Pada musim dingin tahun 1996, grup tari profesional Prancis , dipimpin oleh manajer Emmanuelle dan koreografer Selva, berkumpul di sebuah sekolah pedesaan yang ditinggalkan untuk berlatih pertunjukan yang akan datang. Setelah berhasil menyelesaikan bagian penutup tarian yang rumit, grup tersebut memulai pesta setelah perayaan, menari dan minum sangria yang dibuat oleh Emmanuelle, sementara Goth Daddy menyediakan musik. Kelompok yang beragam ini memiliki beberapa masalah pribadi dan berbagi gosip tentang satu sama lain selama perayaan.
Seiring berjalannya pesta, para penari semakin gelisah dan bingung. Saat Psyche buang air kecil di lantai, Selva mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres dan semua orang bertingkah aneh. Para penari akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa sangria telah dibubuhi halusinogen, mungkin LSD. Pada awalnya mereka menuduh Emmanuelle sejak dia membuat minuman tersebut, tetapi dia menunjukkan bahwa dia meminumnya dan juga menderita akibat dampaknya. Taylor, yang sudah kesal terhadap Omar karena berkencan dengan saudara perempuannya Gazelle, menunjukkan bahwa Omar, seorang peminum alkohol, ya belum menyentuh sangria dan menuduhnya sebagai orang yang bertanggung jawab. Kelompok tersebut marah dan menguncinya di luar gedung dalam kondisi beku.
Emmanuelle melihat putranya yang masih kecil, Tito, meminum sangria dan menguncinya di dalam ruang listrik untuk melindunginya dari para penari yang gelisah. Selva pergi ke kamar temannya Lou, yang juga merasa sakit meski tidak mabuk. Lou mengaku dia tidak minum karena dia hamil. Dom, yang sangat terpengaruh oleh obat tersebut, memasuki ruangan, menuduh Lou meminum minuman tersebut dan menendang perutnya beberapa kali, tidak mempercayai klaimnya bahwa dia hamil; Lou, terluka, muntah-muntah, dan menangis, melewati pertengkaran antara Alaia dan Jennifer di dapur karena penolakan Jennifer untuk membagikan kokainnya , di mana rambut Jennifer terbakar setelah Alaia mendorongnya ke kompor portabel.
Lou yang hiruk pikuk menghadapkan Dom di lantai dansa, tetapi kelompok tersebut, yang semuanya sangat terpengaruh oleh LSD pada saat ini, menyerangnya dan menuduhnya yang telah menambahkan minumannya. Pada awalnya mengambil pisau untuk membela diri, ejekan dari kelompok tersebut menyebabkan Lou mengalami gangguan, dan dia akhirnya meninju perutnya sendiri dan menyayat dirinya sendiri dengan pisau di wajah dan lengannya saat kelompok tersebut mendorongnya untuk bunuh diri. , sebelum dihibur oleh Eva.
Selva, mendengar teriakan, memaksa dirinya untuk berjalan melewati gedung dalam keadaan halusinasinya yang kecanduan narkoba dan menemukan Emmanuelle, yang telah kehilangan kunci ruang listrik tempat Tito dikunci dan berteriak minta tolong karena halusinasi. Saat Emmanuelle mati-matian mencari, Selva melihat Taylor dan kelompoknya secara brutal memukuli David, yang menghabiskan malam itu membicarakan dan mendekati wanita dengan cabul. Saat tiba-tiba aliran listrik di sekolah padam dan lampu darurat berubah menjadi merah, ya seseorang sambil tertawa berteriak bahwa Tito sendiri tersengat listrik.
Ivana menyeret Selva yang sangat berhalusinasi melewati aula melewati Eva yang putus asa sedang mandi, mencoba membersihkan darah dari luka Lou. Memasuki kamar Ivana, keduanya berlindung dan mulai berhubungan seks. David yang putus asa menemukan keduanya dan diusir oleh Selva. David mencoba masuk ke kamar DJ Daddy tapi juga diusir. Ditolak, David bertemu Gazelle dan kakaknya Taylor, mulai berhubungan seks. Gazelle melarikan diri dari Taylor dan tersandung ke aula tengah di mana para penari yang tersisa telah mengalami psikosis akibat obat-obatan, menari liar, menggeliat di lantai, bernyanyi dalam bahasa lidah, berhubungan seks, dan menyerang secara fisik satu sama lain. Taylor mengejar Gazelle dan menyatakan cintanya padanya, mengatakan kepadanya bahwa hanya dia yang bisa membuatnya bahagia saat dia menangis. Gazelle mengalami kejang dan Taylor membawanya ke kamarnya sementara David diserang oleh penari lain yang membanting kepalanya ke lantai.
Ketika polisi tiba keesokan paginya, mereka menemukan hampir semua penari tidak sadarkan diri atau tewas. Psyché terus menari sendirian. Dom meringkuk sendirian, terisak. Omar mati kedinginan di luar sementara Emmanuelle bunuh diri di luar ruang listrik karena kesedihan. Jenazah Tito tergeletak di samping pintu lemari sambungan listrik yang terbuka. Gazelle terbangun di samping Taylor, tampaknya telah melupakan malam itu saat Taylor memerintahkannya untuk tidak mengatakan apa pun kepada ayah mereka. Eva meringkuk telanjang di bilik kamar mandi. Jennifer memercikkan air ke kulit kepalanya yang terbakar sambil berteriak. Lou keluar dari gedung, dan menggeliat di luar di tengah salju, tertawa tak terkendali, menjadi gila.
Saat polisi menggeledah gedung, Psyché, yang memiliki beberapa buku terkait halusinogen di tasnya, dan tampaknya tidak menderita efek buruk dari asam tersebut, pergi ke kamarnya dan meneteskan cairan LSD ke matanya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan keripik singkong gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini...tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini tetap sama!" kata Eko.
"Manusia yang menjalankan pendidikan di Universitas, ya negeri dan swasta. Ketika manusia itu selesai pendidikan tinggi, ya pake baju kebesarannya dengan tujuan diakui dengan baik kepintarannya sama Universitas, yaaa gelar pendidikan di akui dan menjadi manusia punya keahlian gitu," kata Budi.
"Realita pendidikan Universitas, yaaa sampai pake baju kebesaran dan di akui kepintarannya, ya jadi punya gelar di bidang keahlian gitu," kata Eko.
"Tetap urusannya berkaitan dengan ekonomi....tentang pendidikan Universitas, ya negeri dan swasta," kata Budi.
"Ya realitanya memang begitu berkaitan ekonomi.....tentang pendidikan Universitas negeri dan swasta, yaaa demi hidup ini....penuh kompetisi kepentingan ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kata orang-orang sih, yaaa pada akhirnya skripsi, tesis, dan disertasi....jadi buku yang di geletakan saja, ya malas untuk di baca, karena tiorinya bikin pusing. Skripsi, tesis, dan disertasi...hanya persedur pendidikan untuk dapat gelar saja gitu...tujuan urusan sistem kerja ini dan itu," kata Eko.
"Memang sih, yaaa skripsi, tesis, dan disertasi...jadi buku yang di geletakan saja dan malas untuk di baca gitu, ya tiorinya....bikin pusing saja. Dalam strukrur perpustakaan Universitas di rawat dengan baik skripsi, tesis, dan disertasi, yaaa tujuan urusan kerjaan orang-orang yang merawat perpustakaan gitu," kata Budi.
"Pekerjaan manusia, yaaa merawat buku di perpustakaan demi hidup ini. Manusia harus bekerja untuk menghasilkan uang. Ya uang di gunakan ini dan itu demi hidup ini. Ekonomi jadi berjalan dengan baik dari uang di gunakan dengan baik," kata Eko.
"Uang. Ekonomi!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolah lulusan SMA!" kata Budi.
"Ya memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA. Kepintaraan tetap sama di akuinya....SMA, ya walau banyak belajar sendiri, yaaa ilmu-ilmu tingkat Universitas," kata Eko.
"Memang kepintaraan tetap di akui SMA, yaaa dari Ijazah SMA. Walau banyak belajar sendiri sih...ilmu Universitas gitu," kata Budi
"Kalau obrolan di Tv, yaaa tentang ijazah palsu atau tidak......berkaitan seseorang ada kaitannya dengan pemerintahan, yaaa antara serius dan becanda, ya kan Budi?" kata Eko.
"Nama juga obrolan di Tv kan...antara serius dan becanda," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan kera sakti dan siluman...saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan kera sakti dan siluman...!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan kera sakti dan siluman.....dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Budi. Gimana keadaan teman Budi, yaaa Daniel?" kata Eko.
"Daniel keadaannya baik sih," kata Budi.
"Baik toh tentang Daniel," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Daniel biasa menceritakan pada Budi, yaaa keadaan lingkungan, yaaa karena dasarnya bergaulan di lapisan sosial masyarakat. Jadi gimana cerita Daniel tentang keadaan lingkungan sosial masyarakat di ruang lingkup sekitar rumah Daniel?" kata Eko.
"Isi hati manusia siapa yang tahu? Yang tahu isi hati manusia adalah Tuhan!. Jadi hati-hati saja di lapisan sosial masyarakat karena ada manusia yang tidak terbentuk akhlak baik gitu. Tua dan muda. Kaya dan miskin," kata Budi.
"Hati-hati toh!" kata Eko
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus asik main permainan kera sakti dan siluman...gitu.