"Emmmm enak," kata Indro.
Indro menaruh gelas teh itu di meja.
"Hidup ini hanya perlu di nikmatin saja," kata Indro.
Indro pindah duduknya ke ruang makan. Dono masih sibuk mengetik. Indro duduk sambil berkata "Don."
"Apa?" kata Dono sambil menghentikan mengetik di leptopnya.
"Banyak berita yang mengabarkan, ya aku baca di artikel ini dan itu tentang para pemimpin yang ini dan itu. Sebenarnya sejauh mana pemimpin yang di jagoin sama organisasi ini dan itu yang bisa mengerahkan masa sampai turun ke jalan. Apalagi....kalau organisasi basis agama? Wah beritanya kaya petir di siang bolong saja, jadi kaget gitu," kata Indro.
"Kalau itu sih sejauh apa manusia yang di jadikan pemimpin itu punya kemampuan yang luar biasa di atas kemampuan rata-rata manusia pada umumnya, ya menciptakan nilai kepemimpinan....jadi umatnya mengikuti saja, alias percaya. Ya namanya manusia kebiasaannya terlalu mengagung-agungkan manusia yang punya kehebatan ini dan itu. Contohnya saja : Nabi yang mengajarkan nilai kebaikan di ikuti umatnya berjalan di jalan kebaikan. Apalagi tuh Nabi punya mukjizat yang ini dan itu. Ya Nabi itu di angung-angungkan sama manusia karena kemampuannya ini dan itu," kat Dono.
"Kalau begitu, kebanyakan pemimpin di samakan dengan Nabi doh," kata Indro.
"Bisa di bilang begitu. Contohnya : calon Presiden yang ingin di pilih rakyat. Menciptakan nilai kepercayaan rakyat dan akhirnya di pilih jadi pemimpin untuk memimpin rakyat, ya Presiden terpilihlah," kata Dono.
"Maka itu banyak berita di masa lalu, ya kalangan rakyat kecil bicara tentang pemimpin yang di pilih adalah kesamaan dengan Nabi, ya bisa membawa nilai kebaikan gitu, kesejahteraan rakyat," kata Indro.
"Harapan rakyat kecil itu petolongan manusia yang baik dan bijaksana itu untuk menolong mereka yang miskin dalam kesusahan terbebas dari beban kemiskinannya. Contohnya : program kerja pemerintahan, ya sembako gitu. Data di dapatkan di masyarakat, ya nyampe sembako ini dan itu. Jadi terbantulah orang miskin, ya terbebas dari beban kemiskinan ini dan itu. Walau harapan yang paling besar sih, ya pekerjaan yang layak, hidup yang layak....sesuai dengan amanah UUD 1945," kata Dono.
"Jadi semua orang mengikuti jejak para Nabi untuk jadi pemimpin di muka bumi ini toh. Terkadang kalau terlalu mengagung-angungkan Nabi, maka bisa saja.....Nabi itu Tuhannya manusia itu sendiri dong," kata Indro.
"Pendapat seperti itu sering di omongin di mana-mana. Maka itu larangannya adalah Nabi...itu tidak boleh di beri wujudnya karena Nabi itu bisa di Tuhankan oleh manusia yang percaya dengan kemampuannya ini dan itu," kata Dono.
"Oooo sama halnya dengan beberapa ajaran yang Tuhannya wujudnya manusia. Bukan menyinggung ajaran agama lain, tapi kenyataannya memang benar. Tuhan itu wujudnya manusia kalau di ajaran agama lain," kata Indro.
"Ya memang benar sih omongan Indro," kata Dono menegaskan omongan Indro.
"Ya sudahlah tidak perlu di bahas lagi. Aku mau nonton Tv!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono melanjutkan mengetik di leptopnya. Indro, ya pindah duduknya ke ruang tengah. Indro duduk sambil mengambil remot di meja dan segera menghidupkan Tv. Indro pun menonton acara Tv, ya seperti biasanya......berita ini dan itu. Dono terus mengetik di leptopnya. Kasino, ya masih sibuk dengan kerjaannya di tempat kerjaannya.
No comments:
Post a Comment