CAMPUR ADUK

Tuesday, July 16, 2024

KILLER CROCODILE

Budi duduk santai di depan rumahnya. 

"Nyanyi saja dan main gitar!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Mengapa kita harus bertemu?Sheilla, oh Sheilla
Sheilla, bila kau terlukaAku pun tersiksaBetapa besar cinta kitaYang telah terbinaNamun, terhalang dinding pemisahBegitu tingginya
Sheilla, kini terbelengguKerna orang tuamuDi mata mereka yang adaIntan dan permataAku tak punya harta dan bendaMungkin akan membuat sengsara
Lalu ku coba bertanyaUntuk apa cinta kita?Sekian lama kita binaHanya berbuah derita
Oh-wo, Sheilla, tabahkanlahSuratan di dirimuOh, Sheilla, relakanlahKita harus berpisah
Sheilla, kini terbelengguKerna orangtuamuDi mata mereka yang adaIntan dan permataAku tak punya harta dan bendaMungkin akan membuat sengsara
Lalu ku coba bertanyaUntuk apa cinta kita?Sekian lama kita binaHanya berbuah derita
Ho-ho, Sheilla, tabahkanlahSuratan di dirimuOh, Sheila, relakanlahKita harus berpisah
Sheilla, aku menyadariBetapa susahnyaMana yang harus engkau pilihAku atau diaMengapa kita harus bertemu?Sheilla, oh Sheilla"

***

Budi selesai bernyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Di sebuah pulau tropis, tim ahli ekologi melakukan perjalanan melalui lahan basah yang tercemar, menyelidiki penyebab polusi tersebut. Mereka menelusuri sumbernya hingga tong-tong limbah beracun radioaktif yang dibuang ke perairan. Karena menganggap limbah tersebut terlalu berbahaya untuk diperiksa lebih lanjut, mereka mendirikan kemah malam itu di hutan terdekat. Ketika anjing kelompok itu, Candy, menghilang, pemandu lokal mereka, Conchita, memberanikan diri untuk mencarinya; dia menemukan kerah Candy dan dibunuh oleh buaya raksasa. 

Keesokan paginya, para ahli ekologi memperhatikan bahwa Conchita dan Candy telah menghilang, namun tidak dapat menemukan mereka. Mereka merapat perahu mereka di desa terdekat dan menuju ke kota. Mereka meminta bantuan untuk menemukan Conchita dari pejabat penegak hukum setempat, Hakim, tapi dia bersikeras tidak ada yang bisa dia lakukan. Terjadi pertengkaran, Pamela menuduh Hakim telah dibayar oleh perusahaan yang bertanggung jawab membuang limbah radioaktif tersebut. Setelah kelompok tersebut pergi, Hakim meminta Jim Foley yang teduh agar dia menghentikan sementara pembuangan ilegalnya, namun Foley menolaknya.

Para ahli ekologi kembali ke rawa, dan secara tidak sengaja perahu mereka menabrak lumpur. Anggota tim Kevin, Mark, Bob dan Pamela memasuki air untuk mencoba mengeluarkan perahu, dan Pamela menemukan mayat Conchita yang dimutilasi di dalam air. Jenazahnya dibawa ke dokter di kota, yang menyarankan baling-baling binatang atau perahu sebagai penyebab kematiannya; Namun Judge dan Foley meremehkan kemungkinan-kemungkinan ini. Pemburu setempat, Joe, tiba dan, setelah melihat sisa-sisa Conchita, menentukan bahwa dia dibunuh oleh buaya. Kemudian, buaya tersebut menyerang sebuah dermaga, menewaskan dua pria dan hampir memakan seorang gadis muda yang diselamatkan oleh para ahli ekologi.

Judge dan Joe memutuskan untuk membunuh buaya tersebut, meskipun para ahli ekologi menentang gagasan tersebut, percaya bahwa makhluk tersebut adalah penemuan penting, dan mungkin merupakan spesies yang terancam punah. Bob berhipotesis bahwa ukuran buaya yang sangat besar disebabkan oleh mutasi limbah radioaktif. Saat Joe berburu buaya, para ahli ekologi kembali mendirikan kemah di tepi sungai. Malam itu, Pamela melihat buaya di dalam air, mendorong Mark naik ke perahu mereka untuk mengambil fotonya. Kevin dan Bob mengikuti untuk menghentikannya, dan buaya memutuskan tali jangkar mereka dan mulai menghancurkan kapal. Bob jatuh ke laut dan dimakan, dan Kevin berenang ke pantai, memungkinkan mereka menarik perahu kembali ke darat.

Keesokan harinya, para ahli ekologi dijemput oleh Joe dengan perahunya. Para ahli ekologi menginap di rumah Joe malam itu, di mana Kevin menunjukkan bahwa dia sekarang setuju buaya tersebut harus dibunuh. Keesokan harinya, Judge dan Foley naik perahu ke salah satu tempat pembuangan sampah mereka di rawa, tempat Foley memasang drum sampah dengan bahan peledak. Hakim menyuarakan penolakannya terhadap peledakan barel, karena hal itu akan menghancurkan seluruh rawa; Foley meninju Hakim, mengirimnya ke laut, dan pergi, hanya untuk dibunuh oleh buaya. Perahu tak berawak itu kandas dan meledak, menarik perhatian Joe dan para ahli ekologi.

Kevin dan Joe pergi ke sungai dengan perahu, dan menemukan mayat Hakim dan Foley. Joe memikat buaya itu ke arah mereka dan menembakkan pistol ke arahnya, tetapi tidak berhasil. Dia melompat ke punggung makhluk itu untuk menusuknya, dan dibawa ke bawah air. Kevin kembali ke rumah Joe dan mengambil Mark. Keduanya melakukan perjalanan kembali ke rawa, tempat buaya menyerang perahu. Joe yang berlumuran darah memanggil Kevin dari pantai, menyuruhnya menggunakan baling-baling perahu yang terputus untuk membunuh makhluk itu. Kevin mengaktifkan baling-balingnya dan melemparkannya ke mulut buaya hingga menyebabkan makhluk itu meledak. Ketiga pria itu berangkat, berlayar melewati telur buaya yang mulai menetas.

***

Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja.

"Emmm," kata Budi. 

Ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Eko belum dateng, ya kalau begitu baca koran saja!" kata Budi.

Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Ya memang berita di koran, ya ceritanya bagus-bagus gitu dari pemerintahan luar negeri yang ini dan itu, pemerintahan dalam negeri yang ini dan itu, olahraga yang ini dan itu, ya sampai berita artis yang ini dan itu gitu. Cukup lama Budi, ya baca koran gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Budi selesai baca koran dan menaruh koran di meja gitu. Eko pun duduk dekat Budi. Di meja ada dua Digivice yang terbuat kardus gitu. 

"Budi buat Digivice lagi?" kata Eko sambil menunjuk salah satu Digivice gitu. 

"Aku tidak membuat Digivice. Yaaa Digivice di meja, ya buatan aku yang kemarin-kemarin," kata Budi. 

"Kirain Budi....buat Digivice lagi," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Di meja ada koran, ya jadi Eko mengambil koran di meja.

"Baca koran dulu Budi, ya ingin tahu berita hari ini gitu!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko membaca koran dengan baik gitu. Dengan teknik baca cepat, ya Eko selesai baca koran dan koran di taruh di meja. 

"Berita-berita di koran bagus-bagus!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko mengambil aqua gelas di meja, ya aqua gelas di minum gitu

"Emmm," kata Eko. 

"Aku mau cerita Eko!" kata Budi. 

"Budi mau cerita toh!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko menaruh aqua gelas di meja gitu. 

"Silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko. 

"Begini ceritanya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Jhon dan Owan berteman baik dari kuliah dan sekarang, ya kerja di perusahaan PT. ADROMEDA, ya pemiliknya Julian gitu. Ya Jhon dan Owan memang muslim yang baik, ya menjalankan ibadah dengan baik di rumah dan di mesjid, ya untuk pemahaman sih mendengarkan ceramahnya Kyai Benyamin gitu. Ya Julian berpacaran dengan cewek cantik bernama Dania. Ya Dania kerjaannya model gitu. Hubungan Julian harus kandas dengan Dania karena Yuda gitu. Ya Yuda pemilik perusahaan PT. BULE gitu. Dania memilih Yuda karena telah tidur bersama di hotel, ya karena hasrat gitu. Yuda dan Dania hubungan baik dan ada rencana menikah gitu. Julian berusaha dengan baik, ya melupakan Dania dengan liburan ke Bali. Di Bali, yaJulian menikmati keadaan dengan baik banget dan dirinya bisa melupakan Dania dengan baik. Safira yang kerja di hotel, ya menjalankan hidupnya dengan baik gitu. Julian bertemu dengan Safira, ya ketika di pantai. Karena tertarik dengan kecantikan dan pembawaan Safira yang baik, ya Julian berkenalan dengan Safira. Awal baik, ya terus baik jadi teman baik dan keputusan keduanya jadian gitu. Julian dan Safira menjalankan hubungan pacaran dengan baik, ya jalan-jalan bersama dengan baik moment bersama seperti lagu-lagu cinta gitu. Julian dan Safira menikah dan bahagia gitu. Jhon dan Owan menjalankan kerjaannya dengan baik gitu di perusahaan PT. ANDROMEDA gitu. Naura dan Mely, ya kakak beradik gitu. Ya Naura kakak, ya kerja di perusahaan PT. BULE. Mely adik, ya masih menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Naura dan Mely, ya mendapatkan warisan dari kakek, ya berupa rumah mewah gitu. Ya jadi Naura dan Mely memutuskan tinggal di rumah mewah gitu. Hidup Naura dan Mely, ya di nikmati dengan baik di rumah mewah seperti cerita orang-orang kaya di acara Tv atau film gitu. Jhon bertemu cewek cantik di kafe, ya cewek itu Naura gitu. Sebenarnya sih, ya kisah cinta Jhon kandas dengan Laura karena Laura menikah dengan Rizky, ya perjodohan orang tua gitu. Ya Jhon yang tertarik dengan Naura, ya Jhon berusaha dengan baik jadian dengan Naura gitu. Usaha Jhon berhasil jadian sama Naura gitu. Owan hubungan pacaran dengan Aulia, ya harus putus karena Aulia berselingkuh dengan Cahu gitu. Aulia masih menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Ya Cahu kerja di perusahaan PT. BULE gitu. Aulia dan Cahu hubungan berjalan dengan baik, ya ada rencana menikah gitu. Mely berpacaran dengan Tama. Ya Tama menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Selama Mely berpacaran dengan Tama, ya Tama berselingkuh sampai tiga kali gitu. Mely capek berpacaran dengan Tama yang kerjaannya selingkuh, ya jadi lebih baik putus saja hubungan Mely dengan Tama gitu. Setelah putus dari Mely, ya Tama seperti biasa sih cerita playboy...ganti-ganti cewek gitu. Ketika Jhon berkunjung ke rumah Naura, ya merasa ada yang aneh di rumah Naura gitu, ya ada pocong di rumah Naura gitu. Jhon ketakutan sama pocong memilih pulang gitu. Naura dan Mely, ya tinggal di rumah tersebut tidak ada masalah apa pun dengan makhluk gaib apa pun termasuk pocong gitu. Jhon cerita sama Owan tentang dirinya bertemu dengan pocong di rumah Naura. Ya Owan percaya cerita Jhon karena melihat keadaan Jhon yang ketakutan bertemu pocong gitu. Owan dan Jhon memutuskan untuk mencari tahu kenapa ada pocong di rumah Naura gitu?. Jhon dan Owan ke rumah Naura untuk memeriksa rumah dengan baik. Jhon sibuk memeriksa rumah bersama Naura gitu. Owan sibuk pendekatan dengan Mely gitu. Pendekatan itu, ya keduanya ada kecocokan dan jadian Owan dan Mely gitu. Jhon dan Naura sampai kaget banget bahwa Owan dan Mely jadian, ya pada hal baru bertemu gitu. Setelah di periksa dengan baik rumah, ya Jhon menemukan sebuah kotak peti mati kecil, ya di dalamnya ada pocong gitu. Naura dan Mely kaget melihat kotak peti mati kecil yang isinya pocong gitu. Pocong pun muncul gitu. Ya kotak peti mati kecil yang ada pocong dan di pegang sama Jhon karena ada pocong jadi tuh kotak terjatuh ke lantai gitu. Jhon, Owan, Naura, dan Mely keluar dari rumah karena takut sama pocong gitu. Jhon, Owan, Naura, dan Mely memutuskan mengusut tuntas misteri di rumah ada pocong gitu. Setelah di kumpulan data ini dan itu, ya ternyata Kakeknya Naura dan Mely, ya seorang dukun sakti, ya jadi wajar mampu mengendalikan pocong gitu. Jhon, Owan, Naura, dan Mely mengumpulkan semua benda-benda mistis di rumah, ya di bakar dengan baik gitu. Pocong pun menghilang di rumah Naura dan Mely gitu. Jhon dan Naura, ya lanjut kisah cinta yang baik dengan jalan-jalan membuat moment romantis seperti lagu-lagu cinta gitu. Owan dan Mely, ya ikutan jalan-jalan membuat moment romantis keduanya seperti lagu-lagu cinta gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Cerita yang bagus!" kata Eko. 

"Sekedar cerita saja!" kata Budi. 

"Cerita misteri di rumah tokoh Naura dan tokoh Mely, ya ada pocong toh!" kata Eko. 

"Begitulah ceritanya!" kata Budi. 

"Seperti biasa sih...lika liku kisah cinta tokoh Jhon dan tokoh Owan gitu!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Kalau begitu main permainan ular tangga saja!" kata Eko. 

"Main permainan ular tangganya lain kali saja Eko!" kata Budi. 

"Kalau main ular tangga lain kali. Jadi main apa dong?" kata Eko. 

"Main pertarungan Digimon!" kata Budi. 

"Main pertarungan Digimon. OK!!!" kata Eko. 

Eko mengambil salah satu Digivice di meja, ya di pegang dengan baik. 

"Ayo kita bertarung Digimon!" kata Eko. 

"Ayo!!!" kata Budi. 

Budi mengambil Digivice di meja, ya di pegang dengan baik gitu. Eko dan Budi bertarung Digimon gitu. Kalau dunia khayalan sih seperti di game, ya Eko dan Budi bertarung Digimon dengan partner masing-masing gitu. Kalau dunia kenyataan Eko dan Budi, ya cuma main suit gitu. Permainan keduanya mengasikkan dengan baik, ya seperti masa anak-anak yang main suit gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK