"Bulan bersinar dengan baik...malam ini," kata Budi.
Seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Mayat Cina kuno tapi masih berdaging sedang dilelang di Inggris. Seorang pengusaha muda yang membeli mayat itu. Mayat itu diturunkan menjadi tubuh kakek buyutnya yang ketiga dan dia bermaksud untuk memberikannya penguburan yang layak di Hong Kong. Agar tidak menjadi vampir yang tak tertahankan, yaaa keturunannya menyewa seorang pendeta Tao yang baik hati untuk mempertahankan kendali atas mayat menggunakan jimat kuning. Keturunan muda dan pendeta Tao memutuskan bahwa cara terbaik untuk membawa pulang leluhur yang berharga adalah melalui penerbangan langsung ke Hong Kong dengan jet pribadi.
Selama penerbangan, malfungsi pesawat dan pertengkaran pecah antara pilot yang kejam dan dua penumpang. Untungnya, mereka mengakali pilot dan turun dari pesawat yang merepotkan dengan menggunakan parasut. Mayat dan keduanya akhirnya terpisah selama kekacauan, dan mereka mendarat di Afrika.
Mayat itu mendarat di depan Xixo, yaaa di mana ia dan sukunya sedang berhadapan dengan klan saingan yang dipimpin oleh dua bule yang rakus. Kehadiran mayat membuat para penjahat ketakutan. Xixo entah bagaimana belajar mengendalikan mayat menggunakan bel dan dia membawanya ke sukunya. Segera dia dan keluarganya menganggapnya sebagai hadiah dari Tuhan, karena membantu mereka dalam berbagai hal, seperti menjatuhkan buah dari pohon yang menjulang tinggi.
Keturunan dan pendeta mendarat di daerah yang luas dan kering bermil-mil jauhnya dari rumah Xixo. Menghadapi bermacam-macam hewan Afrika, yaaa mereka berjalan melintasi negeri asing untuk mencari mayat dan menyelamatkan. Selama waktu ini, mayat membentuk ikatan yang kuat dengan Xixo yang penuh kasih dan keluarganya. Beberapa hari kemudian, keturunan dan pendeta bertemu Xixo dan keluarganya. Tidak tahu mereka memiliki mayat, keduanya tetap tinggal bersama mereka, mencari makanan, air, dan tempat tinggal. Mereka semua tiba-tiba membentuk persahabatan yang solid, meskipun ada kendala bahasa, karena mereka semua saling membantu saat membutuhkan.
Beberapa hari kemudian, pendeta itu memperkirakan bahwa mayat itu pasti ada di dekatnya, karena dia menghubungkan kekurangan burung yang aneh di daerah itu dengan kehadiran mayat yang tidak menyenangkan. Menggunakan sihir, dia memanggil mayat itu ke gubuknya. Xixo dan keluarganya dengan panik mengejar mayat tersebut. Setelah mayat itu bersatu kembali dengan keturunannya, pendeta itu membuktikan kepada Xixo bahwa itu milik mereka, dan Xixo akhirnya setuju. Setelah beberapa hari lagi hidup bersama, mereka bersiap untuk berpisah dengan orang-orang semak dan Xixo membawa mereka ke jalan utama menuju peradaban. Namun, klan saingan masih mengejar apa yang dimiliki tanah air Xixo sebagai kelimpahan alami: berlian, yaaa saat mereka menyerbu gubuk dan mengancam penghuninya. Mayat itu, merasa berkewajiban untuk membantu Xixo dan keluarganya, kembali, dengan pendeta dan keturunannya mengikuti. Pertempuran terjadi antara penjahat dan orang-orang Xixo, dengan mayat itu berhasil mengusir salah satu pemimpin yang kejam. Pendeta itu bahkan memanggil roh mendiang Bruce Lee untuk membantu Xixo, dan para penjahat itu akhirnya dikalahkan. Pendeta menggunakan radio yang tertinggal di Jeep penjahat untuk menghubungi helikopter. Sebelum naik, pendeta, keturunan, dan mayat mengucapkan selamat tinggal kepada Xixo dan keluarganya.
***
Budi selesai membaca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Ya Eko duduk dengan baik dekat Budi. Memang di meja Eko melihat dengan baik ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasa isinya air panas, ya piring yang ada singkong rebus, ya topeng mainan yang terbuat dari kardus, ya dan ada kliping gitu.
"Mainan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil mainan topeng gitu.
"Budi buat mainan topeng Kamen Rider Tycoon," kata Eko.
"Aku memang buat mainan topeng Kamen Rider Tycoon yang terbuat dari kardus, ya nilai kreatifitas saja," kata Budi.
"Keren sih...topeng Kamen Rider Tycoon yang di buat Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Mainan anak-anak....topeng Kamen Rider Tycoon," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko memakai topeng Kamen Rider Tycoon gitu.
"Gimana Budi....aku keren kan pake topeng Kamen Rider Tycoon?" kata Eko.
"Keren Eko!" kata Budi.
Eko melepaskan topeng gitu.
"Cerita Kamen Rider Tycoon....bagus kan Budi?" kata Eko.
"Bagus sih....Eko...cerita Kamen Rider Tycoon!" kata Budi.
"Acara Tv....terhibur yang menontonnya," kata Eko.
"Bener omongan Eko sih...acara Tv terhibur yang menontonnya!" kata Budi.
"Seperti biasa sih berdasarkan berita media ini dan itu....acara Tv Kamen Rider...berkaitan dengan ekonomi dan ekonomi," kata Eko.
"Omongan Eko benar sekali!" kata Budi.
"Jepang," kata Eko.
"Acara Tv....Kamen Rider....dari Jepang," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko menaruh mainan topeng Kamen Rider di meja gitu.
"Berdasarkan berita media ini dan itu...menceritakan tentang cewek Jepang yang ini dan itu," kata Eko.
"Ya nama juga media ini dan itu....seperti biasa sih...menceritakan cewek Jepang yang ini dan itu," kata Budi.
"Bagi yang paham agama, ya memilih cewek Jepang...dari latar belakang keluarga dan agama yang di yakini...dengan tujuannya anak gitu. Bagi yang tidak paham agama, ya memilih cewek Jepang, ya media ini dan itu...lebih baik menjelaskan dari pada aku dan Budi, yaaa kan Budi?" kata Eko.
"Iya Eko...media ini dan itu...lebih baik menjelaskan dengan baik tentang memilih cewek Jepang, ya bagi yang tidak paham agama!" kata Budi.
"Bagi cewek Indo suka dengan cowok Jepang, ya keputusan cewek Indo kan Budi?" kata Eko.
"Memang Eko...keputusan cewek Indo suka cowok Jepang, ya berdasarkan cerita media ini dan itu....cewek Indo ceritanya sampai menikah dengan cowok Jepang, ya dasar cinta dan satu agama dengan tujuan anak juga," kata Budi.
"Hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Memang hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko mengambil kliping gitu.
"Budi buat kliping," kata Eko.
"Aku memang buat kliping, ya nilai kreatifitas aku dan juga nilai belajar gitu," kata Budi.
Eko membuka kliping dengan baik gitu, ya di lihat dan di baca dengan artikel-artikel koran gitu.
"Kliping yang di buat Budi ini....kumpulan artikel-artikel koran yang menceritakan tentang Israel," kata Eko.
"Memang aku membuat kliping... kumpulan artikel-artikel koran....yang menceritakan tentang Israel," kata Budi.
"Media ini dan itu.....menceritakan dengan baik...Israel," kata Eko.
"Cerita Israel....begini dan begitu," kata Budi.
"Yang buat berita....tentang Israel, ya orang yang pinter di bidangnya," kata Eko.
"Demi hidup ini, ya manusia harus bekerja untuk menghasilkan uang....yang buat berita tentang Israel.....orang pinter di bidang gitu," kata Budi.
"Urusan luar negeri cerita Israel," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup kliping dan kliping di taruh di meja gitu.
"Budi buat juga kliping...kumpulan artikel-artikel koran tentang cerita Palestina?" kata Eko.
"Aku buat juga sih...buat kliping... kumpulan artikel-artikel koran tentang cerita Palestina dan juga Iran," kata Budi.
"Budi buat dengan baik...kliping artikel-artikel koran tentang cerita Palestina, ya dan juga Iran," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kopi," kata Eko.
"Eko mau kopi. Buat sendiri Eko!" kata Budi.
"Oke aku buat sendiri kopi!" kata Eko.
Budi memberikan satu bungkus sachet kopi Kapal Api pada Eko, ya Eko mengambil satu bungkus sachet kopi Kapal Api gitu.
"Kopi Kapal Api!" kata Eko.
"Kopi Kapal Api yang aku beli di warung!" kata Budi.
"Budi beli kopi Kapal Api...di warung. Warung Jawa, ya Budi?" kata Eko.
"Warung Padang!" kata Budi.
"Beneran Budi beli di warung Padang?" kata Eko.
"Ya aku benerannya aku beli di warung Padang," kata Budi.
"Biasa Budi beli di warung Jawa...kenapa warung Padang?" kata Eko.
"Ya aku yang beli kopi...jadi keputusan aku kan!" kata Budi.
"Memang yang beli kopi...Budi, ya memang keputusan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Aku buat kopinya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuat kopi dengan baik gitu. Ceritanya kopi di buat Eko jadi dan kopi segera di minum dengan baik gitu.
"Enak...kopi Kapal Api!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini di nikmati dengan baik...minum kopi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Brazil...terkenal dengan kopinya yang enak kan Budi?" kata Eko.
"Ya berdasarkan cerita media ini dan itu...sih...Brazil terkenal dengan kopinya yang enak," kata Budi.
"Andai-andai ke Brazil....yang pastinya yang di nikmati dengan baik kopi Brazil, ya Budi?" kata Eko.
"Obrolan andai-andai toh. Ya okelah Eko. Andai-andai ke Brazil di nikmati dengan baik kopi Brazil yang enak gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko selesai minum kopi, ya gelas yang berisi kopi di taruh di meja gitu
"Main permainan Jumanji saja Budi!" kata Eko.
"Okey main permainan Jumanji!" kata Budi.
Budi mengambil permainan Jumanji di bawah meja, ya permainan Jumanji di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Jumanji dengan baik gitu.
"Aku mau bercerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Gema anak yatim piatu, ya demi hidup ini.. kerjaannya yang di jalankan jualan rujak gitu. Gibran tetangga sebelah rumah Gema. Ya Gema berteman dengan baik dengan Gibran gitu. Ya Gibran kerja dengan baik di Mall gitu. Setiap manusia punya keinginan, ya jadi keinginan Gema ingin punya pacar gitu begitu juga Gibran gitu. Ada cewek yang di sukai Gema, ya cewek itu bernama Eca Aura gitu. Eca Aura tinggal di daerah gang kecil gitu. Gibran tahu sih...Gema suka Eca Aura karena Gema cerita dengan sama Gibran gitu. Eca Aura beragama Kristen dan Eca Aura menjalankan dengan baik kuliah di Universitas gitu. Gibran sih sebagai teman baiknya Gema, ya Gibran memberikan masukan baik sih sama Gema urusan Gema menyukai Eca Aura, ya maksudnya di pikirkan dua kali gitu. Gema berkhayal dengan baik kalau jadian sama Eca Aura gitu, ya Gema dan Eca Aura beda agama gitu. Gema ke mesjid urusan ibadah dan Eca Aura ibadah ke gereja gitu. Perdebatan bisa setiap hari urusan perbedaan agama Gema dan Eca Aura gitu. Cowok bisa saja mengalah sama cewek agar ceweknya senang dan perdebatan selesai gitu. Gema yang telah berpikir dua kali dengan baik, ya Gema mengurungkan niatnya untuk menyukai Eca Aura gitu. Gibran senang sih, ya masukan baik di terima Gema gitu. Gema tetap kerja dengan baik menjalankan usahanya rujak gitu. Gibran tetap kerja dengan baik di Mall gitu. Eca Aura bersama pacarnya yang bernama Rangga. Ya Rangga beragama Kristen dan kerjanya Rangga menjalankan usaha dealer motor gitu. Ya Eca Aura dengan Rangga membeli rujak sama Gema. Ya Gema ada niat sih...ngasih gratis rujak sama Eca Aura tapi kenyataannya Eca Aura bersama cowok kaya yang namanya...Rangga gitu. Jadi Gema niat ingin gratisin tidak jadi gitu. Rangga membayar dengan baik rujak pada Gema gitu. Hubungan kisah cinta Rangga dan Eca Aura tetap baik gitu. Gema berkata "Uang ini aku niatin untuk infak saja di mesjid". Gema tetap kerja dengan baik jualan rujak demi hidup ini, ya Gema benar-benar melupakan rasa suka sama Eca Aura karena Eca Aura punya pacar....Rangga gitu. Gibran yang kerja dengan baik di Mall, ya Gibran bertemu dengan teman masa SD yang bernama Adara, ya pertemuan di Mall, ya Adara sedang belanja dengan baik di Mall. Adara memang kaya karena orang tuanya. Rakha dan Mala orang tua Adara gitu. Ya Rakha menjalankan usaha restoran gitu. Ya Adara menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Hubungan Gibran dan Adara tetap teman baik gitu. Ya Gibran suka sih sama Adara, ya tapi Gibran berpikir dengan baik, ya berpikir dua kali...siapa diri Gibran? Gibran berkata "Aku berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Menyukai cewek kaya seperti...Adara, ya tidak jadi saja. Tetap pertemanan saja aku dan Adara!". Gibran memang jadinya tetap berteman baik sama Adara gitu. Ada cowok yang menyukai Adara, ya cowok itu bernama Dhika gitu. Ya Dhika teman kuliah Adara gitu dan agama Dhika...Kristen. Dhika yang suka sama Adara, ya Dhika berusaha dengan baik jadian sama Adara gitu. Ya Adara menolak Dhika karena Adara tidak suka Dhika gitu. Adara di jodohkan sama orang tuanya dengan cowok bernama Irsyad gitu. Ya Irsyad kerjaannya menjalankan usaha dealer mobil gitu. Ya Adara suka dengan Irsyad, ya berarti Adara menerima perjodohan dari orang tua Adara gitu. Urusan nikah sih, ya Adara selesai dulu...kuliah gitu. Gibran tetap kerja dengan baik di Mall, ya Gema tetap kerja dengan baik jualan rujak demi hidup ini. Ya Gibran yang mengetahui Adara ada rencana menikah sama Irsyad karena Adara cerita sama Gibran gitu. Ya Gibran hanya memberikan selamat saja pada Adara yang ada rencana menikah sama Irsyad. Hubungan pertemanan Gibran dan Adara tetap baik gitu. Gema dan Gibran tetap masih jomblo, ya harapannya sih....perubahan hidup ini dan dapat jodoh yang baik yang bisa menerima keadaan Gema dan Gibran gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah persahabatan tokoh Gema dan tokoh Gibran," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan Jumanji gitu.
No comments:
Post a Comment