Malam hari, ya bintang berkelap-kelip di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu, yaaa sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dengan tinggi 5'6", Anusha Chawla kelahiran Chandigarh, mengucapkan selamat tinggal kepada pacarnya, Robin Fernandes, dan pindah ke Mumbai, untuk berakting dalam film. Beberapa minggu kemudian, dia berhasil bertemu dengan seorang pembuat film, Sam, yang meyakinkannya akan peran utama dengan syarat dia harus berhubungan intim dengannya, tetapi dia pergi begitu saja. Dia semakin kecewa ketika film yang dibintanginya bersama Richa ditunda.
Meski kecewa, dia tetap mengikuti audisi - didorong oleh teman-teman barunya, Anju dan Prashant - sementara Robin mendesaknya untuk pulang. Dia kemudian bertemu dengan Ashish Bhatnagar, yang memasukkannya ke dalam daftar pendek, akhirnya mendapat persetujuan, dan mengontraknya untuk peran utama. Keduanya merayakan di sebuah pub, mabuk-mabukan, dan berakhir di tempat tidur di flatnya di Malad. Keesokan harinya, Robin yang gembira, senang dengan keberhasilannya, datang ke kediamannya untuk memberi selamat dan mengejutkannya, marah pada Ashish dan membunuhnya.
Dia kemudian memotong tubuh Ashish menjadi potongan-potongan kecil dan Keduanya meminjam mobil Prashant, pergi ke tempat terpencil di Dahisar, dan membakarnya. Sebelum kembali ke rumah, Robin memberi tahu Anusha untuk tidak memberi tahu siapa pun bahwa dia berada di Mumbai. Beberapa hari kemudian, Prashant, Anju, dan Anusha mendatangi Kantor Polisi Malad dan memberi tahu Inspektur Mane bahwa Ashish hilang.
Setelah memperoleh pernyataan dari ketiganya, polisi memulai penyelidikan untuk mencoba menemukan Ashish. Akhirnya, Mane mencurigai Anusha, memanggilnya, menginterogasi, dan menyiksanya. Anusha mengaku, dan ditangkap. Robin juga kemudian ditangkap, dibawa ke Mumbai, dan keduanya dihadirkan di Pengadilan.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Nyanyi ah. Menghibur diri. Main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik gitu dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Mangan tempe rasane
koyo mangan lawuh sate Senajan sak anane Sing penting karo kowe Ngombe kembang tahu rasane koyo ngombe susu Rausah mecucu tresno ku ro kowe ra bakal tak madu Bungah tenan rasane wong kang lagi gandrung tak perjuangke tekan janur melengkung kowe siji siji ne aku bangga karo kowe gelem nompo opo anane Tresno ku ra bakal mletre Kowe ojo sumelang tresna ku ra bakal ilang Ibarat koyo kuto ku jogja Kowe cen istimewa"***
Budi selesai bernyanyi, ya main gitar berhenti juga dan gitar di taruh di samping kursi.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Berita-berita di koran, ya cerita menarik untuk di baca dari urusan pemerintahan di dalam negeri, pemerintahan luar negeri, olahraga, ya sampai urusan cerita artis yang ini dan itu. Membaca koran, ya menambah wawasan ini dan itu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Karena Eko sudah datang, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Memang Eko melihat dengan baik di meja ada bendera Merah Putih ukuran kecil yang tertancap di kotak kardus kecil gitu.
"Bendera," kata Eko.
Memang Eko memegang bendera Merah Putih ukurannya kecil dan bendera di tancapkan dengan baik di kotak kardus kecil gitu.
"Ngomong-ngomong Eko...bendera Merah Putih yang tertancap di kotak kardus kecil.... benderanya...beli, ya Eko?" kata Budi.
"Aku tidak membeli bendera Merah Putih. Aku di kasih...bendera Merah Putih sama anak kecil di jalan!" kata Eko.
"Bendera Merah Putih di kasih sama anak kecil yang di temui Eko di jalan toh," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Anak kecil yang baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau berdasarkan berita Tv sih, ya bendera Merah Putih di kasih sama polisi tujuannya nasionalisme sih!" kata Budi.
"Berita Tv tentang polisi memberikan bendera Merah Putih, ya memang nilai nasionalisme," kata Eko.
"Nilai edukasi juga ada," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gorengan," kata Eko.
Eko mengambil gorengan di piring, ya di makan dengan baik gorengan gitu.
"Enak gorengan yang aku makan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Aku seret. Butuh air," kata Eko.
"Air minumnya ada di bawah meja di dalam kardus," kata Budi.
"Aku ambil sendiri aqua gelas!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus. Aqua gelas, ya di minum dengan baik sama Eko.
"Budi masih belajar dengan tujuan kerja di pemerintahan, ya tidak selamanya jadi buruh?" kata Eko.
Eko selesai minum, ya menaruh gelas aqua di meja gitu.
"Masih sih belajar," kata Budi.
Eko saat mengambil aqua, ya melihat sesuatu berbentuk seperti buku sih..di atas papan catur, ya jadi Eko mengambil sesuatu tersebut dan di baca dengan baik.
"Yang Eko baca itu. Hasil penelitian aku," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko membaca dengan baik penelitian Budi gitu. Ya Budi menunggu Eko selesai baca, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Cukup lama Eko baca dan akhirnya selesai, ya sesuatu berbentuk seperti buku...di taruh di meja.
"Bener-bener penelitian Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Pengumpulan data ini dan itu, ya teknik ilmu tingkat Universitas," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hasilnya bagus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu...main catur saja Budi!" kata Eko.
"Oke. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil koran dan sesuatu seperti buku...di meja, ya koran dan sesuatu seperti buku...di taruh di bawah meja dan mengambil papan catur, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Udin dan Jordan berteman baik, ya keduanya tinggal dengan baik di Sofifi, ya Maluku Utara gitu. Memang agama yang di yakini Udin dan Jordan... adalah Hindu gitu. Udin dan Jordan kerja dengan baik di bengkel mobil, ya pemilik bengkel mobil adalah Fattah gitu. Agama Fattah...Kristen Katolik gitu. Kisah cinta Fattah, ya kandas sih karena Victoria meninggalkan Fattah gitu. Berdasarkan informasi yang di dapatkan Fattah gitu, ya bahwa Victoria telah menikah dengan Noel gitu. Sekarang ini Noel dan Victoria tinggal dengan baik di Singapura gitu. Ya Fattah berusaha dengan baik sih...melupakan Victoria gitu demi kebaikan Fattah gitu. Udin dan Jordan, yaaa tetap kerja dengan baik di bengkel mobil Fattah gitu. Ya kebiasaan Udin sih membeli koran gitu, ya koran memang di baca dengan baik sama Udin gitu. Berita di koran, ya ceritanya bagus-bagus sih, ya cerita yang paling bagus menurut Udin sih...cerita tentang perceraian artis Andre dengan istri gitu. Setelah Udin baca koran, ya Jordan membaca koran yang di beli Udin gitu. Berita di koran yang menarik di baca Jordan adalah sepak bola gitu.
Kebiasaan Udin dan Jordan kalau istirahat kerja gitu, ya keduanya ke warung kopinya Diah gitu. Memang kopi dan gorengan buatan Diah enak gitu. Di warung kopi, ya biasa sih...Udin dan Jordan ngobrol dengan asik tentang lingkungan sosial masyarakat di Sofifi, ya Maluku Utara berdasarkan berita di koran gitu, ya berita tentang sepak bola di obrolin dengan baiklah sama Udin dan Jordan karena memang keduanya pecinta sepak bola gitu. Kisah cinta Udin sih di tolak cewek ini dan itu, ya jadi Udin bingung gitu. Sedangkan Jordan jadian dengan baik dengan cewek cantik yang bernama Jolina gitu. Ya Jolina kerjaannya menjalankan usaha toko kelontong gitu. Hubungan kisah cinta Jordan dan Jolina di jalan dengan baik gitu. Fattah bertemu teman masa SMA yang bernama Aqeela gitu. Ya Aqeela kerja dengan baik di bank dan agama Aqeela adalah Kristen Katolik gitu. Hubungan pertemanan tetap terjalin dengan baik sih Fattah dan Aqeela gitu. Sebenarnya status Aqeela janda gitu, ya masih perawan sih karena suaminya Aqeela yang bernama Harry matinya serangan jantung pada malam pertama gitu. Ada omongan orang-orang sih...tentang Harry meninggalnya bukan serangan jantung, ya meninggalkan Harry karena kena santet gitu. Ada omongan orang-orang sih...Harry meninggal karena menikahi Aqeela, ya bisa di bilang Aqeela...cewek pembawa sial karena kelahiran Aqeela lahir di hari yang buruk...pada malam bulan purnama berwarna merah gitu. Aqeela tidak peduli omongan orang-orang tentang dirinya yang ini dan itu sih. Fattah suka dengan Aqeela, ya Fattah ingin jadian sama Aqeela gitu. Udin yang masih jomblo, ya Udin iri dengan kebahagiaan Jordan dan Jolina gitu. Memang sih..Jordan dan Jolina ada rencana menikah gitu. Suatu hari, ya Udin bertemu kakek di Jalan gitu. Kakek itu menjual gelang gitu, ya kakek itu menjelaskan gelang yang di jualnya akan membawa keberuntungan...pada orang memakainya gitu. Udin ingin beruntung mendapatkan jodoh gitu, ya jadi Udin membeli gelang tersebut pada kakek. Ya kakek senang gelang yang di jualnya laku gitu. Udin memakai gelang dengan baik di tangan kanan gitu. Setelah di pakai gelang, ya Udin tidak merasakan mendapatkan keberuntungan apa pun?. Ya Udin tetap saja memakai gelang gitu. Fattah yang berusaha untuk jadian sama Aqeela, ya usaha Fattah berhasil jadian sama Aqeela. Kisah cinta di jalankan dengan baik sih...Fattah dan Aqeela gitu. Jordan dan Jolina menikah dengan baik, ya karena keduanya agama Hindu...menikah sesuai dengan ajaran Hindu gitu. Udin dan Fattah senang dengan pernikahan Jordan dan Jolina yang bahagia gitu. Rumah tangga di jalankan dengan baik Jordan dan Jolina gitu. Fattah dan Aqeela merencanakan menikah gitu. Udin tetap masih jomblo, ya Udin tetap iri dengan kisah cinta Jordan dan Jolina bahagia gitu. Diah memang tetap menjalankan warung kopi dengan baik, ya Diah masih jomblo gitu. Hubungan pertemanan Udin dan Diah baik sih. Udin mencoba untuk jadian sama Diah gitu. Usaha Udin berhasil sih jadian sama Diah gitu. Keberhasilan Udin jadian sama Diah di buat kemungkinan sama Udin sih karena gelang keberuntungan yang di pakai Udin gitu. Hubungan kisah cinta di jalankan dengan baik Udin dan Diah gitu. Jordan senang saja sih...Udin menjalin kisah cinta dengan baik sama Diah gitu. Fattah menikah dengan baik sih...sama Aqeela, ya karena keduanya menyakini ajaran Kristen Katolik jadi keduanya menikah sesuai ajaran Katolik gitu. Jordan dan Udin senang sih pernikahan Fattah dan Aqeela yang bahagia gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah persahabatan tokoh Udin dan tokoh Jordan, ya dan juga kisah cinta," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan catur gitu.
No comments:
Post a Comment