CAMPUR ADUK

Saturday, August 23, 2025

MUNICH

Malam hari, ya bulan bersinar dengan baik. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus...FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti biasa sih Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng.

Isi cerita yang di baca Budi :

Pada Olimpiade Musim Panas 1972 di Munich, kelompok militan Palestina Black September melakukan serangan teroris yang mengakibatkan tewasnya 11 anggota tim Olimpiade Israel. Avner Kaufman, seorang agen Mossad keturunan Jerman-Yahudi, dipilih untuk memimpin misi pembunuhan terhadap 11 warga Palestina yang diduga terlibat dalam pembantaian tersebut. Atas arahan pengurusnya Ephraim, untuk memberikan penyangkalan yang masuk akal kepada pemerintah Israel, Kaufman mengundurkan diri dari Mossad dan beroperasi tanpa hubungan resmi dengan Israel. Timnya mencakup empat relawan Yahudi dari seluruh dunia: pengemudi Afrika Selatan Steve, pembuat mainan dan ahli bahan peledak Belgia Robert, mantan tentara Israel dan "pembersih" Carl, dan pedagang barang antik Jerman dan pemalsu dokumen Hans dari Frankfurt. Mereka diberi informasi oleh seorang informan Prancis, Louis, yang sejarah keluarganya terkait dengan Perlawanan Prancis.

Di Roma, tim menembak dan membunuh Wael Zwaiter, yang hidup sebagai penyair. Di Paris, mereka meledakkan bom di rumah Mahmoud Hamshari. Di Siprus, mereka mengebom kamar hotel Hussein Abd Al Chir. Bersama pasukan komando IDF, mereka mengejar tiga militan Palestina - Muhammad Youssef al-Najjar, Kamal Adwan, dan Kamal Nasser - ke Beirut, menembus kompleks Palestina yang dijaga ketat, dan membunuh ketiganya.

Di antara serangan-serangan itu, para pembunuh itu berdebat satu sama lain tentang moralitas dan logistik misi mereka, mengekspresikan rasa takut tentang kurangnya pengalaman mereka masing-masing, serta ambivalensi mereka yang tampak tentang secara tidak sengaja membunuh orang-orang tak bersalah yang lewat. Avner melakukan kunjungan singkat ke istrinya, yang telah melahirkan bayi pertama mereka. Di Athena, ketika mereka melacak Zaiad Muchasi, tim tersebut mengetahui bahwa Louis mengatur agar mereka berbagi rumah aman dengan anggota PLO saingan mereka dan agen-agen Mossad melarikan diri dari masalah dengan berpura-pura menjadi anggota kelompok militan asing seperti ETA, IRA, ANC, dan Red Army Faction. Avner melakukan percakapan yang menyentuh hati dengan anggota PLO Ali tentang tanah air mereka dan siapa yang pantas untuk memerintah tanah-tanah itu. Ali kemudian ditembak oleh Carl sementara tim tersebut melarikan diri dari serangan di Muchasi.

Tim tersebut bergerak ke Kondisi London untuk melacak Ali Hassan Salameh, yang mengatur pembantaian Munich, tetapi percobaan pembunuhan itu diganggu oleh beberapa orang Amerika yang mabuk. Tersirat bahwa mereka adalah agen CIA , yang menurut Louis, melindungi dan mendanai Salameh sebagai imbalan atas janjinya untuk tidak menyerang diplomat Amerika Serikat. Sementara itu, ada upaya untuk membunuh para pembunuh itu sendiri. Carl dibunuh oleh pembunuh bayaran Belanda yang independen. Sebagai balas dendam, tim tersebut melacaknya dan mengeksekusinya di sebuah rumah perahu di Hoorn, Belanda. Hans ditemukan ditikam sampai mati di bangku taman, dan Robert terbunuh oleh ledakan di bengkelnya. Avner dan Steve akhirnya menemukan Salameh di Spanyol, tetapi sekali lagi percobaan pembunuhan mereka digagalkan, kali ini oleh pengawal bersenjata Salameh. Avner dan Steve tidak setuju apakah Louis telah menjual informasi tentang tim tersebut kepada PLO.

Avner yang kecewa terbang ke Israel, di mana dia tidak senang dipuji sebagai pahlawan oleh dua tentara muda, dan kemudian ke rumah barunya di Brooklyn, di mana dia menderita stres pasca-trauma, paranoia dan memiliki kilas balik dari pembantaian Munich. Kekhawatiran terus tumbuh ketika dia berbicara dengan ayah Louis melalui telepon dan terungkap bahwa dia tahu nama aslinya dan berjanji tidak akan ada kekerasan yang datang kepadanya dari keluarganya. Dia diusir dari konsulat Israel setelah menyerbu masuk untuk menuntut agar Mossad meninggalkan istri dan anaknya sendirian. Ephraim datang untuk meminta Avner kembali ke Israel dan Mossad, tetapi Avner menolak. Avner kemudian meminta Ephraim untuk datang makan malam bersama keluarganya, untuk memecahkan roti sebagai alegori untuk berdamai, tetapi Ephraim menolak, mungkin sebagai tanda bahwa tidak ada pihak yang akan berdamai.

Kartu judul tersebut menunjukkan bahwa 9 dari 11 warga Palestina yang menjadi sasaran telah terbunuh, termasuk Salameh, yang akhirnya terbunuh pada tahun 1979.

***
Budi selesai membaca cerpen, ya baca cerpen lain dengan judul NADYA, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng.

Isi cerita yang di baca Budi :

Nadya (40) adalah seorang janda dengan 3 anak, yaitu Kayla (13), Arya (7) dan Chika (5). Meski berpisah dengan Tommy (42), tetapi hubungan keduanya masih baik demi anak-anak mereka. Tapi Tommy sudah menjalin hubungan baru dengan Farah (27), seorang perancang busana.

Chika si bungsu, memiliki rumah boneka beserta koleksi boneka yang terdiri dari ayah-ibu dan 3 anak. Chika selalu bicara sendiri, seolah menceritakan tentang keluarga boneka itu. Ia melakonkan peran ayah dan ibu yang ideal, lalu anak-anak yang manis, karena memang itu yang ia idamkan selama ini. Nadya sering sedih melihat hal itu.

Ketika ultah Chika tiba, Tommy sengaja membawa Farah ke rumah dan mengenalkannya pada anak-anaknya. Tapi tampak nyata bahwa ketiga anaknya tak menyukai Farah, bahkan sengaja membuat masalah agar Farah gak melanjutkan hubungan lagi dengan ayah mereka. Nadya lalu meminta Tommy agar menjauhkan Farah dari kehidupan anak-anak. Tapi Tommy tak menyerah.

Suatu kali ia meminta Farah untuk menjemput anak-anaknya dari sekolah. Di sini awal mula Chika mulai dekat dengan Farah, karena Farah membelikan boneka baru untuk Chika. Lalu mengajaknya beli es krim. Namun mendadak Chika menghilang dan Farah panik. Gak taunya Chika mengikuti rombongan topeng monyet karena tertarik untuk nonton. Tommy lega karena Chika ketemu, tetapi Nadya marah dan menganggap Farah gak becus mengurus anak. Bahkan Nadya mencabut hak kunjung Tommy untuk anak-anak. Tommy dan Farah sempat bersitegang dan akhirnya putus.

Namun ternyata takdir berkata lain, Nadya mendadak didiagnosa menderita kanker serviks, dan hidupnya mungkin tak akan lama lagi. Tommy yang mendengar hal itu tanpa pikir panjang langsung menyatakan ingin kembali ke rumah demi menjaga dan merawat anak-anak mereka. Nadya heran, bagaimana dengan Farah? Tommy bilang, Farah tak penting lagi. Anak-anak mereka lah yang terpenting. Kalo Nadya sakit, siapa yang akan mengurus mereka?

Nadya terharu. Tapi saat yang sama Farah datang dan minta untuk kembali bisa bersama lagi Tommy.

Nadya mulai kemoterapi tanpa sepengetahuan anak-anak mereka, karena ia tak mau anak-anak jadi sedih. Nadya mulai terharu dengan perhatian Tommy, tetapi ia sadar ada Farah di antara mereka. Apalagi ia tau, Tommy tak bisa berpisah dari Farah. Tapi Tommy sendiri menyembunyikan perasaan cintanya pada Farah demi menjaga perasaan Nadya.

Dokter memberitahu Nadya bahwa harapan hidupnya tak akan lama lagi, jadi sebaiknya ia segera memberitahu hal ini pada ketiga anaknya.

Nadya dan Tommy takut, bagaimana harus mengabarkan hal buruk ini pada anak-anak. Tapi Nadya yakin, kejujuran lebih baik. Anak-anak bingung, apa sebenarnya penyakit ibunya. Chika yang masih kecil, bahkan main dokter-dokteran dan mengatakan suatu saat kalo ia udah besar dan jadi dokter, ia akan mengobati ibunya sampai sembuh. Nadya menangis, jangankan menunggu Chika sampai besar, esok pun belum tentu ia masih hidup. Chika lalu main boneka di rumah bonekanya, di mana sang ibu boneka tampak lesu, banyak diam, dan terbaring terus di tempat tidur.

Nadya berpikir, bagaimana kalo kelak ia meninggal? Siapa yang akan merawat dan mendidik anak-anaknya? Tommy yang sibuk, gak mungkin sanggup mengurus ketiganya. Nadya akhirnya berpikir, ia harus mengalahkan ego dan cemburunya. Ia harus menemukan seseorang yang akan mencintai anak-anaknya dengan sungguh-sungguh. Dan menurut Nadya, Farah lah orangnya! Karena hanya Farah yang dicintai Tommy setelah mereka bercerai.

Farah yang ditemui Nadya, sebenarnya iba pada Nadya tetapi merasa gak pede, karena selama ini belum menikah, apalagi punya anak. Tapi Nadya bersedia mengajarinya.

Hari berikutnya, Nadya bilang ke anak-anak bahwa Farah akan tinggal bersama mereka. Arya dan Chika senang tetapi Kayla membencinya. Tommy sendiri gak yakin, bagaimana mungkin dalam 1 rumah ada 1 suami dengan 2 perempuan di dalamnya. Tapi Nadya ngotot, minta diberi kesempatan, karena ini demi anak-anak mereka kelak.

Awal memang hubungan terasa kaku, tetapi lama-lama anak-anak mulai bisa menerima kehadiran Farah. Nadya mengajari Farah bagaimana menyelami karakter 3 anaknya yang berbeda-beda. Ia juga mengajari Farah masakan yang disukai Chika, Kayla dan Arya. Farah pun mulai luwes mengurus anak-anak dari bangun pagi, sampai menjemput sekolah dan mengecek PR. Farah bahkan sering mengajak mereka jalan-jalan ke mall dan menjadi teman yang seru. Hingga akhirnya anak-anak pun dekat dan bisa menerima kehadirannya. Bahkan Chika menjadi lebih ceria ketika memainkan boneka-boneka di rumah bonekanya. Ia bilang, sekarang keluarga ini makin lengkap dengan kehadiran tante Farah. Saat Nadya sibuk untuk terapi kemo, Farah lah yang mengurus ketiga anak itu dan bisa mencintainya dengan tulus.

Ketika anak-anak sudah dekat dengan Farah, mendadak Nadya merasa cemburu. Ia sedih karena anak-anak kini lebih mengandalkan Farah dalam segala hal hingga Nadya merasa tak diperlukan lagi kehadirannya. Ia sudah kehilangan suaminya, dan kini ia gak mau kehilangan anak-anaknya. Akhirnya ia kembali berusaha “merebut” anak-anaknya, hingga Farah bingung, apa sebenarnya yang diinginkan Nadya? Tommy pun menyalahkan Nadya, bukankah dulu dia sendiri yang menyiapkan ‘calon ibu baru’ untuk anak-anak mereka, kenapa sekarang malah ragu dan uring-uringan sendiri? Setelah bertengkar hebat dengan Tommy, mendadak Nadya jatuh dan dilarikan ke rumah sakit. Dokter mengatakan, tak ada lagi obat yang bisa menolong kesembuhan Nadya.

Farah akhirnya menyuruh Tommy untuk fokus memperhatikan dan merawat Nadya. Sementara Farah yang akan handle anak-anak. Nadya akhirnya meminta maaf ke Farah dan bilang, jujur ia takut kehilangan anak-anaknya. Farah menangis dan bilang, ia sangat mengerti Nadya, karena sejak kecil ia yatim piatu. Begitu tinggal di rumah Nadya, ia jadi tau arti sebuah keluarga. Itu sebabnya ia berharap Nadya harus kuat dan bertahan karena anak-anak dan Tommy sesungguhnya lebih membutuhkan Nadya. Nadya bilang, memang ia yang melahirkan anak-anaknya, tetapi Farah mungkin bisa menjadi masa depan mereka.

Nadya dibawa pulang, Chika dengan polos bertanya apa ibunya gak jadi meninggal? Chika juga bilang, ibunya jangan takut, karena nanti akan ketemu Alloh yang Maha Baik. Nadya bilang ia gak takut, Chika juga gak usah merasa kehilangan karena kalo ia meninggal ia akan menjadi bintang. Jadi kalo Chika kangen, tinggal liat ke langit pada malam hari. Nadya bahkan memberikan teleskop agar suatu saat Chika bisa melihatnya.

Sampai akhirnya Nadya meminta agar Tommy menikahi Farah, ia sudah iklas karena waktunya gak lama lagi. Ia bahkan menyiapkan hadiah untuk calon istri suaminya itu berupa paket bulan madu. Nadya pun menyaksikan pernikahan sederhana Tommy-Farah. Diam-diam air matanya berlinang...

Nadya lega ketika melihat ketiga anaknya bahagia bersama Farah, sehingga kalo pun Nadya harus meninggal sekarang, Nadya sudah tenang. Tapi... mendadak Nadya jatuh dan bergegas dibawa ke rumah sakit.

Nadya koma. Keluarga berpikir sudah tak ada harapan lagi kali ini. Namun ternyata takdir berkata lain. Ketika semua sudah pasrah, ternyata Nadya bangun dan sembuh. Semua dokter takjub, ini mukjizat! Bahkan kankernya pun sudah lenyap, bersih.

Tapi ketika Nadya pulang dan ingin memberikan kabar baik ini, ternyata ia malah melihat Chika yang sedang mengeluarkan boneka ibu dari dalam rumah bonekanya. Lalu memasukkan boneka wanita lain yang lebih modis, “Sekarang Bunda sudah gak ada, tetapiii... ada Tante Farah yang akan menjaga aku...”

Air mata Nadya menetes, terlebih ketika melihat Farah dan Tommy sedang bercanda bahagia dengan Arya dan Kayla, dengan foto pernikahan Farah-Tommy di sana. Nadya tersenyum menatap semua itu, ia merasa tak salah menyiapkan Farah untuk mereka. Ia membalikkan badan dan air matanya menetes. Lalu ia pergi dari rumah itu tanpa setau yang lain.

Buatnya tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anak-anaknya bahagia. Itu sebabnya meski sangat berat, tetapi ia memilih untuk pergi saja dan rela dianggap sudah meninggal oleh mereka...

***

Budi selesai membaca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi. Memang Eko melihat dengan baik di meja ada kliping gitu.

"Kliping," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Eko mengambil kliping gitu.

"Kliping buatan Budi," kata Eko.

"Ya seperti biasa sih...aku buat kliping tujuannya belajar dan nilai kreatifitas," kata Budi.

Eko membuka kliping, ya Eko membaca artikel-artikel koran di kliping dengan baik gitu. Budi menunggu Eko selesai membaca artikel-artikel koran di kliping, ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Cukup lama Eko membaca artikel-artikel koran di kliping, ya akhirnya selesai juga gitu.

"Budi buat kliping, ya kumpulan artikel-artikel koran yang menceritakan dengan baik tempat-tempat pendidikan yang berkaitan dengan ajaran agama Kristen Katolik," kata Eko.

"Memang Eko...aku membuat kliping... kumpulan artikel-artikel koran yang menceritakan tentang tempat-tempat pendidikan yang ada di Sumatera Utara....yang berkaitan dengan ajaran agama Kristen Katolik....karena memang masih berkaitan dengan ekonomi," kata Budi.

"Ya iya sih...tempat-tempat pendidikan yang berkaitan dengan ajaran Kristen Katolik yang berada di Sumatera Utara, ya memang masih berkaitan dengan ekonomi," kata Eko.

"Demi hidup ini ekonomi di gerakan dengan baik," kata Budi.

"Roda ekonomi memang harus di gerakan dengan baik demi hidup ini," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Kompetisi tetap terjadi dengan baik," kata Eko.

"Realita memang begitu," kata Budi.

"Tempat-tempat pendidikan yang berkaitan dengan ajaran Kristen Katolik yang ada di Sumatera Utara, yaaa perhitungkan dengan baik dari layaknya apa tidak tempat pendidikan?. Proses belajar dan mengajarnya berjalan dengan baik apa tidak?" kata Eko.

"Yang punya kepentingan ini dan itu termasuk pemerintahan lah...yang memperhitungkan dengan baik tempat -tempat pendidikan yang berkaitan ajaran Kristen Katolik yang ada di Sumatera Utara....layak apa tidak tempat-tempat pendidikan?. Ya punya kepentingan ini dan itu termasuk pemerintahan lah...urusan proses belajar dan mengajar berjalan dengan baik apa tidak?" kata Budi.

"Hal paling utama sih, ya yang harus di perhitungkan dengan baik adalah...pembentukan kepribadian baik atau pembentukan akhlak yang baik...tentang anak-anak sampai remaja yang menjalankan pendidikan dengan baik di tempat-tempat pendidikan yang berkaitan agama Kristen Katolik yang ada di Sumatera Utara," kata Eko.

"Memang urusan kepribadian yang baik atau akhlak yang baik...paling utama atau paling penting gitu karena manusia adalah makhluk sosial harus bisa hidup dengan baik sih...hidup di Sumatera Utara yang keadaannya beragam suku dan banyak agama gitu...tujuan rukun ini dan itu dan menjauhkan perkara kehancuran ini dan itu," kata Budi.

Eko menutup kliping gitu dan kliping di taruh di meja.

"Kliping buatan Budi...bagus!" kata Eko.

"Terima kasih Eko pujiannya!" kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.

"Budi mau cerita. Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.

"Begini ceritanya!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Noel dan Afan berteman baik, ya keduanya tinggal dengan baik di Medan gitu. Agama yang di yakini Noel dan Afan adalah Hindu gitu. Demi hidup ini harus kerja demi menghasilkan uang dan uang di gunakan dengan baik kebutuhan sehari-hari gitu, ya Noel dan Afan kerja dengan baik di bengkel mobil gitu. Pemilik bengkel mobil adalah Kenzo gitu. Ya Kenzo menjalankan rumah tangga dengan baik sama Mutiara gitu. Agama Kenzo dan Mutiara adalah Kristen Katolik gitu. Noel memang punya istri yang bernama Lyodra gitu. Memang agama Lyodra adalah Hindu. Ya Noel termasuk suami takut istri gitu. Noel tidak mau dekat dengan cewek gitu karena bisa di amuk sama Lyodra gitu pada akhirnya Noel bisa tidur di luar rumah gitu. Afan masih jomblo gitu. Kebiasaan Afan sih membeli koran gitu, ya koran di baca dengan baik sih. Berita di koran bagus-bagus ceritanya, ya paling menarik menurut Afan sih...cerpen Negeri Para Ketua gitu. Noel dan Afan biasa sih...ke warung kopinya Jolina gitu. Di warung kopi, ya Noel dan Afan ngobrol dengan baik sih...tentang lingkungan sosial masyarakat di Makassar berdasarkan berita di koran gitu, ya berita tentang pertandingan sepak bola di obrolin dengan baik sih...Noel dan Afan gitu. Afan memang suka sih...dengan Jolina, ya tapi Jolina sudah punya suami yang bernama Adit gitu. Ya Adit dan Jolina agama Kristen Katolik gitu. Kerjaan Adit tukang ojek online gitu. Afan teman saja sama Jolina gitu. Noel tetap sih suami takut istri gitu. Afan mengerti sih...Noel takut sama Lyodra gitu, ya karena dasarnya Noel cinta Lyodra gitu jadi Noel tidak ingin menyakiti Lyodra gitu. Noel dan Afan memang menjalankan dengan baik sih...kerja di bengkel mobil milik Fatah gitu. Tiara kerja dengan baik di club malam sebagai penyanyi gitu. Memang agama Tiara Hindu dan rumah Tiara di depan rumah Afan gitu. Hubungan pertemanan Afan dan Tiara baik gitu. Afan suka sih dengan Tiara gitu. Tiara kerja di club malam sebagai penyanyi sering banget pulangnya di anter cowok-cowok gitu, ya cowoknya silih berganti gitu. Afan memang bicara dengan baik sih...sama Tiara tentang cowok-cowok yang nganter Tiara gitu. Tiara teman baik Afan, ya Tiara memberi tahu saja pada Afan bahwa yang nganter Tiara pulang sih...cowok-cowok itu hanya teman baik yang kerja di club malam gitu. Afan ngerti sih yang di beritahukan Tiara bahwa Tiara di anter pulang sama cowok-cowok, ya teman kerja di club malam gitu. Ada cowok yang suka sama Tiara gitu, ya cowok itu bernama Rangga gitu. Rangga bos preman gitu. Memang sih Rangga biasa ke club malam gitu. Rangga suka dengan Tiara tapi Tiara tidak suka dengan Rangga gitu, ya karena kerjaanya sebagai bos preman tidak di sukai Tiara gitu. Rangga berusaha terus untuk jadian sama Tiara gitu. Afan yang suka dengan Tiara, ya Afan berusaha jadian dengan Tiara gitu. Ya Afan tahu sih...Tiara sedang di deketin sama Rangga gitu. Ya Afan bersaing dengan Rangga urusan jadian sama Tiara gitu. Cerita fantasinya, ya Afan dan Rangga bertarung dengan sengit di dunia game gitu. Ya Afan yang menjadi Hercules dan Rangga yang menjadi Minotauros. Hercules bertarung dengan sengit dengan Minotauros gitu. Cerita kenyataannya, ya Tiara tidak suka dengan Rangga gitu, ya berarti Tiara tetap menolak Rangga dengan baik gitu. Yang di sukai Tiara adalah Afan, ya jadi Tiara jadian sama Afan gitu. Rangga dan Afan terjadi perkelahian sih urusan Tiara gitu. Rangga tidak main keroyok gitu, ya Rangga berani bertarung satu lawan satu dengan Afan gitu. Tiara khawatir dengan Afan gitu. Karena Afan belajar bela diri silat dengan baik sama guru Andre gitu. Ya agama Andre...Hindu. Afan dengan mengerahkan seluruh kemampuan bela diri silat, ya Afan bisa mengalahkan Rangga gitu. Cerita fantasinya, ya Afan yang menjadi Hercules dan Rangga yang menjadi Minotauros, ya keduanya bertarung dengan sengit gitu. Hercules mengerahkan seluruh kemampuan dengan baik... berhasil mengalahkan Minotauros gitu. Ya Minoritas terkapar di arena pertarungan gitu. Afan yang menjadi Hercules, ya Afan...senang menang gitu. Rangga yang menjadi Minotauros, ya Rangga...kalah... kesal gitu. Cerita kenyataannya, ya Rangga menerima kekalahan bertarung dengan Afan gitu, ya dan Rangga menerima sih di tolak Tiara gitu. Afan dan Tiara memang jadian dengan baik, ya keduanya menjalin kisah cinta yang baik gitu. Noel senang sih....Afan menjalin kisah cinta yang baik sama Tiara gitu. Noel dan Afan tetap sih ngobrol di warung kopi Jolina, ya yang di obrolin sih...tentang lingkungan sosial masyarakat di Surabaya berdasarkan berita di koran, ya dan berita tentang pertandingan tenis di obrolin dengan baik sih...Noel dan Afan gitu. Polisi dari kepolisian Lapor Pak!, ya polisi menangkap Rangga beserta anak buahnya karena Rangga bos preman dan pengedar narkoba beserta anak buahnya gitu. Polisi memasukan Rangga dan anak buahnya ke penjara gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Kisah persahabatan tokoh Noel dan tokoh Afan, ya dan kisah cinta," kata Eko.

"Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.

"Okey. Main permainan ular tangga!" kata Budi.

Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

POOR THINGS

Malam hari, ya bulan bersinar dengan baik. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus...FTV di chenel AllPlay Ent, ya seperti biasa sih ...

CAMPUR ADUK