Malam yang tenang. Eko duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
Isi cerita yang di baca Eko :
Di pusat kota London, kru tari hampir bubar setelah pemimpinnya, Jay, meninggalkan grup secara tak terduga. Kelompok kehilangan penggunaan ruang latihan mereka. Dengan kompetisi tari jalanan besar mendekati kru dipaksa untuk mencoba dan mengumpulkan uang atau latihan di lokasi lain. Akhirnya mereka mengamankan tempat di sekolah balet, dengan syarat memasukkan lima penari balet dalam rutinitas mereka untuk kompetisi. Pada awalnya, mereka berjuang untuk akur, tetapi mereka semua menjadi teman pada akhirnya.
Salah satu guru di sekolah balet, Helena, ya membawa pemimpin baru kru Carly ke balet di mana dia mulai mendapatkan ide untuk rutinitas mereka. Ketika dia tiba di rumah, Carly menemukan Jay menunggunya dan keduanya menghabiskan malam untuk berhubungan seks. Selama pertarungan dansa di klub malam berikutnya, tim mengetahui bahwa Jay telah mengkhianati tim dengan bergabung dengan The Surge, kru saingan. Semua demi memenangkan persaingan. Jay membual tentang seksnya dengan Carly dan Tomas, ya seorang penari balet, meninju Jay karena marah. Jay sangat marah dan bersumpah akan membalas dendam. Carly, kesal karena pengkhianatan, meninggalkan klub dan hampir ditabrak mobil sebelum Tomas menariknya keluar. Tomas kemudian membawa Carly kembali ke apartemennya di mana mereka menari di atap, akhirnya berciuman. Carly kemudian meninggalkannya sendirian di atap, sementara mereka berdua melihat matahari terbit dan tersenyum.
Keesokan harinya di sekolah, Carly mengumumkan bahwa mereka tidak akan berusaha menjadi lebih baik, mereka akan menjadi diri mereka sendiri dengan melakukan rutinitas baik jalanan maupun balet. Dan nama baru kru dance mereka adalah "Breaking Point". Guru lain di sekolah, yang marah karena murid-muridnya dikorupsi, dengan sengaja merencanakan audisi Royal Ballet di hari yang sama dengan final tari jalanan. Penari balet berjanji pada Carly bahwa mereka akan berhasil, tetapi audisinya berjalan lembur.
Dalam upaya untuk memberikan Breaking Point lebih banyak waktu untuk menunggu penari balet tiba, teman Carly Eddie pergi ke lantai dansa dan mulai menari, mengejutkan kru dan memukau penonton. Jay mencoba meyakinkan Carly untuk menyerah tetapi Carly menyatakan bahwa dia kasihan padanya. Tim balet muncul tepat waktu, dan guru mereka Helena mengantar para juri Royal Ballet ke final streetdancing sehingga mereka dapat melihat para penari tampil. Rutinitasnya sukses, Carly dan Tomas berciuman selama pertunjukan, dan penonton terpukau. Jay sangat marah karena The Surge telah dikalahkan dan dia kehilangan Carly. Cerita diakhiri dengan Breaking Point dan The Surge menari dengan tarian N-Duzn "We Dance On".
***
Eko selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Eko.
Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
"Nyanyi saja dan main gitar. Menghibur diri!" kata Eko.
Eko mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Eko :
***
Eko selesai bernyanyi, ya berhenti main gitar dan gitar di taruh di samping kursi.
"Emmm," kata Eko.
Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan. Budi datang ke rumah Eko, ya motor di parkirkan di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Emmm," kata Eko.
"Kopi," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi mengambil gelas dan sendok yang ada di meja. Kopi sasetan di buka sama Budi, ya isinya di masukkan ke dalam gelas. Kalau untuk becandaan sih, ya bungkusnya di masukin gelas, ya isinya di buang gitu. Ya kembali ke serius, ya bungkusnya di buang ke tong sampah gitu. Ada benda buatan Eko, ya tekok listrik terbuat dari kaleng bekas yang cukup besar, ya kaleng sarden gitu. Budi mengisi tekok listrik yang kosong dengan air botol mineral yang ada di meja. Budi menghidupkan tekok listrik dengan menekan tombolnya. Air di masak sampai mateng di tekok listrik. Setelah itu, ya air panas di tuangkan ke gelas dengan baik. Kopi pun di udek-udek dengan baik sama sendok. Kopi jadi, ya gelas di ambil, ya kopi minum Budi dengan baik.
"Emmm. Enaknya kopi ini," kata Budi.
"Memang kopinya enak. Seperti di iklan kan Budi?" kata Eko.
"Iya sesuai dengan iklan...kopinya!" kata Budi.
Budi menaruh gelas kopi di meja.
"Paling enak lagi. Minum dengan artis cewek yang mengiklan kopi, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya sih paling enak sih. Minum kopi dengan artis cewek yang mengiklan kopi gitu," kata Budi.
"Sekedar keinginan yang mustahil," kata Eko.
"Memang sekedar keinginan yang mustahil. Siapa aku? Siapa dia?" kata Budi.
"Siapa aku? Siapa dia?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kesempurnaan," kata Budi.
"Kesempurnaan. Kebiasaan keinginan cewek yang ingin hidup bahagia, ya melihat dari kesempurnaan cowok. Wajah, harta, dan tahta," kata Eko.
"Hal lumrah sih. Cewek ingin bahagia demi hidup ini. Menginginkan kesempurnaan cowok. Wajah, harta, dan tahta," kata Budi.
"Aku dan Budi sadar siapa kita? Berasal dari keluarga tidak mampu. Sekedar saja suka dengan cewek cantik yang kerjaannya artis yang punya kesempurnaan," kata Eko.
"Artis cewek yang punya kesempurnaan. Pinter, baik, dan cantik. Sedangkan harta dan tahta nilai bonus plus-plusnya. Ya sekedar suka saja. Bukan obsesi!" kata Budi.
"Memang bukan obsesi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong....Budi masih membuat penelitian ini dan itu berkaitan pergaulan di masyarakat?" kata Eko.
"Ya masih Eko. Belajar gitu!" kata Budi.
"Hasilnya?!" kata Eko.
"Hasilnya sih. Sederhana sih tentang pergaulan di masyarakat. Nama juga perilaku manusia. Ada faktor-faktor ini dan itu mempengaruhinya. Baik dan buruk," kata Budi.
"Baik dan buruk!" kata Eko.
"Sebaiknya...orang-orang yang buruk di pergaulan di masyarakat di tangkap polisi, ya agar lingkungan jadi baik," kata Budi.
"Sebaiknya begitu. Orang-orang yang buruk di tangkap polisi. Agar lingkungan jadi baik," kata Eko.
"Apalagi...orang-orang yang buruk, ya jauh dari agama," kata Budi.
"Realitanya begitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Main permainan ular tangga saja Eko!" kata Budi.
"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Eko.
"Aku saja mengambil permainan ular tangga Eko. Di permainan ular tangganya di taruh di bawah meja, ya kan Eko?" kata Budi.
"Iya. Permainan ular tangga di taruh di bawah meja," kata Eko.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja. Ada sebuah benda seperti buku, ya di atas permainan ular tangga gitu. Budi mengambil kedua-duanya dengan baik. Ya permainan ular tangga di taruh di atas meja. Benda seperti buku, ya yang di pegang Budi, ya sebuah penelitian karena ada sebuah judul tertulis dengan baik.
"Eko. Yang aku pegang ini. Sebuah penelitian Eko kan?" kata Budi.
"Bukan," kata Eko.
"Serius Eko!" kata Budi.
"Iya...itu...penelitian aku," kata Eko.
"Kan Eko...tidak kuliah di Universitas. Kenapa membuat penelitian seperti yang menjalankan orang-orang yang kuliah di Universitas dasarnya mampu karena waktu dan ekonomi?" kata Budi.
"Belajar. Meningkatkan kemampuan dengan baik demi tujuan masa depan yang diinginkan dengan baik. Sama hal seperti Budi kan, ya membuat penelitian ini dan itu?" kata Eko.
"Iya memang sih. Sama sih, ya seperti aku sih. Membuat penelitian ini dan itu. Tujuan meningkatkan kemampuan demi masa depan yang diinginkan sih," kata Budi.
"Sepintar apa pun? Ya bisa membuat penelitian. Tetap saja statusnya lulusan SMA. Tidak ada yang mengakui kepintaran kan Budi?" kata Eko.
"Iya. Omongan Eko....bener. Sepintar apa pun? Ya status tetap lulusan SMA. Tidak ada yang mengakui kepintaran," kata Budi.
"Bagi orang-orang pernah duduk di bangku kuliah, ya di akui kepintaran setelah selesai membuat penelitian," kata Eko.
"Prosedur pendidikan di Universitas. Mendapatkan gelar dan di akui kepintarannya dengan baik," kata Budi.
"Nasif dari jalan kehidupan manusia, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang nasif dari jalan kehidupan manusia!" kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi menaruh benda seperti buku di taruh di bawah meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment