terkejut Dono melihat kartu tarot tersebut, ya foto Rara.
"Apa aku tidak salah lihat ini. Kartu tarotnya ada foto Raranya? " kata Dono.
"Tidak salah lihat Dono," kata Indro.
"Kayanya foto Rara ini di tempelin di kartu tarot," kata Dono.
"Jangan di buka rahasia permainan tidak seru tahu!" kata Indro.
"Ok...ok.....ok. Lanjutin permainan ya!" kata Dono.
"Sekarang pilih satu kartu lagi!" kata Indro.
"Milih satu kartu lagi, tapi penjelasan kartu yang pertama di pilih belum," kata Dono.
"Sekalin Don dengan pilihan kartu ke dua," kata Indro.
"Ok....aku pilih," kata Dono.
Dono memilih kartu tarotnya dengan baik. Indro membuka kartu yang di pilih Dono. Lagi-lagi Dono terkejut dengan kartu tarot yang di buka di tempelin foto Nisa.
"Ini kartu kenapa ada foto Nisa?" kata Dono.
"Hayooo. Dono ada apa dengan Nisa?" kata Indro.
"Nisa. Teman saja!" kata Dono.
"Teman apa demen?!" kata Indro.
"Teman saja!" kata Dono yang tegas.
"Rara apa Nisa?" kata Indro.
"Kenapa jadinya aku harus memilih?" kata Dono.
"Jawaban kita tunda dulu. Don pilih satu kartu lagi!" kata Indro.
"Aku pilih satu kartu lagi," kata Dono.
Dono memilih satu kartu tarot dengan baik. Indro membuka kartu pilihan Dono. Lagi-lagi Dono terkejut dengan kartu tarot tersebut yang ada foto Gunawan.
"Kenapa kartunnya di tempelin foto Gunawan. Ini mah cerita di kaitkan dengan artis di Tv?" kata Dono.
"Seru-seruan permainan Dono. Jadi Dono menyukai Rara, tapi di sisi lain kan yang dekat dengan Rara....adalah Gunawan. Rara seneng sih sebagai cewek di sukai dua cowok. Apakah Dono cemburu dengan kedekatan Rara dan Gunawan?" kata Indro.
"Jujur apa bohong ya?" kata Dono.
"Inikan cuma permainan di kaitkan dengan kenyataan dan khayalan. Harus jujur saja!" kata Indro.
"Ok. Aku jujur. Aku cemburu dengan kedekatan Gunawan sama Rara," kata Dono.
"Berarti Dono bisa saja beralih menyukai Nisa....kan?" kata Indro.
"Gimana ya?" kata Dono yang berpikir.
"Ini cuma permainan Don!" kata Indro.
"Ok. Aku bisa beralih kelain hati," kata Dono.
"Jadi Dono bisa menyukai Nisa. Rara pasti marah besar karena Dono tidak setia, ya cemburuan gitu. Tapi yang memulai adalah Rara duluan dekat dengan Gunawan," kata Indro.
"Jadinya bisa kesalah pahaman atau beneran terjadi perselingkungan," kata Dono.
"Yang bener sih hubungan seperti ini lebih cenderung perselingkungan," kata Indro.
"Kalau jadi perselingkungan. Aku lebih baik mundur ah. Runyem urusannya. Jadi aku lepaskan Rara dan Nisa. Aku pilih cewek lain," kata Dono.
"Pilih cewek lain runyem juga. Kalau masa lalu masih belum selesai urusan cintanya," kata Indro.
"Kok runyem lagi. Aku telah mengikhlaskan keduanya?" kata Dono.
"Dono jadinya memilih cewek yang terbaik dari Rara dan Nisa," kata Indro.
"Iya juga ya. Aku memilih cewek lagi, yang terbaik dari Rara dan Nisa," kata Dono.
"Kalau begitu Dono. Jalan keluarnya jomlo dulu. Biarkan tuh Rara dan Nisa mendapatkan cowok yang lebih baik dari Dono," kata Indro.
"Kalau itu aku setuju. Yang lebih baik dari aku banyak. Jadi aku benar-benar melepaskan Rara dan Nisa. Ya sudahlah permain meramalnya. Belum tentu terjadi kan!" kata Dono.
"Cuma permainan meramal Don, ya tidak akan terjadi gitu. Cuma seru-seruan saja. Kaya acara Tv gitu tentang masalah cinta yang ruwet dan mencari cara terbaik jalan keluar dari masalah cinta," kata Indro.
"Indro dokter cinta kaya lagu," kata Dono.
"Aku sih senangnya di panggil penyihir cinta yang pandai meramal ini dan itu," kata Indro.
"Indro penyihir cinta, kaya di film-film tentang penyihir," kata Dono menegaskan.
"Sipp. Aku penyihir cinta!" kata Indro yang senang.
"Aku lanjut baca komik!" kata Dono.
"Iya," kata Indro.
Indro menyusul kartu tarot dengan baik, ya di taruh di meja begitu saja dan segera msin game di Hp-nya. Dono sudah asik baca komiknya. Kasino sedang ngobrol asik di kafe bersama Selfi sambil makan dan minumlah.
No comments:
Post a Comment