Ceritanya Budi tinggal di kota Jakarta. Malam gelap bertabur bintang di langit gitu. Seperti biasa Budi duduk di depan rumahnya sedang membaca cerpen, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Anse Rainier, seorang profesor Amerika di Universitas Lahore, yaaa diculik dan ditawan untuk tebusan. Bobby Lincoln, seorang jurnalis Amerika di Pakistan, yaaa mengatur untuk mewawancarai rekan Rainer, Changez Khan, yang ia curigai terlibat dalam penculikan tersebut.
Saat bertemu Lincoln di sebuah kafe, Changez menyatakan kekagumannya terhadap "lapangan bermain yang setara" di Amerika (meskipun ia terlihat bermain sepak bola di lapangan yang berumput rapi saat mengatakan ini, kesempatan yang sama untuk kemajuan ekonomi adalah implikasi yang jelas). Ayahnya adalah seorang penyair yang disegani, tetapi uang selalu sulit bagi keluarganya dan Changez hanya dapat kuliah di Universitas Princeton dengan beasiswa. Setelah lulus, ia bergabung dengan firma penilaian Wall Street terkemuka, Underwood Samson, dan memulai hubungan dengan seorang fotografer Amerika, Erica.
Di Manila untuk urusan bisnis selama serangan 11 September, yaaa Changez kembali ke AS dan dengan cepat dijemput, kemudian ditelanjangi dan digeledah di bandara, membuatnya marah karena menjadi sasaran/diperlakukan tidak adil. Meninggalkan pekerjaan, ia selanjutnya ditangkap dan diinterogasi secara keliru oleh agen federal. Hubungannya dengan Erica tegang, sebagian besar karena ia merasa bertanggung jawab atas kematian mantan pacarnya dalam kecelakaan mengemudi dalam keadaan mabuk dan masih merasa seolah-olah ia selingkuh. Pada pembukaan pameran seni Erica, Changez marah karena mengetahui ia telah menggunakan detail intim hubungan mereka dalam seninya, dan putus dengannya.
Saat menilai sebuah penerbit di Istanbul, Changez mengetahui bahwa perusahaan itu tidak bernilai secara finansial, tetapi ketika diberi salinan karya/puisi ayahnya yang telah diterbitkan, ia terkejut mengetahui (dari pemilik perusahaan) bahwa karya/puisi itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Hal ini menyebabkan ia berubah pikiran, dan ia menolak untuk menutup perusahaan itu, yang membuat bos dan mentornya, Jim Cross, marah. Changez mengundurkan diri dari Underwood Samson.
Selama wawancaranya dengan Lincoln, Changez mengatakan bahwa ia didekati oleh sel teroris untuk menjadi mujahid dan tergoda untuk menerimanya, marah dan kecewa dengan "kesombongan, kebutaan, kemunafikan" AS. Ia menolak ketika diberi tahu tentang "kebenaran mendasar" Al-Quran, menggemakan frasa dari Jim Cross selama pertemuan pertama mereka, "berfokus pada hal-hal mendasar." Changez menjelaskan bahwa baik fundamentalis Islam maupun kapitalis buta seperti Underwood Samson sama-sama menyederhanakan dan mengeksploitasi orang untuk kepentingan mereka sendiri.
Visa Changez berakhir dan ia pulang ke Lahore dan dipekerjakan sebagai dosen universitas, karena profesor asing yang keluar telah meninggalkan lowongan. Ia menyuarakan ketidakpuasannya dengan intrusi AS di Pakistan, yang membuatnya menjadi perhatian pihak berwenang, yang menyerbu kantor dan rumahnya, mengancam keluarganya. Lincoln terlihat di dekatnya, dan Changez mengungkapkan bahwa ia tahu Lincoln bekerja untuk CIA , (setelah mengambil foto dirinya yang sedang mengawasi ketika kantor Changez digerebek sebelumnya) dan menyimpulkan bahwa Rainier adalah orang yang merekrutnya.
Saat Lincoln dan Changez berbincang di kafe, para pengunjuk rasa berkumpul di luar, dan Lincoln ditekan oleh atasannya untuk mengetahui lokasi Rainier dan menyelesaikan "pengubahan targetnya". Protes tersebut semakin memanas, dan Changez menyebutkan bahwa ia pernah mendengar tentang sebuah toko daging dan mengungkapkan alamat kemungkinan lokasi tersebut. Kontak terputus sebelum informasi tersebut dapat disampaikan melalui telepon kepada rekan-rekan operator Lincoln.
Changez menimbulkan kecurigaan Lincoln melalui pesan teks, tetapi mengatakan bahwa ia berkomunikasi dengan saudara perempuannya, Bina. Marah karena menerima foto Rainer yang sudah meninggal, Lincoln menyalahkan Changez dan menuntut untuk melihat teleponnya. Sambil menodongkan senjata kepada Changez, Lincoln menggunakannya sebagai tameng di tengah kerumunan mahasiswa pengunjuk rasa. Kerumunan itu menjadi tidak stabil dan Lincoln jatuh, tanpa sengaja menembak dan membunuh "saudara" Changez, Sameer. Mahasiswa lain menembaki Lincoln, melukainya. Lincoln segera dibawa pergi oleh agen CIA, yang mengetahui bahwa Rainer ditemukan tewas pagi itu, dan bahwa Changez telah mengatakan yang sebenarnya tentang tidak terlibat dalam kejadian itu. Setelah memeriksa teleponnya, ia mengonfirmasi bahwa pesan teks itu memang dikirim ke saudara perempuannya.
Changez menyampaikan pidato penghormatan di pemakaman Sameer, saat Lincoln memulihkan diri di rumah sakit, mengingat kata-kata Changez saat ia mendengarkan rekaman wawancara – "Penampilan bisa menipu. Saya pecinta Amerika... meskipun saya dibesarkan untuk merasa sangat seperti orang Pakistan..."
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu.
"Hidup ini...kita sederhana kan Budi?" kata Eko.
"Hidup kita memang sederhana!" kata Budi.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring dan di makan dengan baik singkong rebus gitu.
"Hidup ini.....tetap sama kan Budi, yaaa tinggal di kota Jakarta ini?" kata Eko.
"Yaaa hidup ini...tinggal di kota Jakarta tetap sama sih...Eko. Warga Negara Indonesia...kan Eko?" kata Budi.
"Tinggal di mana pun. Masih wilayah Indonesia. Yaaa di sebut Warga Negara Indonesia," kata Eko.
Eko selesai makan sepotong singkong rebus, yaaa Eko mengambil aqua gelas di meja gitu dan di minum dengan baik aqua gelas.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini...tinggal di kota Jakarta, yaaa antara kaya dan miskin kan Budi?" kata Eko.
Eko menaruh aqua gelas di meja.
"Memang sih..hidup di kota Jakarta antara kaya dan miskin, ya dasar kelahiran saja sih," kata Budi.
"Gedung pemerintah dan swasta, ya perusahaan menunjukkan kemegahan dari kota Jakarta," kata Eko.
"Realitanya memang begitu!" kata Budi.
"Manusia berjuang dengan baik...dengan usahanya yang di jalankan demi hidup di kota Jakarta," kata Eko.
"Realitanya memang begitu," kata Budi.
"Kompetisi sengit banget...banget....banget!" kata Eko.
"Realitanya memang begitu," kata Budi.
"Kepintaran manusia!" kata Eko.
"Memang kepintaran manusia di gunakan dengan baik untuk kerja di pemerintahan, perusahaan dan membuat usaha sendiri dengan sekala permodalan besar dan kecil gitu," kata Budi.
"Yang enak tetap yang kaya, yaaa dasar kelahiran!" kata Eko.
"Yaaa memang sih yang enak yang kaya dasar kelahiran. Sedangkan miskin, yaaa perjuangan keras banget demi hidup ini...contohnya : orang-orang miskin berjualan ini dan itu...demi hidup ini. Hasil di syukurin dengan baik karena mengerti agama yang di yakin, yaaa usaha di jalankan baik gitu," kata Budi.
"Yang miskin tetap berjuang dengan baik, yaaa demi hidup ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu sih....main permainan kera sakti dan siluman....saja Budi!" kata Eko.
"Okey. Main permainan kera sakti dan siluman...!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan kera sakti dan siluman......dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment