CAMPUR ADUK

Thursday, January 23, 2025

THE JEWEL IN THE CROWN

Malam yang gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acaranya musik Pop, ya Eko duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen gitu. 

Isi cerita yang baca Eko :

Serial ini dibuka di tengah-tengah Perang Dunia II di kota fiksi Mayapore di India, dengan latar belakang tahun-tahun terakhir pemerintahan Inggris dan gerakan kemerdekaan India. Hari Kumar adalah seorang pemuda India yang menempuh pendidikan di Chillingborough, sebuah sekolah umum Inggris, yaaa ia mengidentifikasi dirinya sebagai orang Inggris, yaaa bukan orang India. Kebangkrutan ayahnya, seorang mantan pengusaha sukses, memaksanya untuk kembali ke India untuk tinggal bersama bibinya.

Bekerja sebagai jurnalis, Kumar kini memiliki status sosial yang lebih rendah di India, dan hidup di antara dua dunia, Inggris dan India. Banyak orang Anglo-India yang mendiskriminasikannya, dan ia dicurigai oleh para aktivis kemerdekaan India. Selama masa ini, demonstrasi anti-Inggris yang penuh kekerasan terjadi di kota tersebut. Hari terlibat asmara dengan Daphne Manners, seorang wanita muda Inggris yang menunjukkan sikap egaliter terhadap orang India. Suatu malam, setelah Hari dan Daphne bercinta di Bibighar Gardens, sekelompok pria India menyerang mereka. Hari dipukuli dan Daphne diperkosa beramai-ramai.

Ronald Merrick, seorang pemuda Inggris kelas menengah ke bawah, adalah kepala polisi India setempat yang fanatik dan pekerja keras. Ia pernah menyatakan ketertarikan romantisnya pada Daphne, yang dengan sopan namun tegas menolaknya. Ia menangkap Hari atas pemerkosaannya, menahannya di penjara setempat. Hari dipukuli dan dipermalukan secara seksual. Merrick membenci pendidikan istimewa Hari dan meremehkan pilihan Daphne padanya. Ketika Daphne menolak untuk bekerja sama dalam penyelidikan, polisi tidak mengadili Hari atas pemerkosaan. Namun, Hari dan orang India muda terpelajar lainnya dipenjara tanpa diadili berdasarkan peraturan keamanan yang diadopsi untuk menekan gerakan kemerdekaan India. Kabar bahwa Hari disiksa membuat marah komunitas India. Merrick dipindahkan dari Mayapore ke kota yang lebih kecil dan kurang penting di provinsi tersebut.

Daphne mengetahui bahwa dirinya hamil. Ia memilih untuk percaya bahwa Hari adalah ayah dari bayi tersebut, bukan salah satu dari para pemerkosa. Ia meninggal saat melahirkan. Putri campuran ras tersebut, Parvati, diasuh oleh bibi buyut Daphne, Lady Manners, janda dari mantan gubernur provinsi. Saat Lady Manners membawa bayi tersebut ke daerah resor di Srinagar, ia bertemu dengan Sarah Layton, seorang wanita muda Inggris yang sedang berlibur dengan ibunya, Mildred, dan saudara perempuannya, Susan. Ayah Sarah dan Susan adalah kolonel resimen Angkatan Darat India di Pankot, sebuah stasiun bukit dekat Mayapore. Ia ditahan sebagai tawanan perang di Jerman, setelah unitnya direbut di awal perang. Susan dan ibu mereka lebih memilih untuk menjauh dari Lady Manners karena skandal kelahiran tidak sah dari keponakan buyutnya, tetapi Sarah menghubungi Lady Manners dan kedua wanita itu menjadi akrab.

Sarah dan keluarganya segera bertemu Merrick, yang telah meninggalkan kepolisian dan mendapatkan komisi di Angkatan Darat India. Teddie Bingham, seorang perwira Angkatan Darat India dan tunangan saudara perempuan Sarah, Susan, ditempatkan di negara bagian kerajaan Mirat di dekatnya; Merrick, yang juga ditugaskan di sana, kebetulan berbagi tempat tinggal dengannya. Karena unit tersebut akan segera berangkat ke perbatasan dengan Burma, Teddie dan Susan harus menikah di Mirat. Ketika pendamping pria Teddie untuk upacara tersebut jatuh sakit, ia meminta Merrick untuk menggantikannya. Merrick, yang melihat hubungan dengan Teddie kelas atas dan keluarga Layton sebagai sarana untuk kemajuan karier, dengan senang hati membantu. Saat Merrick dan Teddie sedang berkendara ke upacara tersebut, sebuah batu dilemparkan ke mobil mereka, yang sedikit melukai Teddie. Merrick memahami bahwa ia adalah target serangan tersebut, karena ini adalah salah satu dari serangkaian insiden yang menunjukkan bahwa ia dilecehkan karena perlakuannya terhadap Hari dan tersangka lainnya dalam kasus pemerkosaan di Mayapore.

Tak lama setelah pernikahan, Teddie dan Merrick berangkat ke garis depan Burma bersama unit mereka. Teddie segera terbunuh dalam penyergapan oleh Tentara Nasional India (INA) yang disponsori Jepang. Merrick terluka parah saat mencoba menyelamatkan Teddie dan dievakuasi ke rumah sakit Calcutta. Ketika Sarah mengunjunginya (atas permintaan Susan), dia mengetahui bahwa lengannya akan diamputasi dan wajahnya yang terbakar akan rusak permanen. Merrick mengatakan bahwa Teddie disergap karena dia. Teddie telah meninggalkan unit mereka untuk mencoba membujuk dua tentara India dari resimennya, yang telah ditangkap oleh Jepang dan bergabung dengan INA, untuk menyerah dan masuk. Merrick yakin Teddie ingin membuktikan kepadanya bahwa tentara India akan melanjutkan kesetiaan mereka kepada Inggris ketika diberi kesempatan.

Lady Manners mendesak penyelidikan formal atas penangkapan dan penahanan Hari. Nigel Rowan, seorang ajudan gubernur provinsi, mewawancarai Hari, yang mengetahui darinya bahwa Daphne telah meninggal. Setelah Rowan menetapkan bahwa Merrick menyiksa Hari dan tidak ada bukti kesalahan, ia mengatur pembebasan Hari. Tidak ada tindakan yang diambil terhadap Merrick.

Setelah pulih, Merrick dipromosikan dan ditugaskan untuk kegiatan intelijen terkait INA dan tentara India yang bekerja sama dengan musuh. Ia bertemu lagi dengan keluarga Layton di Bombay, tempat Sarah dipertemukan kembali dengan ayahnya, Kolonel Layton, yang baru saja dibebaskan dari kamp tawanan perang Jerman. Merrick berada di sana untuk menginterogasi seorang tentara India yang bertugas di bawah Kolonel Layton, membantu Jerman setelah unit Layton ditangkap, dan telah dideportasi ke India. Merrick mendapat bantuan dari Sersan Guy Perron, seorang lulusan muda Cambridge dan sarjana sejarah India, yang bertugas di unit Keamanan Lapangan Korps Intelijen, yaaa ia fasih berbahasa Urdu dan diminta untuk mengamati interogasi. Merrick mengetahui bahwa Perron juga kuliah di Chillingborough dan mengenal Hari.

Setelah diinterogasi, Perron bertemu dengan Merrick dan Sarah Layton di sebuah pesta. Ia menemani mereka ke apartemen bibi Layton, tempat Sarah dan ayahnya tinggal sementara. Sarah dan Perron saling tertarik. Merrick memutuskan untuk menugaskan Perron untuk membantunya dalam penyelidikan lebih lanjut terhadap tentara India yang menjadi kaki tangan. Perron dan Sarah sama-sama merasa tidak suka pada Merrick, tetapi Perron tidak punya pilihan selain bekerja sama dengannya.

Setelah kematian suaminya, Teddie, dan kelahiran putra mereka yang sulit, Susan Layton Bingham mengalami gangguan mental. Ia dirawat di sebuah rumah sakit di Pankot. Ketika Merrick kembali ke daerah Pankot untuk bekerja, ia mendekati Susan dan akhirnya menikahinya. Perron kemudian mengetahui bahwa Merrick secara ilegal memperoleh akses ke catatan medis Susan, tampaknya untuk mengetahui kondisi mentalnya agar dapat membujuknya untuk menikah dengannya. Saudari Susan, Sarah, menentang pernikahan tersebut, tetapi tidak dapat mencegahnya.

Dengan menyerahnya Jepang pada bulan Agustus 1945, perang di Timur berakhir, dan hari-hari kekuasaan Inggris di India sudah jelas terhitung. Perron mengatur keluarnya cepat dari Angkatan Darat untuk kembali ke Cambridge dan karier akademisnya. Karena kepergiannya yang sudah dekat, ia dan Sarah menangguhkan hubungan mereka. Orang tua Sarah juga berencana untuk kembali ke Inggris. Merrick bermaksud untuk tetap tinggal, setelah ditawari kontrak oleh pemerintah Mirat untuk mengatur ulang kepolisian mereka.

Pada tahun 1947, saat transisi menuju kemerdekaan India sedang berlangsung, Perron kembali ke India sebagai pengamat sejarah. Konflik antara umat Hindu dan Muslim terkait kemerdekaan sangat menegangkan. Saat mengunjungi Mirat atas undangan Kepala Menterinya, Pangeran Bronowsky, yang sebelumnya ditemuinya di Bombay, Perron mengetahui bahwa Merrick telah meninggal, secara resmi karena kecelakaan berkuda. Bronowsky memberi tahu Perron bahwa Merrick sebenarnya meninggal saat berhubungan seksual dengan seorang pemuda India yang mungkin bekerja untuk aktivis kemerdekaan. Diyakini bahwa pria itu mengizinkan seorang pembunuh untuk mendekati Merrick. Pihak berwenang menutupi rincian kematian Merrick, karena takut akan pembalasan dari orang India selama ketidakpastian politik dengan kepergian Inggris. Keduanya membahas pandangan mereka bahwa, dengan meninggalkan India, Inggris membuka "Kotak Pandora", melepaskan persaingan kuno untuk mendapatkan kekuasaan antara umat Hindu dan Muslim, yang sebelumnya telah menaklukkan dan memerintah negara tersebut. Beberapa konfrontasi telah diredam oleh kekuatan Inggris sebagai penguasa.

Sarah, Susan, dan bibi mereka menghadiri pemakaman Merrick di Mirat. Perron menemani mereka, bersama dengan abu Merrick, di kereta kembali ke Pankot. Bergabung dengan mereka adalah Ahmed Kasim, putra terpelajar dari seorang politikus Muslim terkemuka yang telah bekerja untuk Bronowsky di Mirat selama beberapa tahun terakhir. Dalam perjalanan ke Pankot, kereta dihentikan oleh umat Hindu, yang menyerang penumpang Muslim sebagai balasan atas serangan baru-baru ini terhadap umat Hindu di Mirat. Para penyerang menuntut agar Kasim diserahkan kepada mereka. Kasim secara sukarela meninggalkan gerbong kereta dan menyerahkan diri kepada para penyerang, yang membunuhnya. Perron, Sarah, dan penumpang Inggris lainnya tidak terluka, tetapi merasa ngeri oleh pembantaian Kasim dan penumpang Muslim lainnya.

Sebelum meninggalkan India lagi, Perron mencoba mengunjungi Hari, yang kini tinggal di lingkungan miskin dan menghidupi dirinya sendiri dengan mengajar bahasa Inggris kepada siswa-siswa India. Ia meninggalkan kartu namanya, karena Hari sedang pergi. Perron merenungkan bagaimana Hari terjebak dalam posisi yang sulit, antara Inggris dan India.

***

Eko selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menikmati minum teh dan makan kue bolu rasa kopi gitu. Budi datang ke rumah Eko, ya motor Budi di parkirkan di depan rumah Eko gitu. Budi duduk dengan baik dekat Eko. Ya Budi melihat di piring ada kue bolu gitu. 

"Bolu. Tumben Eko. Biasanya gorengan kan Eko?" kata Budi. 

Budi mengambil kue bolu di piring gitu. 

"Memang biasanya gorengan. Kali ini beda saja. Bolu!" kata Eko. 

Budi memakan bolu dengan baik. 

"Bolunya enak," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Bolunya rasa kopi, ya Eko?" kata Budi. 

"Memang bolunya rasa kopi," kata Eko. 

"Kopi yang biasa di beli Eko dan di minum Eko. Iklan kopinya ada di Tv," kata Budi. 

"Bener sekali omongan Budi!" kata Eko. 

Budi selesai makan kue bolu rasa kopi, ya mengambil gelas aqua di meja dan di minum dengan baik gitu. 

"Kue bolunya...Eko buat sendiri atau buatan Purnama, ya Eko?" kata Budi. 

"Buat sendiri kue bolunya!" kata Eko. 

Budi menaruh gelas aqua di meja. 

"Eko buat kue bolunya sendiri," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kue buatan Purnama juga enak sih. Yaaa aku dan Eko pernah memakan kue buatan Purnama gitu," kata Budi. 

"Memang kue bolu buatan Purnama...enak," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Yaaa belum di cobain itu, ya kue bolu buatan Tasya, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Tasya Rosmala," kata Budi.

"Serius Budi. Jangan becandaan di kaitan dengan artis Tasya Rosmala!" kata Eko. 

"Okey...tidak di kaitkan dengan artis Tasya Rosmala!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Yaaa memang sih, ya aku dan Eko belum pernah makan kue bolu buatan Tasya. Ya Tasya cewek yang di sukai aku gitu," kata Budi. 

"Kalau ingin makan kue bolu buatan Tasya. Saran aku sih. Budi beliin bahan untuk buat kue bolunya dan Tasya di suruh buat kue bolunya!" kata Eko. 

"Saran Eko...oke sih. Jangan-jangan Eko bisa menikmati makan kue bolu buatan Purnama dengan cara Eko belin bahan untuk buat kue bolu dan Purnama di suruh Eko buat kue bolu gitu, ya Eko?" kata Budi. 

"Aku kan cowok sudah kerja dan punya uang gitu. Kerjaan ku kan buruh di perusahaan. Jadi aku ingin menikmati kue bolu buatan Purnama, ya aku belin bahan dan Purnama di suruh buat kue bolu deh," kata Eko. 

"Eko cowok yang bermodal sih karena kerja gitu. Yaaa beda dengan cowok-cowok yang membuat jengkel cewek, ya tidak punya uang biasa ngutang sama cewek gitu," kata Budi. 

"Cowok-cowok yang membuat jengkel cewek, ya tidak perlu di omongin kan Budi!" kata Eko. 

"Memang tidak perlu di omongin sih tentang cowok-cowok yang membuat jengkel cewek gitu," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Nanti aku belin bahannya untuk buat kue bolu dan Tasya yang membuat kue bolu dengan tujuan menikmati makan kue bolu buatan Tasya gitu!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Andai," kata Budi. 

"Andai apa Budi?" kata Eko. 

"Ngobrolin tentang artis gitu. Andai rumah aku dekat dengan artis Tasya Rosmala...aku bisa menikmati kue buatan Tasya Rosmala gitu," kata Budi. 

"Ooo andai rumah Budi dekat rumah artis Tasya Rosmala. Tetanggaan toh. Budi bisa menikmati kue buatan artis Tasya Rosmala. Lebaran kan Budi?" kata Eko. 

"Ya lebaran sih bisa menikmati makan kue buatan artis Tasya Rosmala," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sedangkan Eko...andainya mau menikmati kue buatan artis siapa?" kata Budi. 

"Aku ya? Mau menikmati kue buatan artis siapa ya?" kata Eko. 

"Artis Happy Asmara, ya gimana Eko?" kata Budi. 

"Artis Happy Asmara, ya boleh sih. Andai aku rumahnya dekat rumahnya artis Happy Asmara ketika lebaran bisa menikmati kue buatan artis Happy Asmara gitu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Ya sebenarnya yang aku ingin kan sebenarnya. Yaaa andai rumah aku dekat rumah artis Lesti, ya ketika lebaran bisa menikmati kue buatan artis Lesti toh," kata Eko. 

"Mau Eko sebenarnya, ya andai menikmati makan kue buatan artis Lesti toh!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Istri yang bisa buat makanan ini dan itu, ya di cintai suaminya dengan baik kan Eko?" kata Budi. 

"Yaaa memang sih, ya istri bisa buatan makanan ini dan itu di cintai suami dengan baik," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko. 

"Okey. Main permainan ular tangga!" kata Budi. 

Eko mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Budi dan Eko main permainan ular tangga dengan baik gitu. 

"Ngomongin acara Tv," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sinetron...Luka Cinta, ya ceritanya bagus apa tidak, ya Eko?" kata Budi. 

"Pendapat aku kan Budi?" kata Eko. 

"Iya pendapat Eko!" kata Budi. 

"Pendapat aku. Penonton yang baik, ya menilai sinetron Luka Cinta...ceritanya bagus sih," kata Eko. 

"Bagus penilaian Eko," kata Budi. 

"Sedangkan penilaian Budi tentang cerita sinetron Luka Cinta?" kata Eko. 

"Yaaa penilaian aku sih, ya sama dengan Eko. Bagus cerita sinetron Luka Cinta," kata Budi. 

"Sama toh!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi tetap asik main permainan ular tangga gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

BAJRANGI BHAIJAAN

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut, ya seperti biasa sih...Budi duduk dengan santai di depan...

CAMPUR ADUK