CAMPUR ADUK

Monday, February 25, 2019

ANALISA

Kasino sedang santai minum kopi sambil nonton Tv. Indro baru pulang dari main ke rumah temannya bernama Riki dan langsung masuk rumah dan duduk bersama Kasino.

"Asik amat Kasino?" kata Indro.

"Iya lagi nikmatin hidup," saut Kasino yang asik minum kopi.

"Oh ya...Kasino..saya mau tanya sesuatu?" kata Indro.

"Apa itu?" kata Kasino.

"Masalah debat ke dua Pemilu Presiden, Apa pendapat kamu?" tanya Indro.

"Masalah debat Pemilu Presiden? Ah itu sih kelas sarjana. Lihat buku yang baru saya baca hari ini di taruh di meja!" kata Kasino.

"Iya buku?!" saut Indro.

"Iya.....buku?!" kata Kasino yang tegas.

Indro langsung mengambil buku yang dibaca Kasino di taruh di meja.

"Astafirohulazim....buku...ini. Buku tentang Gaya Kepemimpinan, Politik, Ekonomi, Pembangunan, Sosiologi, Teknologi dan Informasi, Psikologis, Bahasa Indonesia, Logika, dan Jenis Bela Diri," kata Indro.

"Apa tanggapan kamu Indro tentang buku itu?" tanya Kasino.

"Ya...saya mengerti tentang isi buku tersebut. Berat banget untuk memahaminya," kata Indro.

"Berat kan. Itulah yang terjadi dari debat Pemilu Presiden. Kalau saya simpulkan sih. Ada banyak kekurangan dari ke duanya saat mengemukakan pendapat jadi fakta. Fakta jadi pendapat. Harus lebih baik lagi. Ada pun saling menjatuhkan dalam omongan sudah biasa dalam debat maka konteks paling baik pada buku jenis bela diri. Tujuannya lebih panas pertarungan antara juara bertahan dengan penantang. Jadi...Waaaw gitu," penjelasan Kasino.

"Bener-bener nyuruh orang perang itu mah," tambahan Indro.

"Emang perang pendapat jadi fakta dan fakta jadi pendapat. Biar seru.....debat Pemilu Presidennya. Agar menarik. Kan jadi sorotan publik seluruh Indonesia sampai negara lain. Bahwa kita ingin punya Presiden yang berkualitas membangun negeri ini," kata Kasino.

"Mau saya begitu. Biar lebih heboh lagi..debat antara Jokowi dan Prabowo merebut hati rakyat. Agar pesta rakyat ini lebih meriah dengan nilai Demokrasi Pancasila, UUD 1945, dan Sportifitas," tambahan Indro.

"Jadi sudah seiya dan sekata. Berarti masalah selesai. Debat ketiga.  Jokowi dan Prabowo lebih hebat lagi mengeluarkan semua kemampuaanya agar panas suasana. Sampe perang," kata Kasino.

"Setuju....kaya pertandingan bela diri," saut Indro.

Kasino kembali menikmati minum kopinya sambil nonton Tv acara sinetron Cinta Buta dan Indro pun ikutan minum kopi yang baru di buatnya di dapur baru duduk bersama Kasino nonton Tv.

"Oh iya Kasino...apa kabar Dono?" tanya Indro.

"Paling lagi sibuk ngaji setelah pulang dari kerjaannya di kota Batam," kata Kasino.

"Iya juga..ya....orang Dono anak pengajian. Dimana pun berada tetap mengaji," kata Indro.

"Bekal untuk di akherat," saut Kasino.

"Yo.i," saut Indro.

Indro menikmati kopi sambil nonton Tv begitu juga dengan Kasino.


Karya: No


Sunday, February 24, 2019

BERTAMU

Seorang anak laki-laki bernama Awin berjalan menuju lampu merah tepatnya jalan tamin. Menunggulah Awin di tortoar dengan penuh kesabaran sampai mobil angkot yang akan di naikinnya.

Mobil angkot pun muncul dan segera Awin mengacungkan tangan kanannya menghentikan mobil angkot. Sang sopir pun berhenti di samping Awin.

"Bang gudang garam ya!" kata Awin.

"Iya ...," saut sang sopir angkot.

Awin naik mobil angkot menuju gudang garam. Dengan sabar Awin di dalam angkot sampai berganti-ganti penumpang dan akhirnya sampai juga di tujuan Awin melihat dan berkata pada sopir "Minggir sopir."

Sang sopir angkot langsung berhenti sesuai permintaan penumpang. Awin segera turun dari angkot dan membayar dengan uang pas ke sopir angkot.

Awin mulai berjalan menuju jalan persimpangan untuk naik mobil angkot. Ternyata sudah ada mobil yang ngetem di persimpangan jalan. Segera Awin naik mobil angkot sampai daerah jalan mastur.  Dengan sabar Awin di dalam mobil angkot dan melihat perkembangan daerah sekitar lewat jendela kaca mobil angkot.

"Tiga tahun daerah ini banyak berubah," kata hati Awin.

Terlihat tujuan di mata Awin dan menyuruh pak sopir mingir!. Sontak pak sopir mengikuti perintah penumpangnya. Awin mulai turun dari mobil angkot dan membayar dengan uang pas.

"Sampai juga di jalan mastur," celoteh Awin.

Awin berjalan menuju rumah temannya bernama Eko. Ternyata Eko ada di rumahnya Awin di sambut baik.

"Eko...daerah sini banyak perubahan ya setelah kita lulus dari SMAN 11?" kata Awin.

Eko sedang menyajikan minuman air putih di meja dan langsung duduk.

"Iya begitulah. Tapi hidup gini- gini aja. Gak ada perubahan," kata Eko.

"Ya sudah jalan nasip  kita," saut Awin.

"Ngomong-ngomong apa angin apa kamu main ke daerah sini?" tanya Eko.

"Ah..cuma refesing aja ..Eko," kata Awin.

"Saya kirain minta kerjaan sama saya," kata Eko.

"Cuma main," kata Awin.

"Oh..begitu," saut Eko.

Awin dan Eko terus berbincang-bincang sampai azan di kumandangkan. Eko mengajak Awin untuk sholat di mesjid. Keduanya berjalan menuju mesjid dekat rumah. Tak sengaja bertemu denga Purnama teman Awin dan Eko, tapi tidak tegur sapa. Awin dan Eko pun melaksanakan sholat dzuhur di mesjid dengan penuh khusuk.

Awin pun duduk di luar mesjid selesai sholat begitu dengan Eko.

"Hidup gak ada perubahan," kata Awin.

"Bener kan gak ada perubahan. Saya tetap begini-gini aja. Untuk menyambung hidup jad tukang ojek on line awalnya tukang ojek pangkalan," cerita Eko.

"Sedang saya cuma warung di rumah aja. Ngomong-ngomong bagaimana kabar Purnama?" kata Awin.

"Orang kamu sukai saat SMA dulu. Sudah menikah dengan tetangga samping rumahnya namanya Sulaiman," penjelasan Eko.

"Cinta saya kandas deh," saut Awin.

"Ya terang aja. Jarak dan waktu mempengaruhi segalanya. Kamu dimana dia mana," kat Eko.

"Iya saya tahu. Tapi sebenarnya saya ingin mengubah nasip saya di kota ini," kata Awin.

"Mimpi. Kota Lampung apa yang bisa kita dapatkan dari kota ini. Cuma gede omongnya sama dengan piilnya suku asli Lampung. Tetap aja isu KKN para pejabat kota Lampung jadi ocehan lapisan ke lapisan paling bawah. Dan akhirnya mempengaruhi tekan sosial dan ekonomi," penjelasan Eko.

"Saya sendiri sadar jadi warga Lampung. Sampai banyak kabar lewat teman- teman kita yang merantau ke kota lain demi merubah nasip," saut Awin.

"Itulah hidup di kota Lampung terkenal dengan egonya....saja dan hasilnya nihil kan," tambahan Eko.

"Saya lebih sadar lagi cinta SMA pun kandas karena alasan kemiskinan dan juga banyak polemik di kota Lampung yang gak selesai. Dan pada akhirnya...hidup gak ada perubahaan bagi orang miskin," kata Awin.

"Ya..sudahlah..ayo ke rumah," ajak Eko.

"Ayo," saut Awin.

Awin dan Eko berjalan menuju rumahnya Eko. Sampai bertemu dengan kawan-kawan SMA di jalan dan bercerita banyak hal. Sampai waktunya Awin pulang ke rumah dan menyelesaikan misi main ke rumah teman baiknya saat SMA.

Seperti biasanya Awin melanjutkan hidupnya di rumah dengan usaha warung demi bertahan hidup di kota Lampung yang gak berubahnya di sektor perekonomiannya.


Karya: No

Wednesday, February 20, 2019

MIMPI INDAH

Dono duduk di pinggir pantai melihat deburan ombak yang bergulung-gulung sampai pesisir pantai.

"Rindu...," celoteh Dono.

Dateng seorang gadis cantik dan langsung duduk bersama Dono.

"Indah ya pemandanganya..mas....," kata Rara.

Dono terbangun dari lamunannya.

"Haaa...Rara," kata Dono sambil mengucek-ngucek matanya.

"Iya..saya...Rara..yang mas..Dono..sukai," penjelasan Rara.

"Tapi..mana..mungkin..saya jadian dengan Rara penyanyi dangdut?" kata Dono.

"Jika Alloh SWT berkehendak...gimana mas Dono...melancarkan hubungan cinta ini!?" penjelasan Rara.

Dono terkejut dengan omongan Rara.

"Astafirohulazim....bener juga kalau kehendak Alloh SWT..," kata Dono.

"Mas...Dono jangan di pikirin..ayo..kita..bermain dipinggir pantai," ajakan Rara sambil menarik tangan kiri Dono.

"Iya lebih baik saya..nikmati saja moment ini bersama....orang yang saya sukai," kata Dono.

Dono dan bermain kejar-kejaran di pinggir pantai sampai di hempas ke duanya oleh ombak dan seketika terbawa oleh ombak ke tengah lautan. Dono berhasil keluar dari arus laut muncul di permukaan dan berusaha stabil mengapung di air.

"Saya selamat...karena pandai berenang. Tapi di mana Rara......Rara...Rara,"  kata Dono sambil memanggil nama kekasihnya.

Dono terus mencari Rara sambil menyelam ke sana ke sini tak menemukan Rara dan sampai kehabisan nafas dan akhirnya Dono tenggelam di lautan luas demi mencari Rara. Kata hati Dono berkata "Saya...meninggalkan dunia..ini demi cinta."

Dono mengikhlaskan keadaanya meninggal di lautan yang luas.

"Dono...bangun," teriak Pak John Bosnya Dono.

"Iya.....Pak," jawab Dono.

"Jam segini tidur..kerja..tahu. Mau kamu saya di pecat!" kata Pak John.

"Enggak Pak. Saya minta maaf dengan keadaan saya yang tidur saat bekerja. Tapi kerjaan saya sudah beres..kok..Pak.  Bapak boleh mengeceknya...di dokumen laporan ini," kata Dono sambil menyerahkan berkas dokumen di map biru.

"Coba saya lihat," kata Pak John mengambil map biru.

Dengan seksama Pak John memeriksa kerjaan Dono.

"Bagus..sesuai dengan apa yang saya perhitungkan. Kerja kamu bagus untuk memajukan perusahaan ini. Kali ini saya maafkan kesalahan kamu yang sepele karena terbayarkan dengan kualitas kerja kamu. Ingat jangan di ulangi," kata Pak John.

"Iya ....Pak saya janji tidak akan mengulangi..kesalahan saya yang ketiduran saat jam kantor," kata Dono.

"Ya..sudah kerja..lagi!" perintah Pak John.

"Iya Pak," jawab Dono rendah diri.

Pak John keluar dari ruangan Dono dan mengecek anak buahnya lain. Dono langsung duduk di kursi kerjanya.

"Alhamdulilah selamat juga....saya dari keadaan. Ini karena nonton acara dangdut sampai larut malam. Tapi masalahnya kenapa saya bermimpi tentang Rara penyanyi dangdut...ya?.  Jangan-jangan.....saya benar menyukai Rara penyanyi dangdut. Tapi waktu dan jarak gak memungkinkan. Saya di Batam dia sekarang di Jakarta. Lupakan cuma mimpi," kata Dono.

Dono pun melanjutkan kerjaannya dengan cepat dan tepat agar hasilnya baik untuk meningkatkan kariernya di kantor.


Karya: No

Monday, February 11, 2019

MENUNGGU WAKTU

Siang begitu tenang  di kediaman Dono di pinggiran kota Jakarta. Dono telah sibuk memberes-beres bajunya dan masukkan ke dalam tas sekalian leptop yang di sering gunakan kerjaannya. Indro langsung masuk rumah dan lupa mengucap salam "Asalamualikum."

Dono yang lagi santai duduk di ruang tamu sambil minum kopi dan baca komik Detektif Conan langsung menjawab " Waalaikum salam."

Indro langsung duduk di ruang tamu.

"Don jadi kamu ke Batam?" tanya Indro.

"Jadi..ada urusan kerjaan sekalian keluarga di kota Batam," penjelasan Dono.

"Lama......kamu di Batam...Don."

"Ya..paling satu minggu..aja..Indro. Kamu baik-baik di rumah ya....jangan nangis di tinggal saya......," kata Dono.

"Iya....Don," saut Indro yang berpura-pura nangis.

"Kebiasan hiperbola....Indro."

"Yo.i. Saya anter Don ke bandara," kata Indro.

"Iya. Tapi nanti jam 3.00 WIB," kata Dono.

"Kalau gitu masih lama Don...."

"Yo.i. Saya lagi nyantai minum kopi nie. sambil baca buku komik Detektif Conan," kata Dono.

"Komik Detektif  Conan. Saya juga suka. Drama cintanya misteri jalan hidupnya misteri dan teknik infestigasinya sesuai dengan realita kenyataan seperti kepolisian untuk menangani kasus," penjelasan Indro.

"Kan....memang bekerja dengan kepolisian untuk menangani kasus yang tersembunyi atau susah untuk di ungkapkan," tambahan Dono.

"Memang bener sih Don. Tapi kalau di realita kenyataan tentang kasus di berita keriminalitas banyak yang tidak terungkap," kata Indro.

"Ya..karena susah untuk mengungkapkannya kebenaran yang di sembunyikan. Contohnya kemalingan di rumah ini. Pake polisi untuk menangkap penjahat. Eeee penjahatnya gak ketangkep. Akhirnya di ikhlaskan barang yang telah di curi. Alias sial. Selang waktu ada kebijakan dari RT dan RWnya untuk di adakan siskambling. Ya...sama aja. Saya juga yang mencari penjahatnya jadi polisi. Capek urusannya. Kalau di cari bener-bener...ternyata..tetangga sendiri. Makanya maling teriak maling di mana-mana dan berbalut menjadi orang suci di masyarakat padahal kerjaannya maling," cerita Dono.

"Bener Don....artinya kerja polisi itu banyak yang tidak bisa menangani kasus sampai selesai. Contohnya tentang penyiraman pada wajah Novel pake air keras....anggota KPK. Eeee..sampai sekarang beritanya..ya..gitu-gitu aja. Gak ada kejelasan alias nihil," kata Indro.

"Namanya juga..manusia walaupun sudah berkelompok. Bukan seperti Superhero kaya di komik-komik yang bisa menyelesaikan semua kasus dengan baik," kata Dono.

"Iya juga ya. Andai di Indonesia ini ada Superhero. Tapi Superhero yang angkat cerita yang masih saya inget sih seperti SARAS 008, Gundala Putra Petir, dan Jagoan Instan. Gatot Kaca dan masih banyak lagi," kata Indro.

