CAMPUR ADUK

Sunday, September 29, 2019

ASIK NONTON

Sore yang cerah sekali. Dono seperti biasa asik nonton Tv acara bola, live lagi. Sambil menikmati kopi buatannya sendiri. Indro baru pulang dari kondangan langsung masuk rumah dan tak lupa mengucap salam "Asalamualaikum."

Dono pun menjawabnya "Waalaikumsalam."

Indro langsung duduk bersama Dono. Tapi tiba-tiba bola di giring oleh pemain menuju gawang lawan dan segera di tendang. Dono dan Indro sudah terbawa suasana tontonannya dan mau bilang "Gol", tapi sayang penjaga gawang berhasil menangkap bola.
Dono dan Indro berkata bersamaan "Ya gagal cetak gol."

Indro pun ke dapur untuk buat kopi. Dono dengan seriusnya nonton Tv acara bola. Indro pun selesai buat kopi buatannya dia sendiri dan di bawa ke ruang tengah. Dengan santainya Indro menikmati kopi sambil nonton Tv. 

Lagi-lagi serangan terjadi dari pemain bola yang di sukai Dono dan Indro ke wilayah lawan. Lagi-lagi serangan itu bisa di patahkan bola di bawa sampai depan gawang dan tendangan yang di lepaskan.

"Tangkap itu bola," kata Dono dan Indro bersamaan.

Bola melesat dengan cepat setelah di tendang sangat kuat oleh pemain yang sudah di depan gawang. Tapi untungnya bola melambung tinggi di atas gawang. Penjaga gawang merasa senang karena gawang yang di jagain tidak ke bobolan.

"Aman," kata Dono dan Indro.
Pertandingan bola pun berjalan lagi dengan permainan yang apik dari para pemain sepak bola. Dono dan Indro terus asik nonton Tv acara bola sambil menikmati minum kopi. Indro pun teringat sesuatu dengan tontonan acara tv tentang tur dangdut lalu berkata ke Dono " Don apa pendapat kamu dengan acara Semarak Dangdutan yang di tayangkan Tv Indosiar?"

"Oh...itu. Bagus baget," kata Dono.

"Kok cuma bagus aja?" kata Indro.

"Lebih baik bagus aja. Dari pada aku komentarin jelek, nanti aku harus memberikan penjelasan dimana-mana harus di perbaiki agar tontonan bagus. Maksudnya mengkritik tapi membangun. Itu yang benar," penjelasan Dono.

"Bener omongan kamu Don. Lebih baik bilang bagus...aja deh. Nilai positif," kata Indro.

Serangan pemain menggiring bola ke depan gawang. Dono dan Indro terbawa suasana. Sampai serangan pemain di lancarkan ke depan gawang dan bisa mengecoh penjaga gawang dan akhirnya gol.

"Gol," teriak Dono dan Indro besamaan.

Rasa senang antara Dono dan Indro karena gol yang di tunggu berhasil di cetak ke gawang.

"Permainan bagus baget," pujian Dono dan Indro bersamaan.
Permainan bola pun berlangsung lagi. Dono dan Indro asik menonton Tv. Indro kembali kepikiran sesuatu dan berkata "Don apa pendapat kamu dengan orasi mahasiswa yang lagi hits di beritakan berbagai media cetak dan elektronik?"

"Oh itu. Biarkan sesuai permainannya aja. Seperti permainan bola yang kita tonton. Susananya mendebarkan kalau sama-sama kuat dan berhasil mencetak angka. Pada akhirnya pun terlihat kebenarannya. Pertarungan yang adil. Sama kedudukannya dengan urusan orasi mahasiswa. Toh hasilnya pun pasti di sesuaikan dengan kondisi dan keadaan lingkungan aja," kata Dono.

"Bener juga. Ikutin aja permainannya untuk cari amannya aja. Toh cuma rakyat kecil juga. Bukan orang berkepentingan," kata Indro.

"Rakyat kecil. Biarlah orang punya kemampuan di bidang ke ilmuan menganalisa segalanya baik dan buruknya demi kesejahteraan rakyat," kata Dono.

Dono dan Indro asik nonton Tv lagi karena permainan sepak bola masih panas di tambah heboh dengan gemuruh sorak sorai dari ke dua pendukung di stadion sepak bola.

Wednesday, September 4, 2019

KAMEN RIDER 01

Pagi-pagi sekali Kent sudah harus di tempat kerjaan untuk menghibur para pengunjung yang dateng ke taman bermain. Sampai di tempat kerjaan Kent segera berganti pakaian khusus manggung yang sudah di siapkan pemilik usaha hiburan.

Kent mulailah pertunjukkan Stan Up Comedynya. Bukan para pengunjung terkejut dengan tingkah konyolnya Kent yang sengaja untuk menghibur pengunjung yang ingin menonton aksinya alias akting. Malahan Kent yang terkejut di bangku penonton tidak ada satu pun yang mau menonton aksi Stan Up Comedy Kent.

Jadi murung deng Kent dan berkata "Tidak populer deh."
Kent pun di panggil oleh Bapak pemilik usaha karena hasil kerja Kent mengecewakan. Maka itu manggungnya Kent di hentikan dan gantikan dengan Robot yang di pesan oleh Bapak pemilik usaha untuk menghibur para penyunjung yang datang untuk menonton Stan Up Comedy.
Robot pun di panggil untuk manggung oleh Bapak pemilik usaha. Robot mulai aksi Stan Up Comedynya. Dengan aksi konyolnya si Robot berhasil membuat para pengunjung yang menonton aksi dengan tertawa terbahak-bahak. Robot pun senang begitu dengan Bapak prmilik usaha.

Kent kalah dari Robot dalam hal menghibur manusia maka di berhentikan dari kerjaan oleh Bapak pemilik usaha. Kent sedih karena di pecat.

Esok harinya pun Robot berhasil menghibur para manusia dengan tertawa riang. Kent kesel yang menontonnya, tetapi berusaha untuk berhasil untuk menghibur manusia dengan lawaknya yang lucu.

***

Markas yang tersembunyi Rangga membuat program komputer untuk membuat Robot membenci manusia. Tapi dari sistem satelit terdekteksi ulah Rangga membuat alat yang membuat Robot kaji jahat. Sistem mengirimkan pesan ke sistem komando di bumi dan membuat alat juga yang dapat menghentikan aksi Rangga membuat Robot jadi jahat.

Robot Lily pun terbangun dari tidurnya karena sudah waktunya menyerahkan alat perubahan di berikan kepada orang yang di pilih Pemimpin perusahaan yang mengembangkan produk Robot yang bisa beradaptasi dengan baik bersama manusia dan lingkungan sekitar.

Lily pun berangkat untuk menemui orang yang telah di pilih untuk menjemputnya. Sampai di taman hiburan. Lily keluar dari mobil limosin untuk menemui orang terpilih tersebut adalah Kent. Tapi Kent awalnya tidak percaya karena kenyataanya sudah di jemput pake limosin ya...jadinya Kent ikut juga apa maunya Lily?!.

Sampai di perusahaan. Rapat tertutup untuk pengangkatan Pimpinan perusahaan yang baru berdasarkan wasiat Pimpinan yang membangun perusahaan lewat suratnya yang menyimpan Lily dan di berikan Kent. Tambah terkejut dengan wasiat yang di berikan padanya dan para pemegang saham pun lebih terkejut lagi kalau Kent orang yang terpilih jadi Pemimpin di perusahaan yang bergerak produksi Robot canggih.

Karena desakan pemegang saham yang tidak menyukai Kent akhirnya Kent menolaknya menjadi Pemimpin perusahaan dan sekaligus tidak ingin menggunakan alat perubahan yang di gunakan untuk mengalahkan para Robot jadi jahat.

Kent meninggalkan perusahaan bersama Lily untuk di antarkan ke taman hiburan. Sampai di tujuan. Kent melihat para penonton yang ingin melihat Robot ber Stap UP Comedy dan juga Bapak pemilik usaha pun duduk ingin menyaksikan aksi lawak dari Robot.

Di dalam ruang ganti. Robot pun mulai bergerak untuk ke panggung pertunjukkan. Tapi ternyata dateng seorang berjubah yang di kirim oleh Rangga untuk mengubah Robot jadi jahat dengan memberikan alat perubahan di ikat pinggangnya. Sistem Robot yang baik jadi jahat.
Anak buah Rangga pun meninggalkan karena tugasnya  selesai. Robot pun berdiri di atas panggung pertunjukkan. Para pengunjung yang ingin menonton Stan Up Comedy...dari Robot sudah tidak sabar lagi ingin melihat aksinya yang bisa mengocok perut dan akhirnya tertawa terbahak-bahak.

Robot bukannya menghibur para penonton aksinya lawak malah menggunakan alat yang di pegang tangan kanan dan di masukkan ke sabuknya yang dapat mengubah Robot menjadi monster Belalang Sembah.

Para manusia ketajutan dengan amukan dari monster Belalang Sembah. Sampai para Robot baik mau melindungi manusia di ubah oleh monster Belalang Sembah menjadi Robot jahat dan segera menyerang para manusia. Taman hiburan jadi kacau balau-balau karena ulah para Robot mengamuk.

Polisi khusus dateng yang menangani para Robot jadi Jahat. Dengan senjata api di tembakin para Robot yang mengamuk, tetapi tetap tidak bisa di kalahkan. Monster Belalang Sembah menghancurkan segalanya dan ingin membunuh Bapak pemilik usaha. Kent teringat dirinya pernah di lindungi Robot sampai nyawanya selamat dari bencana besar menghancurkan kota.

Kent berusaha menolong Bapak pemilik usaha dan melupakan sakit hatinya karena di pecat dari pekerjaan. Kent berhasil melindungi Bapak pemilik usaha dari serangan monster Belalang Sembah dan akibatnya terluka parah. Bapak pemilik usaha di suruh Kent pergi dari tempat tersebut. Ya..di ikutin sarannya Kent...jadi Bapak pemilik usaha...berlari sejauh mungkin dari monster Belalang Sembah.
Kent masih sanggup menghadapi monster Belalang Sembah dan meminta alat perubahan yang di bawa Lily. Segera Lily memberikan alat perubahan dan di pakai di ikat pinggangnya dan alat pengaktifan sistem perubahan di tangan kanan Kent. Monster Belalang Sembah menyerang Kent dengan sabitnya yang mematikan ke arah Kent. Langsung Kent memasukkan alat di tangan kanannya ke sabuk yang ada pinggangnya dan berkata "Berubah".

Sistem terkoneksi dengan statelit dan mengirimkan Robot Belalang. Tahu-tahu sudah di hadapan Kent dan menangkis serangan mematikan berupa sabit terbang ke arah Kent. Baru deh Robot Belalang menjadi pakean khusus dan di pakai oleh Kent dan berkatalah Kent "Kamen Raider 01".

Kent pun memberikan koper yang berisi alat kekuatan perubahan di berikan pada Lily untuk di pegangnya. Kent mulai bersiap bertarung yang menjadi Kamen Rider 01.

Monster Belalang Sembang mulai menyerang Kamen Rider 01 dengan sabitnya di kedua tangannya. Pertarungan makin sengit antara keduanya. Kent tidak mau kalah dengan monster yang telah menghancurkan taman hiburan. Dengan kekuatannya menjadi Kamen Rider 01 di hajarnya monster Belalang Sembah sampai tidak bisa berkutik lagi. Baru menggunakan teknik yang mematikan oleh Kamen Rider 01 dengan mengaktifkan sistem di sabuk ke kuatannya di pinggangnya. Langsung melompatlah Kamen Rider 01 dan menerjang ke arah monster Belalang Sembah. Akhirnya monster Belalang Sembah kalah dan jatuh ke lantai dan meledak.

***

Polisi khusus kewalahan menghadapi para Robot jadi jahat karena senjata api tidak mempan. Lalu pemimpin tim khusus mengambil alat di mobil dan di gunakan untuk mengalahkan para Robot jahat. Di tembakkan alat tersebut ke arah salah satu Robot jahat dan berhasil membuatnya tumbang dan tergeletak di lantai tidak berfungsi lagi. Tapi para Robot jahat masih jahat. Maka di gunakan alat tersebut oleh pimpinan tim khusus dengan baik.

Kamen Rider 01 mengalahkan satu persatu Robot jahat....sampai hancur total. Polisi khusus beserta Kamen Rider 01 berhasil mengalahkan semua para Robot jahat. Baru deh Kamen Rider 01 kembali menjadi Kent setelah menonaktifkan kekuatan dan alat perubahan di taruh di koper dan di pegang oleh Lily.

Kent pun menerima wasiat yang di berikan dirinya menjadi Pemimpin perusahaan yang bergerak di industri Robot dan sekaligus menjadi simbol pelindung masyarakat dari ancaman Robot jahat....adalah Kamen Rider 01. Sedangkan polisi khusus telah melaksanakan dengan baik tugasnya melindungi masyarakat dari serangan para Robot jahat....jadi polisi khusus kembali ke kantornya karena urusan sudah selesai.

LOST IN PAPUA 2 (MISTERI KUIL DI DALAM GUNUNG)

Dono dan Kasino lagi asik ngopi di ruang tengah. Indro masih sibuk memeriksa kota kayu yang berisi warisan Kakeknya yang di wariskan pada dirinya. Indro menemukan sebuah benda yang berbentuk sebuah gulungan yang di ikat dengan seutas tali yang terbuat dari serat kayu.

Indro ingin membukanya di dalam kamar Kakeknya, tapi gak jadi maka ingin membuka gulungan tersebut di ruang tengah sambil meminta tanggapan tentang gulungan tersebut ke teman-temannya.
Indro pun duduk bersama Dono dan Kasino. Lalu menaruh gulungan di taruh di atas meja. Indro segera menuang tekok berisi kopi ke gelas. Baru deh Indro menikmati minum kopinya yang enak itu.

Dono tertarik dengan gulungan yang di taruh Indro di atas meja dan ingin membuka gulungan tersebut. Tapi Kasino menghalangi karena merasakan sesuatu yang aneh pada gulungan yang di pegang Dono.
Indro malah tidak peduli omongan Kasino dan mengambil gulungan di tangan Dono. Lalu membuka ikatan pada tali yang mengikat pada gulungan. Dengan perlahan membuka gulungan tersebut oleh Indro.

"Gak ada apa-apa kan?" kata Indro.

"Iya....gak ada apa-apa?" saut Dono dan Kasino bersamaan.

Indro pun melebarkan gulungan di atas meja.....agar Dono da Kasino ikut melihat isi gulungan tersebut. Ketiganya terkejut karena di gulungan bergambar burung garuda lalu di lingkarin oleh tulisan yang tidak bisa dibaca mereka bertiga.

Terjadilah fenomena. Burung garuda keluar dari gulungan. Dono, Kasino dan Indro terkejut sekaligus takjub dengan fenomena tersebut. Burung garuda pun membawa ketiganya ke dunia yang mereka tidak kenal. Lalu burung garuda pun masuk lagi ke dalam gulungan tersebut lagi.

Dono, Kasino dan Indro bingung dengan keadaan mereka yang di lihatnya hanya ada pemandangan hutan belantara saja. Pada hal ketiganya berada di puncak gunung.

"Dimana kita...ini?" kata Dono.

"Mana aku tahu....ini semua gara-gara gulungan itu di buka sih. Aku...kan sudah memperingatkan. Kalau sudah kejadian begini ya....gimana lagi. Terima aja...keadaan yang sebenarnya," kata Kasino.

"Aku....bisa menerimanya. Tapi kayanya....aku kembali ke Papua lagi," kata Indro.

"Papua. Emangnya...kamu pernah ke Papua?" tanya Dono.

"Pernah...sih. Memulangkan tombak tanda persahabat ke suku pedalaman....ya di tanah Papua," kata Indro.

"Jadi...kemarin itu benaran....kamu ke Papua?" tanya kembali Dono.

"Iya," jawab Indro.

"Kalau...memang kita semua....berada di tanah Papua...berdasarkan pengalaman Indro yang pernah bertualang ke tanah yang....kita pijak. Jadi harus bagaimana Indro....agar kita semua bisa kembali?" tanya Kasino.

"Ya...kita harus mengembalikan gulungan tersebut ke pemiliknya. Baru deh kita semua pulang ke rumah. Tapi masalahnya tidak ada petunjuk untuk memulangkan gulungan tersebut ke pemiliknya," kata Indro.

"Harus gimana...ini Kasino?" tanya Dono.

"Harus menjelajah hutan Papua sampai menemukan petunjuk...untuk kembali," kata Kasino.

"Oh...gimana...kita mencari petunjuk dari suku di sini. Mungkin mereka tahu. Kaya saya memulangkan tombak kepada kepala suku Papua?" saran Indro.

"Boleh di coba," kata Dono.

"Ya...di coba aja. Dari pada diam aja di sini gak ada jalan keluar," saut Indro.

Dono, Kasino dan Indro pun sepakat menuruni puncak gunung untuk mencari petunjuk untuk memulangkan gulungan. Ketiganya dengan hati-hati berjalan saling menjaga satu sama lain. Sampai di kaki bukit. Mulailah rasa haus dan lapar ketiganya.

Berembuk ketiganya untuk mencari makan dan minuman di hutan. Akhirnya ketiganya memutuskan mencari makan dan minuman dengan cara masing-masing. Dono mencari buah-buahan yang bisa di temukan di hutan belantara. Kasino mencari umbi-umbian yang bisa makan. Sedangkan Indro yang pernah merasakan hidup di hutan belantara mencari makan yang bisa temukan saja...yang penting perut kenyang dan energi kembali lagi untuk menggerakkan tubuh.
Ketiganya berusaha keras tanpa menggunakan benda-benda tajam terbuat dari logam. Dono sudah keliling tidak mendapatkan hasil juga karena buah yang di cari susah di cari. Lalu Dono melihat sebuah pohon tua yang keropos di tumbuhin jamur.

Rasa senang oleh Dono dan segera mengumpulkan jamur yang menurut Dono bisa di makan karena di lihat dari jenis jamurnya. Kasino pun tak menemukan umbi-umbian yang terlihat hanya tanaman hutan yang tidak menyimpan umbi-umbian. Eee...Kasino terpeleset saat melangkah dan jatuh terperosot ke suatu tempat yang agak curam. Tapi dari kesulitan tersebut Kasino mendapatkan sebuah umbi talas. Segera di bongkar tanah oleh Kasino dengan menggunakan kayu....untuk mendapatkan umbi talas.

Indro pusing sekeliling gak ada hasil untuk ia....temukan untuk di jadikan makanan. Tapi ternyata mendengar suara tetes germicik air tapi samar. Indro dengan tenang mendengarkan dan menuju ke tempat tujuan. Akhirnya...Indro menemukan sumber air segeralah meminum dan menghilangkan dahaga. Tak segaja melihat seekor biawak masuk ke sarangnya di subuah lubang di tanah. Indro langsung mencari kayu yang kuat dan ujungnya di runcingkan pake batu dengan cara di gesek.
Kayu telah runcing barulah Indro memburu biawak di dalam sarangnya. Segera Indro menombak biawak di dalam sarangnya sampe....biawak mati. Setelah itu biawak pun di bawa Indro ke tempat teman-temannya.
Ketiganya berkumpulkan dan menaruh hasil yang mereka di temukan di hutan. Segera ketiganya bekerja sama untuk memasaknya. Dengan membuat alat pemotong dari batu yang tajam untuk mengulitin biawak. 

Api pun telah jadi buat segera memasaknya bahan-bahan yang ada dengan cara di tusuk kayu....kaya memanggang pola memasaknya.
Singkat waktu jadilah bahan yang di masak. Ketiga menyantap makan tersebut untuk menghilangkan rasa laparnya sampai perut kenyang. Setelah itu baru melanjutkan perjalan. Indro pun berusaha melihat langit terus....siapa tahu ada asap mengepul di langit.

Dono dan Kasino seperti biasa mengikuti Indro yang tahu daerah yang pernah di jelajahnya. Akhirnya menemukan petunjuk Indro. Kepulan asap di langit. Segera ketiganya berlari-lari untuk menemukan orang yang membuatnya.

Usaha ketiganya berhasil menemukan perkampungan suku pedalaman. Indro pun senang bertemu dengan kawan-kawan lamanya dan termasuk kepala suku. Seperti biasa Indro dan kawan-kawan di jamu layaknya tamu datang dari jauh. Baru Indro bertanya dengan kepala suku tentang gulungan tersebut. Kepala suku menceritakan tentang gulungan yang di miliki Kakeknya Indro berasal dari sebuah kuil di dalam gunung. Kunci masuk ke dalam kuil tersebut menggunakan 2 tombak kembar. Kepala suku menyarankan Indro dan kawan-kawan di larang ke kuil tersebut untuk memulangkan gulungan. 

Karena kepala suku khawatir dengan keselamatan Indro dan kawan-kawan bahwa di dalam kuil ada penjaganya.
Indro tetap ingin ke kuil tersebut untuk mengembalikan gulungan tersebut agar kembali pulang ke rumahnya bersama teman-temannya. Kepala suku memberikan arahan menuju kuil tersebut dengan baik. Esok pagi-pagi sekali mulailah Indro dan kawan-kawan menjelajah menuju tempat yang di tuju dengan membawa tombak kembar.

Berhari-hari perjalan ketiganya membelah hutan. Sampai juga di kaki gunung  yang di beritahukan oleh kepala suku. Tombak kembar pun di tancapkan pada lubang sebagai kunci masuk. Baru bergerak dan membuat jalan masuk ke dalam gunung. Dengan hati-hati Indro dan kawan-kawan masuk ke dalam jalan menuju kuil di dalam gunung.
Sampai di aula kuil ada patung batu berbentuk manusia berkepala burung.

"Garuda. Abdi setia Dewa Wisnu," kata Indro.

"Nama lainnya Jatayu....," saut Dono.

"Kaya Dewa Horus dari Mesir kuno kalau di lihat bentuknya," kata Kasino.

Patung pun bergerak. Dono, Kasino dan Indro mulai ketakutan sekali kalau-kalau patung batu akan melumatkan ketiganya.

"Ada apa kalian bertiga dateng ke kuil aku," kata patung batu.

"Anu. Kami bertiga ingin memulangkan gulungan bergambar garuda," kata Indro yang memberanikan diri.

"Jadi begitu. Mana gulungannya?" kata patung batu.

"Ini," kata Indro sambil menyerahkan gulungan ke patung batu.

Patung batu mengambil gulungan dari tangan Indro. Lalu gulungan tersebut di buka oleh patung batu dan langsung terjadi fenomena pada patung batu. Gambar dan tulisan keluar dari gulungan dan langsung menempel ke patung batu. Seketika tubuh patung batu retak semua. Batu pun berjatuhan ke lantai dan muncul sosok yang sebenarnya.

"Garuda. Abdi setia Dewa Wisnu berarti dari India," kata Indro.

"Iya. Nama lainnya Jatayu. Jawa salah satu daerah dari penyebaran agama Hindu," saut Dono.

"Atau jangan-jangan bukan Garuda tapi Dewa Horus dari Mesir," kata Kasino.

"Aku Garuda abdi setia Dewa Wisnu. Terimakasih telah mengembalikan wujud aku kembali semula," katanya.

"Benarkan Garuda...dari India," kata Indro.

"Bukannya dari Jawa apa Bali..ya? Atau Thailand....ya?" kata Dono.

"Kaya lebih tepatnya sih dari Mesir," kata Kasino.

"Terserah apa yang kalian bicarakan. Yang benar aku Garuda dari Surgaloka," katanya.

"Wah...kalau begitu. Dari kerajaan langit. Berarti.....India," kata Indro.

"Kalau kerajaan langit berarti Cina juga ada. Malahan Dewa Guntur mirip dengan Garuda. Kalau di Jepang sih ada juga sih....ya mirip aja, tapi jauh ah?!" kata Dono.

"Kerajaan langit. Dewa Horus lebih tepatnya berarti dari Mesir. Apalagi Filmnya bagus bangus banget menceritakan kisah para Dewa," kata Kasino.

"Kalian bertiga berdebat. Tapi tetap saja tujuan kalian becanda," kata Garuda.

"Ya...begitulah kami," kata Dono, Kasino dan Indro bersamaan.

"Sudah pembicaraannya. Aku mau pergi meninggalkan kuil ini dan menjelajah angkasa seperti dulu," kata Garuda.

Garuda pun mulai mengepakan sayapnya dan melayang di udara. Dengan sekejab menjebol  gunung sampai keluar. Kuil pun runtuh. Dono, Kasino dan Indro berlari keluar kuil.

Ketiganya melihat Garuda yang melayang di udara sedang asik melihat keadaan sekitar. Baru Garuda terbang dengan cepat menjelajah angkasa. Dono, Kasino dan Indro melambaikan tangan mereka sambil berkata "Sampai jumpa Garuda".

Indro pun mencabut tombak bersama Dono yang tertancap di pintu masuk kuil. Baru Ketiganya berjalan menuju perkampungan suku pedalaman.

Singkat waktu. Dono, Kasino dan Indro sudah berada di perkampungan suku pedalaman dan segera menyerahkan dua tombak kembar ke kepala suku. Tombak di pegang kepala suku. Dono, Kasino dan Indro kembali ke rumah.

"Akhirnya sudah di rumah. Petualangan yang seru," kata Indro.

"Seru....memang seru. Tetap susah juga hidup di hutan belantara demi untuk bertahan hidup," kata Dono.

"Mau gimana lagi. Hidup di hutan cuma berburu dan mengumpulkan makan yang ada di alam, tapi tidak rawat alias liar banget," kata Kasino.

"Sudahlah jangan di bahas lagi lebih baik mandi bersih diri....lalu jalan-jalan menikmati hidup kita di dunia yang perkembangan teknologi dan informasi," kata Indro.

"Bener juga. Lebih baik mandi. Tubuh ku...gak enak di cium kaya bau kambing bandot," kata Dono.

"Sama...nie. Mandi ah. Biar bersih dan harum," kata Kasino.

Ketiganya mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu memakai baju yang bersih dan rapih ketiganya agar terlihat ganteng dan keren. Baru deh Dono, Kasino dan Indro jalan-jalan menikmati hidup.

Tuesday, September 3, 2019

SEPERTI BIASANYA

Indro lagi asik duduk di ruang tengah nonton acara Tv sambil makan keripik singkong dan minum kopi. Kasino baru selesai mengetik di kamarnya yang berkenaan dengan pekerjaannya.

"Waktu istirahat," celoteh Kasino.

Kasino pun keluar dari kamarnya dan duduk bersama Indro di ruang tengah. Keripik singkong pun bagi sama Indro ke Kasino dan menikmat makan keripik singkong enak.

"Beli di mana keripik singkongnya?" tanya Kasino.

"Papua," jawab Indro.

"Jauh...amat beli keripik singkongnya ke Papua. Kaya di sini gak ada penjual keripik singkong aja," kata Kasino yang niat bencanda.

"Cuma di warungnya Nabila," kata Indro dengan terus terang.

"Oooo....di warungnya Nabila. Apa pendapat kamu tentang Nabila...cantik atau enggak?" kata Kasino.

"Cantiklah," jawab Indro.

"Kalau...penyanyi dangdutnya gimana?" tanya Kasino.

"Cantiklah," jawab Indro.

"Kalau Uyaina atau Yana....artis Malaysia lebih tepat sih...host?" tanya Kasino.

"Cantiklah Uyaina atau Yana," kata Indro.

"Oh...jadi Uyaina atau Yana itu...cantik toh. Bagaimana tanggapan kamu dengan Golden Memories Asia....acara Tv yang kamu tonton...Indro?" kata Kasino.

"Bagus...aja. Tapi kenapa kamu nanya begitu kaya gak biasanya?" kata Indro.

"Cuma bahan obrolan aja," saut Kasino.

"Oh...begitu," kata Indro.

Kasino pun beranjak dari duduknya bersama Indro untuk membuat kopi sasetan di dapur. Selang berapa saat kopi pun jadi....Kasino meminumnya.

"Enak....kopi ini," kata Kasino.

Kasino pun membawa gelas kopinya ke ruang tengah untuk menikmati minuman buatannya sambil minum kopi.

"Indro kemana Dono? Jam segini belum pulang?" tanya Kasino.

"Biasa kencan sama Rara," jawab Indro.

"Rara yang mana ini? Rara yang di jodohkan ke Dono atau Rara penyanyi dangdut," tanya Kasino yang becanda.

"Rara yang di jodohkan Donolah. Rara penyanyi dangdut...ya gak mungkinlah. Dono orang biasa-biasa aja sedang Rara penyanyi dangdut yang terkenal," penjelasan Indro.

"Oh..begitu," saut Kasino.

Kasino pun minum kopi buatannya yang enak di tambah makan keripik singkong yang enak.

"Kasino....apakah Dono pernah mencium Rara?" tanya Indro niat iseng aja.

"Rara yang mana?" kata Kasino yang becanda.

"Kalau Rara penyanyi dangdut gimana?" tanya Indro yang becanda.

"Rara penyanyi dangdut gak mungkin...lah. Rara yang di jodohin ke Dono...mungkin sih...kayanya di bibirnya katanya Dono," ujar Kasino.

"Beneran atau bohongan?" tanya Indro dengan tegas banget.

"Bohongan," saut Kasino dengan bener-bener tegas.

"Jadi bohongan toh kalau Dono ciuman sama Rara. Aku kirain beneran," kata Indro niatnya becanda.

"Indro cari makan yuk?" ajakan Kasino.

"Malem-malem gini nyari makan....kemana?" tanya Indro.

"Ujung jalan... Kan ada penjual sate kambing. Ayo...lah. Aku traktir....laper nie," kata Kasino.

"Iya..deh," saut Indro.

Indro menghabiskan minum kopinya begitu dengan Kasino. Baru Tv dimatikan Indro...yang lagi asik nonton acara Golden Memories Asia. Keduanya keluar dari rumah. Tak lupa mengunci pintu depan Indro. Dengan pake motor keduanya menuju tukang sate kambing di ujung jalan. Selang berapa saat di penjual sate kambing Pak Kumis nama kedainya satenya.

Langsung Kasino pesan 2 porsi sate kambing seperti biasanya kepada Pak Kumis. Segera Pak Kumis menyiapkan sate kambing permintaan pelanggannya. Dengan sabar Kasino dan Indro menunggu sate kambing siap untuk di hidangkan dan juga sambil ngobrol tentang sepak bola agar seru aja.

Pak Kumis pun selesai membuat sate kambing yang di buat dua piring dan di antarkan kepelanggannya yang sudah menunggu. Indro pun memakan sate kambing buatan Pak Kumis dan berkata "Enak".

Kasino pun memakan sate kambing buatan Pak Kumis dan berkata "Enak".

Pak Kumis senang mendengar pujian dari para pelanggannya...mengenai jualanya yang di gelutinnya hampir 20 tahun. Pak Kumis sadar dengan usahanya yang mengalami pasang surut demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Makanan di piring Kasino dan Indro habis dan segeralah Kasino membayarnya dengan uang pas ke Pak Kumis. Langsung keduanya pulang ke rumah karena sudah kenyang. Kasino membawa motornya dengan baik sampai di rumah.

Ternyata Dono sudah pulang maka pintu depan terbuka lebar-lebar dan sedang mengetik di leptopnya. Kasino menaruh motor di garasi. Indro pun masuk rumah dan tak lupa mengucap salam "Asalamualaikum".

"Waalaikumsalam," jawab Dono.

Indro pun duduk bersama Dono begitu juga Kasino di ruang tamu.

"Gimana kencan dengan Rara?" tanya Kasino.

"Rara yang mana ini?" tanya Dono yang becandaan.

"Kalau Rara penyanyi dangdut gimana Don?" tanya Kasino yang iseng.

"Ya...baik juga. Walau hanya hayalan aja kan kencan dengan artis," jawab Dono.

"Kalau dengan Rara yang di jodohin...ke kamu Don gimana?" tanya Indro yang serius.

"Lancar aja kencan hari ini. Ada kue martabak di beliin Rara untuk kamu Indro di meja makan," kata Dono.

"Asik makan. Aku laper lagi," kata Indro.

"Dasar perut karet. Padahal baru makan sate kambing," saut Kasino.

"Bodok amat," saut Indro.

Indro pun bergerak ngambil kue martabak di meja makan dan di makan di ruang tengah sambil nonton Tv. Kasino pun beranjak dari duduknya bersama Dono untuk nonton Tv dengan Indro di ruang tengah yang acaranya bagus.

Dono terus mengetik di leptopnya sampai tulisannya jadi sebagus mungkin baru deh bersantai nonton Tv bersama Kasino dan Indro di ruang tengah.

Monday, September 2, 2019

GAK BISA TIDUR

Malam begitu larut sekali. Dono belum tidur lagi asik duduk di teras sambil minum teh anget dan makan keripik pisang. Indro baru selesai mengerjakan pekerjaannya dan pintu depan belum di tutup padahal sudah lewat jam 12 malam. Indro mau menutup pintu depan melihat  Dono di teras depan rumah... yang lagi asik minum teh anget sendirian lagi.

Indro segera duduk bersama Dono dan sekalian makan keripik pisang yang di taruh di atas meja.

"Don....belum tidur jam 12 lewat. Besok telat kerja loe?" kata Indro.

"Belum ngantuk. Masih menikmati malam ini," kata Dono.

"Oh begitu. Aku nanya Don. Berkenaan dengan pemindahan Ibukota yang proyeknya pembangunannya yang megang kendali adalah Pak Joko Widodo sendiri. Apa tanggapan kamu....Don?" kata Indro.

"Ya...kalau kebijakaan itu dapat mengatasi masalah ya...di persilakan aja. Toh tujuan untuk kebaikan bersama. Kalau Pak Joko Widodo mau menambahkan membangun monumen semua Presiden RI ....juga boleh. Mempung punya umur untuk mengisi negeri dengan nilai sejarah yang baik," kata Dono.

"Positif...tanggapan kamu," kata Indro.

"Iyalah...harus positif...lah. Toh semua program kerja pemerintahan sudah di konsep rapih dan di program masa kerjanya proses pembangunan, jika ada kesalahan pun langsung di perbaiki secepat mungkin agar menghindari ocehan manusia yang ini dan itu. Gak penting," kata Dono.

"Maksudnya di...Evaluasi kerja!!!!" kata Indro.

"Iya...itu maksudnya!!!" saut Dono.

Teh anget habis di minum Dono dan bergerak Dono dari duduknya mau masuk rumah.

"Don mau kemana?" tanya Indro.

"Tidur. Oh iya Indro bawa masuk keripik pisangnya dan jangan lupa tutup pintu depan!" kata Dono.

"Siap Bos!!!!!" kata Indro dengan antusias banget.

Dono menaruh gelasnya di dapur, lalu di cuci bersih dan di taruh rak piring baru deh masuk kamar untuk istirahat.. tidur. Indro pun menutup pintu depan dengan di kunci. Keripik pisang di habisin Indro dan plastik bungkusnya di buang di tempat sampah....baru deh masuk ke kamar untuk istirahat.... tidur.

Kasino bangun dari tidurnya dan perutnya keroncongan segera keluar dari kamar menuju dapur untuk membuat makan malam nasi goreng. Gara-gara suara gaduh Kasino di dapur memasak.....Indro gak bisa tidur.

Setelah selesai masak dan makanan jadi...Kasino makan malam sambil nonton Tv di ruang tengah. Nasi goreng pun habis di lahap Kasino....jadi perut tidak keroncongan lagi alias kenyang.
Kasino asik nonton acara Tv padahal ulangan berita kemarin. Indro pun tetap gak bisa tidur jadi keluar dari kamar dan ikut nonton bersama Kasino sampai waktu ngantuk datang pada mereka berdua.

Sunday, September 1, 2019

ADA SETAN DI KERETA

Dono pun berjalan masuk ke dalam kereta. Diantara banyak penumpang yang menggunakan kereta dengan berbagai tujuan. Dono berdiri di dalam kereta karena banyak penumpang mengisi tempat duduk.

Bersama para penumpang lain Dono berdiri  agar tidak jatuh memegang pegangan yang terpasang pada pipa besi di atas kereta. Dengan sabar Dono di dalam kereta begitu juga dengan para penumpang lain sampai tujuan.

Saat itu Dono melihat sesuatu aneh di antara penumpang kereta. Dono celingak-celinguk untuk melihat semua orang untuk mengetahui dirinya salah lihat atau tidak. Para penumpang lain terlihat normal-normal aja di dalam kereta.

Dono mulai ketakutan karena makluk tersebut terus mendekatinya. Sampai di hadapannya Dono....makluk yang menyeramkan itu tetap diam seribu bahasa.

Dalam hati pun bicara "Setan ini kenapa dekat aku?".

Dono terus menahan ketakutannya di dalam kereta di tambah semua penumpang kereta lainnya tidak ada gubrisan tentang makluk yang mengerikan itu.

"Aku harus selamat dari godaan Setan," kata hati Dono.

Dono terus sabar dengan makluk yang mengerikan menggerayangin dirinya. Sampai kereta berhenti di tujuan. Pintu pun terbuka.  Dono langsung berusaha untuk cepat keluar dari kereta. Tapi kenyataan yang sebenarnya para penumpang kereta menunjukkan wujud aslinya yang menyeramkan.

"Setan semuanya," kata hati Dono.

Dono pun sudah di luar kereta dan pintu kereta tertutup lagi.

"Aku selamat dari kereta yang isinya setan semuanya," kata Dono.

Para penumpang yang bersama Dono di dalam kereta masih mengelilinginya dan menunjukkan wujudnya yang mengerikan. Maka Dono berlari secepat mungkin keluar dari stasiun kereta sambil berteriak "Setan jauh dari aku".

Dono berhasil keluar dari stasiun kereta dan segera naik mobil mikroket untuk mengantar ke tujuannya ke rumahnya.

"Aku selamat....dari para setan yang menakutkan," kata Dono.

Dono pun bersantai dan bersabar di dalam mobil mikrolet yang mengantarkan ke tujuannya.

GARA-GARA LALAI

Saat itu Mama pergi, Aku disuruh Mama menjaga rumah, Mama juga berpesan agar mengangkat jemuran karena langit sudah mulai gelap. Aku menunggu mengangkat jemuran sampai hujan benar-benar datang. Sambil menunggu, aku menonton teve. Tiba-tiba, kelopak mataku terasa sangat berat. Aku pun tertidur.

Lili...Lili.....Lili... Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang yang memanggil dan mengguncang-guncangkan tubuhku. Itu seperti suara Mama. Ternyata, memang benar itu Mama.

Mama bilang Aku ketiduran sehingga aku lupa mengangkat jemuran. Akibat kelalaianku, baju-baju yang sudah bersih dan hampir kering harus dicuci lagi. Aku juga dihukum membersihkan kamar mandi. Sejak saat itu, aku berjanji tidak akan lalai lagi.


Karya: Sekar Nityasa

THE TORTOISE AND THE HARE

The Hare was once boasting of his speed before the other animals. "I have never yet been beaten," said he, "when I put forth my full speed. I challenge any one here to race with me."

The Tortoise said quietly, "I accept your challenge."

"That is a good joke," said the Hare; "I could dance round you all the way."

"Keep your boasting till you've won," answered the Tortoise. "Shall we race?"

So a course was fixed and a start was made. The Hare darted almost out of sight at once, but soon stopped and, to show his contempt for the Tortoise, lay down to have a nap. The Tortoise plodded on and plodded on, and when the Hare awoke from his nap, he saw the Tortoise just near the winning-post and could not run up in time to save the race.

Then the Tortoise said: "Slow but steady progress wins the race."

THE UGLY DUCKLING

Once upon a time down on an old farm, lived a duck family, and Mother Duck had been sitting on a clutch of new eggs. One day, the eggs hatched and out popped six chirpy ducklings. But one egg was bigger than the others, and it didn't hatch. Mother Duck couldn't remember laying that seventh egg. “How did it get there?” Mother Duck wondered. TOCK! TOCK! The little prisoner was pecking inside his shell.

"Did I count the eggs wrongly?" Mother Duck wondered. But before she had time to think about it, the last egg finally hatched and a strange looking duckling with gray feathers that should have been yellow gazed at a worried mother. The ducklings grew quickly, but Mother Duck had a secret worry.

"I can't understand how this ugly duckling can be one of mine!" she said to herself. She shook her head as she looked at her last born duckling. Well, the gray duckling certainly wasn't pretty. He also ate much more than his brothers and growing faster than them. As the days went by, the poor ugly duckling became more and more unhappy. His brothers didn't want to play with him because he was so clumsy, and all the farmyard folks simply laughed at him. He felt sad and lonely, while Mother Duck did her best to console him. "Poor little ugly duckling!" she would say. "Why are you so different from the others?" And the ugly duckling felt worse than ever. He secretly wept at night. He felt nobody wanted him. "Nobody loves me, they all tease me! Why am I different from my brothers?"

Then one day, at sunrise, the poor ugly duckling ran away from the farmyard. He stopped at a pond and began to question all the other birds. "Do you know of any ducklings with gray feathers like mine?" But everyone shook their heads in scorn. "We don't know anyone as ugly as you." The ugly duckling did not lose heart, however, and kept on making inquiries. He went to another pond, where a pair of large geese gave him the same answer to his question. What's more, they warned him: "Don't stay here! Go away! It's dangerous. There are men with guns around here!" The duckling was sorry he had ever left the farmyard.

Then one day, the poor ugly duckling arrived at an old countrywoman's cottage. Thinking he was a stray goose, she caught him. "I'll put this in a hutch. I hope it's a female and lays plenty of eggs!" said the old woman, whose eyesight was poor. But of course, the ugly duckling did not lay a single egg. The hen kept frightening him. "Just wait! If you don't lay eggs, the old woman will wring your neck and pop you into the pot!" And the cat chipped in: "Hee! Hee! I hope the woman cooks you, then I can gnaw at your bones!" The poor ugly duckling was so scared that he lost his appetite, though the old woman kept stuffing him with food and grumbling: "If you won't lay eggs, at least hurry up and get plump!"

"Oh, dear me!" moaned the now terrified duckling. "I'll die of fright first! And I did so hope someone would love me!"
Then one night, the old woman left the hutch door ajar, and the poor ugly duckling escaped. Once again he was all alone. He fled as far away as he could, and at dawn, he found himself in a thick bed of reeds. "If nobody wants me, I'll hide here forever." There was plenty of food there, and the poor ugly duckling began to feel a little happier, even though he was lonely. One day at sunrise, he saw a group of beautiful birds flying overhead. White, with long slender necks, yellow beaks and large wings, they were migrating south.

"If only I could look like them, just for a day!" said the duckling, admiringly. Winter came and the water in the reed bed froze. The poor duckling left home to seek food in the snow. He dropped exhausted to the ground, but a farmer found him and put him in his big jacket pocket. "I'll take him home to my children. They'll look after him. Poor thing, he's frozen!" The duckling was showered with kindly care at the farmer's house. In this way, the ugly duckling was able to survive the bitterly cold winter.

However, by springtime, he had grown so big that the farmer decided: "I'll set him free by the pond!" That was when the duckling saw himself mirrored in the water. "Goodness! How I've changed! I hardly recognize myself!" The flight of swans winged north again and glided on to the pond. When the duckling saw them, he realized that he was one of their kind and they made friends.

"We're swans like you!" they said, warmly. "Where have you been hiding?"

"It's a long story," replied the young swan, still astounded. Now, he swam majestically with his fellow swans. One day, he heard children on the river bank exclaim: "Look at that young swan! He's the finest of them all!"

And he almost burst with happiness.

PULAU HANTU

Tersebutlah dua orang jagoan yang selalu ingin menunjukkan dirinya lebih jago dari yang lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di perairan sebelah selatan Singapura. Tanpa basa basi, mereka langsung saling menyerang. Mereka bertarung lama sekali hingga tubuh mereka bersimbah darah. Karena sama-sama kuat, tak ada tanda-tanda siapa yang akan kalah.

Jin Laut tidak suka dengan pertarungan itu karena darah mereka mengotori laut. Jin Laut lalu menjungkirbalikkan perahu mereka. Maksudnya agar mereka berhenti bertarung. Ternyata, mereka tetap bertarung. Dengan kesaktiannya masing-masing, mereka bertarung di atas air. Jin Laut pun berkata “Hei, aku perintahkan kalian berhenti bertarung! Ini wilayah kekuasaanku. Kalau tidak…”

Bukannya berhenti, kedua jagoan itu malah bertempur lebih seru. Dengan isyarat tangan, mereka bahkan seperti mengejek Jin Laut. Jin Laut marah. Dia menyemburkan air ke wajah kedua jagoan itu sehingga pandangan mereka terhalang. Karena tak dapat melihat dengan jelas, kedua jagoan itu bertempur secara membabi-buta. Mereka mengayunkan pedang ke sana-kemari sekehendak hati sampai akhirnya bersarang di tubuh lawan masing-masing. Kedua jagoan itu pun menemui ajalnya.

Para dewa di kayangan murka karena Jin Laut turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan Jin Laut untuk tidak lagi ikut campur urusan manusia. Jin Laut mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan membuatkan tempat khusus agar roh kedua jagoan itu dapat bersemayam dengan tenang. Jin Laut menyulap sampan yang ditumpangi kedua jagoan itu menjadi pulau tempat bersemayam roh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau Hantu.

PULAU KAKAK-BERADIK

Karena dianggap sudah cukup umur, Mina dan Lina dipanggil ibu mereka untuk membicarakan rencana perkawinan kakak-beradik itu.

“Kalian sudah cukup dewasa. Sudah waktunya kalian membangun rumah tangga,” kata sang ibu. “Kami mau dikawinkan dengan satu syarat,” kata Mina dan Lina. “Apa syaratnya?” tanya sang ibu. “Karena kami kakak-beradik, suami kami juga harus kakak-beradik” jawab Mina dan Lina.

Sang ibu tahu, itu adalah cara mereka menolak perkawinan. Menurut Mina dan Lina, perkawinan membuat orang kehilangan segala sesuatu yang mereka cintai: orang tua, teman, sanak-saudara, bahkan kampung halaman. Demikianlah, karena tak ada laki-laki kakak-beradik yang menyunting Mina dan Lina, mereka tak kunjung menikah. Waktu pun terus berlalu. Ibu Mina dan Lina meninggal karena usia yang semakin tua. Sepeninggal ibunya, gadis kakak-beradik itu tinggal bersama dengan paman mereka.

Pada suatu hari, sekelompok bajak laut menculik Lina. Pemimpin bajak laut itu ingin memperistri Lina. Lina menolak dan meronta sekuat tenaga. Penculikan itu diketahui oleh Mina. Karena tak ingin terpisah dari adiknya, Mina bertekad menyusul Lina. Dengan perahu yang lebih kecil, Mina mengejar perahu penculik Lina. Teriakan orang sekampung tak dihiraukannya. Mina terus mengejar sampai tubuhnya tak kelihatan lagi.

Tiba-tiba mendung datang. Tak lama kemudian hujan pun turun. Halilintar menggelegar, petir menyambar-nyambar. Orang-orang berlarian ke rumah masing-masing. Ombak bergulung-gulung. Menelan perahu penculik Lina, menelan Lina, menelan Mina, menelan semuanya. Ketika keadaan kembali normal, orang-orang dikejutkan oleh dua pulau yang tiba-tiba muncul di kejauhan. Mereka yakin, pulau itu adalah penjelmaan Mina dan Lina. Kedua pulau itu diberi nama Pulau Sekijang Bendera dan Sekijang Pelepah, tetapi kebanyakan orang menyebutnya Pulau Kakak-Beradik.

RAJAWALI YANG CERDIK

Di suatu hari yang panas seekor rajawali sangat haus dan ingin minum. Sungai amat jauh dan sangat melelahkan jika terbang ke sana untuk minum. Ia tidak melihat kolam air di mana pun. Ia terbang berputar-putar. Akhirnya ia melihat sebuah buyung (tempat untuk membawa air yang besar perutnya yang terbuat dari tanah) di luar rumah. 

Rajawali terbang turun ke buyung itu. Di sana ada sedikit air di dasar buyung. Rajawali memasukkan kepalanya ke dalam buyung tetapi ia tidak menggapai air itu. Ia memanjat ke atas buyung. Ia memasukkan lagi kepalanya ke dalam buyung  tetapi paruhnya tidak bisa mencapai air itu.

Kemudian ia mencari akal. Rajawali itu terbang tinggi dan kemudian turun menuju ke buyung untuk memecahkannya dengan paruhnya tetapi buyung itu amat kuat. Ia tidak dapat memecahkannya. Rajawali itu keluar terbang kearah buyung kemudian ia menabrakkan sayapnya. 

Ia mencoba memecahkannya, agar airnya akan keluar membasahi lantai. Tetapi buyung itu amat kuat. Rajawali itu amat letih bila harus terbang lebih jauh lagi. Ia berpikir ia akan mati kehausan.

Rajawali itu duduk termenung di sarangnya. Ia berpikir terus menerus  Ia tidak mau mati karena kehausan. Ia melihat banyak batu-batu kecil di tanah. 

Ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu itu dan memasukkannya ke dalam buyung. Ia memasukkan dan memasukkan terus. Air itu naik lebih tinggi setiap kali batu jatuh ke dalam buyung. Buyung itu hampir penuh dengan batu. Air telah naik sampai ke permukaan. Rajawali yang pintar itu memasukkan paruhnya  dan ia mendapatkan air. 

Pepatah mengatakan bahwa “Jika ada kemauan pasti ada jalan. “ Rajawali itu telah membuktikannya.

SAUDAGAR JERAMI

Ketika hari menjelang malam, Taro pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan ternak untuk kuda, dan sebagai gantinya ia memberikan segulung kain yang dimilikinya. Petani itu memandangi kain tenun yang indah itu, dan merasa amat senang. Sebagai ucapan terima kasih petani itu menjamu Taro makan malam dan mempersilakannya menginap di rumahnya. Esok harinya, Taro mohon diri kepada petani itu dan melanjutkan perjalanan dengan menunggangi kudanya.

Tiba-tiba di depan sebuah rumah besar, orang-orang tampak sangat sibuk memindahkan barang-barang. "Kalau ada kuda tentu sangat bermanfaat," pikir Taro. Kemudian taro masuk ke halaman rumah dan bertanya apakah mereka membutuhkan kuda. Sang pemilik rumah berkata,"Wah kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku saat ini tidak mempunyai uang. Bagaimanan kalau ku ganti dengan sawahku ?". "Baik, uang kalau dipakai segera habis, tetapi sawah bila digarap akan menghasilkan beras, Silakan kalau mau ditukar", kata Taro.

"Bijaksana sekali kau anak muda. Bagaimana jika selama aku pergi ke negeri yang jauh, kau tinggal disini untuk menjaganya ?", Tanya si pemilik rumah. "Baik, Terima kasih Tuan". Sejak saat itu taro menjaga rumah itu sambil bekerja membersihkan rerumputan dan menggarap sawah yang didapatkannya. Ketika musim gugur tiba, Taro memanen padinya yang sangat banyak.

Semakin lama Taro semakin kaya. Karena kekayaannya berawal dari sebatang jerami, ia diberi julukan "Saudagar Jerami". Para tetangganya yang kaya datang kepada Taro dan meminta agar putri mereka dijadikan istri oleh Taro. Tetapi akhirnya, Taro menikah dengan seorang gadis dari desa tempat ia dilahirkan. Istrinya bekerja dengan rajin membantu Taro. Merekapun dikaruniai seorang anak yang lucu. Waktu terus berjalan, tetapi Si pemilik rumah tidak pernah kembali lagi. Dengan demikian, Taro hidup bahagia bersama keluarganya.

SI MONYET DAN SI KURA-KURA

Dahulu, hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Mereka adalah sahabat yang akrab. Tak pernah terpisahkan oleh jarak dan waktu. Setiap pagi, mereka selalu jalan bersama, makan bersama, semua selalu bersama. Suatu hari, mereka menemukan beberapa biji pisang. "Hei, Ra. Gimana kalau kita tanam biji pisang ini? Siapa tahu berbuah," kata monyet. "Ya, ya. Ayo kita tanam biji pisang ini," kata kura-kura semangat.

Mereka pun kembali ke rumah mereka masing-masing. Di rumah monyet, ia menanam biji pisang itu di halaman rumahnya. Tapi, monyet tidak rajin merawatnya. Terkadang seminggu sekali. Bahkan pernah dalam seminggu tidak dirawat sedikitpun. Maka, pohon pisang monyet masih kecil sekali. Sementara itu, kura-kura menanam pohon pisang itu dengan rajin. Dia selalu menyiramnya setiap hari. Akhirnya pohon pisang kura-kura sudah besar dan berbuah.

Suatu hari, monyet pergi ke rumah kura-kura. Dilihatnya pisang yang sudah besar dan matang. Kebetulan juga kura-kura meminta tolong pada monyet. " Sahabat baikku, maukah kau petikkan untukku pisang itu? Tenang saja, kau juga akan kubagi," kata kura-kura. Dalam hati monyet, monyet senang. Tapi, ada suatu niat jahat. Dia akan memanjat pohon lalu memakan semua pisang kura-kura tanpa memberinya. "Baiklah, aku akan mengambilnya," kata monyet. Monyet lalu memanjat pohon itu.

Begitu sampai di atas, monyet langsung memakan pisang yang ada di pohon itu. Kura-kura kaget dan marah. "Hei sahabatku! Mengapa kau makan pisangku?!" tanya kura-kura marah. Si monyet tak menghiraukannya lagi. Dimakannya semua pisang itu sampai kenyang. Tapi salah satu dari dahan pisang itu retak. Akhirnya dahan itu jatuh bersama monyet. Si monyet itu pun meringis kesakitan. Tulang punggungnya patah.

SANTAI

Dono sedang duduk di ruang tamu sambil minum teh anget buatannya sendiri sambil makan keripik singkong. Indro seperti biasa main game PS 4 sendirian. Karena kalah main game pertarungan Indro menghentikan main PS 4 dan beranjak duduknya bergerak ke ruang tamu langsung duduk bersama Dono.
Indro ikutan makan keripik singkong dan juga minum teh anget buatan Dono.

"Kenapa kamu ikutan duduk di sini?" tanya Dono.

"Kalah main gamenya Don," kata Indro sambil menguyah keripik singkong.

"Oh...begitu," saut Dono.

"Don...kelihatannya kamu jarang nulis lagi?" tanya Indro.

"Iya. Lagi males aja," kata Dono.

"Oh...begitu," kata Indro.

Kasino pun dateng langsung masuk rumah dan mengucap salam "Asalamualaikum".

"Waalaikumsalam," jawab Dono dan Indro.

Kasino pun duduk di kursi dan juga ikutan makan keripik dan minum teh anget.

"Oh ya...kalian berdua tumben di rumah hari minggu begini biasanya main?" tanya Kasino.

"Kalau aku....lagi males keluar rumah," kata Dono.

"Gak tujuan main keluar....walau hari minggu. Ya main game aja," kata Indro.

"Oh..begitu. Oh iya Don....tumben kamu jarang nulis lagi....kenapa?" kata Kasino.

"Lagi males aja," kata Dono.

"Males apa bosen?" kata Kasino.

"Males," kata Dono.

"Males apa lagi ada masalah jadinya jengkel?" kata Kasino.

"Males," kata Dono.

"Jadi jawabannya tetap males," kata Kasino.

"Kalau lagi males biasanya....pikirannya lagi buntu gak ada ide," kata Indro.

"Enggaklah...Indro. Aku tetap nulis tapi di tulis di buku aja kan....kalau di Blog lagi males....aja untuk di publikasikan," penjelasan Dono.

"Kalau...itu mah jatuhnya lebih pribadi lagi. Aku kirin kamu males Don...karena Rara penyanyi dangdut... kalah sama Fildan, jadinya kamu kecewa. Ya...gak nulis Blog lagi," kata Indro yang mengkaitkan ke hal gak penting.

"Kebiasaan di sambungkan gak penting. Apa urusan aku dengan persoalan pertandingan penyanyi dangdut? Menang atau kalah bukan urusan aku. Perhitungkan dari kurva.....dengan sistem statistik aja. Itu aja udah ketahuan siapa yang menang atau kalah," kata Dono yang menjelaskan secara ilmiah.

"Iya deh Don. Ada ilmu yang menjelaskan semua itu. Tetap aja.....dari awal kurvanya udah jomplang duluan," kata Indro.

"Maksudnya Indro?" tanya Kasino.

"Ya....dari awal memang ada hal yang aneh kurvanya kan. Itu terlihat dari beberapa sistem dari proses sistem statistik kalau di hitung manual pun sama aja di perhitungkan perbandingan 1:100," penjelasan Indro.

"Oh....kalau pake perhitungan perbandingan sih bisa terlihat sih....kemungkinannya. Apalagi perbandingan di perbesar lagi. Ya...kemungkinan lebih jelas lagi," tambahan Kasino.

"Kalian berdua ini....menjelaskan sedetel itu. Ya...enak itu tanggapan dari para penggemarnya yang acak," kata Dono.

"Sama.....aja Don. Data itu juga acak....kemungkinan kamu sendiri yang tahu....," kata Indro.

"Udah gak usah ngobrol itu. Yang berlalu....biarlah berlalu. Yang menang biarkan. Yang kalah usaha lagi agar bisa menang. Mempung ada kesempatan dan umur panjang," kata Kasino.

"Gimana kalau...kita mancing aja. Malem-malem tuh seru mancing," saran Indro.

"Boleh juga ide kamu mancing...ide kamu Indro," kata Kasino.

"Ok..aku..ikut," kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro pun berbenah-benah membawa perlengkapan memancing ke pantai. Barang sudah di mobil semuanya dan ketiganya sudah di mobil. Seperti biasa Indro yang bawa mobil menuju pantai terdekat. Untuk menginap dan memesan kapal untuk pergi ke tengah laut untuk memancing udah di urus Kasino dan urusan biayanya ketiganya sokongan. Sampai di pantai Dono, Kasino dan Indro melaksanakan niatnya untuk memancing untuk menikmati laut dan berusaha mendapatkan ikan hasil pancingan.

Walau hasilnya tidak memuaskan hasil pancingannya. Tetap Dono, Kasino dan Indro....senang bersama. Baru deh mereka bersantai makan ikan bakar hasil mancing sambil ngobrol banyak hal....ya seperti biasanya urusan pekerjaan dan pacar masing-masing.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK