"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca cerpen yang ceritanya menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Cerita ini berlangsung selama gelombang panas di tengah musim panas di Tokyo pascaperang. Murakami, ya seorang detektif pembunuhan yang baru dipromosikan di kepolisian Tokyo, pistol Colt-nya dicuri saat menaiki troli yang penuh sesak. Dia mengejar pencopet, ya tapi kehilangan dia. Murakami yang menyesal melaporkan pencurian tersebut kepada atasannya, Nakajima, di markas polisi. Setelah Nakajima mendorongnya untuk melakukan penyelidikan atas pencurian tersebut, Murakami yang tidak berpengalaman mendapat petunjuk dari salah satu wanita yang bepergian dengan troli dan menyamar di jalan-jalan belakang kota selama berhari-hari, mencoba menyusup ke pasar senjata gelap. Dia akhirnya menemukan seorang dealer yang setuju untuk menjual senjata curian kepadanya, tetapi ketika Murakami menangkap pacar dealer tersebut di bursa, dia putus asa karena dia tidak tahu apa-apa tentang senjatanya yang hilang.
Dengan bantuan tes tembakan peluru yang diambil dari batang pohon oleh Murakami, ahli senjata api forensik polisi menentukan bahwa Colt Murakami digunakan untuk merampok seorang wanita senilai ¥40.000. Nakajima bermitra dengannya dengan detektif veteran Sato Setelah Sato dengan terampil menanyai pacarnya, kedua detektif tersebut mengetahui bahwa pedagang senjata Tachibana, yang menggunakan nama samaran 'Honda', adalah penggemar bisbol. Mereka mengintai pertandingan bisbol lokal dengan jumlah penonton tinggi untuk mencari Tachibana dan berhasil memancingnya menjauh dari kerumunan sebelum membawanya ke tahanan. Kartu jatah beras yang ditemukan di tubuhnya mengungkapkan bahwa senjata itu dipinjamkan kepada Yusa, seorang veteran perang yang kecewa dan terlibat dengan yakuza untuk menghidupi dirinya sendiri. Para detektif mewawancarai saudara perempuan Yusa, salah satu rekan yakuza, dan kekasihnya, gadis panggung Harumi Namiki, ya namun tidak satupun dari kunjungan ini menghasilkan petunjuk yang berguna. Sato mengajak Murakami makan di tempatnya, di mana dia bertemu dengan istri dan anak Sato.
Pistol Murakami digunakan lagi, kali ini untuk membunuh wanita lain saat terjadi perampokan. Dia dan Sato terus menanyai Namiki di rumah ibunya. Dia masih enggan untuk berbicara, jadi Sato pergi untuk melacak pergerakan Yusa, sementara Murakami tetap di belakang berharap ibu Namiki dapat membujuknya untuk mulai bekerja sama. Sato menemukan hotel tempat Yusa menginap. Dia mencoba memanggil Murakami, tapi saat dia hendak mengungkapkan lokasi Yusa, penjahat tersebut (setelah mendengar pemilik hotel menyebutkan bahwa ada polisi hadir) menembak Sato dua kali sebelum melarikan diri. Sato, terluka parah tapi masih hidup, terhuyung-huyung keluar pintu, pingsan karena kehabisan darah, dan dibawa ke rumah sakit. Murakami yang putus asa dikeluarkan secara paksa dari rumah sakit atas perintah Nakajima ketika dia menjadi mengganggu dan mulai meratap dengan keras.
Keesokan paginya, Namiki berubah pikiran dan memberi tahu Murakami bahwa Yusa menelepon dan memintanya untuk menemuinya di stasiun kereta sehingga mereka dapat melewati kota. Murakami berlari ke stasiun dan berhasil mendapatkan identifikasi positif pada Yusa dengan mempertimbangkan usianya, jas putih berlumuran lumpur, dan kidal, tiga tips yang dia kumpulkan selama beberapa hari terakhir. Yusa mencoba melarikan diri dan Murakami mengejarnya ke dalam hutan; Yusa mampu melukai lengannya, tapi kemudian panik, membuang dua peluru terakhirnya, dan membuang senjatanya. Murakami, meskipun terluka, menjatuhkan Yusa, memborgolnya, mengambil pistolnya, dan menahannya. Beberapa hari kemudian di rumah sakit, Sato telah pulih dan mengucapkan selamat kepada Murakami atas penerimaan pertamanya. Murakami mengaku bersimpati dengan keadaan Yusa,
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik di depan rumah Budi.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini....kita ini di nikmati dengan baik kan Budi?" kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik gitu.
