Sore hari di warung kopi di pinggir jalan dengan keadaan cuaca yang cerah dan sedikit lembab. Dono lagi asik ngopi di temenin gorengan. Lalu datenglah Kasino langsung duduk di sebelah Dono sambil mengambil gorengan di piring.
"Enak..gorengan Wulan," kata Kasino.
"Terima kasih...Mas Kasino..atas pujiannya," saut Wulan dengan lembut.
"Ngomong-ngomong...kok..sendirian Dono mana Indro?" tanya Kasino.
"Berdua...kok..........," jawab Dono.
"Mana...Indronya........?" tanya lagi Kasino.
"Indro....di benkel...Mang Toyip.........benerin motor bututnya yang rusak. Dari tadi saya berdua dengan Wulan," kata Dono.
"Ehhhh....saya gak nanya urusan mu dengan Wulan....... Dasar nyeleneh," kata Kasino.
"Biarin... Wulannya saja gak senewen.....," kata Dono.
"Mas Kasino...jangan terlalu serius...cepet tua," kata Kasino.
"Wulan ngeledek.......tua....ya...... Tapi sebenarnya ya..memang tua..," saut Kasino.
"Di bilangin......tua...naik kan...omongannya..............," kata Dono.
"Gak usah....di perpanjang lah. Omong-omong....bener situs kamu di ubah tulisannya. Alias di bajak.....oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab?" tanya Kasino.
"Ya..iya..lah..ngapain saya bohong.....gak penting kali," kata Dono.
"Kasinan...banget ya....Mas Dono...situsnya di bajak......... yang sabar..ya," kata Wulan memberi masukan.
"Terima..kasih..Wulan.....atas pengertiannya," saut Dono.
"Saya..sih..tahunya....situs kamu di bajak... dari Indro. Tapi untuk kejelasan informasi dari Pak Kyai Hartono menjelaskan beberapa perkembangan zaman tentang sabotase situs. Terkadang pemerintah udah bergerak untuk mencegah dari penyabotase tersebut," kata Kasino yang ribet.
"Kalau saya sih...gak terlalu penting.........itu mah...yang penting aspirasi saya tersalurkan saja," kata Dono.
"Oh begitu," kata Kasino.
"Mas Kasino...dari tadi makan gorengan gak minum...?" tanya Wulan.
"Astafirohulazim.......ya udah Wulan pesan kopi satu gelas," kata Kasino.
"Beres.......," jawab Wulan.
Dengan segera Wulan membuat kopi yang enak dan manis untuk Kasino. Dono pun ikutan tambah kopi satu gelas lagi. Dengan senang hati Wulan membuat kopi untuk Dono. Kopi yang enak di sajikan buat Dono dan Kasino.
"Saya coba..ya..Wulan," kata Kasino.
"Silakan," saut Wulan.
"Saya ikutan juga," kata Dono.
"Silakan..Mas Dono," kata Wulan yang lembut sekali.
Dono dan Kasino meminum kopi panas buatan Wulan.
"Enak...enak..enak," kata Kasino lalu menaruh kembali gelas kopi di meja.
"Sipppppp.....buatan Wulan...," kata Dono dan menaruh kembali gelas kopi di meja.
"Terima...kasih atas pujian Mas Dono dan Kasino," kata Wulan dengan merdu sekali.
"Ngomong........pemilu ini kamu milih siapa...Dono?" tanya Kasino.
"Gak..usah...di bilangin...saya golput (Golongan Putih)," jawab Dono.
"Maksudnya Dono............?" tanya Kasino.
"Maksudnya..saya tidak memilih...karena saya kecewa dengan penyalahgunaan peraturan yang sering dilakukan oleh aparatur pemerintahan," kata Dono.
"Oh...cuma..itu..sih... keputusan kamu. Ketidak percayaan dalam pemilu untuk memilih wakil rakyat....banyak..orang ragu-ragu dengan kepemimpinan mereka.... Hal wajar sih...tapi ruginya...kamu saja.... Di pihak penyelengara...sedikit..kecewa...karena mereka sudah payah tenaga, pikiran dan uang untuk pesta rakyat ini," kata Kasino yang ribet banget.
"Iya..Mas Dono....rugi...tidak nyoblos..........di pemilihan. Kan sudah ada undangannya dari RT...untuk memilih...sebagai daftar pemilih tetap," kata Wulan.
"Itu sih saya...tahu....Tapi namanya kecewa gak ada obatnya...butuh waktu lama untuk mengobatinya. Dan juga saya dapet apa...dari pemimpin...tidak bisa mengatasi anak buahnya yang melanggar peraturan?," kata Dono.
"Ya..ikhlasin..saja.....Dono...itukan masa lalu. Masa depan harus di ukir dengan penuh kebijakan," kata Kasino.
"Kebijakan........tetap saja hanya wacana..dari semua pemimpin........hasilnya pun tetap nol...jawabannya Kedudukan dan Uang," kata Dono.
"Itu..sih tidak bisa di pungkirin........dari ranah politik. Alias tidak bisa hilang," kata Kasino.
"Sudah Mas Dono..ikut saja ........penyoblosan....demi kebijakan di masa depan lebih baik dari hari ini," kata Wulan yang memberi masukan.
"Ya...sudah...saya nyoblos.........demi ........kemajuan negara...Walau saya tidak serek dengan pimpinan yang di pilih," kata Dono.
"Ingat...terapkan Ikhlas......saja.... , itu saja," kata nasehat Kasino.
"Ikhlas.....," saut Wulan.
"Iya...Ikhlas.....," kata Dono.
Dono dan Kasino segera menghabiskan kopi enak buatan Wulan. Lalu membayar semua makan dan minuman yang mereka makan. Sedangkan Wulan membereskan gelas kopi Dono dan Kasino langsung di cuci di dapur. Dono dan Kasino bergerak menuju Indro yang sedang membereskan motor bututnya di benkel Mang Toyib.
No comments:
Post a Comment