Malam yang tenang di kediaman rumah Budi gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya sinetron tema cinta, yaaa yang ceritanya bagus gitu karena yang buat cerita tuh sinetron memang orang-orang pinter di bidang gitu. Seperti biasa sih....Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Mini adalah seorang wanita muda yang hidup dari uang dan kekayaan ayahnya, Bhatti. Dia membenci istilah "pernikahan." Namun, dia masih dipaksa menikah oleh ayahnya dengan Sunny, seorang pria dari keluarga kaya yang hanya menginginkan akses ke Kartu Hijau Kanada milik Mini. Viren adalah seorang pekerja keras yang bermimpi memiliki agen perjalanan sendiri dengan armada mobil yang uangnya susah payah ditabungnya. Dia bekerja sebagai pengemudi becak untuk Bhatti dan menyimpan tabungannya di bawah jok becaknya. Suatu hari Bhatti menjual semua becaknya – dengan tabungan Viren sebesar Rs. 60.000 di salah satunya – dan membeli armada mobil baru. Viren mabuk untuk menenggelamkan kesedihannya atas uangnya yang hilang; dalam keadaan mabuk, dia berakhir di depan pintu Bhatti menuntut uangnya kembali, sementara pertunangan Mini dengan Sunny sedang berlangsung. Terjadi pertengkaran, dan Viren meletakkan tangannya di atas pistol. Viren memberi tahu Bhatti bahwa dia akan menghitung sampai tiga atau dia akan menembaknya. Viren menghitung sampai tiga tetapi gagal karena dia mabuk.
Di tengah keributan itu, Mini memanfaatkan kesempatan untuk membatalkan pernikahannya dan memaksa Viren untuk menculiknya, membuatnya pergi dengan salah satu taksi baru milik ayahnya. Mini yang pemberani membuat kesepakatan dengan Viren bahwa dia akan mengikuti instruksinya dan akan menuntut tebusan sebesar Rs 1 juta (10 lakh rupee) dari ayahnya. Dia kemudian dapat mengambil Rs 60.000 yang hilang, dan Mini akan menyimpan sisanya karena dia tidak ingin pulang dan menikah. Sementara surat tebusan sedang dalam perjalanan ke Bhatti, keduanya memasuki rumah kosong seseorang dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan. Dalam prosesnya, mereka jatuh cinta dan bahagia satu sama lain. Cerita berubah ketika Sunny dan Bhatti datang untuk membayar uang tebusan tetapi menipu mereka dan mulai menembak, berharap untuk mengambil Mini kembali. Tiba-tiba, Mini dan Viren diculik oleh orang lain dan dibawa ke rumah Chowdhary, seorang gembong penculikan terkenal.
Chowdhary mencari nafkah dengan meminta tebusan, dan kemudian terungkap bahwa Viren (alias "Chotu") adalah putra Chowdhary. Tidak setuju dengan kebiasaan ayahnya, Viren meninggalkan rumah enam tahun lalu untuk bekerja di Patiala sebagai pengemudi becak. Bhatti datang untuk membayar tebusan dan membawanya pulang, yang membuat Mini kecewa, karena dia mencintai Viren dan tidak ingin menikahi Sunny. Keluarga Viren, yang sudah menyukainya, ingin dia menikahi Mini. Chowdhary mengatakan kepadanya bahwa Mini akan menjalankan bisnis penculikan keluarga saat dia pergi. Namun, Viren menyadari bahwa dia tidak bisa membiarkan Mini menjalani kehidupan yang tidak terhormat seperti itu dan menolak lamaran itu. Mini berasumsi Viren tidak mencintainya dan pergi dengan hati yang hancur. Viren berbicara dengan Chowdhary, yang memutuskan untuk melupakan bisnis penculikannya demi keluarganya dan memutuskan untuk mengejar Mini. Di rumah, Mini melanjutkan upacara pernikahan sesuai keinginan Bhatti, percaya bahwa pria yang bersamanya adalah Sunny, tetapi ternyata itu adalah Viren selama ini. Keduanya berkendara kembali ke rumah Chowdhary untuk mengubah bisnis penculikan menjadi bisnis taksi yang memiliki reputasi baik.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu. Di meja ada buku gambar gitu. Eko mengambil buku gambar gitu.
"Buku gambar ini. Budi gambar apa ya di buku gambar gitu?" kata Eko.
"Yaaa biasa sih...Eko. Aku menggambar apa yang aku sukai gitu?" kata Budi.
"Ooo seperti biasanya toh...Budi gambar apa yang di sukai gitu? Ya kalau begitu aku buka buku gambar ini!" kata Eko.
"Yaaa silakan Eko buka buku gambar gitu!" kata Budi.
Eko melihat dengan baik, ya gambar-gambar yang di buat Budi dengan baik gitu di buku gambar.
"Budi gambar tokoh-tokoh dari film Punk In Love...toh!" kata Eko.
"Yaaa memang aku gambar tokoh-tokoh dari film Punk In Love..!" kata Budi.
"Gambar yang di buat Budi...bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko...pujiannya!" kata Budi.
"Film....Punk In Love..bagus kan Budi...ceritanya?" kata Eko.
"Memang bagus sih...cerita film Punk In Love," kata Budi.
"Cinta dan pertemanan," kata Eko.
"Memang ceritanya tentang cinta dan juga pertemanan gitu," kata Budi.
"Budi ada pensil?" kata Eko.
"Ada pensil. Buat apa Eko?" kata Budi.
"Pensil di gunakan untuk buat gambar lah!" kata Eko.
"Ooo pensilnya di gunakan untuk mengambar toh. Yaaa perkiraan aku sih, ya Eko menggunakan pensil untuk menulis puisi gitu, ya setelah jadi puisi itu di berikan pada Purnama bisa di bilang sih..surat cinta gitu," kata Budi.
"Surat cinta kaya gaya orang-orang tempo dulu urusan cinta," kata Eko.
Budi mengambil pensil di bawah meja, ya pensil di berikan Eko dengan baik gitu. Ya Eko mengambil pensil dari tangan Budi gitu.
"Emmm. Gambar ini saja!" kata Eko.
Eko menggambar di buku gambar Budi dengan baik. Budi menunggu Eko selesai menggambar, ya menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko serius menggambar gitu. Cukup lama Eko menggambar, ya akhirnya jadi gitu gambar buatan Eko gitu.
"Aku selesai menggambar Budi!" kata Eko.
Eko menaruh buku gambar dan pensil di meja gitu. Budi mengambil buku gambar dan pensil, ya pensil di taruh di bawah meja gitu. Budi melihat dengan baik gambar buatan Eko gitu.
"Gambar yang di buat Eko bagus gitu!" kata Budi.
"Terima kasih Budi...pujiannya!" kata Eko.
"Eko menggambar...Son Goku!" kata Budi.
"Aku menggambar apa yang aku sukai?" kata Eko.
"Aku paham omongan Eko gitu!" kata Budi.
"Cerita Dragon Ball bagus kan Budi?" kata Eko.
"Ya iyalah..cerita Dragon Ball...bagus. Pertarungan juga bagus," kata Budi.
"Game juga bagus kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa game juga bagus Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi menaruh buku gambar di meja gitu dan mengambil boneka tangan di bawah meja gitu.
"Aku mau cerita Eko! Ya berceritanya pake boneka tangan gitu!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Yaaa silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ayu yang menjalankan rumah tangga sama Boy Williams, ya baik dan bahagia bersama anak bernama Aliando gitu. Ya Aliando masih menjalankan sekolah SMA dengan baik gitu. Aliando di SMA sedang dekat dengan cewek cantik bernama Rara, ya teman satu kelas gitu. Rara tinggal bersama Mbaknya Lesti gitu. Memang Lesti telah menikah dengan Rizky gitu. Ya kerjaan Rizky pegawai negeri gitu. Ya sampai suatu hari sih, ya Boy Williams di bunuh sama rekan kerjanya Alex gitu. Ya polisi dari Kepolisian Lapor Pak!, ya memang mencari sih penjahat yang membunuh Boy Williams gitu. Ayu dan Aliando memang bersedih kehilangan Boy Williams gitu. Ya Boy Williams di kuburkan dengan baik gitu. Alex yang mau di tangkap polisi gitu. Yaaa Alex melawan dengan menyerang polisi pake pistol gitu. Ya polisi pun menggunakan pistol dan menembak ke arah Alex gitu. Baku tembak sengit banget gitu. Pada akhirnya Alex mati karena kena peluru panas dari polisi gitu. Masalah penjahat yang bunuh Boy Williams telah mati, ya jadi Ayu dan Aliando memutuskan untuk pindah meninggalkan Bali ke Jakarta karena Ayu dapat kerjaan sebuah perusahaan di Jakarta gitu. Sampai di Jakarta, ya Ayu dan Aliando tinggal di rumah kontrakan milik Surya gitu. Ya Surya menjalankan rumah tangganya dengan baik bersama Dita gitu. Anaknya Surya dan Dita, ya Srintil dan Eca Aura gitu. Srintil yang parasnya mirip dengan artis Happy Asmara gitu, ya Srintil menjalankan sekolah SMA dengan baik dan berpacaran dengan Gilga gitu. Ya Gilga satu kelas sama Srintil gitu. Eca Aura menjalankan sekolah SMP dengan baik gitu. Ayu pun kerja di perusahaan PT. MAJU gitu. Aliando pun menjalankan sekolah SMA, ya suasana baru gitu. Ya Aliando berusaha dengan baik beradaptasi teman-teman baru di SMA. Ada murid badung bernama Jhon gitu. Aliando berusaha untuk menjauh dari Jhon gitu. Ya Jhon memang kebiasannya mencari masalah gitu. Jadi Aliando berhadapan dengan Jhon dan juga teman-temannya gitu. Untung ada cewek yang baik bernama Prilly gitu, ya mencegah pertarungan Jhon dan Aliando gitu. Aliando selamat gitu, ya karena kemungkinan kalah dalam pertarungan gitu. Ya Aliando dan Prilly jadinya berteman baik gitu. Ya Prilly dan Aliando beda kelas gitu. Prilly hobynya main musik gitar dan juga bernyanyi gitu. Karena berteman dengan baik Aliando sama Prilly jadi Aliando jadi suka main gitar dan juga bernyanyi gitu. Ketika Aliando melihat Pak Surya sedang berlatih silat, ya Aliando meminta Pak Surya untuk mengajarkan Aliando ilmu silat demi bisa membela diri dengan baik ketika berhadapan dengan penjahat gitu. Pak Surya pun mengajarkan ilmu silatnya sama Aliando gitu. Yaaa Aliando berlatih dengan baik sampai menguasai ilmu silat yang di ajarkan Pak Surya gitu. Usaha yang di jalankan Aliando, ya berhasil menguasai ilmu silat gitu. Ketika di sekolah, ya Aliando memang menjauh dari Jhon dan teman-temannya gitu. Memang Jhon cari masalah gitu. Ya Jhon pun berhadapan dengan Aliando gitu. Sebenarnya Aliando tidak ingin bertarung gitu tapi Jhon menantang Aliando bertarung gitu. Ya Aliando meminta Jhon pertarungan adil gitu, ya Jhon bertarung sama Aliando dan teman-teman Jhon tidak ikut campur. Jhon setuju pertarungan satu lawan satu gitu. Aliando bertarung sama Jhon. Memang pertarungan sengit gitu. Yang menang pertarungan Aliando gitu. Prilly dateng sama guru Pak Andre, ya ke tempat Aliando dan Jhon bertarung gitu. Pak Andre menghukum Aliando dan Jhon. Ya teman-teman Jhon tidak di hukum sama Pak Andre karena kabur gitu. Aliando dan Jhon di hukum berdiri sambil hormat bendera merah putih gitu. Setelah di hukum, ya Aliando dan Jhon pulang ke rumah masing-masing gitu. Ya Aliando senang sih bisa mengalahkan Jhon gitu. Semenjak Jhon kalah sama Aliando, ya Jhon jadinya perilakunya baik gitu. Hubungan pertemanan Prilly dan Aliando terus baik dan baik, ya pada akhirnya keduanya jadian gitu. Prilly dan Aliando jadinya sering jalan berdua gitu, ya menikmati keadaan tempat-tempat yang bagus di Jakarta. Sampai Prilly dan Aliando nonton konser musik, ya mengisi acara para artis yang banyak penggemar gitu. Acara konser musik meriah gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
Budi selesai bercerita dengan baik, ya boneka tangan di taruh di meja.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja...Eko!" kata Budi.
"Lika liku kehidupan yang di jalankan tokoh Aliando," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Main permainan Halma saja!" kata Eko.
"Okey....main permainan Halma!" kata Budi.
Budi mengambil boneka tangan di meja, ya boneka tangan di taruh di bawah meja gitu dan mengambil permainan Halma, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Halma dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup tetap sama saja sih Budi!" kata Eko.
"Manusia menggerakan ekonomi dengan baik, ya barang dan jasa gitu...demi hidup ini," kata Budi.
"Ekonomi di gerakan dengan baik, ya hasilnya uang gitu. Banyak sedikit, ya rezeki masing-masing gitu," kata Eko.
"Memang rezeki masing-masing, ya hasil," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan Halma gitu.
No comments:
Post a Comment