CAMPUR ADUK

Sunday, March 31, 2019

SUDUT PANDANG

Malam tenang sekali di pinggira kota Jakarta. Indro sedang asik duduk di depan rumah sambil main gitar. Baru genjreng-genjreng Indro teringat sesuatu berkenaan dengan debat ke empat Capres yang di tontonya.

Indro pun nelpon Dono. Segeralah Hp di angkat.

"Asalamuaikum....Indro...ada apa nelpon?"

"Waalaikum salam....Dono. Kabar mu baik Dono?"

"Baik....Indro."

"Gini....Dono....saya....."

"Pinjem duit........"

"Ya...gak..Don. Saya juga baru dapet gaji dari kerjaan saya," penjelasan Indro.

"Ooo. Terus mau apa...Indro?"

"Saya mau tanya tentang debat ke empat Capres?"

"Males...ah," kata Dono.

"Kali...ini aja tanggapan...kamu...tentang debat ke empat Capres?" bujuk Indro.

"Iya...deh....bagus dan panas suasananya dan juga topik cukup menarik. Kalau saya analisa sih....sesuai dengan kapasitas Capres. Karena menekankan besik diri mereka berdua yaitu sipil dan militer. Sudut pandangan mereka berdua sebagai Capres agak begitu besebrangan. Tapi saya sebagai penonton cukup mengerti di lihat dari gejala sosial ekonomi dan politik. Ya....relefan banget. Walau ada yang ganjil...sih....dalam proses debat ke empat Capres," penjelasan Dono.

"Tunggu dulu....Don kamu nonton di rumah atau nonton langsung kaya saya?" kata Indro memotong pembicaraan Dono.

"Nonton bareng.....posko tim pemenangan....di Batam Center," kata Dono.

"Jadi...kamu..nonton bareng toh sama saya nonton langsung di hotel yang mengadakan debat ke empat Capres...Don."

"Kok...bisa....Indro."

"Bisalah...Indro....gitu," Indro membanggakan dirinya.

"Jangan-jangan kamu jadi OB...ya...Indro?"

"Salah."

"Jadi...petugas keamanan hotel?"

"Salah."

"Oh...iya. Jadi tim sukses pemenangan salah satu dari Capres?"

"Salah.....saya..nyerah deh...Indro," kata Dono.

"Jadi wartawan....," kata Indro dengan bangganya.

"Kok...bisa...jadi wartawan. Untuk meliputkan berita pake kartu identitas sebagai wartawan. Jangan-jangan nyolong ya...kaya di film-film ya....Indro."

"Ya...enggak lah. Saya di suruh gantiin orang juga. Lumayan uangnya," kata Indro yang senang.

"Dasar pinter nyari kesempatan untuk mendapatkan rezeki," pujian Dono.

"Yo.i. Tapi...Dono..hubungan kamu dengan Rara baik-baikkan?"

"Baik..kok," saut Dono.

"Baguslah itu. Oh iya saya punya sedikit permainan,"

"Apa itu?" Dono memotong omongan Indro.

"Saat saya nonton langsung debat ke empat Capres. Ada 3 penyanyi cantik. Putri, Aulia, dan Rara. Mana yang kamu pilih....Don?"

"Eeemmmm. Yang mana ya?. Aaaa yang cantik, anggun dan matang kedewasaannya. Rosa," kata Dono.

"Kenapa Rosa...Dono?" kata Indro.

"Kenapa Rosa? Ya karena sudah pengalaman menjalankan hidup dan juga tahu artinya sakit karena cinta. Kalau Putri, Aulia, dan Rara....
masih...proses. Sama aja kalau saya kaitkan dengan Pemilu Presiden. Kita butuh orang berpengalaman menjalan roda pemerintahan di Indonesia. Berdasarkan amanah UUD 1945, Pancasila dan harus di sesuaikan dengan perkembangan zaman sekarang atau di sebut zaman milenial," penjelasan Dono.

"Oh...begitu.... Jadi tetap Rosa," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Kenapa gak Aulia..aja...Don?"

"Enggak."

"Rara....gimana Don?"

"Enggak."

"Terakhir....Putri. Walau di masa lampau lebih lampau cinta monyet kamu adalah Putri," kata Indro.

"Putri....teman masa kecil...cerita masa lalu. Putri penyanyi dangdut....hanya namanya aja sama. Engaklah...," kata Dono.

"Jadi....Rosa..toh. Matang kedewasaannya," kata Indro.

"Udahlah.....ngobrolnya. Asalamualaikum," Dono menutup pembicaran lewat Hpnya.

"Waalaikum salam," jawab Indro.

Indro mematikan Hpnya. Mulai lagi genjreng gitarnya. Hari mulai larut sekali. Indro masuk ke dalam rumah dan menutup pintu depan. Indro masih kurang puas dengan jawaban Dono tentang debat Capres. Saat itu melihat Kasino lagi asik menonton Tv. Indro pun mulai bertanya ke Kasino tentang debat ke empat Capres.

Eee Kasino malah jawab males kaya Dono. Lalu Indro membujuknya Kasino agar mau menanggapi tentang debat ke empat Capres. Kasino pun menjelaskan dengan singkat dan padat yaitu "Baca buku Kewarganegaraan di situ ada jawabannya. Kalau kurang lagi...baca Kebijakan Publik, Tata Negara, Tentang Persenjataan atau lebih tepatnya Kemiliteran RI, dan Bentuk Kerjasama Internasional".

Indro pun tambah pusing di jelaskan oleh Kasino tentang buku-buku yang pernah dia baca. Maka Indro pun berusaha memahaminya dengan baik arahan Kasino. Walhasil Indro mengerti dan puas ternyata tema pada debat ke empat Capres berhasil dan dari 2 faktor yaitu sudut pandang masyarakat umum dan khusus yaitu berkepentingan.

Indro pun meninggalkan Kasino nonton sendirian di ruang tengah bergerak masuk ke dalam kamar untuk istirahat. Eee...Indro teringat pada omongan Dono.

"Kenapa...Dono bisa nonton sama tim sukses salah satu dari Capres. Oh...iya...iya....Dono....anaknya mudah bergaul. Padahal dia tidak terjun di perpolitikan," celoteh Indro.

Indro mulai membuka leptopnya dan mengetik pekerjaannya dengan baik sampai datang rasa kantuknya.


Karya : No

Friday, March 29, 2019

CINTA SELISIH UMUR

Saat itu Andi sedang berjalan pulang ke rumahnya setelah berbelanja di warung Ibu Fatimah. Tau-tau di hadang oleh Jon dan Dudu dan merampas belanjaan Andi. Dengan sekuat tenaga Andi mempertahan belanjaannya yang di rebut paksa Andi dan Dudu. Sampai Andi di dorong Dudu sampai jatuh ke jalan beraspal.

Terlepaslah belanjaan Andi dari tangannya. Andi berusaha bangun untuk memperjuangkan barang haknya dari di rampas Jon dan Dudu si anak nakal.

Saat itu Dewi Penolong datang namanya Bunga dan menampar satu persatu pipi Jon dan Dudu lalu mengambil belanjaan di tangan Dudu. Kemudian Jon dan Dudu ketakutan dengan Bunga yang berperawakan gahar kaya macan betina yang marah.

Dudu dan Jon pun beranjak dari situ dengan berlari terbirit-birit. Bunga memberikan belanjaan di tangannys ke Andi.

"Terima kash...atas bantuaannya," kata Andi.

"Iya....sama-sama," saut Bunga.

Bunga pergi meninggalkan Andi karena ada urusan lain. Andi punya rasa berkesan saat itu juga.

***

Sepuluh tahun lalu Andi mengenang ke jadiaan dirinya bertemu Bunga sekarang Andi berumur 17 tahun sedangkan Bunga telah berumur kira-kira 23 tahun. Andi baru dari latihan karate dan berteman baik dengan Jon dan Dudu walau dahulu jadi anak nakal selalu mengganggu Andi dan kawan-kawan yang lain.

"Sampai besok Jon dan Dudu," kata Andi.

"Iya...," saut Jon dan Dudu bersamaan.

Andi pun pulang ke rumahnya dengan menggunakan motor. Selang beberapa saat sampai di rumah. Baru markirin motor di depan rumah. Bunga keluar rumah Andi.

"Terima kasih ya...Tante sudah ngajarin Bunga buat kue yang enak," kata Bunga.

"Iya..sama-sama. Kalau main ke sini lagi....Tante ajarin resep kue...yang spesial," kata Ibu Andi.

"Ya.. Tante. Kalau begitu saya permisi dulu. Ada urusan yang lain," kata Bunga.

"Iya...," saut Ibu Andi.

Bunga bergerak begitu saja walau berpapasan dengan Andi. Padahal detak jantung Andi langsung berdetak berbeda. Andi mengabaikannya begitu saja.

"Ibu....saya pulang," kata Andi.

"Anak...Ibu tersayang...sudah latihan karatenya?" tanya Ibu.

"Iya.....Bunga...main...kesini lagi," kata Andi.

"Kak...Bunga....sayang atau Mbak Bunga. Dia lebih tua dari kamu 6 tahun," kata Ibunya mengarahkan Andi.

"Iya..Ibu...saya sudah tahu. Tapi lebih enak di panggil Bunga. Lebih akrab...saja," kata Andi.

"Terserah kamu aja deh," saut Ibu Andi.

Andi masuk dalam rumah begitu juga Ibunya. Andi langsung ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Singkat waktu Andi sudah keadan rapih dan bersih.

Andi duduk di depan  komputernya sambil mengetik sesuatu berkenaan dengan pekerjaan sekolahnya tahu-tahu dapet telpon dari temannya untuk ngumpul di sebuah kafe. Andi segera meluncur ke sana dengan cepat.

Saat di kafe. Andi bertemu dengan Bunga yang sedang bertengkar dengan pacarnya yang ketahuan selingkuh padahal Andi baru dateng ke kafe dan bergabung dengan teman-temannya ngajak ngumpul bareng di kafe. Pacarnya Bunga hendak mau menampar Bunga karena di permalukan di kafe. Dengan cepat memegang tangan pacarnya Bunga dan di hajarnya oleh Andi bokem mentah ke wajahnya pacarnya Bunga sampai giginya tanggal dan muntah darah.

Andi membawa keluar Bunga dari kafe dengan memegang tangannya. Pacar Bunga ingin membales tapi di hadang oleh temannya Andi yang berkumpul di kafe.

Karena kalah banyak akhirnya nyalinya mantan pacar Bunga ciut kaya kerupuk melempem. Bunga di gonceng Andi pake motor dan di bawa ke suatu tempat agar Bunga bisa rileks dengan keadaan dirinya yang kacau di khianatin oleh pacarnya.

Di pinggir Danau buatan di tengah kota. Bunga mulai bisa menghilangkan kegalauan di dalam dirinya. Andi terus menemani Bunga dengan baik. Detak jatuh Andi terus bergejolak berbeda.

"Apa saya lagi jatuh cinta," kata hati Andi.

Andi pun mulai mencoba mengutarakan perasaannya sama Bunga pada hal waktunya tidak tepat. Tapi demi membuktikan sesuatu Andi bicara dengan Bunga dengan penuh keterus terangan.

"Bunga saya suka pada mu," kata Andi.

Bunga sok banget dengan pernyataan cinta Andi.

"Maaf...saya gak bisa menerima cinta kamu," kata Bunga.

"Apa..alasannya?" tanya Andi.

"Karena...saya baru putus dari pacar saya dan juga.....kamu Andi...selisih umur kamu jauh dari saya. Kamu saya...anggap adik saya," penjelasan Bunga.

"Kalau...kamu...putus dari pacar kamu saya tahu dan saya bisa menunggu sampai membuka hati kamu untuk saya. Tapi kalau alasan umur tidak relevan. Nabi Muhammad SAW pun menyukai Siti Khodijah itu pun selisih umur. Apalagi seperti Nazar artis menyukai Musdalifah pun selisih umur....juga. Atau jangan-jangan menganggap saya tidak dewasa dan tidak pantas menyukai seorang karena umurnya di atas saya," penjelasan Andi.

Bunga terkejut lagi dengan omongan Andi yang tidak mempersoalkan umur kalau berkenaan dengan cinta. Bunga tak bisa berkata-kata lagi. Andi pun sedikit bingung dengan pengungkapan perasaannya. Andi malah memberikan alternatif lain untuk mengantar Bunga pulang ke rumahnya.

Saat di atas motor Bunga merasakan sosok yang dewasa dan gagah. Hati Bunga bergetar dan mencoba mengikuti alur dari perasaannya dan memberanikan diri memeluk Andi saat mengendarai motor.

Rasa nyaman di dapatkan Bunga lalu berkata Bunga ke Andi dengan berteriak dengan keras sekali.

"Saya....mau jadi kekasih kamu."

Andi pun mendengar omongan Bunga yang menerima cinta dan berteriak keras saat di atas motor sambil melepaskan pegangan di motor.

"Saya....cinta pada Bunga."

Andi kembali memegang kendali motornya dengan baik. Bunga hampir copot jantungnya karena ulah Andi yang sepontan dan berani. Bunga tambah erat pelukkannya ke Andi tanda cinta dan sayangnya.

Sampai di rumah. Bunga terus tersenyum bahagia melihat Andi begitu dengan Andi penuh perasaan senang melihat Bunga sampai tidak berkata-kata apapun. Andi pun permisi untuk pulang ke rumah dan Bunga mempersilakan.

Andi pun sampai di rumah dan menceritakan kebahagiaannya sama Ibunya. Awalnya Ibunya sok berat karena Andi mencintai Bunga yang selisih umurnya lebih tua dari Andi.

Sebagai anak yang baik belajar banyak hal tentang ini dan itu sekaligus menceritakan cerita Nabi Muhammad SAW yang menyukai Siti Khodijah karena umur juga. Sang Ibu sadar dan membiarkan keputusan Andi dengan satu perjanjian dengan Ibunya yaitu 'Jangan melukai hati Bunga yang sudah di anggap anak sendiri'.

Andi pun mengerti arahan Ibunya dan melanjutkkan hubungan baik dengan Bunga sampai waktunya tiba Andi melamar Bunga untuk menjadi istinya setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya dan bekerja untuk menafkah  biduk rumah tanggganya yang baik di restui semua orang.


Karya : No

Saturday, March 23, 2019

ANALISA KEBIJAKAN

Siang hari yang cerah tak begitu panas. Indro baru pulang main dari rumah Saskia alias pacaran. Masuklah ke dalam rumah tak lupa Indro mengucap salam "Asalamualaikum."

"Waalaikum salam," jawab Kasino.

Indro langsung duduk di ruang tamu melihat Kasino yang sibuk mengetik.

"Kasino sibuk amat ngetiknya?" tanya Indro.

Kasino menghentikan ketikannya pada leptopnya.

"Gak sibuk juga. Cuma buat pembukuan keuangan hasil dagang  di kedai bulan ini. Dan hasilnya lumayan. Tetap ada yang kurang.....,"

"Daya beli...masyarakatnya....," Indro memotong omongan Kasino.

"Iya...bener sih. Maka itu harus berinovasi baru makan atau minuman biar ada nilai perubahan gitu. Tetap harga sama. Agar pelanggan tidak lari. Nanti usaha yang saya bangun susah payah dari nol bisa bangrut di tambah daya saing yang luar biasa sportifnya dari modal besar, menengah, dan kecil. Tambahan lagi inovasi mereka lebih mampu bersaing dari gejolak perubahan ekonomi," kata Kasino menceritakan kerjaannya.

"Kalau saya memberi masukan sih. Lihat kondisi dulu baru berinovasi takut gagal terjual itu barang," kata Indro.

"Saya tahu maksud mu Indro? Kalau saya pikir sih gimana kita jual ayam geprek...bagus gak ide saya...," kata Kasino yang meminta tanggapan.

"Bagus sih..tapikan kedai kamu itu temanya eneka makan mie kenapa jadi ayam geprek....? Keluar dari jalur. Saya sarankan mie ramen aja. Ada nilai khas dari bumbunya di inovasi aja ke mie ayam apa gitu? Biar orang lebih tertarik lagi dan daya beli tinggi. Keuntungan besar," kata Indro.

"Bagus juga ide kamu tentang bumbu mie ramen tapi ayam geprek tetap saya jalankan dan saya buka cabang lain untuk menilai prospek ke depannya bagus gak?" kata Kasino.

"Satu sudah repot apalagi dua...Kasino..cabang kedai...makan dengan tema beda lagi."

"Enggaklah...kamu bisa jadi orang kepercayaan saya untuk memajukan usaha baru saya dari pada kerja kamu pacaran aja. Gak penting tahu," kata Kasino.

"Penting Kasino...demi...masa depan...Kasino." kata Indro meyakini Kasino.

"Kenapa gak kamu nikahin Saskia aja? Kalau penting itu masa depan!" kata Kasino.

"Itulah..masalah....nya. Saskia minta mahar 500 juta," kata Indro.

"500 juta mahar untuk nikahin Saskia kaya artis aja atau anak Presiden aja. Kalau 500 ribu saya tolong. Padahal kalau 500 juta sih sudah saya gunakan untuk buat usaha lebih maju lagi," kata Kasino.

"Kasino gak usah di pikirkan Kasino yang bener itu 500 juta cinta ku pada Saskia mahar itu. Cuma becanda," kata Indro.

"Dasar...kadal....," kata Kasino.

"Apa itu Kasino?" tanya Indro.

"Ngadalin orang....alias ngerjain orang," kata Kasino.

"Yang benar buaya....(Bualan saya)," saut Indro.

"Iya...deh...menang kamu," kata Kasino.

"Sipp...saya menang.....horeeeee," kata Indro.

"Eeee....dasar anak kecil," kara Kasino.

"Yang...penting menang. Oh ya Kasino saya mau tanya bagaimana tanggapan debat ketiga Cawapres?" kata Indro yang mulai bertanya.

"Oh...itu. Males...jawabnya," kata Kasino.

"Kenapa males jawabnya....?" tanya Indro.

"Tanya ke Dono..aja!!!," kata Kasino pengalihan.

"Saya tanya Dono juga yang sibuk kerja di Batam. Eeee....males jawabnya tentang debat ketiga Cawapres. Alasannya tema yang di debat tentang pendidikan," kata Indro.

"Ya ..terang aja juga males ngurusin tentang pendidikan kan kamu tahu gimana Dono bisa dapet Wulan pun karena pendidikan," kata Kasino.

"Saya ingit tentang hubungan Dono dan Wulan kisah cintanya. Dono dan Wulan itu satu Universitas dan sama-sama dapetu Beasiswa untuk menyelesaikan kuliah. Setelah mendapat gelar S1 Dono tidak melanjutkan pendidikannya ke S2 sedangkan Wulan melanjutkan. Tapi ada cerita yang di sembunyikan Dono. Selama ini Dono mengalah demi Wulan padahal Wulan kalah IPKnya dari Dono yang mencapai 3 koma sekian dari Wulan. Ya ...cuma selisih koma berapa gitu. Kalau cewek di sayangin Dono itu jengkel di kalahkan lewat kepintaran. Sedangkan Wulannya berhasil menyelesaikan kuliah S2 dan mendapat gelar S2-nya. Ya....pada akhirnya Dono kalah total sama Wulan. Tetapi kenapa Dono gak melanjutkan kuliah jenjang S2..ya? Pada hal Dono anak berprestasi. Kalau di cari tahu. Selalu ditanya Dono....kenapa kamu tidak melanjutkan S2 kamu? Jawabannya.....males....!!!" kata Indro.

"Kan sudah tahu....jawabannya males. Karena Dono....sudah males duduk di bangku kuliah. Alias boring. Sama aja dengan saya," kata Kasino.

"Sama..juga saya. Jangan-jangan...ini cerita di ambil dari realita sebenarnya di lingkungan penulis," kata Indro.

"Bisa...jadi," saut Kasino.

"Jadi jawaban....masalah saya belum terjawab tentang debat ketiga Cawapres? Ayolah...Kasino!" kata Indro.

"Jawabannya ada pada jenjang pendidikan sarjana. Buku itu tentang Analisa Kebijakan yang isinya menganalisa semua kebijakan yang di keluarkan pemerintahan yang di jalankan atau masih proses perencanaan kaya visi dan misi yang di kemukakan para peserta debat ketiga Cawapres dan dilihat dua faktor yang paling rentan atau kompleks yaitu baik dan buruknya. Pada akhirnya di evaluasi kebijakan tersebut untuk menanggulangi kegagalan dalam mengeluarkan kebijakan atau memutuskan kebijakan tersebut di jalankan. Ya...kesimpulannya debat ketiga Cawapres di anggap berhasil atau sukses," penjelasan Kasino.

"Nah....kalau...begitu...pas kelop jawabannya. Jadi debat ketiga Cawapres dianggap sukses. Dilihat dari sudut pendidikan sarjana tepat pada mata kuliah analisa kebijakan," kata Indro.

Azan pun di kumandangan. Indro dan Kasino meninggalkan kerjaan dan melaksanakan sholat Azar.


Karya: No

Friday, March 22, 2019

CINTA BUNGA

Saat pulang ke rumah sehabis nonton acara hiburan di taman kota. Ryan dan Bunga jalan berdua-duaan dan berusaha Ryan untuk terus memuji Bunga yang selalu ingin meluluhkan hatinya. Saat Jalanan sepi Bunga menyuruh Ryan bernyanyi dengan mata tertutup. Ryan pun berani aja bernyanyi di tengah jalan sambil mata tertutup dan di jagain Bunga demi menyenangkan Bunga.

Ryan bernyanyi dengan penuh ke seriusan dengan tema lagu cinta tetap matanya tertutup sambil di pegang tangannya oleh Bunga dan berkata "Bernyanyinya sambil jalan saya tuntun".

Ryan mengikuti mau Bunga dengan mengangguk tanda "Iya". Bunga senang sekali mendengarkan Ryan bernyanyi. Lalu di suruh lagi Ryan untuk meningkat volume suara saat bernyanyi.

Karena permintaan Bunga. Ryan bernyanyi dengan power yang kuat sampai terhanyut dalam syair lagu dan mencapai nada-nada yang tinggi.

Bunga pun pergi dari samping Ryan. Sedang Ryan menyanyi penuh dengan penjiwaan sekali. Maka semua warga sekitar keluar dari rumah mendengar suara merdu seorang pemuda yang bernyanyi di tengah jalan sambil berjalan. Warga pun ramai sekali mulai mendekatin Ryan.

Ada mobil lewat dan hampir menyerempet Ryan.

"Woy....jalan pake mata. Buta loe...," kataBapapk-bapak yang marah.

Ryan kaget dengan ocehan tersebut dan hampir ketabrak mobil. Mata Ryan terbuka lebar dan di kucek-kucek.

"Haaa..saya...di kerjain," kata Ryan.

"Pergi dari...sini. Pura-pura buta. Guwe mau jalan tahu. Cepat menyingkir!" perintah Bapak-bapak yang makin tambah marahnya.

"Maaf...Pak. Saya yang salah," ujar Ryan dengan rendah hati.

Para warga sekitar gak ikut campur kalau ada konflik pertikaian dan balik masuk rumah mereka masing-masing. Ryan berjalan dan berlari ke sana ke sini mencari Bunga.

Bunga sedang duduk di pinggir taman melihat tingkah Ryan bodoh dan tertawa terpingkal-pingkal. Ryan mendatengi Bunga.

"Waah....saya..di kerjain. Di bikin malu dengan warga sekitar. Hampir saya celaka 13 dan hampir juga di bawa ke rumah sakit kalau gak selamat...ya......"

"Mati," saut Bunga langsung menjelaskan omongan Ryan.

"Iya...mati. Amit...amit jabang bayi...saya belum nikah..belum tahu rasa belah duren," kata Ryan yang sepontan.

"Hus..ngomong apa?" saut Bunga.

"Ngomong apa...ya..cuma ngelantur kok?!," kata Ryan yang berpura-pura.

Bunga langsung mencium pipinya Ryan sebelah kanan.

"Kalau mati karena cinta bolehlah...," kata Ryan.

Ryan ingin memeluk Bunga ternyata Bunga sudah berjalan jauh sekali.

"Gini...ni....kalau mencintai cewek pinter..kena..terus di kerjain. Tapi namanya cinta...bodok amat...yang penting dapet ciuman di pipi kanan tapi belum dapet pipi sebelah kiri dan terakhir bibir. Bunga saya cinta pada mu," kata Ryan.

Ryan mengejar Bunga. Sedangkan Bunga perasaannya senang sudah ngerjain kekasihnya. Ryan dan Bunga jalan bareng dan bercerita banyak hal dan sampai di rumahnya Bunga.

Sebelum berpisah Ryan ke Bunga berkata "Selamat malam Bunga. Mimpi yang indah. Mimpiin......saya..ya....ayang tercinta."

"Iya," jawab Bunga dengan lembut.

Bunga masuk rumahnya. Ryan pun berjalan pulang ke rumah dengan perasaan berbunga-bunga.


Karya : No

Monday, March 18, 2019

MABUK CINTA

Masa di masa era Presiden Soeharto menjabat periode pertama. Teknologi dan Informasi masih berkembang sesuai dengan rencana manusia dengan tujuaannya kemajuan negeri ini. Indro duduk pinggir sungai ciliwung di masa ini sungai ciliwung masih bagus banget di kategorikan tidak kotor gitu. Di masa depan sungai ciliwung banyak cerita yang menjelaskan di artikel sungai ciliwung kotor karena sampah dan selalu di proses dengan baik agar jadi bersih. Sebenarnya pokok masalah tentang sungai ciliwung sih karena manusia banyak dan pola pembuangan sampah di aliran sungai.

Indro memancing dengan baik banget. Kasino mencari Indro ke sana ke sini. Sampai Kasino bertemu dengan Dono yang sedang ngobrol asik dengan Fatimah janda muda yang kaya raya di depan rumahnya gitu. Kasino mendekati Dono sambil berkata sama Fatimah "Aku pinjem Dono sebentar!"

"Iya," kata Fatimah.

Kasino dan Dono ngobrol jarak dengan Fatimah sekitar dua meter, ya di pinggir jalan. Masa ini keadaan lingkungan sepi gitu, ya beda di masa depan rame karena manusia banyak gara-gara berkembang biak dan perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan jadi sukses di Ibukota Jakarta.

"Dono. Tahu keberadaan Indro?" kata Kasino.

"Kasino. Ganggu aja. Aku sedang pendekatan sama Fatimah. Urusan keberadaan Indro mana aku tahu. Emangnya aku Babysisternya Indro," kata Dono.

"Dono. Kamu kan teman Indro. Kemungkinan tahu keberadaan Indro," kata Kasino.

"Sedangkan Kasino juga temannya Indro. Kemungkinan yang tahu keberadaan Indro adalah Kasino lah," kata Indro.

"Kalau aku tahu tidak bertanya Dono!" kata Kasino yang tegas.

"Pokoknya aku tidak tahu keberadaan Indro!" kata Dono.

"Kalau begitu aku cari Indro lagi," kata Kasino.

"Emmm," kata Dono.

Dono mendekati Fatimah lagi, ya biasa ngobrol gitu. Masa ini Kebanyakan cerita tentang cowok mendekati janda muda karena contohnya dari Nabi Muhammad mendapatkan Siti Khadijah, ya janda gitu. Kasino mencari Indro ke sana ke sini. Akhirnya ketemu sih. Indro sedang asik mancing di pinggiran sungai ciliwung, ya Kasino menghampiri Indro. Duduklah Kasino di sebelah Indro.

"Di cariin. Malah mancing di sini," kata Kasino.

"Kenapa aku di cariin?!" kata Indro.

"Biasa Indro ada kerjaan," kata Kasino.

"Kerjaan. Lagi asik mancing nie Kasino," kata Indro.

"Ikan yang di dapet juga ikan sepat," kata Kasino.

Indro dapet ikan lagi dari ia memancing. 

"Ini ikan lele yang aku dapet," kata Indro sambil menaruh ikan lele di ember.

"Iya deh ikan lele juga," kata Kasino.

"Ayo ke tempat kerjaan," kata Indro.

"Emmm," kata Kasino.

Kasino dan Indro beranjak dari pinggir sungai ciliwung, ya ke tempat kerjaan. Di jalan sih Indro berkata "Kok kerjaannya tidak di tawarkan ke Dono?"

"Maunya di tawain Dono. Tapi kerjaannya bukan bidang Dono. Jadi lebih baik Indro saja. Dan juga Dono lagi sibuk pedekate dengan Fatimah janda muda," kata Kasino.

"Oooo begitu," kata Indro.

Indro dan Kasino sampai juga di tempat kerjaan. Ya memang kerjaannya sih kerjaan mekanik benerin mobil yang rusak gitu. Pemilik mobilnya.....waaw cantik banget.

"Kasino. Harus bilang ada cewek cantik. Jadi aku cepet ke sini untuk membereskan kerjaan benerin tuh mobil yang rusak," kata Indro.

"Aku lupa kalau pemilik mobilnya....cewek cantik," kata Kasino.

Kasino dan Indro segera mengerjakan kerjaan membenarkan mobil yang rusak. Karena ada urusan, ya cewek cantik pemilik mobil pergi dengan temannya karena di jemput pake motor.

"Pemandangan yang cantik hilang deh," kata Indro.

"Sudah kerja," kata Kasino.

Kasino dan Indro terus memperbaiki mobil sampai bener gitu. Setelah itu, ya istirahatlah Kasino dan Indro. Dono pun selesai urusannya dengan Fatimah, ya pulang ke rumah. Dono pun santai di rumah bersama Kasino dan Indro.

"Hari ini aku bahagia," kata Dono.

"Bahagia karena bertemu dengan Fatimah," kata Indro.

"Perawan banyak. Fatimah yang di dekatin Dono," kata Kasino.

"Nama juga cinta tidak memandang status janda atau perawan kan," kata Dono.

"Bener omongan Dono. Yang di mabuk cinta," kata Kasino.

"Di mabuk cinta," kata Indro.

"Kasino main catur," kata Dono.

"Ok main catur," kata Kasino.

Kasino dan Dono sepakat main catur. Indro, ya baca bukulah tujuannya menambah wawasan gitu.

Thursday, March 14, 2019

KEHIDUPAN BUNGA

Malam yang begitu tenang sekali. Aslan baru keluar dari kafe setelah makan dan minum bersama teman-teman SMA. Berjalan Aslan menuju mobil taxi yang di taruh di parkiran.

Aslan di dalam mobil taxi dengan sabar menunggu pelanggan yang telan mesen taxinya lewat on line. Selang beberapa saat masuklah seorang gadis cantik bersama seorang Bapak-bapak yang sedikit kacau ke dalam taxi Aslan.

"Jalan...!" perintah gadis cantik.

"Iya.....," jawab Aslan.

Aslan menjalankan mobil taxinya dengan baik sampai tujuan yang di arahkan gadis cantik. Sampai di tujuan sebuah rumah yang sangat besar Aslan minggir di depan pintu gerbang. Keluarlah Bapak-bapak dari taxi yang bersama gadis cantik.

Bapak-bapak itu mengeluarkan uang cukup banyak dari dompetnya.

"Ini bayaran untuk pelayanan kamu telah menemani saya," kata Bapak-bapak.

"Terima kasih ya...kalau butuh saya koling aja!" kata gadis cantik.

"Iya..," saut Bapak-bapak.

Gadis cantik menyuruh Aslan untuk jalan lagi untuk mengantar dia ke sebuah apartemen di tengah kota. Selang benerapa saat sampai juga di tempat tujuan gadis cantik. Segera gadis cantik membayar ongkos taxi ke Aslan.

"Terima kasih..non. Tapi ngomong-ngomong kerjaan nona apa?" kata Aslan bertanya karena ingin tahu.

"Apa yang kamu lihat tadi....itulah kerjaan saya," penjelasan Aslan.

Aslan mengerti pekerjaan gadis cantik tersebut seorang pelacur tapi tidak di ocehin cuma bicara dalam hatinya. 

Sang gadis cantik mulai menjauh. Tapi Aslan tertarik pada gadis tersebut dan keluar dari taxi dan mengejar gadis tersebut.

"Maaf kalau terlalu lancang. Tapi saya ingin berkenalan dengan nona. Nama saya Aslan," katanya.

"Saya...Bunga," sautnya.

"Bagus namanya...sesuai dengan orangnya!" pujian Aslan.

"Terima kasih pujiannya...tapi...saya tahu maksud...Aslan ingin meluluhkan hati saya. Semua pria itu buaya...," kata Bunga.

Mendengar omongan Bunga seketika Aslan bengong sejenak. Bunga meninggalkan Aslan begitu saja. Dalam hati Aslan berbicara "Niat saya ketahuan".

Aslan memilih pergi dari situ dan masuk ke dalam taxi dan di jalan dengan baik di bawa pulang ke rumah untuk istirahat karena telah kerja seharian demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Esok harinya. Aslan mulai menarik mobil taxinya lagi. Eee...ternyata Bunga pesan taxinya untuk mengantarkan dia ke tempat orang memesan pelayanannya.

Aslan jalannin hidup seperti biasa tidak perduli urusan pelanggannya yang penting urusan keuangannya lancar. Tapi lama-lama di jalani urusan oderen taxi on line mulai Aslan menaruh hati terhadap Bunga. Padahal sudah tahu pekerjaan Bunga.

Suatu ketika Aslan memberanikan mengungkapkan perasaannya ke Bunga. Tenyata di tolak sampai 2 kali dengan alasan bahwa Aslan sama dengan semua pria yang meminta pelayanan Bunga.

Aslan mulai kacau cinta di tolak sampai 2 kali. Akhirnya ketiga kalinya Aslan mengungkap pernyataan cinta ke Bunga saat itu ada pelanggannya Bunga. Ternyata Aslan di puji oleh pelanggannya Bunga bahwa ada laki-laki bodoh yang bisa menerima pelacur jadi kekasihnya demi mengubah jalan hidup orang yang cintainya.

Pelanggan Bunga membayar Bunga dengan tip yang cukup besar dan meninggalkan Bunga da Aslan begitu saja.

Bunga bukan senang dengan pengakuan cinta Aslan tapi di tamparnya.

"Kenapa harus saya yang kamu sukai masih banyak..gadis yang lebih baik dari saya," kata Bunga yang meneteskan air matanya.

"Saya..benar-benar mencintai kamu. Dengan penuh kejujuran bukan ke bohongan," kata Aslan yang terus meyakini Bunga.

"Benar..kata pelanggan saya..kamu bodoh. Cintamu adalah cinta buta," kata Bunga.

Aslan terdiam dengan omongan Bunga. Sedangkan Bunga meninggalkan Aslan begitu saja dan naik taxi yang lewat di daerah situ. Aslan pun tidak mengejar Bunga karena tidak memperpanjang masalah.

Aslan pun masuk mobil taxinya dan menjalankan kehidupannya seperti biasanya. Aslan tidak lagi mencari Bunga karena di tolak mentah-mentah tiga kali.

Seperti biasa Aslan berkumpul di kafe bersama teman-temannya SMA. Tak sengaja melihat pelayan baru di kafe itu adalah Bunga. Aslan menarik tangan Bunga di hadapan teman-temannya untuk berbicara di luar.

Dan teman-temannya Aslan membiarkan urusan Aslan dengan pelayan kafe. Aslan terus ingin mengungkapkan perasaannya sama Bunga dan tidak mau siapa Bunga yang sebenarnya yang terpenting bahwa Aslan cinta mati sama Bunga. Tapi Bunga sudah tahu dengan perasaan Aslan yang sesungguhnya karena itu Bunga berubah meninggalkan pekerjaannya yang buruk mencari pekerjaan yang baik untuk menjadi gadis yang baik-baik. Bunga pun menerima cinta Aslan.

Aslan pun bahagia karena cintanya di terima oleh Bunga. Langsung keduanya berpelukkan tanda jadian dan Bunga berkata "Dasar cowok bodoh."

Aslan mendengarkan baik-baik perkataan Bunga dan menjawab "Saya...bodoh karena cinta kamu."

Aslan dan Bunga melepaskan pelukannya dan membawa Bunga ke teman-temannya SMA di dalam kafe yang lagi asik makan dan minum. Aslan memperkenalkan kekasihnya yang dia cintai adalah Bunga ke teman-temannya. Semua menyambut hubungan baik antara Aslan dan Bunga dengan kemeriahan yang di adakan teman-teman SMAnya Aslan.

Bunga pun lebih sadar lagi bersama Aslan dan teman-temannya.

"Inilah..hidup yang sebenarnya....bersama orang baik yang saling mengisi satu dengan lain," kata hati Bunga.

Karena masih waktu kerja jadi Bunga melanjutkan pekerjaannya menjadi pelayan kafe dan meninggalkan Aslan bersama teman-temannya makan dan minum di dalam kafe dengan penuh kegembiraan.


Karya: No

Saturday, March 2, 2019

ARTIS

Kasino lagi asik mengetik di leptopnya di ruang tamu. Indro beranjak dari duduknya di ruang tengah selesai menonton acara sepakbola di Tv dan duduk di samping Kasino.

"Sibuk Kasino?" tanya Indro.

Kasino menghentikan ketikannya pada leptopnya.

"Ah...engak juga Indro."

"Ngomong-ngomong jadi artis itu enak ya...Kasino. Terkenal dan kaya...ya..Kasino."

"Jadi ....artis...terkenal dan kaya. Enak....sih...hidupnya gak kekurangan lagi. Tapi harus kerja keras mempertahan karier segala cara kalau gak tergerus oleh waktu. Generasi muda menggantikan yang tua. Zaman ini mudah menggunakan teknologi dan informasi. Kenyataannya tidak semua orang jadi artis terkenal dan kaya. Contohnya banyak vidio-vidio beredar di jaringan sosial manapun, tetap tidak menjadikan tokoh yang main di vidio  menjadi terkenal dan kaya alias biasa tuh. Jadi jawabannya adalah keberuntungan," kata Kasino yang panjang lebar.

"Benar kamu Kasino. Keberuntunganlah membuat mereka jadi terkenal dan kaya," saut Indro.

"Ya..sudahlah saya mau mengetik lagi...jangan di ganggu!" kata Kasino.

"Iya," jawab Indro.

Kasino mulai mengetik di leptopnya. Sedangkan Indro membaca tulisan Kasino pada Blog-nya.

"Kasino....kamu dapet komentar tentang tulisan kamu. Mulai deh terkenal tulisan kamu beda dengan Dono gak ada komentarnya. Tapi komentar pada Blog kamu lumayan pait ya...sakit gak Kasino?" kata Indro.

Kasino menghentikan ketikannya.

"Enggak...sakit. Biasa aja. Komentarnya tentang tulisannya memang pait, tetapi saya jadi motivasi saya untuk menulis lebih baik lagi. Kan kata-kata dalam komentar dan nama orang menulisnya walau kadang bisa juga nama samaran. Saya langsung mengatur ulang komentar tersebut jadi bahan cerita sesuai keinginan yang komentar pada tulisan saya. Jadi dianggap hadiah sebagai masukan  yang komentar pada Blog saya," penjelasan Kasino.

"Maksudnya? Jadi tokoh utama dalam tulisan dan nama orang yang komentar di pakai dan alur cerita sesuai si komentar...ya..Kasino," kata Indro.

"Iya...masa..saya harus jelaskan 2 kali. Kalau kamu sudah mengerti," saut Kasino.

"Jangan marah Kasino..kan becanda. Tapi kamu..orang baik. Padahal..komentarnya pait bener Kasino. Malah di bayar dengan kebaikan.....Yang komentar jadi artis deh..di tulisan Blog Kasino..... Beruntung banget di promosiin Kasino. Sama aja contohnya Rara penyanyi dangdut yang sering di tulis Dono jadi tokoh utama dalam tulisannya. Sama-sama di promosiin menjadi artis yang lebih terkenal lagi," kata Indro.

"Ya....bener kamu....Indro. Saya dan Dono menaikkan nama tokoh utama yang namanya di pakai contohnya si Rara penyanyi dandut yang di sukai Dono. Sama aja...promosi gratiskan," tambahan Kasino.

"Ya......nambah terkenal deh. Sudah di komentarin buruk malah di naikin namanya sama Kasino di tulis Blog-nya....namanya..Bunga. Entah Bunga yang mana?. Mungkin juga Bunga bakai!?," kata Indro.

"Mungkin juga!?" saut Kasino.

"Ya..sudahlah Kasino lanjutin tulisan...kamu. Saya mau main ke rumah Zaskia Gotik," kata Indro mulai beranjak dari duduknya.

"Indro..tunggu dulu. Zaskia Gotik...saya gak salah dengar?" tanya Kasino.

Indro langsung menjawab "Engak...salah saya ngomong."

"Dasarnya....nyeleneh. Selalu di kaitkan dengan artis padahal Saskia," kata Kasino.

"Kan....cuma becanda. Antara huruf Z dan S...aja," kata Indro.

"Iya cuma becanda. Sana...main ke rumah Saskia pacar kamu!" kata Kasino.

"Iya....Asalamualaikum," kata Indro.

"Waalaikum salam," jawab Kasino.

Indro membuka pintu depan dan berjalan menuju ke rumah Saskia. Kasino melanjutkan ketikannya di leptopnya. Selang beberapa saat tulisan Kasino di Blog-nya selesai dan segera di publikasikan.

"Beres juga. Sekarang waktunya mengerjakan yang lain," celoteh Kasino.

Kasino mulai mengecek pembukuaan hasil jualannya di kedainya dengan seksama di leptopnya.

"Ternyata bulan ini ada kenaikan penjualan produk mie ayam spesial dan ada penurunan dari baksonya. Kaya saya perlu inovasi baru untuk menaikan penjualan bakso dengan citra rasa lebih berbeda tapi modal produksi tetap. Sedang minum jus relatif setabil. Ok...beres semuanya," celoteh Kasino.

Kasino pun menyelesaikan pekerjaan pembukuaannya. Leptop di matikan dan di bawa masuk ke kamar dan setelah itu menyetel Tv di ruang tengah sambil minum kopi panas yang baru di buatnya di dapur. Dengan santai Kasino menonton acara Tv tentang wayang kulit yang di tayangkan chanel TVRI.


Karya : No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK