Setelah mengingat masa-masa disaat Wenda berbohong, ummi menjadi sangat bimbang. Ia merasa, terlalu memanjakan putri semata wayangnya itu. Ini bukanlah masalah sekolah atau rumah. Tapi, Wenda berbohong, masalah keagamaan. Dia selalu menampakan diri dengan membasahi wajah dan lainnya seolah-olah sudah solat.
“Sudah solat Wen?” tanya Ummi beberapa hari yang lalu.
“Sudah donk.. Wenda main dulu ya.”
Tapi, rasa kecurigaan menghiasi hati ummi.
Diam-diam.. dibuntutinya Wenda ke toilet dan kamarnya. Setelah tahu Wenda berbohong, sudah tak terbendung kesedihan ummi yang bernama Salamah.
Saat sedang makan es buah di halaman dengan nikmatnya, Wenda tampak bermalas-malasan.
Baru bangun tidur. Tidak solat lagi.
Setelah es buah itu habis, Wenda menaruh gelas di dapur dan beranjak mandi lalu berangkat ke sekolah.
“Sudah solat subuh?” tanya Ummi.
“Sudah ummi.. ummi nanya melulu. Wenda males terus jawab. Padahal Wenda sudah solat” jawab Wenda sebal.
“Ummi cuma nanya.. kok marah, atau jangan-jangan, Wenda belum solat.”
“Uhhhh…”
Ummi tertawa kecil. “HIHIHI..”
—
“Abi.. ummi mana?” tanya Wenda.
“Pergi sama tante Tias dan anaknya Sabrina.. ummi mau kasih dia hadiah karena rajin solat.” jawab abi.
“Ummi beliin juga untuk Wenda?”
“Kata ummi sih nggak.”
“Huh..”
Setelah itu, Wenda menangis di kamarnya setelah membanting pintu keras-keras.
“Ummi jahat.. anak orang dikasih hadiah, kok aku nggak.. hua.. hua.. hua..” Wenda mengamuk. “Ummi sih kepo.. pake nanya aku belum solat.. aku gak pernah solat.”
Tiba-tiba ummi berkata. “Ummi gak kemana-mana kok.. ummi cuma menguji Wenda.. ternyata Wenda sering bohong sama ummi. Wenda yang jahat. Bohong… Nanti tuhan murka.”
“Wenda minta maaf mi.. mulai sekarang gak akan bohong.. akan rajin solat dan mengaji.” setelah berkata itu. Mereka berpelukan.
Tamat.
Cerpen Karangan: Adelia Putri Marzuki
No comments:
Post a Comment