"Bejo tumben ikutan mancing di sini?" tanya Tejo.
"Aku lagi kacau....Tejo. Pikiran ku ini selalu mikirin Wati," kata Bejo.
"Waduh....teman ku kena penyakit cinta," kata Tejo.
"Bisa di bilang begitu sih. Kena penyakit cinta. Ada solusi untuk mengobati penyakit cinta ku?" kata Bejo.
"Solusi...ya?!. Oooo...iya. Ngomong-ngomong sudah menyatakan cinta sama orang
yang kau sukai....Bejo?" kata Tejo.
"Belum," kata Bejo.
"Berarti Bejo, kamu belum bertindak. Cobain dulu menyatakan cinta!" kata Tejo.
"Kalau di tolak gimana?" kata Bejo.
"Ya...resikonya cuma itu. Di tolak pasti sakit hati," kata Tejo.
"Ya sudahlah aku cobain," kata Bejo.
"Emmm," saut Tejo.
Bejo meninggalkan tempat tersebut. Tejo pun terus memancing sampai dapet ikanlah, baru pulang ke rumah.
Bejo menjalankan misinya menyatakan cinta ke Wati. Hari pertama menyatakan cinta, ya Bejo bertemu dengan Wati di jalan dengan berakhir di tolak. Hari ke dua, Bejo menyatakan cinta di kampus tempat Wati kuliah dengan berakhir gagal. Bejo sudah pusing dengan kegagalannya di tolak Wati. Tetap saja saran Tejo di teruskan kalau cinta sama cewek, ya Bejo menjalankan lagi misinya menyatakan cinta di rumahnya. Pada akhirnya Bejo tetap gagal juga, di tolak sama Wati.
"Kenapa kau begitu kejam menolak aku Wati. Padahal aku benar-benar mencintai mu Wati sepenuh hati?!" kata Bejo yang meratap dengan keadaan dirinya.
Tejo ya seperti biasa sebagai teman baik menyarankan ke Bejo untuk berguru dengan Pak Abah yang terkenal dengan sebutkan guru cinta. Bejo menerima saran Tejo, ya segera ke rumah Pak Abah untuk berguru.
Bejo pun bertemu dengan Pak Abah. Bejo menceritakan maksud dan tujuannya untuk meminta Pak Abah menjadi guru bagi Bejo untuk menyelesaikan masalahnya?! Pak Abah tidak mau mengajarkan Bejo. Tapi Bejo langsung bersujud pada Pak Abah dan berkata "Tolong bantu aku Pak Abah. Ajari aku untuk mendapatkan cinta ku."
"Dasar anak muda yang keras kepala. Demi cinta....mau berkorban apa saja?!" kata Pak Abah.
"Tolong aku Pak Abah. Ajari aku untuk mencintai dirinya, orang aku sukai dengan jalan penuh dengan kebaikan," kata Bejo.
Pak Abah pusing dengan ulahnya Bejo.
"Baiklah, aku terima kamu jadi muridku," kata Pak Abah.
"Baiklah, aku terima kamu jadi muridku," kata Pak Abah.
Bejo pun bangun dari keadaan dirinya tadi bersujud. Pak Abah membimbing dengan penuh kedisiplinan, ya Bejo pun belajar dengan tekun banget sampai bisa menguasai ilmu yang di berikan.
***
Tiga bulan berlalu. Bejo telah berhasil menguasai ilmu yang di berikan Pak Abah.
"Waktunya pembuktian," kata Bejo yang optimis.
Bejo pun menemui Wati di rumahnya untuk menyatakan cinta. Wati menerima cintanya Bejo. Ya Bejo pun senang sekali cintanya di terima Wati. Setelah urusan selesai.
Bejo pun menemui Tejo, ya seperti biasa memancing di kali.
"Tejo aku berhasil. Cinta ku di terima Wati," kata Bejo yang senang.
"Selamat...ya berhasil di terima sama Wati," kata Tejo.
Bejo dapet ikan di pancingannya dan ikan di taruh di ember. Bejo pun, ya mancing lagi.
"Ngomong-ngomong Bejo....ilmu apa yang di ajarkan Pak Abah sama kamu?" tanya Tejo.
"Belajar mengaji dan juga sholat yang benar," kata Bejo.
"Berarti....Wati menerima cinta kamu karena kamu sudah menjadi pemimpin yang baik, ya Bejo," kata Tejo.
"Omongan mu Tejo benar sekali. Semenjak aku menguasai ilmu yang di berikan Pak Abah, aku selalu tenang pembawaannya. Kalau dulu sih kacau balau. Pantes aku di tolak Wati," kata Bejo.
"Yang terpentingkan sekarang Bejo, kamu di terima Wati. Syukurinlah...buah dari usaha kamu yang keras. Pejuang cinta sejati," kata Tejo.
"Alhamdulillah," saut Bejo.
Bejo dan Tejo mengakhiri obrolan keduanya di pinggir kali sambil memancing, ya pulang dengan membawa hasil pancingan.
"Waktunya pembuktian," kata Bejo yang optimis.
Bejo pun menemui Wati di rumahnya untuk menyatakan cinta. Wati menerima cintanya Bejo. Ya Bejo pun senang sekali cintanya di terima Wati. Setelah urusan selesai.
Bejo pun menemui Tejo, ya seperti biasa memancing di kali.
"Tejo aku berhasil. Cinta ku di terima Wati," kata Bejo yang senang.
"Selamat...ya berhasil di terima sama Wati," kata Tejo.
Bejo dapet ikan di pancingannya dan ikan di taruh di ember. Bejo pun, ya mancing lagi.
"Ngomong-ngomong Bejo....ilmu apa yang di ajarkan Pak Abah sama kamu?" tanya Tejo.
"Belajar mengaji dan juga sholat yang benar," kata Bejo.
"Berarti....Wati menerima cinta kamu karena kamu sudah menjadi pemimpin yang baik, ya Bejo," kata Tejo.
"Omongan mu Tejo benar sekali. Semenjak aku menguasai ilmu yang di berikan Pak Abah, aku selalu tenang pembawaannya. Kalau dulu sih kacau balau. Pantes aku di tolak Wati," kata Bejo.
"Yang terpentingkan sekarang Bejo, kamu di terima Wati. Syukurinlah...buah dari usaha kamu yang keras. Pejuang cinta sejati," kata Tejo.
"Alhamdulillah," saut Bejo.
Bejo dan Tejo mengakhiri obrolan keduanya di pinggir kali sambil memancing, ya pulang dengan membawa hasil pancingan.
No comments:
Post a Comment