"Masih inget...aja cerita Superhero Indonesia. Padahal untuk bersaing di industri dengan negara maju yang terus menerus mengeluarkan cerita Superhero yang bagus dan menarik dari ide cerita sampai pembentukan toko utama yang diangkat menjadi Pahlawan. Saya pun terhibur banget seperti Kamen Raider, Superman, Spiderman.....dan masih banyak lagi," kata Don.

"Iya..saya sama..Don. Kalau begitu saya balik dulu ke kerjaan ya. Nanti kira-kira jam 2 saya anter ke bandara," kata Indro.

"Saya..tunggu....Indro," kata Dono.

"Asalamualaikum," salam Indro.

"Waalaikum salam," jawab Dono.

Indro bergegas ke tempat kerjaannya membantu Kasino di kedai makanannya. Dono kembali santai minum kopi sambil baca komik. Tiba-tiba Hp berdering segera Dono mengangkatnya.

"Halo...Asalamualaikum."

"Waalaikum salam. Mas Dono mau ke Batam. Kok Rara gak di ajak..sih."

Dono pun sedikit berpikir dan mulai menjawab "Maaf Rara yang mana ya? Penyanyi dangdut atau Rara yang mas Dono cintai dengan penuh jiwa dan raga. Kalau saya cintai sih pasti saya ajak kalau urusan cuma main kalau ini urusannya kerjaan..ya...gak di ajak lah."

"Iiii..... mas Dono ribet lagi. Rara yang mas Dono cintai dengan sepenuh jiwa dan raga. Bukan Rara penyanyi dangdut. Kalau urusan kerjaan Rara sudah tahu. Pasti gak diajak,"  kata Rara yang jengkel.

"Marah..ya..dek," kata Dono.

"Gak.....Sebel...aja," saut Rara.

"Kan becanda. Guyon....dek," kata Dono.

"Guyon mas Dono keterlaluan......Rara di samakan dengan Rara penyanyi dangdut. Saya tidak suka," kata Rara yanng kesel.

"Marah.....ya. Mas Dono takut..di putusin sama...adek Rara," kata Dono.

"Enggak..ding. Cuma becanda. Guyon. Tapi cantikkan mana Rara atau Rara penyanyi dangdut," kata Rara.

Dono terkejut dengan omongan Rara dan mulai menjawabnya "Gimana ya.....sama-sama cantiknya. Cuma yang paling cantik Rara lah. Kan bisa menaklukkan hati pria yang siap menjaga, melindungi, dan mencintai kamu setiap  detik, menit, dan jam."

"Yes....Rara pemenang hatinya..mas Dono," kata Rara.

"Eeeeemm...Dasar Anak Kecil. Dasar jodoh gak jauh-jauh dari sifat saya," kata Dono.

"Yo.i. Udah dulu ya mas Dono. Rara ada kerjaan. Peluk dan cium untuk mas Dono tersayang. Jangan lupa hati-hati di jalan banyak doa perlindungan agar selamat. Asalamualikum," kata Rara.

"Waalaikum salam," jawab Dono sambil mematikan sistem pembicaraan pada Hpnya.

Dono kembali santai di ruang tamu sambil minum kopi dan baca komik Detektif Conan.


Karya: No

Sunday, February 10, 2019

RAHASIA KEBENARAN

Setelah sholat dzuhur. Dono melihat mamang yang jualan mainan di SDN 3 dan mendekatinya untuk membeli mainan. Dono memilih mainan yang di jejer di lapaknya mamang penjual mainan. Akhirnya Dono memutuskan untuk membeli pistol air dan di bayar dengan uang pas lalu berajak dari situ untuk pulang ke rumah. 

Tahunya Dono berpapasan dengan Indro. 

"Don dari mana?" tanya Indro.

"Saya abis sholat dzuhur setelah itu beli mainan pistol air," cerita Dono.

"Dasar anak kecil," kata Indro.

"Ngeledek apa ngejek ini?" kata Dono

"Ngeledek Don. Becanda. Guyon Don. Tetapi kenapa kamu membeli pistol mainan tersebut?" kata Indro.

"Terkenang masa kecil aja yang pertama. Yang kedua melariskan jualan mamang penjual mainan yang jualan di SDN 3. Itu saja," penjelasan Dono.

"Dasar orang baik. Rezekinya di bagikan ke orang lain demi membeli pistol mainan yang gak penting. Sampai di rumah cuma di geletakan saja. Seperti biasanya. Di rumah terlalu banyak mainan yang kamu beli demi masa kecil kamu Don....padahal iba."

"Ya.....begitu saya Indro."

"Dari dulu sampai sekarang kamu tetap pemikiran kamu anak kecil. Baik dan lugu. Padahal tubuh kamu dewasa dan sudah pantes punya anak," kata Indro.

"Untuk berbuat kebaikan banyak cara kan. Demi menciptakan kebaikan di muka bumi," kata Dono.

"Iya...sama. Dengan kamu menulis di Blog kamu. Lebih banyak wanita di angkat dalam tulisan kamu dengan pujian yang paling benar dan baik sekaligus menggunakan namanya untuk bahan cerita kamu. Istilah kata kembar namanya. Padahal benaran kamu memujinya. Contohnya saat nonton Tv. Artis dangdut bernama Aulia terlihat cantik banget saat menyanyi di panggung dangdut. Itu sih benar-bener kejujuran dari tokoh yang angkat penulis yaitu Dono dan sebenarnya Dono ya... penulis juga," penjelasan Indro.

"Kebiasaan..mengungkap rahasia kebenaran. Sisi kebaikan dari penulis dengan tokoh Dono," tambahan Dono.

"Nama juga cerita. Pasti ada ending cerita yang paling jujur kan. Maka bisa menjadi realita kenyataan yang sebenarnya," kata Indro.

"Yo.i," saut Dono.

"Kalau begitu saya kerja lagi Don ke tempat Kasino yang baru bikin usaha baru kedai makan," kata Indro.

"Iya," jawab Dono.

Indro dengan ngebut ke kedai makan yang tidak jauh dari situ. Dono melanjutkan jalan pulangnya. Terlihat di mata Dono seorang biksu yang meminta sedekah pada pengikutnya di salah satu toko cina. Rasa ibanya muncul pada Dono dan mendekati biksu tersebut dan memberikan sodakoh berbentuk uang yang cukup di masukan ke dalam mangkok yang di bawanya.

"Semoga Budha membalasnya kebaikan anda," kata biksu.

"Sama-sama," jawab Dono.

Dono pun meninggalkan biksu tersebut begitu saja menuju pulang ke rumahnya. Sampai di rumah. Dono seperti biasa mulai mengetik lagi di depan komputer di kamarnya dengan mengeluarkan semua ide-idenya di tuangkan dalam tulisan sampai selesai.


Karya: No

KEMBAR

Pagi yang cerah dan tenang di kediaman Dono. Saat semua Kasino dan Indro pergi kerja. Dono duduk santai di ruang tamu sambil membaca buku yang cukup kuno yang berbahasa sangsekerta. Terjadilah fenomena pada tubuh Dono, lalu menghentikan baca buku tersebut dan di taruh di meja. Dono mulai bergerak untuk mengambil buku tulis di kamarnya. Ternyata bayangan Dono langsung menjelma menjadi dirinya dan duduk berdiam diri saja di ruang tamu.

Dono yang membawa buku tulis dan penanya kembali ke ruang tamu terkejut melihat sosok dirinya diam saja di tempat duduk.

"Siapa kamu yang mirip dengan saya?" tanya Dono.

Sang bayangan mulai berbicara dan menjawab "Saya adalah diri mu."

Dono mulai bingung sekai lalu berusaha tenang dan duduk bersama Dono yang lain.

"Kamu asalnya dari mana?" tanya Dono.

"Saya.....bayangan kamu yang tercipta karena kamu membaca mantra pada buku kuno yang diatas meja itu," kata Dono yang lain.

"Jadi karena buku kuno ini yang saya pinjem dari perpustakaan daerah. Ternyata adalah mantra dan tantra dari ajaran hindu kuno," kata Dono.

"Iya..benar," jawab Dono yang lain.

"Jadi kamu bagian dari diri saya dan sekarang saya berbicara dengan saudara saya sendiri," kata Dono.

"Iya,"  saut Dono yang lain.

"Kalau kau bener adalah bagian dari diri saya. Siapa orang yang paling saya cintai sekarang?" kata Dono.

"Wulan dan penggantinya adalah Rara," kata Dono yang lain.

"Bener juga. Dono yang lain tahu kebenaran saya yang asli. Kenapa bisa jadi begini? Padahal saya hanya penasaran dengan buku kuno yang isinya tulisan sangsekerta. Malah menjelma menjadi diri saya lain. Sama aja saya punya kembaran. Pantes  kata orang tua kalau jatuh cinta pada anak kembar tidak boleh mencintai ke dua-duanya harus satu. Karena tetap satu jiwa. Gimana ya?" kata Dono.

"Kamu selesaikan saja mantra yang kamu baca pada buku kuno dan saya akan menghilang dan kembali kepada dirimu," saran Dono yang lain.

"Sesimpel itu. Lama-lama di pikirkan kaya jurus ninja bayangan seribu. Tapi anehnya ini benar-benar kembar banget gak ada celah sedikit pun," kata Dono.

Dono pun mengikuti saran Dono yang lain dan mulai mengambil buku di meja lalu di baca dengan baik sampai selesai. Fenomena terjadi Dono yang lain mulai menghilang dan kembali menjadi bayangan Dono.

"Iya..bener  ia adalah bagian diri ku. Bayangan ternyata. Kaya cerita Peter Pan yang bisa bertengkar dengan bayangannya," kata Dono.

Dono menyimpan buku kuno dengan baik di kamarnya dan akan memulangkannya ke perpustakaan daerah. Dono mengambil leptopnya di kamar dan mulai mengetik di ruang tamu dengan santai dan tenang. Tiba-tiba pintu di ketok dan ada yang mengucap salam "Asalamualaikum."

"Waalaikum salam," kata Dono.

Dono pun membuka pintu dan terkejut sekali.

"Dono..."

"Iya..saya..Dono. Kenapa kan nama saya Dono. Nama boleh kembar tetapi wujudkan beda," kata Dono yang bertamu ke rumah Dono.

"Iya saya tahu. Ngombrol lebih enak di teras aja. Dan ada apa kamu kesini?" kata Dono.

"Saya mau menawarkan barang sama kakak. Apakah kakak berminat," kata Dono yang lain.

"Jadi kamu pekerjaannya sekarang adalah seles toh. Dan ingin menawarkan barang yang kamu jual. Tapi masalahnya saya tidak berminat untuk membeli barang kamu. Sekali lagi saya minta maaf," kata Dono.

"Gak apa-apa kakak. Saya permisi dulu ya," kata Dono yang lain.

"Iya..silakan," jawab Dono.

Dono yang lain melanjutkan aktivitasnya menjadi menjajakan jualannya dari satu rumah ke rumah yang lain. Dono masuk ke dalam rumah dan tak lupa menutup pintu.

"Kembar namanya tapi wujudnya beda. Aneh sih. Tapi kalau di pelajari dari kitab Al Quran pasti jawabannya Adam. Maksudnya sih? Ciptaan Tuhan semua makluk di muka bumi ini. Manusia itu kembar semua jaman dulunya sampai sekarang. Jadi benar saya Dono yang cukup dewasa dan anak tadi Dono yang masih muda dan mengejar mimpinya menjadi orang berhasil. Tetap sama-sama manusianya.......ya kembar juga akhirnya. Nama boleh sama tapi wujud manusia dan jiwa di berikan oleh Alloh SWT sama jadi kembar. Jawabannya adalah Rara pengganti Wulan, maka itu saya harus menjaga Rara dengan cinta yang sedikit berbeda agar tidak menyinggungnya. Sebenarnya Rara dan Wulan sama-sama wanita alias kembar jiwanya ciptaan Alloh SWT. Wulan masa lalu yang telah lama meninggalkan diri saya dan masa depan adalah jawabannya Rara pasangan hidup saya yang baru. Jadi Al Quran menjawabnya cinta yang sejati adalah cuma satu bagi anak adam mencari jawaban yang benar. Adam dan Hawa anak kembar ciptaan Tuhan. Jadi benar jodoh saya selanjutnya yang di ridoi Alloh SWT adalah Rara. Alloh SWT menyiapkan jodoh terbaik untuk saya adalah satu yaitu Rara. Takdir telah di tetapkan dari awal penciptaan dunia ini," Dono yang ngomong sendiri di dalam rumah.

Dono pun mulai melupakan semuanya dan asik duduk di ruang tamu sambil mengetik di leptopnya dengan penuh ke seriusan menuangkan semua ide-ide dalam pikirannya sampai selesai tulisannya. Azan dzuhur pun di kumandangkan. Dono segera melaksanakan kewajibannya sebagai  muslim yang baik dan pergi kemesjid untuk melaksanakan sholat dzuhur.


Karya: No

DASAR ANAK KECIL

Indro ingin masuk ke rumah Saskia. Tapi ternyata Saskia sedang berduan dengan seorang laki-laki di teras depan. Indro pun mengurungkan niatnya untuk bertamu ke rumah Saskia dan berjalan menuju pulang ke rumah. Saat berjalan di pinggir jalan Indro kecipratan air yang mengalir keluar dari selokan yang dihempaskan oleh motor yang sangat ngebut sekali.

"Woy," teriak Indro.

Indro pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keadaanya.

"Untung saja leptop saya tidak kena air comberan," celoteh Indro.

Indro pun ngebut jalan sampai di rumahnya.

"Asalamuaikum," salam Indro.

"Waalaikum salam," jawab Dono yang sedang duduk di ruang tamu sambil baca majalah.

Indro pun bergegas menaruh leptop di meja.

"Titip ya Don," kata Indro.

"Iya. Kamu jadi bau busuk gini kenapa?" tanya Dono.

"Biasa..lagi sial kecipratan air coberan. Saya mau mandi dan ganti pakaian dulu di belakang," penjelasan Indro.

"Ada-ada Indro," kata Dono.

Saat masuk rumah berpapasan dengan Kasino.

"Indro kenapa kamu jadi bau begini?" tanya Kasino.

"Maklum lagi..sial aja..kecipratan air comberan," penjelasan Indro.

"Oh..begitu," saut Kasino.

Indro pun kebelakang untuk mandi dan ganti pakaian. Sedangkan Kasino duduk bersama Dono di ruang tamu.

"Jenuh juga..hari ini," celoteh Kasino.

"Jenuh....Kasino. Kan tadi lagi nonton Tv?" saut Dono.

"Iya...tapi boring. Dari kemarin perkembangan beritanya gitu-gitu aja di Tv kaya sinetron. Bosen," kata Kasino.

"Kan bisa nonton acara yang lain. Cara suasana. Seperti nyelawak atau nyanyi-nyanyian gitu," saran Dono.

"Boring banget. Saya ingin nonton acara wayang kulit live  di lapangan," kata Kasino.

"Masih ada..acara wayang kulit zaman now," kata Dono.

"Ada..tempat teman saya. Yang ngadain hajatan dan nanggap wayang kulit," kata Kasino.

"Eeee..dasar nyeleneh," kata Dono.

"Yo.i.... Asalamualaikum," kata Kasino sambil bergerak keluar rumah.

"Waalaikum salam," jawab Dono.

Kasino pergi untuk menonton wayang kulit dengan menggunakan motor. Dono pun menutup majalahnya yang di bacanya dan di taruh di meja. Tak lupa pintu di tutup dan membawa leptop Indro di taruh di meja dekat Tv di ruang tengah. Dono mulai menonton Tv dengan acara yang menarik untuk menghilangkan rasa bosennya baca dan baca lagi. 

Dono pun senang sekali nonton Tv acara musik. Indro pun yang baru selesai membereskan dirinya duduk bersama Dono nonton Tv.

"Don..ganti acaranya," kata Indro.

"Lagi seru nie..acaranya," kata Dono.

"Lebih seru..nonton film Don." 

"Musik..Indro." 

"Film..Don...." 

"Musik...Indro...." 

"Film...Don. Mana remotnya," kata Indro yang mulai serius.

"Ini remotnya. Tapi saya tidak kasih. Musik," kata Dono yang terus ngeyel.

"Gak mau..ngalah," kata Indro yang manyun.

"Saya mau nonton Aulia yang cantik di acara musik dangdut," kata Dono yang jojong aja.

"Ya..ya..kamu yang menang. Dasar anak kecil," kata Indro.

"Sip....saya yang menang. Indro nonton acara musik dangdut yang ada Aulia yang cantik jelita hari ini," kata Dono yang happy.

"Sekarep mu..Don."

Indro pun mengalah demi Dono dan akhirnya nonton acara musik dengan santai di dalam rumah.


Karya: No

SEPERTI BIASANYA

Kasino lagi asik menonton Tv di ruang tamu sambil minum kopi. Sedangkan Indro sibuk mengetik di ruang tamu dengan penuh keseriusan. Dono pun masuk baru pulang dari tempat Rara dan masuk rumah dengan mengucap salam "Asalamualaikum."

"Waalaikum salam," jawab Indro.

Dono langsung duduk di samping Indro dan menaruh buku di meja..

"Serius...banget..Indro?" kata Dono.

"Yo.i," kata Dono.

Indro pun selesai mengetik dan kaget melihat buku yang tebal di meja.

"Don..kamu tadi dari mana..sampai bawa oleh-oleh buku tentang kedokteran?" tanya Indro.

"Saya..dari rumah Rara. Cuma ngobrol aja. Sekalian minjem buku tentang kedokteran. Punya sepupunya Rara yang tinggal bersama Rara yang benama Rina," penjelasan  Dono.

"Oh..begitu. Tapi buku kedokteran ini untuk apa? Kan kamu SD gak lulus," kata Indro.

"Ngeledek atau ngejek ini," kata Dono.

"Ngeledek....Don. Becanda. Tapi apa kamu mengerti tentang isi dari buku kedokteran tersebut?" kata Indro.

"Iya..saya mengerti isi  buku tersebut dan sempat membaca buku tersebut. Baru sebagian sih tentang penyakit jantung dan proses penanganannya," kata Dono.

"Oh..begitu," kata Indro.

"Ya..udah Don. Saya mau keluar dulu ada hal yang penting," kata Indro.

"Kemana?" tanya Dono.

"Biasa...Saskia," saut Indro.

Indro keluar dari rumah dan membawa leptopnya.

"Indro..tunggu," panggilan Dono.

"Apa?" saut Indro dan mebalikkan tubuhnya.

"Kenapa kamu bawa leptop. Kan cuma main ke rumah Saskia. Tumben?" kata Dono.

"Oh..saya ada urusan yang bener-bener penting. Saskia mau minta di ajarkan program komputer," kata Dono.

"Program apa program?" kata Dono ingin mengorek rahasia kerjaan Indro.

"Iya..deh. Saya mau pacaran. Sekalian minta maaf. Karena main di belakang Saskia dengan cewek bernama Aulia," kata Indro.

"Aulia yang mana lagi. Bukannya Nabila," kata Dono.

"Iya deh..Nabila," kata Indro.

"Dasar..ngeles kaya bajai," kata Dono.

"Cuma becanda..Don."

"Iya...nyeleneh..kamu..Indro."

"Ya..Asalamualaikum," salam Indro.

"Waalaikum salam," jawab Dono.

Indro bergerak menuju rumahnya Saskia. Dono pun pindah duduknya ke ruang tengah dan ikutan nonton Tv bersama Kasino.

"Kasino serius amat...nontonnya," kata Dono.

"Biasa aja. Orang nonton Stan Up Komedi," kata Kasino.

"Saya...tahu....kan saya nonton juga," kata Dono.

"Dasar nyeleneh," kata Kasino.

"Bukan nyeleneh. Tapi ngacok.....Kasino." 

"Salah kamu Don. Tapi ngelawak." 

"Ngelawak.......OVJ kali...Kasino."

"Yang bener itu live musik...Don." 

"Tambah kacau. Yang bener adalah nonton kartun Upin Ipin..ya..kan Kasino."

"Dari pada panjang ceritanya. Sekarepmu....Don." 

"Yes..saya.yang menang," kata Dono

"Dasar..anak-anak mau menang sendiri," kata Kasino.

"Yo.i," kata Dono.

Dono beranjak dari duduk bersama Kasino menuju meja makan untuk makan malem karena sudah laper. Sedangkan Kasino dengan santai nonto Tv dengan santai sambil minum kopi.


Karya: No

Saturday, February 9, 2019

AKHIRNYA SAYA MENGERTI

Suasana hari sangat baik sekali. Indro sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku tentang musik dengan penuh asiknya. Dono yang dari tadi di dapur berusaha membuat mie ayam dan akhirnya berhasil juga di buat segera mencobanya.

"Enak," celoteh Dono.

Dono pun mulai menyajikan 2 mangkok mie ayam dan di bawa ke ruang tamu.

"Indro makan mie ayam buatan saya," kata Dono.

Dono  menaruh 2 mangkok mie ayam di meja.

"Jadi juga masakan kamu Don," saut Indro langsung menutup buku tentang musik.

Indro mengambil  1 mangkok meja dan segera mencoba masakan Dono. Begitu juga Dono.

"Enak..Dono. Jadi kamu jualan mie ayam," kata Indro.

"Siapa yang mau jualan?" tanya Dono.

"Kamu..Don. Kan sudah pinter masak buat mie ayam yang enak ini," kata Indro.

"Cuma...hoby aja...sama kaya kamu Indro....hoby masak juga," penjelasan Dono.

"Oooo...saya..kirain," kata Indro.

Dono dan Indro menikmati makan mie ayam dengan asik banget.

"Indro tumben..kamu.....baca buku musik. Ada gerangan apa?" tanya Dono.

"Ah..cuma meningkatkan wawasan aja tentang musik. Agar saya jauh lebih mengerti tentang musik. Itu saja," penjelasan Indro.

"Ohhhh," saut Dono.

"Don...kira-kira..sudah berapa lama kamu di tinggal Wulan menghadap illahi?" tanya Indro.

Dono sontak terkejut sekali dengan omongan Indro. 

"Kira-kira...1 tahun lebih. Tapi tumben kamu nanyain Wulan ada apa..Indro?"

"Cuma kangen sebagai sahabat. Padahal saya lebih tahu kamu Don yang merasakan jauh lebih kehilangan Wulan orang paling kau cinta dan kau sayangi melebihi dirimu sendiri," kata Indro.

"Ia benar. Tapi memang jalan ini yang terbaik. Wulan lebih tenang di alam yang lain. Dan saya masih teringat kata terakhirnya Wulan saat saya bersamanya menungguin dia di rumah sakit yaitu Mas Dono jangan bersedih demi Wulan lagi. Ikhlaskan kepergian Wulan untuk selamanya." cerita Dono.

"Pupus juga cinta dan harapan ya..Don."

"Iya. Tapi akhirnya saya mengerti bahwa saya menjadi pria yang menjaga Wulan dari sehat sampai akhirnya hidupnya dia menutup mata dan tidak melangkah lagi di dunia ini. Saya benar-benar Ikhlas dan memahami bahwa ajal ketentuan dari Alloh SWT," kata Dono.

"Bener-bener kamu pria yang tegar. Pantes kamu pernah nulis di Blog...Don. Bahwa sekali pun jalan wanita itu salah menjadi pelacur kamu.....memaafkannya dan ingin menolongnya agar terbebas dari lumpur kehidupan,"  tambahan dari Indro.

"Semua karena Wulan dan akhirnya cinta yang sebenarnya saya jauh lebih mengerti dari siapa pun..Indro!?"

"Saya..tahu kamu Don. Beda dengan orang-orang di luar sana yang membesarkan masalah demi uang. Sampai penistaan agama berkembang informasinya di masyarakat pada hal lebih baik di maafkan. Tokoh ini awalnya diam karena ada dekingan dari pihak yang lebih tinggi jabataannya maka berani berkoar apa pun!?. Dan akhirnya hancur karena mulutnya sendiri. Setelah saya pelajari malah intrik di dalam politiknya," 

"Kalau itu sih saya sudah tahu. Nama juga manusia tidak luput dari dosa di dunia ini. Lebih baik lupakan dan jalan hidup dengan lembaran baru," kata Dono.

"Ya..bener..kamu Don," kata Indro.

Kasino pun pulang dari kerjaanya dan langsung masuk rumah tak lupa mengucap salam.

"Asalamualikum," kata Kasino.

"Waalaikum salam," jawab Dono dan Indro bersamaan.

"Wiiiiii. Asik banget makan mie. Bagi dong," kata Kasino.

"Ambil di belakang di meja makan saya tutup pake tudung saji. Itu mie ayam untuk kamu," kata Dono.

"Ok...Don," saut Kasino yang senang.

Kasino langsung mengambil mangkok di meja makan dan segera memakan mie ayam.

"Emmmm...enak..Don. Beli di mana?" teriak Kasino.

"Buat sendiri," saut Dono dengan suara keras.

"Oh..begitu. Kalau begitu kapan-kapan saya bisa masukin rep baru untuk kedai saya untuk menarik pelanggan yang banyak? Ok Don rencana saya,"

"Insyaalloh...Kasino," kata Dono dengan suara keras lagi.

"Sip," celoteh Kasino.

Kasino melanjutkan makan mie ayam yang enak buatan Dono. Sedangkan Dono pun selesai memakan mie ayam dan segera di bawa di kebelakang untuk di cuci. Indro pun baru selesai makan mie ayamnya dan ikutan membawa mangkoknya ke belakang untuk di cuci. Setelah itu Indro kembali membaca buku tentang musik di ruang tamu. Sedangkan Dono keluar rumah untuk bertemu dengan Rara karena sudah janjian untuk berbincang-bincang.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK