CAMPUR ADUK

Thursday, July 10, 2025

MAQBOOL

Malam hari. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus olahraga sepak bola di chenel INDOSIAR gitu, ya seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Cerita ini berdasarkan Macbeth karya William Shakespeare , dengan dunia bawah Mumbai sebagai latar belakangnya. Miyan Maqbool adalah tangan kanan Jahangir Khan (alias Abba Ji), yaaa seorang don dunia bawah yang kuat. Maqbool bersyukur dan merasakan hubungan dekat dan utang pribadi kepada Abba Ji. Melihat hubungan dekat mereka, tetapi juga merasakan ambisi Maqbool, dua polisi korup meramalkan bahwa Maqbool akan segera mengambil alih kendali Dunia Bawah Mumbai dari Abba Ji.

Nimmi adalah gundik Abba Ji, tetapi dia dan Maqbool diam-diam saling mencintai. Nimmi mendorong ambisi Maqbool dan membujuknya untuk membunuh Abba Ji untuk mengambil alih sebagai Don. Maqbool terpecah antara cintanya untuk Nimmi dan kesetiaannya kepada Abba Ji, tetapi dia mulai mempersiapkan jalan untuk menjadi Don, dengan memastikan bahwa orang lain dalam garis suksesi tidak dapat ikut campur. Akhirnya, Maqbool membunuh Abba Ji dengan darah dingin saat dia sedang tidur di malam hari, dengan Nimmi di sampingnya. Maqbool lolos dari pembunuhan dan mengambil alih sebagai Don, seperti yang direncanakan; tetapi dia dan Nimmi dihantui oleh rasa bersalah, melihat hantu Abba Ji dan tidak dapat mencuci darah dari tangan mereka. Ada juga kecurigaan, di dalam geng, tentang peran Maqbool dalam kematian Abba Ji, dan akhirnya para kekasih itu menemui akhir yang tragis.

Selain penggambaran tiga pahlawan tragis, cerita ini menawarkan penampilan oleh para pemeran pendukung, khususnya Om Puri dan Naseeruddin Shah. Keduanya membuka film dalam peran mereka sebagai inspektur polisi korup yang suka bercanda dan juga peramal, meramalkan kejatuhan Abba Ji—yang mempekerjakan mereka—dan kebangkitan dan kejatuhan Maqbool. Bertentangan dengan lakon aslinya, para polisi korup bukan hanya peramal pasif. Dalam upaya untuk mempertahankan apa yang mereka sebut sebagai "kekuatan penyeimbang," mereka juga secara aktif terlibat dalam membentuk berbagai peristiwa, seperti membantu memberikan informasi kepada para penegak Abba Ji untuk menyapu bersih geng saingan, menggunakan nuansa halus dalam memaksa Maqbool untuk mengubah kesetiaan, dengan sengaja mengacaukan upaya "pertemuan" pada Riyaz Boti dan kemudian membentuk aliansi antara politisi saingan (yang sedang menjabat didukung oleh Abba Ji) dan Guddu yang melarikan diri dan Riyaz Boti untuk melawan Maqbool.

***

Budi selesai membaca cerpen yang ceritanya menarik dan bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Ya Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu. Memang di meja, ya Eko melihat dengan baik ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasa berisi air panas, ya ada piring yang ada singkong goreng, ya dan ada topeng yang terbuat dari kardus.

"Emmm," kata Budi.

"Hidup ini tetap sama kan Budi?" kata Eko.

"Ya hidup ini....tetap sama sih hidup di dunia ini. Yaaa kalau ingin beda sih....hidup ini...berada di Surga, ya penuh kesenangan ini dan itu dari pada Neraka gitu," kata Budi.

"Bener sih...omongan Budi sih. Kalau ingin beda hidup ini...berada di Surga dari pada di Neraka gitu. Maka orang-orang yang mahami ilmu agama sih...inginnya ke Surga dari pada ke Neraka," kata Eko.

"Ada orang miskin yang paham agama berkata seperti ini "Sudah miskin di dunia...tidak ibadah, ya masuk Neraka kan bodoh. Kalau pinter itu, ya miskin kan ujian hidup di dunia ini jadi ibadah dengan baik tujuannya masuk Surga"....," kata Budi.

"Kata-kata yang bagus dari orang miskin yang paham agama!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Hidup ini....manusia belajar dengan baik tujuannya pinter. Karena menjadi orang pinter bisa mengubah nasif....dari orang miskin jadi orang kaya, ya berdasarkan berita di Tv dan realita," kata Eko.

"Pinter memang bisa mengubah nasif dari miskin jadi kaya," kata Budi.

"Orang-orang pintar banyak sih. Jadi urusan masuk kerja di perusahaan atau pemerintahan saja...bersaing ketat gitu. Yang paling pinter banget, ya berhasil kerja di perusahaan atau pemerintahan," kata Eko.

"Memang yang paling pinter berhasil kerja di perusahaan atau pemerintahan," kata Budi.

"Bule-bule dari negara ini dan itu...kerja juga di negeri ini, ya berdasarkan berita Tv," kata Eko.

"Memang sih...Eko...bule-bule dari negara ini dan itu kerja dengan baik di negeri ini. Bule-bule yang menjalin kisah cinta dengan orang-orang Indo, ya jadinya menikah sampai punya anak," kata Budi.

"Orang-orang Indo yang pinter-pinter kerja di negeri bule-bule gitu," kata Eko.

"Orang-orang Indo yang pinter-pinter sih memang bisa kerja di negeri bule-bule gitu, ya kisah cinta pun terjalin sih orang-orang Indo dengan bule-bule sampai menikah dan punya anak," kata Budi.

"Ekonomi," kata Eko.

"Ya memang berkaitan dengan ekonomi sih...cerita bule-bule dan orang-orang Indo....kerja di negeri ini atau di negeri asal bule-bule gitu," kata Budi.

"Roda ekonomi di gerakan dengan baik demi hidup ini," kata Eko.

"Ya memang roda ekonomi di gerakan dengan baik demi hidup ini. Maka....itu..kaya itu enak dari pada miskin itu susah gitu," kata Budi.

"Memang kaya itu...enak dari pada miskin...itu...susah," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Cerita pengangguran tetap ada kan Budi?" kata Eko.

"Berdasarkan berita di Tv sih...cerita pengangguran tetap ada sih!" kata Budi.

"Di bidang digital berjalan dengan baik. Bagi yang punya kepintaran dengan baik kerja di bidang digital, ya pengangguran jadi berkurang," kata Eko.

"Berdasarkan berita Tv dan realita sih...bagi yang pinter lebih baik kerja di bidang digital, ya memang sudah zamannya gitu. Pengangguran bisa berkurang sih karena orang-orang yang pinter kerja di bidang digital dengan baik demi hidup ini yang penuh dengan kompetisi dengan tujuan ini dan itu," kata Budi.

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

Eko mengambil topeng gitu.

"Budi membuat topeng Doctor Doom yang terbuat dari kardus gitu," kata Eko.

"Aku memang membuat topeng Doom yang terbuat kardus sih, ya seperti biasa sih nilai kreatifitas aku sih," kata Budi.

"Doom adalah musuhnya Fantastic Four," kata Eko.

"Berdasarkan cerita filmnya sih...memang Doom musuh Fantastic Four," kata Budi.

"Doom...penjahat," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Bisa saja jika di buat versi lain...Doom...jagoan, ya pahlawan super yang baik yang menolong orang-orang yang mengalami kesulitan karena penjahat ini dan itu," kata Eko.

"Memang bisa di buat...sih...Doom versi yang baik. Doom pahlawan super yang baik," kata Budi.

"Cuma cerita aku dan Budi saja...Doom...bisa jadi versi baik," kata Eko.

"Ya iya sih Eko...cuma cerita aku dan Eko saja, ya cerita Doom...versi baik," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Topeng Doom yang di buat Budi dari kardus...bagus!" kata Eko.

"Terima kasih Eko pujiannya!" kata Budi.

"Topeng...mainan anak-anak tujuannya happy-happy saja!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Eko menaruh topeng di meja gitu.

"Film Fantastic Four...bagus kan Budi?" kata Eko.

"Ya memang bagus sih...Eko...film Fantastic Four!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Main permainan kartu gaplek saja Budi!" kata Eko.

"Okey main permainan kartu gaplek!" kata Budi.

Budi mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya kartu gaplek di kocok dengan baik dan kartu gaplek di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu.

"Karena hidup ini masih sama, ya keinginan orang-orang yang minoritas agama Kristen...ingin menjadi mayoritas dengan tujuan ini dan itu, ya masih berkaitan ekonomi," kata Eko.

"Realitanya memang begitu...keinginan orang-orang agama Kristen ingin menjadi mayoritas, ya seperti negara-negara mayoritas agama Kristen. Poros ekonomi gitu," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Padahal sudah ada suatu daerah yang mayoritas agama Kristen. Ya cerita sih... masih biasa-biasa saja, ya belum bisa jadi poros ekonomi gitu," kata Budi.

"Kalau jadi poros ekonomi, ya kemajuan dengan baik daerah tersebut. Daerah yang kaya gitu. Semua orang bisa kerja di daerah tersebut tujuan kaya, ya jauh dari kemiskinan," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi tetap asik main kartu gaplek gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

83

Malam hari, ya bulan bersinar dengan baik di langit. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di chenel Allplay Ent, ya seperti biasa ...

CAMPUR ADUK