"Yaaa memang sih...hidup kita di nikmati dengan baik. Sederhana!" kata Budi.
"Sederhana!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko selesai makan sepotong singkong rebus, ya mengambil aqua gelas di meja dan di minum dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi..masih ngumpulkan data-data lingkungan sosial masyarakat kota Batam?" kata Eko.
Eko menaruh aqua gelas di meja gitu.
"Aku masih mengumpulkan data-data sosial masyarakat kota Batam," kata Budi.
"Kota Batam. Bermacam-macam suku yang tinggal di kota Batam. Perilaku manusia antara baik dan buruk...kan Budi?" kata Eko.
"Yaaa perilaku manusia antara baik dan buruk. Kaya dan miskin," kata Budi.
"Bagi manusia yang paham agama yang di yakin, yaaa pasti berjalan di jalan kebaikan, ya kan Budi?" kata Eko.
"Realitanya memang begitu!" kata Budi.
"Bagi manusia yang tidak paham agama. Yaaa masih ada kaitan mainan....klenik gitu. Manusia itu....berjalan di jalan buruk, ya merugikan manusia lain gitu!" kata Eko.
"Realitanya memang begitu!" kata Budi.
"Jadi hidup di kota Batam ini....hati-hati saja menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Memang harus hati-hati karena lingkungan sosial masyarakat karena antara baik dan buruk. Yaaa manusia yang buruk, yaaa pandai menutupi ulah teman-temannya, yaaa agar urusan menjatuhkan manusia lain berjalan dengan baik di sistem kerja apa pun?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Azzam dan Jasmin menjalankan rumahnya dengan baik, yaaa bahagia gitu. Joker seorang pengusaha, yaaa citra di depan baik tapi di belakangnya citra Joker buruk karena menjalankan bisnis gelap gitu. Azzam dan Joker ada urusan bisnis, ya tapi....Azzam tahu tentang citra buruk Joker jadi Azzam membatalkan urusan bisnis dengan Joker gitu. Ya Joker kesal urusan bisnis Natal dengan Azzam gitu, ya jadi Joker ingin mencelakai keluarga Azzam gitu. Joker menyuruh anak buahnya dan anak buahnya menjalankan perintah Joker untuk mencelakai keluarga Azzam gitu. Jasmin yang tengah mengandung, ya menjadi korban keganasan penjahat yang sakit hati terhadap suaminya, ya Azzam. Eca Aura, yaaa adik suaminya di bunuh di dalam rumah, ya sementara Jasmin yang berusaha menyelamatkan diri mobilnya ditenggelamkan ke dalam telaga. Ketika peristiwa itu terjadi, ya Azzam tengah menjemput anaknya, ya Danias. Langkah pencarian bersama satuan polisi Lapor Pak!, yaaa dikerahkan, ya tetapi tak ada hasil. Sementara itu, ada penelepon gelap, mengaku bahwa kelompoknya telah membunuh Jasmin dan Eca Aura. Suatu malam keluarga Azzam amat gembira, yaaa Jasmin telah kembali ke kamarnya bagaikan mimpi. Keesokan harinya Jasmin menghilang kembali entah ke mana. Jhon, yaaa kakak kandung Jasmin, yaaa datang terutama untuk menghibur Danias. Kesedihan menjadi bertambah tatkala Azzam yang berusaha mencari sendiri pembunuh istrinya juga menjadi korban keganasan para penjahat itu. Akibatnya, yaaa arwah Jasmin yang masih gentayangan, meneror dan membunuh para pelaku kejahatan, yaaa termasuk Joker mati sama arwah Jasmin gitu. Naluri keibuan Jasmin menghendaki Danias agar ikut serta ke tempatnya. Jhon yang paham agama, yaaa berhasil menenteramkan arwah Jasmin. Jasadnya diangkat dari telaga, lalu disempurnakan sebagaimana mestinya. Begitulah ceritanya!" kata Eko.
No comments:
Post a Comment