CAMPUR ADUK

Friday, September 26, 2025

EXPOSED

Malam yang gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus tentang tempat-tempat bersejarah di Jawa Barat, ya seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Seorang polisi NYPD, Detektif Galban, menyelidiki keadaan di balik kematian rekannya, Detektif Joey Cullen. Kasus misterius itu mengarah pada upaya polisi untuk menutupinya dan rahasia berbahaya yang melibatkan seorang wanita muda yang tidak terduga. Dua alur cerita paralel itu awalnya tampak tidak memiliki banyak kesamaan, tetapi seiring kejadian-kejadian yang terjadi secara bertahap di dua dunia perkotaan yang terpisah, wanita muda itu, Isabel De La Cruz, tampaknya terlibat dalam kematian detektif itu.

Detektif Cullen bejat dan korup. Rekan-rekannya khawatir bahwa penyelidikan atas kematiannya akan mengungkap fakta-fakta ini. Hasilnya akan mencakup berita buruk bagi departemen kepolisian dan hilangnya uang pensiunnya bagi keluarganya. Ketakutan tersebut didasarkan pada fakta bahwa salah satu tersangka utama dalam kasus tersebut adalah seorang mantan narapidana muda yang diduga telah di serang secara seksual dengan sapu yang diayunkan oleh Detektif Cullen. Para pengawas di kantor polisi lebih suka membiarkan pembunuh itu bebas daripada membuka Kotak Pandora yang penuh masalah bagi semua orang yang terlibat.

Sementara itu, di dunia pribadi Isabel, ia berteman dengan seorang gadis muda bernama Elisa. Isabel menduga bahwa Elisa disiksa di rumah oleh ayahnya. Ia juga percaya bahwa makhluk aneh yang mulai ia lihat di jalan adalah malaikat. Karena itu, ia berpikir bahwa kehamilannya yang "mustahil" itu adalah anugerah dari Tuhan, yang tidak ada seorang pun yang mau mempercayainya. Isabel kembali ke rumah orang tuanya untuk tinggal. Ketika Elisa mengatakan bahwa ayah Isabel telah menyakitinya, hal itu memicu ingatan tiba-tiba dalam benak Isabel tentang pelecehan yang dilakukan oleh ayahnya bertahun-tahun yang lalu. Semua kenangan Isabel yang terpendam tiba-tiba dilepaskan dalam bentuk longsoran gambar. Sebenarnya, ternyata "malaikat" Isabel adalah rekayasa pikirannya sendiri. Ia menciptakan mereka untuk menemani narasi fiksi yang akan menggantikan kenangan traumatis yang tak tertahankan tentang pemerkosaan oleh Detektif Cullen di peron kereta bawah tanah pada malam ketika "penglihatannya" dimulai. Dia semakin menekan ingatan tentang kejadian saat dia memergokinya lengah dan membunuhnya dalam keadaan marah.

Sebagai respons terhadap kenangan dan tangisan Elisa, Isabel membunuh ayahnya untuk melindungi Elisa. Detektif Galban kemudian dikirim ke tempat pembunuhan. Ketika Galban melihat foto lama keluarga Isabel, terungkaplah bahwa Elisa juga merupakan rekayasa pikiran Isabel. Gadis khayalan itu sebenarnya adalah Isabel saat masih kecil. Pada akhirnya, Elisa menghilang saat Isabel berada di gereja, berdoa memohon kekuatan untuk menerima semua yang telah terjadi.

***

Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Ya Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Memang di meja, ya Eko melihat dengan baik sih...ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasanya berisi air panas, yaaa piring yang ada singkong goreng, yaaa dan kliping di atasnya ada mainan mobil polisi yang terbuat dari kardus gitu. 

"Budi buat mainan mobil polisi lagi?" kata Eko sambil menunjuk mainan mobil polisi yang terbuat dari kardus. 

Budi melihat dengan baik yang di tunjuk Eko, ya Budi berkata "Iya aku buat lagi mainan mobil polisi dari kardus!"

Eko mengambil mainan mobil polisi yang terbuat dari kardus gitu. 

"Mainan mobil polisi bisa berubah jadi robot...Eko!" kata Budi. 

"Jadi mainan mobil polisi yang aku pegang ini bisa berubah jadi robot toh!" kata Eko. 

Eko mengubah mainan mobil polisi jadi robot gitu. 

"Keren mainan mobil polisi bisa berubah jadi robot kaya....cerita film Transformers," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Keren sih...mainan mobil polisi yang bisa berubah jadi robot!" kata Eko. 

"Terima kasih pujiannya...Eko!" kata Budi. 

"Nilai kratifitas Budi buat mainan mobil polisi bisa berubah jadi robot," kata Eko. 

"Nilai kreatifitasnya aku!" kata Budi. 

Mainan mobil polisi yang bisa berubah jadi robot di taruh di meja gitu. 

"Budi menyukai sesuatu, ya pasti di buat dengan baik," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko mengambil kliping dengan baik. 

"Budi buat kliping," kata Eko. 

"Aku buat kliping untuk belajar saja!" kata Budi. 

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko membuka kliping dengan baik gitu, ya Eko melihat dan membaca dengan baik artikel-artikel koran gitu. 

"Kliping yang di buat Budi...isinya tentang artikel-artikel koran cerita kriminalitas yang terjadi di Jawa Barat," kata Eko. 

"Hukum...Eko...," kata Budi. 

"Memang berkaitan dengan hukum sih, ya artikel-artikel koran tentang cerita kriminalitas gitu. Bagi manusia yang melanggar peraturan...harus di hukum dengan baik," kata Eko. 

"Memang harus di hukum sih..bagi manusia yang melanggar peraturan," kata Budi. 

"Hukum di tegakkan dengan baik," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko menutup kliping dan kliping di taruh di meja gitu. 

"Manusia yang pinter, ya bisa menyalahgunakan hukum demi kepentingan ini dan itu," kata Eko. 

"Hidup ini antara baik dan buruk perilaku manusia," kata Budi. 

"Hidup tetap berhati dalam menjalankan hidup ini!" kata Eko. 

"Omongan Eko benar sekali!" kata Budi. 

"Manusia yang menyalahgunakan hukum...harus di tangkap dan di hukum dengan atas kesalahannya!" kata Eko. 

"Omongan Eko benar sekali!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main kartu remi saja Budi!" kata Eko.

"Okey main kartu remi!" kata Budi.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan kartu remi di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.

"Hidup ini tetap sama kan Budi?" kata Eko.

"Ya hidup ini tetap sama sih Eko!" kata Budi.

"Acara Tv yang ini dan itu...tetap bagus!" kata Eko.

"Memang sih Eko...acara Tv...yang ini dan itu....bagus!" kata Budi.

"Menghibur...penonton di rumah!" kata Eko.

"Ya memang menghibur...penonton di rumah!!!" kata Budi.

"Acara Tv...berkaitan ekonomi," kata Eko.

"Ekonomi. Demi hidup ini...tetap sih roda ekonomi di gerakan dengan baik," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi dan Eko tetap asik main kartu remi gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

REQUIEM FOR A DREAM

"Bintang berkelap kelip di langit yang gelap," kata Budi. Memang Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi d...

CAMPUR ADUK