CAMPUR ADUK

Monday, May 6, 2024

AMMONITE

Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut. Budi duduk santai di depan rumahnya, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong rebus. 

"Nyanyi saja dan main gitar!" kata Budi. 

Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :

"Dari cara dirimu memandangkuMasih ada getaran cintaMerasuk dalam relung hatikuMenyibak tirai kasih
Namun hati jua ku tak kuasaBagai embun tersengat mentariManalah mungkin kugapai cintamuBila orang tuamu tak pernah merestuiPercintaan kau denganku
Aku laksana secawan maduJangan pernah kau tuangkan di lautanTakkan mungkin, tak mungkin berubah rasaBiarlah sudah usah kau kenangMasa indah yang telah kita laluiMungkin itu suratan dari Ilahi
Nak memilikimu apa daya hati tak kuasaBercinta denganmuTak ubahnya terbuai mimpi
Biarlah luka ini kutelan bersama sisa cinta laraJangan pernah kau deraikan air mataIringi berkesudahan cinta kau denganku
Namun hati jua ku tak kuasaBagai embun tersengat mentariManalah mungkin kugapai cintamuBila orang tuamu tak pernah merestuiPercintaan kau denganku
Aku laksana secawan maduJangan pernah kau tuangkan di lautanTakkan mungkin, tak mungkin berubah rasaBiarlah sudah usah kau kenangMasa indah yang telah kita laluiMungkin itu suratan dari IlahiNak memilikimu apa daya hati tak kuasaBercinta denganmuTak ubahnya terbuai mimpi
Biarlah luka ini kutelan bersama sisa cinta laraJangan pernah kau deraikan air mataIringi berkesudahan cinta kau denganku"

***

Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Pada tahun 1840-an, kolektor fosil dan ahli paleontologi Mary Anning tinggal bersama ibunya yang sakit, Molly, yang membantu Mary menjalankan toko kecil di Lyme Regis, Dorset. Mary menghabiskan pagi hari di pantai saat air surut untuk mencari fosil untuk toko, dengan amon kecil menjadi temuannya yang paling umum. Ketika dia kembali, dia membantu ibunya mencuci dan memoles koleksi delapan patung binatang.

Suatu hari, ahli geologi Roderick Murchison mengunjungi toko Mary ditemani oleh istrinya, Charlotte. Dia mengungkapkan kekagumannya pada karya Mary dan menawarkan untuk membayarnya untuk perjalanan berpemandu ke pantai di mana dia dapat belajar dari Mary tentang pengumpulan fosil. Meskipun awalnya antagonis, Mary menerima tawarannya. Malam itu di kamar mereka di Three Cups Hotel, Roderick memperlakukan Charlotte dengan dingin, menolak rayuan seksualnya dan mengatakan bahwa sekarang bukan waktunya untuk memiliki bayi lagi.

Roderick kembali dari perjalanan paginya bersama Mary ke garis pantai dan menemukan Charlotte terkurung di tempat tidurnya dalam keadaan tertekan. Dia kembali ke toko Mary dan mengungkapkan bahwa Charlotte telah dikirim ke Lyme Regis untuk sembuh, dan mempercayakannya pada perawatan Mary karena dia akan berangkat ke Eropa selama empat sampai enam minggu. Mary dengan enggan setuju, tidak ingin melewatkan uangnya. Charlotte mulai berkencan dengan Mary dalam perjalanan pantai paginya.

Setelah mandi di laut sebagai bagian dari rehabilitasinya, Charlotte jatuh sakit karena demam tinggi. Dokternya, Dr. Lieberson, mengatur istirahat di tempat tidur dan menugaskan Mary untuk menjadi perawat di samping tempat tidurnya. Mary mengunjungi temannya Elizabeth Philpot, dari siapa dia membeli sebotol salep untuk membantu pemulihan Charlotte. Mary menolak tawaran ramah Elizabeth untuk datang berkunjung. Charlotte dengan cepat pulih, dan sejak saat itu menemani Mary pada lebih banyak jalan-jalan dan mencoba membantu pekerjaan rumah tangga. Bersama Mary, dia mampu membuat bingkai cermin yang terbuat dari cowries. Sedih dengan usahanya yang gagal untuk memiliki bayi, Charlotte mengetahui bahwa patung-patung yang dibersihkan Molly setiap hari mewakili delapan anaknya yang telah meninggal.

Dr Lieberson mengunjungi toko dan mengundang Mary ke resital malam. Mary menerima tetapi bersikeras untuk membawa Charlotte juga, yang dia yakini telah sembuh total. Malam itu, Charlotte bertemu dan berbaur dengan penduduk kota saat Mary yang kewalahan dan cemburu merokok di luar di tengah hujan sambil melihat melalui jendela. Mereka menonton pertunjukan lentera ajaib yang diatur ke pertunjukan cello sebelum Mary pergi dan kembali ke rumah saat hujan badai. Charlotte tiba segera setelah itu dan menemukan Mary sedang menulis puisi romantis di jurnalnya.

Menggunakan papan dari perahu yang terdampar, Mary dan Charlotte memindahkan sebuah batu besar ke toko. Di dalam, mereka menemukan fosil lchthyosaurus yang mirip dengan yang ditemukan Mary ketika dia berusia 11 tahun dan dikirim ke British Museum. Saat mereka membersihkan peralatan Mary sebagai persiapan sebelum tidur, Charlotte mencium Mary selamat malam; ini mengobarkan ketertarikan mereka satu sama lain, dan mereka melakukan seks oral. Hubungan mereka berkembang, saat mereka dengan gembira berenang di lautan dan berbagi makanan. Sebuah surat segera datang dari Roderick, menginstruksikan Charlotte untuk pulang ke London. Bingung, Charlotte dan Mary melakukan hubungan seks yang penuh gairah pada malam sebelum keberangkatan Charlotte. Beberapa waktu kemudian, Molly jatuh di rumah dan meninggal tak lama kemudian. Elizabeth mengunjungi Mary yang depresi untuk mengungkapkan belasungkawa. Dia mendorong Mary untuk tidak meninggalkan hubungannya dengan Charlotte, seperti yang dilakukan Mary dengan hubungan romantis mereka sendiri setelah kematian ayah Mary.

Mary menerima surat dari Charlotte yang memintanya melakukan perjalanan ke London. Saat tiba di rumah Murchison, Mary melihat salah satu fosil amon besarnya dipajang di lemari kaca. Charlotte membawa Mary ke atas, di mana dia menunjukkan Mary sebuah kamar tidur berperabotan lengkap yang siap untuk dia pindah. Merasa terganggu, Mary pergi setelah menuduh Charlotte tidak menghargai hidupnya, menyatakan dia tidak akan menjadi hiasan untuk ditampilkan Charlotte dalam "sangkar berlapis emas". Di British Museum, Mary berjalan melewati aula lukisan dan pahatan. Dia menemukan kotak pameran yang berisi lchthyosaurus aslinya tetapi melihat bahwa itu tidak menyebutkan dirinya. Charlotte tiba, dan kedua wanita itu saling menatap melalui kaca.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum teh dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja di lihat Eko, ya ada gelas yang terbuat bambu, ya gelas bambu di ambil Eko dan berkata "Gelas ini....buatan Budi kan?"

"Iya. Gelas bambu...buatan aku," kata Budi. 

"Buatan Budi gelas bambu. Nilai kreatifitas," kata Eko. 

"Memang nilai kreatifitas," kata Budi. 

"Kaya cerita orang-orang dulu, ya make gelas bambu untuk minum," kata Eko. 

"Memang sih...cerita orang-orang dulu, ya pake gelas bambu. Di film-film lawas, ya gelas bambu di gunakan dengan baik," kata Budi. 

"Film-film lawas pake gelas bambu. Sederhana cerita orang-orang dulu," kata Eko. 

"Apa adanya saja pada masa dulu. Ya pada masa sekarang sih, ya terserah manusia yang punya selera mau pake gelas terbuat apapun," kata Budi. 

"Pada masa sekarang, ya terserah mau pake gelas terbuat apapun, ya murah atau mahal tuh harga gelas," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko mengambil tekok berisi teh, ya tekok di tuangkan dengan baik, ya gelas bambu di isi air teh lah. Gelas bambu yang telah terisi teh, ya di minum dengan baik gitu. 

"Emmm. Enak tehnya. Sesuai iklannya," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko gelas berisi teh di taruh di meja. 

"Enaknya minum teh. Bersama cewek yang di sukai...Purnama," kata Eko. 

"Eko ingin minum dengan Purnama. Jauh merindukan cewek yang di sukai," kata Budi. 

"Ya bisa di bilang merindu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Budi...kepengen juga kan, ya minum bersama Tasya, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Iya aku kepengen juga minum dengan Tasya. Aku merindu kan Tasya karena jauh," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kalau aku kaya sih. Ya aku inginnya sering makan malam romantis sama Tasya dan liburan ke tempat yang indah-indah. Moment romantis," kata Budi. 

"Maunya Budi...kalau kaya. Membuat moment romantis sama Tasya," kata Eko. 

"Karena cinta," kata Budi. 

"Memang karena cinta," kata Eko.

"Gimana dengan Eko, ya kalau kaya...mau buat apa sama Purnama?" kata Budi. 

"Kalau aku kaya?" kata Eko yang berpikir panjang. 

"Emmm," kata Budi. 

"Ya sama dengan rencana seperti Budi," kata Eko. 

"Sama toh. Makan malam romantis dan liburan toh," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main permainan maju mundur cantik, ya Budi!" kata Eko. 

"Oke. Main permainan maju mundur cantik!" kata Budi. 

Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan maju mundur cantik dengan baik.

"Ngomong-ngomong Budi. Keinginan Budi. Apa masih ingin minum...teh gitu dengan artis cewek yang Budi sukai?" kata Eko.

"Keinginan itu kan cuma sekedar keinginan saja. Tidak terpenuhi tidak masalah sih," kata Budi.

"Memang cuma keinginan saja sih," kata Eko.

"Yaaa sebenarnya masih sih. Ingin minum teh bersama artis cewek yang di sukai," kata Budi.

"Masih toh keinginan Budi toh," kata Eko.

"Kalau Eko gimana?" kata Budi.

"Ikut-ikutan saja sama dengan Budi. Minum teh dengan artis cewek yang di sukai," kata Eko.

"Kalau minum teh sama artis cowok. Ya tidak jauh bedanya....minum teh sama Eko. Cowok sama cowok," kata Budi.

"Yang di cari Budi...rasa yang beda, ya kan Budi....kalau minum teh dengan artis cewek?" kata Eko.

"Memang yang di cari rasa yang beda," kata Budi.

"Tujuannya.....berteman baik saja!" kata Eko.

"Just friends," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Singkatnya hidup ini. Umur," kata Eko. 

"Umur toh. Moment bersama teman baik, ya di nikmati dengan baik kan Eko?" kata Budi. 

"Ya memang harus di nikmati dengan baik, ya moment bersama teman baik," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi tetap asik main permainan maju mundur cantik. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK